PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Untuk
memerlukan perhatian yang serius, karena pelayanan yang tidak adekuat pada bayi
(PBB) pada bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk
Anak (AKA). Indikator dan target dari tujuan tersebut antara lain: Angka Kematian
Bayi (AKB) 23 per 1000 kelahiran hidup pada 2015, Angka Kematian Balita
(AKBA) 32 per 1000 kelahiran hidup pada 2015, Angka Kematian Neonatal (AKN)
menurun dengan acuan SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) 19 per
(ASEAN) dan South East Asia Region, Indonesia menempati posisi ke 9 dengan
angka kematian bayi sebasar 30 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011).
Berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
sedangkan di jawa barat jumlah AKB dari 5077 kasus tahun 2011 menjadi
4431 kasus pada tahun 2012 atau sebesar 6,4 per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat,
2012).
Banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian tersebut antara lain semua
hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak
langsung. Di negara maju seperti Amerika Serikat terdapat sekitar 60% bayi
menderita ikterus sejak lahir, lebih dari 50% bayi tersebut mengalami hiperbillirubin.
lahir yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi cukup
bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan. Oleh sebab itu, memeriksa ikterus
pada bayi harus dilakukan pada waktu melakukan kunjungan neonatal/pada saat
Ikterus berarti gejala kuning karena penumpukan bilirubin dalam aliran darah
perubahan warna pada jaringan yang memperoleh banyak aliran darah tersebut.
Jaringan permukaan yang kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah
biasanya pertama kali menjadi kuning. Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar
bilirubin serum mencapai 2-3 mg/dl. Kadar bilirubin serum normal 0,3-1 mg/dl
(Saifuddin, 2008).
Ikterus ini pada sebagian lagi mungkin bersifat patologik yang dapat
bayi dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama apabila ikterus ditemukan
dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari 5
mg/dl dalam 24 jam. proses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung
lebih dari 1 minggu serta bilirubin direct lebih dari 1 mg/dl juga merupakan keadaan
Peningkatan yang lebih besar dan lebih berkepanjangan di tingkat bilirubin dapat
disebabkan oleh gangguan hemolitik (Inkompatibilitas ABO atau faktor Rh), glukosa
hiperbilirubinemia relevan juga terlihat di antara pemberian ASI bayi baru lahir
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan sebagai
masukan bagi rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan dalam memberikan
ASI dini sehingga dapat diambil langkah-langkah pengawasan yang cepat, tepat
2. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau informasi bagi
TINJAUA
PUSTAK
A. Ikterus
1. Definisi
akibat
lebih
fungsional
dari hepar, sistem biliary, atau sistem hematologi (Jejeh, 2010).
Menurut Nur
Muslihatum (2010) Ikterus adalah kuning pada kulit atau organ lain
akibat
ikterus
akumulasi
bilirubin diberi istilah jaundis atau ikterus. Jaundis pada bayi baru lahir,
suatu
tidak
terkonyugasi, produk pemecahan hemoglobin (Hb) setelah lepas dari
sel-sel
adalah
serius.
Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif
tidak
1
berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat
menjadi
Toksin dan berbahaya terhadap sistim saraf pusat bayi (Bobak, 2006).
2. Ikterus Fisiologis
bayi yang
timbul pada hari ke 2-3 setelah bayi lahir, yang tidak mempunyai
dasar
patologis dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke-10
(Nursalam,
2005). Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus fisiologis dan
ikterus
patologis. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta
tidak
(Nur
Muslihatum, 2010).
bilirubin tak
terkonyugasi dan bayi dalam keadaan umum yang baik. Keadaan ini
bervariasi
konsentrasi
hidupnya
pada bayi
mencapai
kemudian
Kadang
bilirubin
terkonjugasi < 2 mg/dL (HTA Indonesia, 2004).
2
fisiologis
pada hari
neonatus
kecepatan
menghilang
pada hari ke 10 dan tidak berhubungan dengan keadaan patologis
( Nur
Muslihatun, 2010).
3. Ikterus Patologis
patologis atau
kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
(Jejeh,
2010).
melebihi
fungsi hati
Kuning
juga biasa terjadi karena beberapa kondisi klinis, diantaranya adalah
(Gusliham,
2009):
pada bayi
ikterus
mudah
dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini
menjadi
bayi baru
lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk
melakukan
kadar
pada kulit
bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka
disebut
susu ibu
timbul pada
hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya
tidak
memerlukan pengobatan.
2
ASI dari
seorang ibu tentu dan biasanya akan timbul pada bayi yang
disusukannya
indirek.
pertama dan
cocokan
rhesus)
ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan
menyerang
darah
merah.
dapat
darah
beku di bawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan
menghancurkan
bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja
terlalu
kuning.
5. Patofisiologi
dikeluarkan
hemoglobin
darah dan sebagian lagi berasal dari hem bebas atau dari proses
eritropoesis
yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan proses
oksidasi
yang
2
Zat ini
sulit larut dalam air tetapi larut dalam lemak, karena mempunyai sifat
lipofilik
plasenta
dengan
ambilan,
sehingga bilirubin terikat dengan oleh reseptor membrane sel hati dan
masuk ke
dalam sel hati. Segara setelah ada dalam sel hati, terjadi persenyawaan
dengan
membawanya ke
2010).
