Trombosit
Trombosit adalah sel yang tidak berinti. Jika terdapat peningkatan konsumsi
trombosit seperti thrombosis, infeksi dan splenomegali, masa hidup trombosit akan
berkurang. Trombosit di darah perifer berbentuk granular basofilik dengan diameter
1-2 um dan nilai normalnya 140-400 x 10^9 /L, pada neonates 100-3 x 10^99 /L.
(Haematology at a glance, 103..)
Fungsi Trombosit
Fungi utama trombosit adalah membentuk sumbatan yang merupakan respons
hemostatik normal pada vaskular yang cedera. Fungsi trombosit yaitu adesi
(perlekatan), agregasi, dan reaksi pelepasan, dan amplifikasi (penguatan).
Agregasi trombosit
Trombosit inaktif memiliki 50-80000 reseptor GPIIb/IIIa yang tidak mengikat
fibrinogen, VWF, dan ligan lain. Saat ada stimulasi trombosit, maka aka nada
peningkatan GPIIb/IIIa yang kemudian akan terjadi ikatan silang trombosit dengan
jembatan fibrinogen.
Faktor Pertumbuhan
PDGF yang ada di granula a trombosit merangsang sel otot polos vaskular untuk
membelah diri yang dapat mempercepat penyembuhan pembuluh darah. (Kapsel
Hematologi Hoffbrand,297-..)
Hemostasis adalah proses pembentukan sumbatan pada dinding pembuluh darah yang
rusak dan mencegah kehilangan darah. Ketika pembuluh darah kecil rusak, luka
tersebut akan merangsang suatu proses pembentukan sumbatan.
(Ganong,531..)
Spasme Vaskular
Ketika arteri atau arteriol rusak, otot polos yang menyusun dinding pembuluh darah
akan berkontraksi. Proses ini menurunkan jumlah kehilangan darah selama beberapa
menit hingga beberapa jam, sedangkan proses hemostasis yang lain tetep
berlangsung. Spasme vaskular ini disebabkan karena adanya zat yang dilepaskan dari
trombosit yang teraktivasi dan reflek dari reseptor sakit.
Koagulasi
Proses yang mengawali pembentukan sumbat trombosit adalah perubahan proenzim
menjadi enzim aktif (clotting factor, contohnya faktor X menjadi Xa). Sebagian besar
faktor pembekuan dihasilkan di hati, yang membutuhkan vitamin K dan contohnya
thrombin, faktor X, yang membutuhkan Ca2+ untuk aktif..
Ada tiga fase koagulasi, yaitu inisial fase, fase amplifikasi, dan fase propagasi. Padad
proses inisial, pembentukan sumbat terjadi ketika sel melepaskan protein yang
disebut tissue factor (TF/Tromboplastin) ke dalam plasma sebagai tanda adanya
kerusakan pada pembuluh darah. Kemudian faktor VIIa dalam plasma berikatan
dengan TF, dan ikatan ini mengaktivasi protein kunci pada proses koagulasi, yaiitu
faktor X. ketika bergabung dengan kofaktor Va untuk membentuk protrombinase,
kemudian akan merubah protrombin menjadi thrombin.
Fase amplifikasi terjadi di permukaan trombosit. Kofaktor VIII normalnya berikatan
dengan VWF yang melindunginya dari degradasi. Trombin memecah faktor VIII dari
VWF dan mengaktifkannya ketika berikatan dengan permukaan trombosit. Hasilnya
adalah banyak trombosit aktif yang akan bergabung bersama yang diperantarai oleh
fibrinogen.
Fase propagasi, thrombin mengaktifkan kaskade pendek yang memulai aktivasi faktor
IX (diaktivasi oleh TF:VIIa). Faktor IXa membentuk ikatan dengan kofaktor VIIIa di
permukaan trombosit untuk membentuk tenase, aktivator kuat dari faktor X kemudian
TF :VIIa. Trombin mengurai fibrinogen disekitar trombosit menjadi monomer fibrin.
Monomer fibrin ini kemudian berikatan dengan faktor VIIIa untuk membentuk serat
fibrin dan sumbat yang kuat. (Physiology at a glance,29..)
Hemofilia
Berdasarkan patogenesisnya, hemofilia dibagi menjadi:
- Hemofilia A disebabkan karena defisiensi faktor VIII clotting activity (faktor
VIIIc) baik kar ena sintesisnya yang menurun atau pembentukan faktor VIII C
dengan struktur abnormal.
- Hemofilia B disebabkan karena defisiensi daktor IX.
Faktor VIII diperlukan dalam pembentukan tenae complex yang akan
mengaktifkan faktor X. defisiensi faktor VIII mengganggu jalur intrinsic sehingga
menyebabkan berkurangnya pembentukan fibrin. Akibatnya terjadilah gangguan
koagulasi.
