PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),
reproduksi (termasuk KB), terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu: 1)
dan alkohol; 3) Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas; 4) Universal
Health Coverage; 5) Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah; serta
1
2
AKB di Jawa Barat yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan
Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah mengalami penurunan saat ini
Angka Kematian Bayi (AKB) dari 5077 kasus tahun 2011 menjadi 4431 kasus
pada tahun 2012. Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukan AKB di
Dari hasil rekam medis RSUD kelas B Cianjur Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2015 periode Januari-Desember berjumlah 151 dari 4661
kelahiran hidup. Hal ini disebabkan karena BBLR, sepsis, aspiksia, ikterus,
bronco pneumonia, diare, hisprung, hypoglikemia, BBL dengan resiko tinggi dan
kelainan kongenital. Sedangkan untuk angka kejadian ikterus pada bayi baru lahir
terhitung mulai dari maret april 2016 sebanyak 29 bayi mengalami kejadian
ikterus.
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang
sklera (bagian putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari
atas ke bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas. Pada bayi baru lahir, ikterus
3
seringkali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit
membuka mata. 4
Ikterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada 60% bayi
cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis.
Walaupun demikian, sebagian bayi akan mengalami ikterus yang berat sehingga
memerlukan pemeriksaan dan tata laksana yang benar untuk mencegah kesakitan
dan kematian. 4
Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak
akan terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi
kernikterus dapat dilalui, bayi dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya
tersebut, bilirubin direk yang bertumpuk di hati akan merusak sel hati
pemberian ASI, yaitu (1) Jenis pertama: ikterus yang timbul dini (hari kedua atau
ketiga) dan disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi ASI
masih kurang pada hari pertama dan (2) Jenis kedua: ikterus yang timbul pada
akhir minggu pertama, bersifat familial disebabkan oleh zat yang ada di dalam
ASI. 4
Daerah dr. zainoel abidin banda aceh di dapatkan hasil bahwa dari 16 responden
yang tidak sering melakukan pemberian ASI ternyata sebanyak 87,5% positif
4
pasien yang mengalami ikterus di RSUD kelas B Cianjur Tahun 2016, 6 dari 10
orang ibu memberikan ASI kepada bayinya namun tidak mengetahui tentang
ikterus dan manfaat ASI, sedangkan 4 orang ibu lainnya memberikan ASI kepada
B. Rumusan Masalah
bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur tahun 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi rumah
2. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau informasi bagi
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
bulan pertama kehidupan bayi. Namun, ada kalanya seorang ibu mengalami
masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena
serta ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat berguna
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan
makanan bayi baik gizi, imunologi, atau lainnya sampai pemberian ASI
dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya.
6
7
saat, yaitu kolostrum pada hari pertama sampai 4-7 hari, dilanjutkan
dengan ASI peralihan sampai 3-4 minggu, selanjutnya ASI matur. ASI
dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan (bindmilk = susu akhir).
berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu melahirkan cukup bulan.
Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih
dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit,
bubur nasi dan tim. Kecuali obat, vitamin, mineral dan ASI yang diperas. 15
2. Manfaat ASI
10) Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI.
11) Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang diberi ASI
12) IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin
penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang diberi ASI pada
usia 9,5 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi dari pada anak yang
yang tinggi. Hal itu terjadi dasar bagi pembentukan sumber daya
risiko pendarahan.
kembali.
yang menyusui bayi lebih rendah ketimbang ibu yang tidak menyusui
tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dan lain
sebagainya.
5) ASI lebih murah, karena ibu tidak perlu membeli susu formula
beserta perlengkapannya.
tentu steril.
ibu. Jadi, ASI dalam payudara tidak pernah basi, sehingga ibu
formula, botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk
6) Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air
hanya sedikit.
angka kematian.
3. Keuntungan ASI
2) Dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan segar,
bebas bakteri, dan dalam suhu yang sesuai, serta tidak memerlukan
alat bantu.
a. Kolostrum
1) Pengertian
kelenjar payudara.14
2) Manfaat kolostrum
b) Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3
bulan.
14
h) Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari pada ASI yang
matur.
k) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi dari pada ASI yang
1) Pengertian
a) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi,
1) Pengertian
a) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan
B. Ikterus
1. Definisi
Ikterus adalah kuning pada kulit atau organ lain akibat penumpukan
dan patologis.Warna kuning pada kulit bayi dan organ-organ lain akibat
akumulasi bilirubin diberi istilah jaundis atau ikterus. Jaundis pada bayi
baru lahir, suatu tanda umum masalah yang potensial, terutama disebabkan
setelah lepas dari sel-sel darah merah (SDM) yang telah dihemolisis.
17
Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif
tidak berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat
2. Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah warna kuning yang terjadi pada kulit bayi yang
timbul pada hari ke 2-3 setelah bayi lahir, yang tidak mempunyai
dasar patologis dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke-10. 9
Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus fisiologis dan ikterus
patologis. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta
tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi menjadi kern-
ikterus. 7
terkonyugasi dan bayi dalam keadaan umum yang baik. Keadaan ini
fisiologis pada bayi baru lahir sebagai berikut: kadar bilirubin serum
dan ikterus patologis. Tanda tanda ikterus fisiologis, adalah timbul pada
hari kedua dan ketiga, kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg % pada
patologis.7
perawatan
3. Ikterus Patologis
minggu pertama.
a. Menurut maryunani
intra uterin.
3) Polisitemia.
5) Ibu diabetes.
6) Asidosis.
7) Hipoksia/asfiksia.
enterohepatik.
10) Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan
mengikat bilirubin.
11) Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena
b. Menurut guslihan
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi
diantaranya adalah13
jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan
mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang
bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka
susu ibu, Terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada
21
hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya
ASI dari seorang ibu tentu dan biasanya akan timbul pada bayi
setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama dari ikterus
4) Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidak
keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani oleh
kuning.
22
5. Patofisiologi
hemoglobin darah dan sebagian lagi berasal dari hem bebas atau dari
lain. Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas
atau bilirubin IX alfa. Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam lemak,
karena mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan mudah melalui
membrane biologis seperti plasenta dan sawar darah otak. Bilirubin bebas
dengan oleh reseptor membrane sel hati dan masuk ke dalam sel hati. Segara
setelah ada dalam sel hati, terjadi persenyawaan dengan ligandin (protein
6. Gejala
Gejala ikterus , antara lain : warna kulit tubuh tampak kuning, paling
icterus ditentukan dengan melihat kadar bilirubin direk dan indirek, atau
klinis kern-ikterus pada permulaannya tidak jelas, antara lain: bayi tak
7. Pemeriksaan Klinis
buatan. Paling baik pengamatan dilakukan dalam cahaya matah ari dan
dengan menekan sedikit kulit yan g akan diamati untuk menghilangkan warna
Ada beberapa cara untuk menentukan dera jat ikterus yang merupakan
Daerah kulit bayi yang berwarna kuning u ntuk penerapan rumus Kramer
8. Penatalaksanaan
Pada hiperbilirubinemia, bayi harus tetap diberikan ASI dan jangan diganti
dengan air putih atau air gula karena protein susu akan melapisi mukosa usus
keadaan tertentu bayi perlu diberikan terapi sinar. Transfusi tukar jarang
dilakukan pada ikterus dini atau ikterus karena ASI. Indikasi terapi sinar dan
Yang perlu diperhatikan pada bayi yang mendapat terapi sinar adalah
sedapat mungkin ibu tetap menyusui atau memberikan ASI yang diperah
dengan menggunakan cangkir supaya bayi tetap terbangun dan tidak tidur
terus. Bila gagal menggunakan cangkir, maka dapat diberikan dengan pipa
25
mengganggu refleks isapnya. Kegiatan menyusui harus sering (1-2 jam sekali)
untuk mencegah dehidrasi, kecuali pada bayi kuning yang tidur terus, dapat
diberikan ASI tiap 3 jam sekali. Jika ASI tidak cukup maka lebih baik
diberikan ASI dan PASI bersama daripada hanya PASI saja. Ikterus dini yang
menetap lebih dari 2 minggu ditemukan pada lebih dari 30% bayi, sehingga
a. Jika pemeriksaan fisik, urin dan feses normal hanya diperlukan observasi
saja.
