Oleh:
Putu Frydalyasa Yudhi A.
NPM: 16710165
Pembimbing:
dr. Aminuddin, Sp.OG (K), MM.Kes
Judul
“GII P1001 A0 Usia Kehamilan 18-19 Minggu Dengan Blighted Ovum”
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan kasus dengan judul “GII
P1001 A0 Usia Kehamilan 18-19 Minggu Dengan Blighted Ovum.” Laporan kasus
ini penulis susun sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di SMF Obstetri dan
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, tentu tak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr.
ini sehingga masih jauh dari kata sempurna, walaupun demikian penulis berharap
laporan kasus ini bermanfaat bagi para pembacanya khususnya rekan rekan sejawat
dokter muda yang sedang menjalani stase di SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD
dr. Moh. Saleh Probolinggo. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
sejak konsepsi dan berakhirnya permulaan persalinan. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama hadi terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 trisemester, yiatu trisemester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3
bulan, trisemester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trisemester ketiga dari
Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin yang hanya terdiri dari kantong
gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja (Sukarni, 2014). Blighted ovum
bisa terjadi sangat awal kehamilan atau sebelum kebanyakan wanita mengetahui
terlambat dan bahkan tes kehamilan positif, sehingga sering dianggap kehamilan
mudigah terhenti sebelum dapat terdeteksi dengan USG. Sekitar 50-90% abortus
1
yang terjadi pada kehamilan trisemester I disebabkan oleh kehamilan blighted
2010).
abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain perdarahan dan infeksi.
Perdarahan yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan anemia, sehingga dapat
memberikan risiko kematian. Infeksi juga dapat terjadi pada pasien yang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi
tetap terbentuk. Di samping, mudigah, kantong kuning telur juga tidak ikut
terbentuk. Kelainan ini merupakan suatu kelainan yang baru terdeteksi setelah
pregnancy), jadi hanya ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air
B. Epidemiologi
mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu
yaitu perdarahan (27%), eklamsia (23%), infeksi (11%), lain-lain (39%) (Profil
3
Gambar 2.1 Penyebab terjadinya Abortus (Cunningham, 2014)
ovum terdiri dari 62 kasus dan meningkat pada tahun 2014 Januari-Oktober
C. Etiologi
rendahnya kadar Beta HCG, faktor imunologis, radiasi, dan faktor usia.
mengakui kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak mencoba
bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan yang abnormal sel,
atau kualitas sperma atau sel telur yang buruk (Prine, 2011).
4
Faktor terjadinya blighted ovum sama dengan faktor resiko
terjadinya abortus spontan di usia ibu 20-30 tahun (9-17%), usia 35 tahun
(20%), usia 40 tahun (40%), usia 45 tahun (80%). Riwayat aborsi sebelumnya
janin hal ini disebabkan oleh terjadinya pembuahan terhadap ovum tua yang
menyebabkan transportasi dari tuba terlambat atau dari abnormal uterus dalam
menerima implantasi. Berat badan ibu dengan BMI 18.5 meningkatkan resiko
infertilits dan abortus spontan. 1/3 hasil konsepsi dari terjadinya abortus
spontan terjadi saat atau sebelum usia kehamilan 8 minggu berupa blighted
ovum yang disebabkan dari kelainan kromosom, atau paparan dari terartogen
(Shekoohi, 2013).
abortus spontan (dua atau tiga kali keguguran berturut-turut) dengan trimester
pertama usia kehamilan dan blighted ovum. Dalam populasi yang diteliti,
frekuensi aborsi spontan berulang (blighted ovum) jauh lebih jelas dalam
dengan riwayat aborsi spontan berulang dan didiagnosis blighted ovum dengan
5
D. Periode Embrionik
usia kehamilan bisa ditentukan sesuai menstruasi tersebut. Ini adalah periode
organogenesis dan saat malformasi muncul (Lucie M & Michiel C., 2005).
semakin menebal. Kantung ini yang mana merupakan rongga chorionic yang
diameter kantung kehamilan rata-rata lebih besar dari atau sama dengan 8 mm
benar diselimuti oleh echogenic chorion yang tebal. Amnion itu tipis dan sulit
divisualisasikan dan paling terlihat bila tegak lurus terhadap sinar ultrasound.
yang kecil 1 sampai 2 mm. Pada 5 sampai 7 minggu, baik embrio dan kantung
6
bersebelahann dengan yolk sac mengindikasikan embrio hidup namun embrio
normalnya denyut jantung embrio kurang dari 100 kali per menit. Selama 3
minggu berikutnya, terjadi peningkata yang cepat hingga 180 kali per menit
E. Patofisiologi
umumnya. Sel telur dibuahi oleh sel sperma, kemudian terjadi penggabungan
berbagai penyebab, sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat berkembang
dengan sempurna dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
hormone hCG dimana hormon ini akan memberikan sinyal ke ovarium dan
menggunakan USG ditemukan gestasional sac, yolk sac, dan tidak ditemukan
7
embrio pada 6-7 minggu pasca fertilisasi. Blighted ovum dapat terjadi
Fertilisasi
Blighted ovum
berkembang tetapi akan terjadi abortus spontan pada minggu ke 14 sampai 16.