(Hematologi klinik ringkas, I made bakta, 247)
Hemofilia A
Patofisiologi
Hemofilia A disebabkan karena defisiensi atau abnormalitas dari protein plasma,
faktor antihemofili (faktor VIII). Faktor VIII bersirkulasi dalam bentuk ikatan dengan
faktor Von Willebrand (VWF) dalam keadaan normal. Pada hemofilia A terjadi
gangguan pada proses stabilisasi sumbat trombosit oleh fibrin. Mutasi genetik
ditemukan pada hemofilia A :
- Transposisi basa tunggal : kodon arginin menjadi kodon stop yang menghentikan
sintesis faktor VIII yang menyebabkan hemofilia berat.
- Substitusi asam amino tunggal : menyebabkan hemofilia ringan.
- Delesi beberapa ribu nukleotida : menyebabkan hemofilia berat.
(Hematologi & transfuse, rukman 278.)
Temuan Laboratorium
Tes-tes berikut memberi hasil abnormal:
1. Activated partial thromboplastin time (APTT)
2. Pemeriksaan bekuan faktor VIII.
Analisis fungsi trombosit-100 (PFA-100) (dan waktu perdarahan) serta waktu
protrombin (PT) normal.
Pengobatan Hemofilia
Perawatan hematologi
Proses kromatografik sedang dikembangkan untuk menghasilkan konsentrat faktor
VIII dan faktor IX. Faktor IX yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai
pengobatan spesifik untuk hemofilia B, yang terhindar dari kelebihan trombosit.
(memorandum WHO,..)
Untuk menghentikan perdarahan, faktor yang kurang harus diberikan. Pada pasien h
emofilia A, faktor VIII harus diberikan, terapi yang dapat diberikan seperti whole
blood, fresh plasma, fresh frozen plasma, kriopresipitat, dan konsentrat faktor VIII.
Whole blood mengandung sedikit faktor VIII. Kriopresiptat dan fresh frozen plasma
kurang efektif dan kurang aman jika diberikan kepada pasien hemofilia A. Terapi
yang terbaik adalah konsentrat faktor VIII. Faktor VIII yang digunakan untuk
menghentikan perdarahan dihitung dari % peningkatan faktor VIII dengan berat
badan dan dibagi dengan 2%/IU/kg. (Monica widyawati S, 2011, dental
journal)
Pengobatan di Rumah
Pengobatann di rumah merupakan perawatan komprehensif. Pengobatan di rumah
yang terbaik adalah pemberian konsentrat faktor VIII di bawah pengawasan dokter.
American Nation Hemophilia Foundation mempunyai sayarat perawatan di rumah
sebagai berikut:
1. Diagnosis hemofilia klasik harus benar.
2. Frekuensi perdarahan, jika perdarahan terjadi 2 3 bulan sekali maka tidak
perlu dilakukan pengobatan di rumah.
3. Penderita dengan inhibitor faktor VIII pada awal terapi, tidak dilakukan
pengobatan di rumah.
4. Keadaan psikososial penderita harus baik.
5. Minimal berumur 4 tahun.
6. Catatann kesehatan/penggunaan faktor VIII harus baik.
7. Berkunjung rutin setiap 6 12 bulan ke klinikunntuk meyakinkan bahwa
penderita sehat fisik dan jasmani.
(Hematologi & transfuse, rukman 278.)
Penyakit ini disebabkan karena penurunan kadar atau kelainan fungsi faktor von
Willebrand (vWF) akibat mutasi missense atau mutasi null. VWF diproduksi oleh sel
endotel dan megakariosit. VWF mendorong perlekatan trombosit ke sub-endotel pada
aliran yang deras dan merupakan molekul pembawa untuk faktor VIII, melindunginya
dari perusakan prematur. Maka, ketika terjadi defisiensi faktor von Willebrand, akan
terjadi penurunan faktor VIII.
VWD adalah gangguan perdarahan herditer tersering. Biasanya pewarisan bersifat
dominan autosom. Tingkat keparahan perdarahan bervariasi, bergantung tipe mutasi
dan efek genetic epistatik misalnya golongan darah ABO. Wanita biasanya menderita
lebih parah daripada pria dengan kadar VWF yang sama, seperti perdarahan
membrane mukosa (mis. Epistaksis, menoragia), pengeluaran darah berlebihan dari
luka superfisial dan abrasi, serta perdarahan operasi dan pascatrauma.
Terapi VWD
Pilihan terapi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
1. Tindakan lokal dan obat antifibrinolitik (mis. Asam traneksamat untuk
perdarahan ringan)
2. Infus DDAVP bagi pengidap VWD tipe 1. Hal ini menyebabkan pelepasan
VWF dari sel endotel 30 menit setelah infuse intravena.
3. Konsentrat VWF murni untuk pasien yang kadar VWFnya sangat rendah.
Digunakan konsentrat faktor VIII/VWF yang berasal dari plasma. VWF
rekombinan kkini sedang dalam uji klinis fase II. (Kapita selekta hematologi
hoffbrand, 327,..)