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak
dapat langsung diamati atau diukur. Kerangka konsep hanya dapat diamati melalui
yang telah dirumuskan, serta didasari kerangka teori yang telah disajikan dalam
formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung
penelitian tersebut.21
Ikterus ini disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari
yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan
melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini diubah menjadi
bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam darah dan mengakibatkan
26
27
Berdasarkan teori tersebut maka dapat disusun sebuah kerangka konsep dalam
B. Definisi Operasional
Variabel Dependen
2. Ikterus Warna Melakukan observasi Oservasi - Kramer 1 Ordinal
kuning yang dengan melihat - Kramer 2
terjadi pada warna kuning pada - Kramer 3
kulit dan kulit bayi dengan - Kramer 4
selaput mata derajat : - Kramer 5
bayi karena - Kramer 1 : bila
penumpukan bayi kuning pada
kadar daerah kepala dan
bilirubin leher
dalam darah - Kramer 2 : bila
bayi kuning pada
daerah badan atas
- Kramer 3 : bila
bayi kuning pada
daerah bada n
bawah hingga
tungkai
- Kramer 4 : bila
bayi kuning pada
daerah lengan,
kaki bawah
hngga utut
- Kramer 5 : bila
bayi kuning pada
daerah telapak
tangan dan kaki
C. Hipotesis penelitian
berdasarkan teori atau studi empiris berdasarkan pada alasan logis dan
memprediksi hasil dari studi. Dalam penelitian dikenal dengan adanya alternative
pengaruh diantara treatment atau menyatakan adanya hubungan di antara dua atau
menyatakan tidak ada hubungan antara treatmen atau tidak ada perbedaan atau
adalah:
bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD Kelas B Cianjur Tahun 2016.
pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD Kelas B Cianjur Tahun 2016.
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
croos sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
Dalam populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dan bayi baru lahir
2. Sampel
sebelumnya.21
Sampel dalam penelitian yaitu ibu dan bayi dengan riwayat persalinan
a. Kriteria inklusi
sampai ke-3.
b. Kriteria eklusi
2. Surat perijinan dari pihak institusi diajukan kepada pihak RSUD kelas B
Cianjur.
5. Peneliti mulai melakukan penelitian dan pengambilan data mulai dari tanggal
17 mei 2016.
G. Instrumen Penelitian
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian ini
Observasi ini dilakukan selama 3 hari dari usia bayi 0 hari sampai usia 3
hari kelahiran, bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kulit
a. Editing
b. Koding
c. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
Salah satu paket program yang sudah umum digunakan untuk entry data.
34
d. Pembersihan data
a. Univariat
b. Bivariat
digunakan adalah analisa bivariate yang dilakukan oleh dua variabel yang
diduga berhubungan. 30
karena syarat Chi Square adalah data nominal atau ordinal dengan
frekuensi harapan. Bila data tersebut sudah dikategorikan, uji ini dapat
harapan sama, maka tidak ada perbedaan yang bermakna atau signifikan.
( )2
2 =
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
Fo = Frekuensi observasi
Fh = Frekuensi harapan
tolak (ada hubungan) dan jika p value > nilai (0,05), Ho gagal ditolak
I. Etika Penelitian
studi Diploma III Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung dan peneliti
1. Self determination
menyamarkan identitas asli dari responden. Selain itu peneliti juga akan
3. Justice
dahulu menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan manfaat yang
5. Informed consent
37
J. Jadwal Penelitian
WAKTU
MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
N
KEGIATAN Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
O
ke ke ke ke ke ke
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 4 1 2
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal
Desk Evaluasi denan
3 Pembimbing
Pengambilan Data
4 dan Bimbingan
Bimbingan Hasil
5 Penelitian
6 Pendaftaran Sidang
7 Sidang
8 Revisi Hasil Sidang
Input Nilai dan
9 Yudisium
BAB IV
A. Hasil Penelitian
kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD kelas B cianjur tahun
1. Pemberian kolostrum
lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur pada tanggal 17 mei 17 juni 2016.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pemberian kolostrum pada bayi baru lahir 0-3
hari di RSUD Kelas B Cianjur Tahun 2016
Pemberian kolostrum F %
Diberikan kolostrum 64 51.2
Tidak diberikan
61 48.8
kolostrum
Total 125 100
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 125 responden yang diteliti
diberikan kolostrum. Hal ini menunjukkan bahwa dari 125 responden terdapat
sebagian besar responden (51.2%) memberi kolostrum pada bayi baru lahir.