Lebih dari 80 persen dari aborsi spontan terjadi dalam 12 minggu pertama
8
disertai dengan perdarahan ke dalam desidua basalis. Hal ini diikuti oleh
perut, minor vagina atau bercak perdarahan, tes kehamilan positif pada saat
bercak darah akibat berkurangnya kadar hormon, dan keluhan kehamilan akan
berkurang. Jika mulai terjadi proses keguguran atau sirkulasi fetus dan villi
korialis mulai tidak stabil, sekitar usia 10 minggu, dan dapat terjadi perdarahan
intermiten atau kontinu, yang diikuti nyeri dan abortus komplit. Pada
2011).
Untuk blighted ovum pada awal kehamilan berjalan baik dan normal
kehamilan urine positif. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG
9
Gambar 2.3 Gambaran anembrionik kantong gestasional, transvaginal USG
(Sumber: Cunningham, F.G et al., 2010)
G. Diagnosis Banding
yaitu kehamilan ektopik terganggu (KET) dan kehamilan mola (Lucie M &
transvaginal tidak adanya aktivitas jantung pada embrio lebih dari 5 mm, atau
tanpa adanya yolk sac atau diameter kantung kehamilan rata-rata melebihi 16
10
mm tanpa adanya embrio. Bila transabdominal, ukuran gestasional sac
melebihi 20 mm tanpa adanya yolk sac atau 25 mm tanpa adanya embrio adalah
1. Anamnesis
bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium
hasilnya positif. Tanda dan gejala lain seperti nyeri perut, adanya bercak
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
11
Pemeriksaan kadar hormon pada kehamilan dapat juga membantu
pemeriksaan darah hormon ini dapat dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi,
dan pada tes urin pada hari 12-14 hari. Produksi hormon ini akan menjadi 2
kali lipat tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumah tertinggi pada kehamilan
usia 8-11 minggu lalu menurun. Jika penurunan kadar beta-hCG ini terjadi
lebih dini dapat dicurigai terjadinya anembryonic pregnancy (Traci C.J, 2017).
(gambaran manifestasi pertama fetus dan terlihat sebagai penebalan pada tepi
mudigah. Kantong gestational dapat terlihat dengan USG mulai usia kehamilan
5-7 minggu, dengan mean sac diameter 8 mm di usia kehamilan 4-5 minggu
(Patel, 2014).
Bila pada saat USG pertama didapatkan gambaran seperti ini perlu
dilakukan evaluasi USG 2 minggu kemudian. Bila tetap tidak dijumpai struktur
mudigah atau kantung kuning telur dan diameter kantong gestasi sudah
(Prawirohardjo, 2010).
12
Kehamilan anembrionik digambarkan dengan tidak ditemukannya
yolk sac dalam mean sac diameter ≥ 13 mm, atau tidak adanya embryonic pole
dalam mean sac diameter ≥ 20 mm, atau tampilan dengan amnion yang kosong
(Gariepy, 2012).
(a) (b)
I. Pencegahan
imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit
awal kehamilan terjadi. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu waktu,
dan jarang akan seorang wanita pengalaman yang lebih dari satu. Kebanyakan
13
dokter menyarankan pasangan menunggu setidaknya 1-3 siklus menstruasi
yang teratur sebelum mencoba untuk hamil lagi setelah semua jenis keguguran
(Prine, 2011).
J. Penatalaksanaan
diyakini bahwa tubuh wanita mampu mengeluarkan jaringan sendiri dan tidak
a. Expectant management
data yang ada, expectant management lebih efektif pada kasus yang
simptomatik (adanya keluar jaringan dari jalan lahir atau hasil USG dengan
harus diberikan. Lakukan USG ulang untuk melihat apakah sudah terjadi
14
b. Medical management
perdarahan yang banyak adalah dua pembalut ukuran besar penuh darah
tidak stabil, adanya gejala dari infeksi pelvis dengan atau tanpa sepsis,
suspek mola atau kehamilan ektopik, kadar hemoglobin ≤ 9.5 g/dL, riwayat
c. Surgical Management
15
atau dengan tanda-tanda infeksi harus ditatalaksana secara urgen dengan
operasi. Terapi operatif juga lebih diutamakan pada situasi lainnya seperti
penyakit kardiovaskular.
kuret tajam.
