Anda di halaman 1dari 2

Opini

Dilematis Peran Bidan Desa


pedesaan (DPK=dipekerjakan. Red). Disini peran
Apa tugas saya di desa? Dari mana saya harus memulai puskesmas sebagai pembimbing atau fasilitator. Dengan
pekerjaan saya? Apakah saya harus membuka pelayanan di demikian pekerjaan bidan desa tidak perlu menunggu
Poskesdes? Jika ada masalah, saya harus berkonsultasi dengan instruksi kepala puskesmas. Jadi secara teknis bidan desa
kepala desa atau kepala puskesmas? Jika kepala puskesmas harus melebur dengan kegiatan desa. Bahkan dalam
meminta saya aktif di poli KIA, bagaimana sikap saya? Seabrek perencanaan anggaranpun seharusnya sudah menjadi
pertanyaan lain pun mungkin sering muncul dibenak para bidan bagian dari perencanaan makro yang ada di desa.
di desa. Walaupun aktifitasnya terlihat lancar, tetapi sebenarnya Sayangnya dari pihak desa
masih banyak kegalauan yang dialami oleh para bidan desa, masih banyak yang menganggap bahwa bidan d e s a
setidaknya yang saya amati selama ini, baik di puskesmas tempat adalah "orangnya" puskesmas, sehingga pada p r o s e s
saya bekerja maupun puskesmas yang lain. penganggaran, kegiatan bidan desa ini tidak kecipratan
Kelembagaan ADD (alokasi dana desa).
Dari sisi kelembagaan, bidan desa seharusnya menjadi bagian Disinilah tantangan bidan desa untuk dapat melakukan
dari struktur desa yang bertugas membantu kepala desa di bidang pendekatan (approach) dengan stakeholders yang a d a
kesehatan. Ibarat status pekerjaan, bidan desa merupakan seperti ketua BPD (badan pemberdayaan d e s a ) d a n
pegawai DPK-nya Kemenkes yang ditugaskan di wilayah kepala desa. Saya meyakini para bidan desa s u d a h

EDISI 3/2012/JENDELA Husada 20


Artikel

dibekali ilmu tentang itu ketika di bangku kuliah kelonggaran kepada bidan desa untuk bisa berinovasi
atau saat pembekalan sebelum terjun ke lapangan. dan berkiprah di tengah-tengah masyarkat, tanpa
Selain kemampuan melakukan pendekatan, bidan harus dikekang dengan aturan puskesmas atau desa.
desa juga harus bisa negosiasi dan mengadvokasi
minimal pada dua orang key person tersebut. Toto Suharto, S.KM., M.Kes.
Agar program-programnya lebih membumi dan Kepala Puskesmas Depok III
dibutuhkan warganya, seorang bidan desa harus
mempelajari data yang ada termasuk bagaimana
karakteristik budaya masyarakatnya. Keaktifan
bidan desa mengikuti musrenbangdes
(musyawarah perencanaan dan pembangunan
desa) merupakan langkah awal mempelajari
bagaimana proses perencanaan kegiatan di desa
dilakukan.
Diantara dua lembaga
Sudah disepakati bahwa markas bidan desa di
wilayah DIY bernama Poskokesdes (walaupun
ada juga yang tetap menggunakan poskesdes).
Sehingga kantor bidan desa ini agak berbeda
dengan kantor lama yang bernama polindes. Pada
kantor barunya ini hanya sebagai pos koordinasi.
Oleh karena itu variasi poskokesdes pun menjadi
beragam. Ada yang memanfaatkan salah satu
ruangan di balai desa, ada yang memanfaatkan
ruangan puskesmas pembantu, ada juga yang
menggunakan rumah dinas yang tidak ditempati.
Bisa jadi walaupun ada bangunan bekas Polindes
tetapi bidan desa tidak memilih tempat itu karena
berbagai macam pertimbangan. Barangkali dari
pemilihan tempat ini bisa menggambarkan model
atau tipe bidan desa dalam hal kedekatan secara
psikologis antara dua lembaga yaitu puskesmas
dan desa.
Ada bidan desa yang diminta aktif di poskesdes
tetapi lebih suka bekerja di puskesmas. Ada pula
yang diminta kepala puskesmas membantu di poli
KIA, tetapi sebenarnya dia tidak menyukainya.
Bahkan ada pula aktifitas hariannya tidak di GA AKT15 IF /SK/X/2010)
puskesmas dan tidak di poskesdes tetapi di DESA SEIA
S RI NO M O R 29/MENKES
puskesmas pembantu. Sepertinya masalah ini (KEPMENK
dilematis bagi bidan desa. Perasaan melebur
menjadi bagian dari "perangkat desa" belum
sepenuhnya dijiwai, sehingga mereka merasa an
ut deng
asing bekerja di balai desa. Tidak sedikit yang diseb
merasa tidak nyaman tinggal di balai desa apalagi yang mud
ah
s a atau gan b e r i k a n
komunitas desa kebanyakan kaum adam. d e d e n
alah ang: es em esa
Lain tempat lain pula ceritanya, untuk puskesmas tif ad ,y gaks g m n D
ia g a Ak elurahan t m e n a r y a n esehata wilayah
dengan tenaga bidan yang terbatas, biasanya bidan S k pa as K di t
Desa lain atau n y a d a a t a n d lui Pos ang ada s y a r a k a t
a k h la y
desa ini korban pertama yang diajak membantu di nam e n d u d u n k e s e hari me ehatan t a n M a syaraka
s a a
poli KIA. Dibenak mereka, "saya kan bidan desa, 1 . P e l a y a n a setiap arana ke K e s e h atan M
p a n u s a t seh nya. an
kok melayani di puskesmas", tetapi bagaimana la y a n ) a t a P u s K e in M d
pe e sdes e p e r t i , u sat t an la n U K B (meliputi
mereka bisa berargumen sementara posisi mereka s k
(Po b u t s u),
P se h a
ka at i,
e Pust na ke ang arak , giz
lemah. Sebagai contoh, mereka bekerja di desa t e r s antu ( tau sara n g e m b sis masy an anak n dan
b a d
tetapi DP3 dan cuti dibuat oleh kepala puskesmas. Pem esmas) y a m e ns berba an ibu esehata ngan
k t k u
Presensi harian pun mungkin belum ditegaskan: di (Pus d u d u k n survaila keseha ruratan tan lingk Hidup
e n a k a n a k it , e d a e h a k u
desa atau puskesmas. Jangan sampai ketika bidan 2.
P
ksan peny ku),
k peny Peril
a
mela ntauan n perila na, serta rapkan
desa di puskesmas, ruangan poskesdes menjadi pe m a n d a en c a e n e
kosong, kepala desa menganggap bidan desa tidak unga an b ya m
lingk nggulang yarakatn ).
masuk. Ketika bidan desa aktif di lapangan, a s S
pen gga ma at (PHB
h
kepala puskesmas menilai tidak pernah koordinasi sehin dan Se
e r s ih
ke puskesmas. Jalan keluar yang baik barang kali B
kedua institusi tersebut harus memberikan

EDISI 3/2012/JENDELA Husada 21

Anda mungkin juga menyukai