“HEPATITIS A”
Oleh :
Muzakkir Tanaiyo
16710404
Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang pada
akhirnya referat ini dapat selesai pada waktunya, sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Dokter Muda di SMF Ilmu
Klinik Dokter Muda di SMF Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah
kekurangan baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Harapan kami semoga referat ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
September, 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kesimpulan ............................................................................................ 21
Daftar Pustaka………………………………………………………..……..25
3
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit ini disebut juga hepatitis infeksiosa. Penyakit ini merupakan masalah
(KLB). Penyakit ini termasuk common source yang penularan utamanya melalui
makanan dan sumber air, namun bisa juga ditularkan melalui hubungan seksual.1
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di
seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2
juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinis anikterik, tidak
nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama
umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah
standar. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukan
sudah memiliki anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi Hepatitis A
sekurangnya anikterik.2
seperti Indonesia. Berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
4
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar
dari 39,8-68,3%.2 Incidence rate dari hepatitis per 10.000 populasi sering kali
berfluktuasi selama beberapa tahun silam.4 Suatu studi di Jakarta melaporkan bahwa
anti-HAV kadang kadang ditemukan pada bayi baru lahir, dan ditemukan pada 20%
bayi. Angka prevalensi ini terus meningkat pada usia di atas 20 tahun. Di Swedia,
prevalensi anti-HAV hanya sebesar 5% dari populasi, yang ditemukan pada usia 30
klinis dari hepatitis A beragam dari gejala ringan ke gejala berat, diantaranya adalah
demam, kelelahan, nyeri otot, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, perasaan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
kurang lebih 25% dari berat badan orang dewasa yang menempati sebagian
besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh
dengan fungsi yang sangat kompleks. Batas antara hati berada sejajar antara
ruang interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX
kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan
minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatika, vena
porta, dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kafa dan
6
Permukaan anterior hepar yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh
adanya perlekatan ligamentum fasiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang
berukuran kira-kira dua kali lebih besar dari lobus kiri. Pada daerah antara
lobus kuadratus dan sebuah daerah yang disebut lobus kaudatus yang tertutup
Hati terbagi atas 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis
Cantlie tempat mulainya vena kafa sampai kandung empedu telah membagi
hati menjadi dua lobus fungsional. Pembagian 8 segmen hati didasarkan pada
aliran cabang pembuluh darah dan saluran empedu yang dimiliki oleh masing
masing segmen.
7
Hati menerima darah dari 2 sumber:
2. Darah vena yang berasal dari saluran cerna dibawa oleh vena porta hepatika
darah dan hepatosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika dan
8
Semua nutrisi dan cairan yang diserap oleh usus akan masuk ke hepar
melalui vena porta hepatis, kecuali produk lemak kompleks, yang diangkut
kapiler-kapiler hepar yaitu sinusoid (vas sinusoideum). Darah vena porta yang
umum. Karena darah vena dari organ pencernaan di vena porta hepatis miskin
oksigen, arteri hepatica dari aorta mendarahi sel-sel hepar dengan darah yang
9
Hepar diliputi oleh kapsula glisson yang tersusun oleh jaringan ikat
yang tersusun oleh epitel gepeng selapis, kcuali pada daerah yang terbuka.
Hepar terdiri atas satu jenis sel parenkim yang disebut hepatosit. Banyak
nutrien yang sampai di hepar diubah oleh hepatosit menjadi produk simpanan,
misalnya glikogen.3
dikelilingi secara radial oleh lempeng sel hepar (lamina hepatocytica), yaitu
kanalis porta atau daerah porta (spatium portale), tempat terdapatnya cabang-
cabang arteri hepatica, vena portae hepatis, duktus biliaris dan pembuluh
limfe. Pada manusia dapat ditemukan tiga sampai enam daerah porta setiap
lobules.3
Sinusoid hepar adalah adalah saluran darah yang melebar dan berliku-
liku, dilapisi oleh lapisan tidah utuh sel endotel berfenestra (endotheliocytus
fenestratum) yang juga menunjukkan lamina basalis yang berpori dan tidak
sinusoid memiliki akses langsung melalui dinding endotel yang tidak utuh
pertukaran zat yang efisiensi antara hepatosit dan darah. Selain sel endotel,
10
sinusoid hepar juga mengandung makrofag yang disebut dengan sel Kupffer
besar yang membawa empedu keluar dari hepar. Di dalam lobulus hepar
endoplasma kasar.4
sel lain yang bisa dijumpai adalah tetes lipid yang sangat bervariasi
banyak kompleks golgi yang dijumpai pada sel hepar sekitar 50 per sel. Setiap
kompleks terdiri atas sisterna. gepeng,vesikel kecil, dan vakuol lebih besar
11
pembentukan lisosom dan sekresi protein plasma (misalnya albumin),
lipoprotein).3
b. Penyimpanan Zat Seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin larut lemak (Vit.