K. Komplikasi
1. Perdarahan
waktunya.
2. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada blighted ovum,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
16
Perdarahan pervaginam Pemeriksaan USG
Observasi perdarahan
Kuretase ulang
Komplikasi
Rencanakan
program laparatomi
M. Prognosis
infeksi dan syok. Walaupun menurut data statistik masih ada kemungkinan
17
terjadinya kehamilan dengan blighted ovum berulang sebesar 3-5% pasangan
karena kelainan genetik, 20-25% karena faktor defek pada luteal. Tetapi
18
BAB III
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 32 Tahun
Umur : 44 Tahun
Pendidikan Pasien : SD
Agama : Islam
B. Anamnesa
dengan keluhan keluar darah sejak kemarin (11/7/2017) dan flek-flek dari
vaginanya sejak 1 minggu yang lalu (5/7/2017). Darah yang keluar berwarna
merah segar tidak disertai adanya gumpalan darah. Tidak ada keluhan nyeri
pada perut bagian bawah. Keluar gumpalan daging disangkal. Keluhan tidak
disertai adanya pusing, nyeri kepala, dan keputihan. BAB dan BAK tidak ada
19
keluhan. Makan dan minum tidak ada keluhan. Keluhan mual dan muntah
Blighted Ovum dan disarankan untuk melakukan kuretase. Pasien setuju dan
Pasien saat ini sedang hamil anak kedua usia kehamilan 18-19 minggu.
dengan testpack hasilnya positif. Selama kehamilan tidak ada keluhan mual
tidak ada keluhan dan pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG pada
akan kehamilannya.
Tanggal 16/7/2017 pukul 16.30 WIB pasien datang ke ruang nifas melati
RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo menyatakan siap untuk dioperasi dan
perdarahan di vagina hanya sedikit. Tidak didapatkan nyeri perut, pusing (-),
mual/muntah (-).
- Keguguran disangkal
- Hipertensi disangkal
20
- Diabetes mellitus disangkal
- Hepatitis disangkal
- Hipertensi disangkal
- Asma disangkal
Riwayat Menstruasi :
- Haid : teratur
- Siklus : 28 hari
- Durasi : 7 hari
- Dismenore : disangkal
dukun/hidup/sehat
21
II : Hamil ini
Kelainan lain :
- Sesak :-
- Berdebar-debar :-
- Pusing :-
- Mata Kabur :-
- Epigastric pain :-
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
- GCS : E4V5M6
- Gizi : Baik
22
- Tensi : 100/80 mmHg
- Nadi : 72x/menit
- Suhu : 36,7oC
- Pernapasan : 20x/menit
Status Generalis :
(+/+)
JVP : (-)
- Abdomen : supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), tidak ada
Status Obstetri :
23
Exopthalmus: (-)
- Abdomen :
- Inspeksi : sikatrik (-), dinding perut datar, linea nigra (-), striae
gravidarum (-)
- Genetalia Eksterna:
- Flour : (-)
- Perdarahan : (-)
Status Ginekologi
- Abdomen :
terdapat sikatriks
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), TFU 3 jari di atas simpisis pubis
perdarahan (-)
24
- Portio : licin, lunak, ostium uteri externa tertutup, massa (-
D. Pemeriksaan Penunjang
Hematokrit 39 % 36-46 %
Hemoglobin 14 g/dL 12-16 g/dL
Leukosit 9.310/ mm3 4.000-11.000
Trombosit 294.000/mm3 150.000-
350.000/mm3
Eritrosit 4,7 juta/mm3 4,1 juta – 5,1
juta/mm3
HbsAg Negatif (-) -
USG :
Kesan: GII P1001 A0 umur kehamilan 18-19 minggu dengan Blighted ovum
E. Assessment
F. Planning
H. Prognosis
Follow up
S/ Masih ada flek darah sedikit, tidak ada nyeri perut, pasien sudah puasa dari
O/ KU : cukup
Kesadaran : composmentis
Nadi : 72 x/menit
RR : 20 x/menit
26
Suhu : 36,70C
Status lokalis
- Informed consent
- Pasang infus RL
S/ Telah dilakukan kuretase pukul 11.00 WIB, tidak ada keluhan, nyeri perut (-),
O/ KU : lemas
Kesadaran : composmentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
27
Suhu : 36,60C
Abdomen : supel, peristaltik (+), nyeri tekan (-), TFU tidak teraba
P/ Tx:
- Infus RL 20 tpm
S/ Masih ada gumpalan darah yang keluar saat kencing, namun tidak banyak
hanya sedikit, kencing berwarna agak kemerahan, nyeri perut (-), flatus (+),
O/ KU : cukup
Kesadaran : composmentis
Nadi : 72 x/menit
28
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
P/ Tx:
- Aff Infus
Diet bebas
29
LAPORAN KURETASE
11. Dilakukan kuretase dengan sendok kuretase no.4 secara sistematis searah
jarum jam dan didapatkan ±100 cc cairan ketuban dengan kantong gestasi.
