BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau
kedua-duanya.[22]
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh
sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non
sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2
adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus. Hasil
tipe II. Obat golongan ini menstimulasi sel beta pankreas untuk
B. Rumusan Masalah
Bagaimana keefektifan penggunaan glibenklamid pada pasien
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keefektifan penggunaan glibenklamid pada
tipe II.
c. Menganalisis keefektifan penggunaan glibenklamid pada pasien
BAB II
ISI
A. Farmasi-Farmakologi
1. Sifat Fisiko-Kimia dan Rumus Kimia Glibenklamid
Glibenklamid adalah serbuk hablur putih atau hampir putih, tidak
larut dalam metal klorida, sukar larut dalam etanol dan methanol. [3]
2. Farmasi Umum
a. Dosis
Obat Glibenklamid adalah obat antidiabetes oral dengan
sehari.[9]
b. Preparat-preparat Glibenklamid
Obat glibenklamid tersedia dalam bentuk tablet dengan
3. Farmakologi Umum
a. Kegunaan Terapi atau Indikasi Glibenklamid
Glibenklamid merupakan senyawa obat golongan
menyebabkan hipoglikemi.[17]
B. Farmakodinamik
1. Mekanisme Kerja Glibenklamid
Glibenclamide (gol.sulfonilurea generasi ke II) kerjanya
insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen
C. Farmakokinetik
1. Pola ADME
a. Absorpsi
Absorpsi glibenklamid melalui saluran percernaan cukup
kadar gula dalam darah tertinggi tercapai dalam kurang lebih 2-4
6
albumin.[20]
c. Metabolisme
Metabolisme glibenklamid terjadi di hepar, pada pemberian
berat.[20]
2. Waktu Paruh
Waktu paruh dari glibenklamid sekitar 4 jam. Meskipun waktu
Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat,
7
juga pada gangguan fungsi hati atau ginjal, atau pada pasien usia lanjut
pankreas.[21]
Manajemen penatalaksanaan hipoglikemia bergantung pada derajat
hipoglikemia pasien.
1. Hipoglikemia ringan
a) Setelah diagnosis hipoglikemia ditegakkan dengan
glukosa oral.
b) Glukosa oral sebanyak 10-20 g, idealnya dalam bentuk
(seperti teh atau jus buah segar). Pemberian makanan tinggi lemak
absorpsi glukosa.
c) Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit, ulangi pemberian.
2. Hipoglikemia berat
E. Diabetes Melitus
insulin relatif.
c. Diabetes Mellitus Gestational
d. Diabetes Mellitus Type lain
3. Etiologi Diabetes Mellitus Type 2
a. Hereditas
b. Lingkungan (infeksi,makanan,toksin,stress)
c. Perubahan gaya hidup
d. Kehamilan
4. Patofisiologi Diabetes Mellitus Type 2
Diabetes mellitus type 2 (DMT2) ini merupakan kondisi
yang tinggi.
b. Anoreksia atau polifagia.
c. Penurunan berat badan (10-30%).
d. Sakit kepala, rasa cepat lelah, mengantuk, tenaga yang berkurang,
ketidakseimbangan elektrolit.
f. Gangguan penglihatan.
10
BAB III
A. Clinical Trial
menurunkan kadar gula darah dan HbA1c pasien. Efek samping obat yang
ditimbulkan pada monoterapi lebih nyata dan lebih berdampak pada pasien
B. Case History
Penelitian Faturahman pada tahun 2015 mengenai mekanisme
kerja kombinasi obat glibenklamid dan metformin yaitu kedua obat ini
memiliki efek yang sinergis karena kedua golongan obat ini memiliki efek
Sehingga kedua obat ini akan bekerja dengan baik, agar insulin yang
C. Eksperimen Lain
Penelitian yang dilakukan oleh Dody, Hidayat dan Setyawati (2012).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dody dkk, dengan judul
organik, produk reaksi Maillard, asam amino dan protein. Potensi madu
dalam waktu 2-3 bulan gagal mencapai target glikemik maka masuk
BAB IV
glibenklamid.
Kombinasi glibenclamide dengan methformin dapat membuat kerja
kedua obat ini menjadi lebih efektif dan sinergis hal ini disebabkan karena
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Glibenklamid efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah
mellitus tipe 2 untuk menurunkan kadar glukosa darah penderita. Hal ini
menyebabkan hipoglikemia.
B. Conclusion
Glibenklamid effective in lowering glucose blood levels, so
lower patients blood glucose levels. This is proven in some research from
19
the journal above which states that glibenklamid able to attract insulin
stored insulin release and increase the secretion of insulin due to glucose
stimuli. In theuse of glibenklamid in the long use or more dose can cause
hypoglycemia.
20
DAFTAR PUSTAKA
Butar, Yudi., Djurnako, Hasan., Hilda, Aprilia,. 2012. Analisis Kualitatif Bahan
Kimia Obat (BKO) Glibenklamid Dalam Sediaan Jamu Diabetes Yang
Beredar Dipasaran. Jurnal Penelitian. Fakultas Farmasi. Universitas Islam
Bandung.
Rina, Srikayati., Suarsana, Nyoman,. 2016. The Water Extract Of Tapak Dara
Decreases Blood Glucose Concentration And Increases Insulin Production
By Pancreatic Beta-Cells On Hyperglycemic Rabbit. Jurnal Penelitian.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali.
Sukandar, Elin Yulinah, Andrajati, Retnosari, Sigit, Joseph I., Adnyana, I Ketut,
Setiadi, A. Adji Prayitno, & Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi (hal.
26- 28). Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
22