A, D, E, dan K), glikogen dan berbagai zat racun yang tidak dapat
B. DEFINISI
adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus.5 Infeksi virus
12
relaps, dan sindroma pasca hepatitis (sindroma kelelahan kronik). Hepatitis A
C. ETIOLOGI
RNA, serat tunggal, dengan berat molekul 2,25-2,28 x 106 dalton, simetri
protein terminal VPg pada ujung 5’nya dan poli(A) pada ujung 3’nya. Panjang
D. TRANSMISI
rendah yang sanitasi dan higienenya kurang baik. Masa inkubasi penyakit ini
E. PATOFISIOLOGI
13
transportasi virus menuju usus dan feses. Viremia singkat terjadi mendahului
munculnya virus didalam feses dan hepar. Pada individu yang terinfeksi
HAV, konsentrasi terbesar virus yang di ekskresi kedalam feses terjadi pada 2
minggu sebelum onset ikterus, dan akan menurun setelah ikterus jelas terlihat.
Anak-anak dan bayi dapat terus mengeluarkan virus selama 4-5 bulan setelah
HAV; Secara umum HAV tidak melisiskan sel pada berbagai sistem in vitro.
dengan ketiadaan respon imun, kerusakan sel hepar dan gejala klinis tidak
terjadi.10
terjadi pada sel hepar terutama disebabkan oleh mekanisme sistem imun dari
interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor (TNF) juga berperan penting
didalam serum pasien yang terinfeksi HAV, mungkin bertanggung jawab atas
penurunan jumlah virus yang terlihat pada pasien mengikuti timbulnya onset
14
Immunopatogenesis dari hepatitis A konsisten mengikuti gejala klinis
dari penyakit. Korelasi terbalik antara usia dan beratnya penyakit mungkin
pada individu yang lebih muda, menyebabkan respon imun yang lebih ringan
Dengan dimulainya onset dari gejala klinis, antibodi IgM dan IgG
meningkat selama 4-6 minggu, lalu akan terus turun sampai level yang tidak
terdeteksi dalam waktu 6 bulan infeksi. IgA dan IgG anti-HAV dapat
dideteksi dalam beberapa hari setelah timbulnya gejala. Antibodi IgG akan
F. MANIFESTASI KLINIS
asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminant
hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase prodromal (pra
15
Fase Inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan
timbulnya gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus
hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan
dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi
ini.2 Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama 14-50 hari,
pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious
ditandai dengan malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala
saluran napas atas dan anorexia. Mual muntah dan anoreksia berhubungan
dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam derajat rendah umunya
terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di
kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan
Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak
ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati
tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan.
Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
16
perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu. Pada 5-
10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya <1%
G. DIAGNOSIS
A. Pemeriksaan Klinis
malaise, anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada perut. Beberapa
individu dapat mengalami diare. Ikterus (kulit dan sclera menguning), urin
berwarna gelap, dan feses berwarna dempul dapat ditemukan beberapa hari
B. Pemeriksaan Serologik
standard untuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A.7 Virus dan antibody
anti-HAV (IgM dan IgG). IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut
17
dan 3-6 bulan setelahnya. Dikarenakan IgG anti-HAV bertahan seumur
hidup setelah infeksi akut, maka apabila seseorang terdeteksi IgG antiHAV
masa yang lalu. Pemeriksaan imunitas dari HAV tidak dipengaruhi oleh
yang tersedia.22 Alat diagnosis ini memiliki 3 garis yang telah dilapisi oleh
antibodi, yaitu “G” (HAV IgG Test Line), “M” (HAV IgM Test Line), dan
“C” (Control Line) yang terletak pada permukaan membran. Garis “G” dan
“M” berwarna ungu akan timbul pada jendela hasil apabila kadar IgG
prothrombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM, dan
18
hitung sel darah lengkap). Apabila tes lab tidak memungkinkan,
H. PENATALAKSANAAN
terdiri dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori,
konsumsi alkohol.7
cairan yang adekuat, penyakit hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang
minggu sejak timbulnya gejala. Pasien dengan gagal hati fulminant harus
I. PENCEGAHAN
Suplai air bersih yang adekuat dengan pembuangan kotoran yang baik
19
personal yang baik, seperti teratur mencuci tangan, dapat mengurangi
turis yang berkunjung ke daerah endemik dalam waktu singkat, wanita hamil,
yang memiliki resiko penyakit berat setelah kontak erat, dan pekerja
diberikan kepada siapa saja yang telah terpapar dari kontaminan tersebut. Hal
ini terutama berlaku untuk wabah dari HAV yang terjadi di sekolah, rumah
sakit, penjara, dan institusi lainnya.5 Imunisasi aktif dengan vaksin mati
untuk melindungi pekerja kesehatan setelah pajanan atau sebelum pajanan bila