30
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini pasien yang merasa hamil 18-19 minggu datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahirnya. Sebelum terjadi perdarahan, diawali
dengan flek-flek berwarna kecoklatan selama 1 minggu. Dari gejala tersebut pasien
disimpulkan dari anamnesis yang telah diperoleh, pemeriksaan fisik dan dipastikan
Mohammad Saleh Probolinggo dengan keluhan keluar darah pada usia kehamilan
18-19 minggu. Di mana usia kehamilan pasien sudah memasuki trimester kedua,
pada usia kehamilan trimester pertama yaitu usia kehamilan 10 minggu pernah ada
flek-flek namun hanya sedikit dan hanya 3 hari saja, namun pasien tidak
memeriksakan ke Dokter karena tidak ada keluhan lain yang dirasakannya dan
mengira itu hanya terlalu lelah sehingga pasien hanya mengurangi aktivitasnya.
Kemudian mulai muncul flek lagi pada usia kehamilan 18 minggu selama 1 minggu.
Setelah itu mulai semakin banyak darah yang keluar dari vagina pasien. Darah yang
keluar berwarna merah segar tidak disertai adanya gumpalan darah. Tidak ada
keluhan nyeri pada perut bagian bawah. Keluar gumpalan daging disangkal.
Semakin banyak darah yang keluar membuat pasien mulai khawatir pada kondisi
31
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui darimana asal
perdarahannya dan mengevaluasi adanya pembukaan ostium uteri atau tidak untuk
pembengkakan, daging tumbuh (-), fluksus (-), perdarahan (-), ruggae vagina licin
dan tidak teraba massa, portio licin, lunak, massa (-), tidak ada pembukaan
menyingkirkan terjadinya abortus insipient atau inkomplit, nyeri goyang portio (-)
dalam jumlah normal, serta hasil laboratorium yang sesuai dengan keadaan
klinisnya. Pada pemeriksaan USG ulang yang dilakukan oleh Dokter Spesialis
ditemukannya yolk sac dalam mean sac diameter ≥ 20 mm, atau tidak adanya
bahwa diagnosa pada kasus ini adalah blighted ovum (anembryonic pregnancy).
Namun, yang tidak sesuai dengan teori, perdarahan terjadi pada usia kehamilan
32
terjadinya perdarahan pada trimester pertama. Menurut teori, perdarahan terjadi
pada usia kehamilan 6-8 minggu karena pada usia kehamilan 7-8 minggu
menganggap itu suatu kehamilan abnormal dan secara alami tidak mencoba untuk
melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang
sehat. Dari kasus ini, penyebab terjadinya perdarahan saat usia kehamilan trimester
kedua adalah penurunan kadar beta-hCG dari pasien baru terjadi. Secara teori, kadar
beta-hCG akan mencapai jumlah tertinggi pada usia kehamilan 8-11 minggu, lalu
Faktor resiko yang bisa mempengaruhi terjadinya blighted ovum pada kasus
ini adalah usia suami atau istri semakin tua sehingga kualitas sperma atau ovum
menjadi turun dan rentan terjadinya kerusakan kromosom yang merupakan faktor
utama terjadinya blighted ovum. Permasalahan lain dari kasus ini kurangnya
pengetahuan pasien, pasien tidak tahu jika kehamilannya tidak normal dan
mengalami blighted ovum. Sebab, sejak awal kehamilan berjalan dengan baik dan
Secara teori, faktor resiko yang bisa mempengaruhi terjadinya kasus ini
adalah faktor usia dari suami yang berusia 44 tahun, dan usia istri 32 tahun, semakin
tua usia maka kualitas sperma atau ovum menjadi turun dan rentan terjadi kerusakan
kromosom yang merupakan faktor utama terjadinya BO. Pada kasus ini, baru
diketahui terjadinya blighted ovum pada usia kehamilan yang masuk trimester II
33
disebabkan karena pasien tidak melakukan antenatal care selama awal kehamilan
pendidikan pasien dan kurangnya informasi yang didapat oleh pasien mengenai
faktor resiko yang bisa menyebabkan terjadinya BO, salah satunya yaitu resiko
(11.00 WIB), dilakukan dilatasi dan kuretase. Tampak hasil kuretase berupa
kantung kehamilan yang berisikan cairan jernih namun tidak ada embrio di
dalamnya.