6. Gejala
paling
untuk
menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah. Derajat
ikterus
ditentukan dengan melihat kadar bilirubin direk dan indirek, atau secara
klinis
ikterus
pada permulaannya tidak jelas, antara lain: bayi tak mau menghisap,
latergi,
tonus
7. Penatalaksanaan
masih
berada dalam batas normal untuk ikterus fisiologis atau merupakan
indikasi
beberapa
2
dan bayi
oleh ibu
memiliki inseden ikterus fisiologis yang lebih tinggi dari pada bayi
yang
fisiologis
adalah dengan mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi
dengan
a. Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi jam 07.00 - 08.00 sampai 2 -
4 hari
cahaya
matahari.
terlentang,
memakai
pakaian (terlanjang).
kesehatan.
untuk
dapat
penyebab
dengan
mengusahakan agar kunjugasi bilirubin dapat dilakukan
dengan
2
dengan
seperti
dilkukan
atau
pemberian albumin, menambah zat-zat yang kurang dalam
transportasi dan
melakukan
misalnya
kolesteramin
tukar, serta
terdiri
dari:
a. Penanganan sendiri di rumah
mudah
mendapatkan
matahari pagi antara jam 7 sampai jam 8 pagi agar bayi tidak
kepanasan,
menit
terkurap. Usahakan kontak sinar dengan kulit seluas mungkin,
oleh
2
hati-hati
b. Terapi Medis
therapi
berdasarkan
usia bayi dan apakah bayi cukup bulan atau Prematur. Bayi
akan
untuk
Lumirubin yang
lebih mudah oleh tubuh bayi. Selama terapi sinar penutup khusus
akan
kadar
Optic atau
yaitu
B. ASI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
karena
bulan
masalah
2
dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi ASI
tidak
karena
perkembangan serta
bagi
kesehatan bayi dan kehidupan selanjutnya (Maryunani, 2010).
laktosa, dan
garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan
merupakan
makanan bayi
kesempatan
anaknya
(Bahiyatun, 2009).
anugerah
Tuhan yang nilainya tidak dapat digantikan oleh apapun juga.
Pemberian ASI
berkualitas
(Muaris, 2006).
dapat
Komposisinya
kesehatan bayi
dapat
Komposisinya
2
kolostrum pada
sampai 3-4
menyusu
(foremilk = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir
penyusuan
prematur
komposisinya juga berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu
melahirkan
cukup bulan. Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang
dapat
tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi
dan tim.
Kecuali obat, vitamin, mineral dan ASI yang diperas (Maryunani, 2010).
2. Manfaat ASI
a. Manfaat ASI bagi bayi menurut Sunar (2009)
utama
Guna
dengan
tahun,
bayi,
manfaat bagi
bayi.
2
yang
risiko
ketimbang bayi
yang tidak memperoleh ASI. Ketika ibu tertular penyakit
melalui
terhadap
kuning.
seiring
asalkan bayi
selalu
semakin
aman,
emosinya
di masa depan.
diberikan
mengonsumsi
ASI, bayi semakin cepat sembuh.
3
10) Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI.
Komposisi
untuk
prematur.
11) Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang diberi ASI
antara
Infant
Death Syndrome), eksem, dan ulcerative colitis.
12) IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin
ketimbang
tahun
1997, kepandaian anak yang diberi ASI pada usia 9,5 tahun
mencapai
12,9 poin lebih tinggi dari pada anak yang minum susu formula.
anak.
dengan
hangat. Tindakan ini bisa memunculkan rasa aman pada bayi,
sehingga
Hal itu
baik,
kondisi ibu
risiko
pendarahan.
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan
yang
bayi.
perlu
tanpa
harus membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu
formula,
6) ASI lebih murah, karena ibu tidak perlu membeli susu formula
beserta
perlengkapannya.
tentu
steril.
emosional.
pabriknya di
wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong, ASI yang
tidak
dalam
memerah dan
formula,
botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air,
susu,
dan peralatanya.
3
guna
perawatan kesehatan.
eksklusif.
6) Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air
panas,
dan lain sebagainya ketika bepergian.
d. Manfaat ASI bagi masyarakat dan Negara menurut Dwi Sunar (2009)
formula
dan peralatannya.
hanya
sedikit.
angka
kematian.
5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan
sebagai
3. Keuntungan ASI
mengkonsumsi ASI
(Bahiyatun, 2009) :
3
pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
b. Dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan segar,
bebas
bakteri, dan dalam suhu yang sesuai, serta tidak memerlukan alat
bantu.
pada bayi
infeksi usus
kelebihan
kolostrum.
c. Merangsang kontraksi uterus.
a. Kolostrum
paling
immunoglobulin A
(IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah
bayi
3
pertama kali
payudara,
dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah
masa
puerperium.
2. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3
kuningan dan
mekonium dari
pencernaan
tetapi
utama
Selain
8. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dari pada ASI yang
matur.
daripada
susu matur.
3
(hanya 58
kal/100 ml kolostrum).
11. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi dari pada ASI yang
matur,
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau
lebih
rendah.
pada ASI
yang matur.
dalam
banyak
(Saleha,
2009)
yang
matur.
2. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi,
tetapi ada
pada
lemak
makin tinggi.
Kleiner dan
J.M. Osten.
komposisi
relatif
2. Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan
tercukupi, ASI
untuk
yang
karoten
amylase,
adanya
faktor bifidus.
i) Hormon-hormon.