sebesar 94-100% setelah 2-3 dosis suntikan yang diberikan 6-12 bulan secara
20
BAB III
PENUTUP
(HAV) Penyakit Hepatitis A dapat ditularkan dengan makan makanan atau minum air
yang telah terkontaminasi oleh kotoran individu yang terinfeksi, bukan melalui
aktivitas seksual atau melalui darah. Jika seseorang sudah pernah terinfeksi hepatitis
A maka tubuh akan menjadi kebal dan tak akan mengalami penyakit yang sama
seumur hidup. Karena tubuh akan mengembangkan kekebalan yang sifatnya seumur
asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminant yang
dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut
terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase prodromal (pra ikterik), fase ikterus,
A dalam darah pasien. Antibodi IgM menunjukkan infeksi baru (atau vaksin) dan
antibodi IgG menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi yang sukses. 2. Tes
darah untuk fungsi hati berupa pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT akan
pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan
21
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hepatitis A, sebab infeksinya
sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun beberapa langkah yang dapat
cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi. 2. Pengobatan suportif
misalnya pemberian anti mual karena Salah satu dampak dari infeksi hepatitis A
adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena
asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan. 3. Istirahatkan hati. Fungsi
hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati
sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan
sejenisnya harus dihindari selama sakit. 4. Makan tinggi kalori dan protein, rendah
pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
sekitar yang berhubungan dengan faktor transmisi. Seperti mencuci tangan saat makn
Selain itu pencegahan juga bisa dicegah dengan pemberian vaksin, Bisa dilakukan
dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B
(Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster
yang dilakukan 6-12 bulan. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang
potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar
22
rumah. Perlu diketahui bahwa lebih dari 80 persen penduduk Indonesia yang berusia
di atas 15 tahun sudah pernah terinfeksi virus hepatitis A (HVA) meski tidak
vaksinasi tidak diperlukan lagi bila tubuh sudah pernah terinfeksi virus tersebut.
dahulu apakah sudah terinfeksi atau belum, karena akan sia-sia saja dan harganya
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar KJ, Prasad NA, Manjunath VG, Umesh L. 2012. Coinfection with hepatitis
a and leptospira in jaundice children. Ann Trop Med Public Health 2012
Observasional. 2012;5:523-4 11.
2. Elisabetta Franco dkk Hepatitis A: Epidemiology and prevention in developing
countries, World Journal Hepatology 2012, vol.4, hal 68-72, March 2714
3. Eroschenko VP. 2010. Atlas histology difiore dengan korelasi fungsional. Jakarta:
EGC
4. Junquiera L, Carneiro J, Kelley O. 2007. Teks dan atlas histologi dasar. Edisi
ke−10. Jakarta: EGC.
5. Sherlock S and Dooley J. Diseases of the liver and biliary system. 11th ed.
Malden, MA: Blackwell Science, 2002, p.xvi, 706 p.
6. Mandal BK, Wilkins EGL, Dunbar EM and Mayon-White RT. Lecture Notes :
Penyakit Infeksi. 6 ed.: Penerbit Erlangga, 2008.
7. Grendell JH, McQuaid KR and Friedman SL. Current diagnosis & treatment in
gastroenterology. 2nd ed. New York: Lang Medical Books/McGrawHill, 2003,
p.xv, 867 p.
8. Syahrurachman A, Chatim A, Triyatni M, et al. Buku ajar mikrobiologi
kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher, 2010, p.501
9. Cainelli F. Hepatitis A : epidemiology and prevention in developing countries.
World journal of hepatology. 2012; 4: 68-73.
10. Previsani N and Lavanchy D. Hepatitis A. In: response Whodocdsa, (ed.). World
health organization, 2000.
11. Medscape. Hepatitis A Overview. Medscape, 2014.
12. Roitt IM, Brostoff J and Male DK. Roitt's essential immunology. 6th ed.13.
Edinburgh ; New York: Blackwell Publishing, 2001, p.496.
24
13. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M and Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 2006 ed. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit
dalam, 2006.
14. Grendell JH, McQuaid KR and Friedman SL. Current diagnosis & treatment in
gastroenterology. 2nd ed. New York: Lang Medical Books/McGrawHill, 2003,
p.xv, 867 p.
15. Friedman LS and Keeffe EB. Handbook of liver disease. 2nd ed. Edinburgh ;
New York: Churchill Livingstone, 2004, p.xxiv, 510 p.
16. NJDH. Hepatitis A Case Definition. USA: State of New Jersey Departement of
Health, 2012.
17. Previsani N and Lavanchy D. Hepatitis A. In: response Whodocdsa, (ed.). World
health organization, 2000
18. SD BIOLINE HAV IgG/IgM Instruction Page. In: GmbH MPC, (ed.). Germany:
Mt Promedt Consulting GmbH, 2011.
19. Previsani N and Lavanchy D. Hepatitis A. In: response Whodocdsa, (ed.). World
health organization, 2000.
20. Herawati MH. Raising medium-sized livestock and hepatitis risk : a national
study in indonesia. Health Science Indonesia. 2011; 2: 14-20.
25