langsung diberikan terapi melalui jalur intra vena. Persiapan operasi dengan puasa
dipengaruhi anestesi. Dan diberikan misoprostol tab per vagina pada pukul 05.00
pagi karena tidak adanya pembukaan dan untuk melunakkan serviks sehingga
post D&C berupa perdarahan akibat dilatasi yang dilakukan saat portio belum
34
melunak, perdarahan intra abdomen akibat instrument yang melukai dinding
abdomen. Laserasi akibat D&C yang dilakukan pada ostium uteri yang masih
Setelah dilakukan tindakan D&C, keadaan umum pasien cukup baik. Tidak
ada keluhan nyeri perut, hanya mengeluh masih keluar gumpalan darah sedikit saat
bahwa peristaltic usus sudah kembali normal, serta mobilisasi pasien baik, sudah
bisa berjalan ke kamar mandi untuk kencing. Status ginekologinya palpasi TFU
tidak teraba hanya didapatkan perdarahan pervaginam berupa flek sedikit. Tanda-
tanda vital pasien stabil, tidak didapatkan perdarahan aktif pervaginam setelah
dilakukan D&C hari ke-1. Melihat keadaan pasien yang baik sehingga pasien dapat
setelah kuret dan diberikan Asam Mefenamat tablet 500mg yang diminum 3 kali
dalam sehari untuk anti nyeri dan mencegah perdarahan. Edukasi pasien untuk
normal minimal 3 bulan post kuret, serta kontrol ke Poli kandungan 1 minggu lagi
Prognosis pada kasus ini adalah dubius ad bonam karena dari pemeriksaan
perforasi, infeksi dan syok. Kemungkinan bisa terjadi kehamilan dengan blighted
ovum berulang, perlu dilakukan screen ing test kromosom pada wanita dan pria
35
guna mencegah kejadian berulang. Karena berdasarkan penelitian penyebab
terjadinya blighted ovum adalah kelainan kromosom terutama dari kualitas ovum
dilakukan:
- Penyuluhan kepada para ibu yang akan hamil dan yang sedang hamil
ditangani lebih cepat dan dapat dilakukan pencegahan bagi para ibu yang
memiliki resiko.
teratur sebelum mencoba untuk hamil lagi dan mengkonsumsi asam folat
pelayanan kesehatan.
36
BAB V
KESIMPULAN
Analisa data pasien, keluhan keluar darah dari kemaluan keluhan keluar
darah dari jalan lahir yang sebelum terjadinya perdarahan, diawali dengan flek-flek
jari di atas simfisis. USG tampak adanya gestasional sac atau kantung kehamilan
tanpa adanya fetal pole didalamnya, dikesankan sebagai blighted ovum. Sehingga
ditegakkan diagnosa masuk GII P1001 A0 umur kehamilan 18-19 minggu dengan
Pada kasus ini, kombinasi dari antenatal care yang tak pernah dijalani
kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan mendukung munculnya tidak
care benar-benar dijalankan dengan baik. Bila perlu lakukan penyuluhan terlebih
kehamilan.
37
DAFTAR PUSTAKA
4. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Rouse, D.J.,
Spong, C.Y. 2010. Williams Obstetrics. Twenty Third Edition. The
McGraw-Hill Companies.
38
13. Prawiroardjo S, Wiknjosatro H. 2011. Gangguan bersangkutan dengan
konsepsi. Dalam Wiknjosastro H, Saifuddin A, Rachimhadhi T. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
14. Prine, Linda W, et al. 2011. Office Management of Early Pregnancy Loss.
American Academy of Family Physicians.
16. Sari, hafifah puspita. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi Pada Ny.
E Umur 20 Tahun GI P0 A0 Usia Kehamilan 13 Minggu Dengan Blighted
Ovum di RSUD Karanganyar. IJMS. Vol. 2 No. 2 Juli 2015.
17. Seekohi, Sahar, et al. 2013. Chromosomal Study of Couples with The
History Of Recurrent Spontaneus Abortions With Diagnosed Blighted
Ovum.
18. Sukarni, Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.
20. Tremellen, Kelton, Karma pearce. 2015. Nutrition, Fertiliy and Human
Reproductive Function. CRC Press.
39