38
39
2. Kejadian ikterus
Di bawah ini merupakan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di
RSUD kelas B Cianjur pada tanggal 17 mei 17 juni 2016. Hasil penelitan
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari
di RSUD Kelas B Cianjur Tahun 2016
Kejadian Ikterus F %
Kramer 1 60 48
Kramer 2 23 18.4
Kramer 3 18 14.4
Kramer 4 14 11.2
Kramer 5 10 8
Total 125 100
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 125 responden yang diteliti
kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur yang
40
di lakukan pada tanggal 17 mei 17 juni 2016. Hasil penelitan tersebut dapat
Kejadian Ikterus
Pemberian Chisquare P-
Kramer Kramer Kramer Kramer Kramer Total
kolostrum Hitung Value
1 2 3 4 5
Diberikan F 48 13 2 1 0 64
kolostrum % 75 20.31 3.13 1.56 0 100
Tidak F 12 10 16 13 10 61 53.125 0.000
diberikan
kolostrum % 19.67 16.39 26.23 21.31 16.39 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari 125 responden, dari 64 responden
bahwa dari 125 responden sebagian besar memberi kolostrum dimana (75%)
Berdasarkan output SPSS di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi antara
> chi squaretabel (9.488) dan nilai p-value (0.000) dibawah nilai (0.05), maka
kolostrum dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD
lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur yang di lakukan pada tanggal 17 mei
17 juni 2016. Hasil penelitan tersebut dapat di lihat pada tabel 4.4.
lahir 0-3 hari di RSUD kelas B Cianjur yang di lakukan pada tanggal 17 mei
17 juni 2016. Hasil penelitan tersebut dapat di lihat pada tabel 4.5.
B. Pembahasan
1. Pemberian kolostrum
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 125 responden yang diteliti
diberikan kolostrum. Hal ini menunjukkan bahwa dari 125 responden terdapat
merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada
yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA juga
Selain itu ada faktor tidak percaya diri bagi ibu muda yang belum
fasilitas rawat gabung yang dapat di manfaatkan di rumah sakit serta masih
menganut mitos bahwa kolostrum tidak bergizi bukan bagian dari ASI dan
harus di buang.
kabupaten semarang.
2. Kejadian ikterus
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 125 responden yang diteliti
pengambilan diagnosa derajat kramer pada hari ke 2 hal ini dikarenakan bayi
lahir tidak hanya ikterus namun asfiksia hal inilah yang menjadi faktor
penyebab banyaknya kejadian ikterus pada bayi baru lahir dengan riwayat
asfiksia. Karena berdasarkan teori dari maryunani dan nurhayati tahun 2009
bahwa salah satu penyebab ikterus adalah hipoksia atau asfiksia neonatorum.
bahwa dari 125 responden sebagian besar memberi kolostrum dimana (75%)
Berdasarkan output SPSS di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi antara
> chi squaretabel (9.488) dan nilai p-value (0.000) dibawah nilai (0.05), maka
kolostrum dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD
Salah satu penyebab terjadinya ikterus atau kuning pada bayi yaitu
mendapat air susu ibu, terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul
45
pada hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya
mengalami ikterus pada kramer 1, hal ini di pengaruhi oleh lamanya ibu
dalam 1 hari. Seperti pada tabel 4.4 bahwa dari 64 ibu yang memberikan
ASI yang baik itu > 20 menit atau sampai bayi merasa kenyang dan
Dan juga dapat dilihat pada tabel 4.5 bahwa dari 64 ibu yang memberikan
waktu setiap 2 jam sekali atau jika bayi menginginkan. Hal ini yang
terbaik bagi bayi selain mengandung komposisi yang cukup sebagai nutrisi
jalinan kasih sayang antara ibu dengan bayi serta meningkatkan kekebalan
tubuh bagi bayi itu sendiri. Ikterus merupakan penyakit yang sangat rentang
terjadi pada bayi baru lahir, terutama dalam 24 jam setelah kelahiran, dengan
46
sebab itu, pemberian kolostrum sangat baik dan dianjurkan guna mencegah
BAB V
A. Kesimpulan
dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di RSUD kelas B cianjur
lahir.
kremer 1 pada bayi baru lahir. Nilai p-value (0.000) dibawah nilai (0.05),
pemberian kolostrum dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-3 hari di
B. Saran
pelayanan pada bayi baru lahir yang mengalami ikterus serta mengadakan
bahan referensi. `
3. Bagi mahasiswa
pengetahuan untuk menambah informasi tentang ikterus pada bayi baru lahir
dan sebagai bahan acuan untuk penelitiaan lebih lanjut mengenai hubungan
C. Keterbatasan penelitian
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu rumah sakit. Oleh karena itu untuk
2. Waktu yang digunakan peneliti hanya satu bulan terhitung dari 17 mei 2015
3. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini terbatas, yaitu hanya terdapat
ambil pada hari ke-3 masih ada 11 bayi di ambil diagnosa ikterus pada hari