Anda di halaman 1dari 3

Nama : Luthfi Aulia Oktofani Tugas ke-5

NPM : 1518011027
No. Presensi : 55

Nama Penceramah : Ustadz Maulana, Ustadzah Oki


Hari, tanggal, pukul : Kamis, 7 April 2016, pukul. 05.00
Tempat : Islam Itu Indah, Trans TV
Kategori : Ceramah Subuh

Makan

Mengambil hak orang lain di semua agama memang dilarang, tapi kenapa Allah SWT,
menjelaskan lagi dalam Al-Quran? Dalam Surah Al-Baqarah ayat 188 :

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui. Q.S. Al-Baqarah : 188

Makna dari kata makan adalah mengambil dan menggunakan. Kata nabi Muhammad
SAW Jangan menduduki tempat duduk yang masih panas. Apabila kita memakan sesuatu yang
bukan hak kita, makanan itu akan menjadi daging dan selama 40 hari doa kita tidak akan
diterima oleh Allah SWT.

Apa dampaknya jika kita memakan atau mengambil harta orang lain walaupun kita tidak
sengaja? Memakan harta orang lain hukumnya haram atau khasab, seperti yang ada pada Surat
Al-Kahfi ayat 79 :
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku
bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas
tiap-tiap bahtera. Q.S. Al-Kahfi ayat 79

Rasulullah SAW bersabda, Bukan kekafiran, bukan kemiskinan yang ku takuti dari
kaumku, tetapi ketika dunia dibentangkan dan mereka berlomba-lomba untuk meraihnya. Akan
datang suatu masa ketika umatku sudah tidak memperduikan kehalalan atau keharaman harta
yang didapat. Ketika kita merampas dan mendzolimi harta orang lain, maka yang terjadi adalah
doa-doanya tidak diijabah karena barang haram tersebut masuk ke dalam tubuh dan ibadahnya
tidak akan diterima selama 40 hari, dan di akhirat nanti kita akan bangkrut karena pahala kita
ditransfer ke orang yang kita dzolimi, dan dosa-dosa orang tersebut akan ditransfer kepada kita.
Sehingga kita harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak mengambil hak orang ain secara
sengaja atau tidak sengaja.

Kita juga tidak boleh mengambil hak pedagang. Dalam perdagangan, pada akhir transaksi
harus ada ijab qabulnya, yaitu berupa kesepakatan apakah halal atau tidaknya, sehingga kita bisa
memastikan apakah transaksi itu halal atau tidak, karena hokum jual beli harus sama-sama
menerima, tidak ada yang boleh dirugikan.

Harta bukan hanya sekedar tentang uang, tetapi semua titipan dari Allah SWT termasuk
anak adaah harta. Jual beli anak termasuk haram, tak hanya itu saja, jual beli hewan
peliharaanpun juga haram. Hal ini menghindarkan dari perkawinan sedarah agar sanadnya jelas.

Ada sebuah kisah tentang seseorang yang memakan harta yang haram. Ada saaeorang
pemuda bernama Tsabit bin Ibrahim. Pada suatu siang hari yang terik, tsabit bin Ibrahim sedang
berjalan-jalan di pinggiran Kota Kubfah, dai merasakan lapar dan haus. Ketika sedang meewati
sebuah kebun, tiba-tiba ada sebuah apel yang menggelinding, lalu dia memakan apel tersebut
yang berwarna merah. Ketika ia sedang menikmatinya setengah dari apel tersebut, ia tersadar
bahwa apel itu bukan lah miliknya. Lalu dia mencari pemilik kebun tersebut, dia masuk ke dalam
kebun. Di dalam kebun tersebut hanya ada pekerjanya. Lalu, tsabit bin Ibrahim menempuh
perjalanan satu hari satu malam untuk menemui pemilik kebun tersebut. Ia meminta bapak
tersebut agar menghalalkan apel tersebut. Namun, bapak tersebut meminta Tsabit bin Ibrahim
untuk menikahi anaknya. Putrinya tersebu diceritakan adalah seorang wanita yang buta, tui, bisu,
dan lumpuh. Awalnya Tsabit bin Ibrahim menolak, namun akhirnya dia menerimanya. Saat
malam pertamanya, ia mengucapkan salam di depan pintu, ia berpikir bahwa aka nada malaikat-
malaikat yang akan mnjawab salamnya tapi kemudian tersengar suara menjawab salam dari
dalam kamar, suara tersebut lembut. Kemudian dia terkejut melihat wanita yang ditemuinya
ternyata adalah seorang wanita yang canatik luar biasa dan lembut. Dia berkata aku butaa
karena aku tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT, Aku tuli karena aku
tidak pernah mendengar yang diharamkan oleh Allah SWT, Aku bisu karena aku tidak pernah
mengucapkan kata-kata yang tidak disukai oleh Allah SWT, Aku lumpuh karenatidak pernah
berjalan menuju tempat-tempat yang tidak disukai oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai