Anda di halaman 1dari 9

TANGGUNG JAWAB KITA HIDUP KITA Ada seorang pengusaha besar berumur sekitar 65 tahun terkenal asetnya tidak

lagi terhitung. Satu hari pengusaha kita ini bertemu dengan seorang teman wartawan terjadilah dialog. Sang wartawan bertanya kepada pengusaha kita, pak umur bapak berapa tahun? Umur saya ? iya. Paling sekitar 7 tahun. Loh 7 tahun? 7 tahun. Anak bapak berapa orang? 1. 1 saja. 1 saja. Harta bapak berapa banyak? Ya paling sekitar 10 s/d 15 juta rupiah saja. Teman wartawan berkata Pak, kenapa bapak berdusta? Bapak orang terkenal pengusaha besar punyak biografi. Kami tau umur bapak 65 tahun kenapa bapa bilang 7 tahun? Anak bapak pun banyak kenapa cuma bilang 1? Harta bapak aset sudah tidak ternilai kenapa bapak bilang cuma 10 s/d 15 juta rupiah saja? Senyum agak getir sang pengusaha menjawab kau benar nak umur saya klo jumlahnya sih memang 65 tahun, tapi dari 65 tahun umur saya itu rasa-rasanya baru 7 tahun yang ada artinya disisi Alloh. Baru 7

tahun sujud saya benar baru 7 tahun saya laksanakan perintahnya saya tinggalkan larangannya sisa umur yang lain habis kelabu warnanya penuh dosa dan keingkaran. Saya katakan umur saya cuma 7 tahun. Anak? kau juga tau anak saya banyak tapi dari sekian banyak anak ini rasanya cuma 1 yang akan menjadi buah hati belahan jantung pelanjut certia penerus sejarah anak sholeh yang akan mendoakan orang tuanya, yang lain susah diurus anak saya itu. Oh gitu toh ? iya. Mengenai harta pak? Kau juga benar harta saya asetnya sudah sulit dihitunglah pabrik dimana-mana ditiap bank hampir ada deposito saya, tapi dari sekian banyak harta itu yang saya ingat baru sekitar 10 s/d 15 juta yang saya belanjakan dijalan Alloh. Saya sumbangkan masjid saya bantu pesantren saya bantu yatim piyatu dan itu yang akan menjadi milik saya yang sebenarnya yang akan saya bawa menghadap Alloh saya bawa kealam kubur

yang lain akan menjadi rebutan ahli waris sesudahnya. Jangan-jangan orang tua tadi adalah kitakita ini, jangan-jangan kita-kita ini adalah orang tua tadi, tapi yang pasti jangan sampailah kita seperti orang tua tadi itu. Dari sekian banyak umur yang diberikan berapa yang punyak nilai disisi Alloh ? dari sekian banyak anak titipan Alloh kepada kita? berapa yang akan menjadi anak sholeh buah hati belahan jantung pelanjut certia penerus sejarah? Dan dari sekian banyak harta kita? berapa yang sudah kita belanjakan dijalan Alloh. Yang artinya akan menjadi milik kita yang sebenarnya. Banyak ketidak adilan yang terlepas dari pengadilan dunia, sering orang-orang yang berbuat kebaikan tidak mendapatkan perlakuan yang pantas didunia ini! Sering kehidupan jadi rancuh yang benar dikhianati penghianat dibenarkan. Yang tuntunan dijadikan tontonan yang tontonan malah dijadikan tuntunan.

Untunglah ada akhirat bukan sekedar melepas diri dari ketidak berdayaan kita menghadapi system, tapi cermin bahwa tidak ada satu ketidak adilan yang bagimanapun kecilnya yang terlepas dari pengadilan dunia akan terlepas juga dipengadilan akhirat nanti. Inilah keadilan. Karna itu pada Khutbah jumat kali ini saya ingin menyampaikan sebuah hadist tentang apa yang harus kita pertanggung jawabkan dihadapan Qodi Robbil Jalil nanti. Sebuah hadist menyatakan lan tan julla qoddama abdin yaumal qiyamah hatta yus alla an arbba i sholin. Besok dihari qiyamat tidak akan bergeser tepalak kaki seorang hamba sebelum ia dimintakan tanggung jawab terlebih dahulu tentang 4 persoalan. Apa yang 4 itu? 1. Pertama an umrihi fima apnahu. Umur yang diberikan kepadanya akan dimintakan tanggung jawab kelak dimana umur itu dihabiskan? Diberikan umur 30 tahun kah 40 tahun 50 sampai 70 , 100 bahkan. Sejak kita aqil balig

sampai ajal datang merenggut dimana umur itu dihabiskan?

nyawa

Kita sering main-main padalah waktu berjalan terus, kita sering lalai dan lupa padahal malaikal maut tidak pernah lalai dan lupa. Seorang nabi, nabi Yaqub as seketika akan ajal beliau menanyakan kalau saya ajal kenpa tidak diberitahu terlebih dahulu? Kata malikal maut sudah, sudah diberi tau. Loh bagimana caranya saya diberi tau? Perubahan yang terjadi pada fisik kita adalah pemberi tahuan, uban yang bertabur mata yang mulai lamur , pendengaran yang mulai kabru itu semua pemberi tahuan agar kita mawas diri. Umur akan dimintakan pertangguan jawab dimana umur itu dihabiskan. William scekper memang pernah bilang waktu hidup itu singkat tau tau baru saja dzohor tau tau sudah ashar, baru saja ashar tau tau sudah magrib. Yang kemarin anakanak tau tau sudah punyak anak, tau tau tau tau dan tau tau.

The time of life is short kata scekper waktu hidup itu singkat betul, namaun waktu yang singkat akan terasa ada manfaatnya klo kita bisa memanfaatkanya dengan sebaikbaiknya. Apalah umur panjang klo hanya untuk menimbun dosa dan kesalahan lebih baik umur yang panjang untuk menimbun mengkoleksi berbagi kebajikan. Inilah dimana ucapan nabi khoirukum man thola umruhu wa hasuna amallu, yang terbaik diantara kamu orang yang panjang umurnya dan banyak juga kebaikanya. Umur ini yang sering kita berleha-leha menghabisakannya untuk sesuatu yang tidak punyak nilai kelak akan dimintakan tanggung jawab dihadapan Alloh Ajja Wajjalah. 2. Lalu yang kedua wa an sabbabihii fimma abllahu masa muda. pernah diberikan umur muda dimana dihabiskan umur muda itu? Hura-hura? Atau untuk sesuatu yang bermanfaat?

Dahulu ada seorang selebritislah klo zaman kita sekarang namanya malik bin dinnar, namanya saja sudah malik bin dinnar raja bin uang hidupnya zet set. Suatu malam dia mengadakan pesta dirumah mewahnya datang seorang pengemis bertanya kepada penjaga pintu siapa yang punyak rumah ini? Bos saya ! ia malik bin dinnar. Oh orang kaya ? orang kaya! Selebriti? Selebriti! Dia hamba apa orang merdeka? Dia orang merdeka klo hamaba bagaimana bisa pesta sehebat ini. Orang tua itu senyum lalu bilang sampaikan pada bos mu malik bin dinnar! Dia memang orang yang merdeka klo dia hamba bukan seperti ini pekerjaanya. Dia orang merdeka dilarang tidak terlarang dicegahpun tidak tercegah merdeka dia menurutkan hawa nafusunya. Klo dia hamba, hamba Alloh bukan begini pekerjaanya menghabishabiskan waktu pesta pora hura-hura sesuatu yang tidak ada gunanya. Ini disampaikan kepada malik bin dinnar dia tercenung mendengar orang tua yang misterius itu, malamnya dia bermimpi

qiamat datang dia akan dimasukan kedalam neraka karena itulah lalu dia bertobat dan kemudian menjadi alhi sufi yang terkenal malik bin dinnar. Masa muda akan dimintakan tanggung jawab. 3. Yang ke tiga wa an ilmihii maja amii labi ilmu yang dimilikinya. Kemana ilmu itu diamalkan untuk mencerkan orang atau membodohkan orang yang memang sudah bodoh, untuk membimbing umat atau menyesatkan orang lain, agar hamba menjadi hamba Alloh atau agar orang menghambakan dia. Ilmu akan dimintakan pertanguan jawab. 4. Yang terakhir wa an malihii min aina iktasabahu wa fii ma an faqohu. Kita akan dimintakan tanggung jawab tentang harta kita dari mana harta itu didapat? Dan kemana harta itu dibelanajakan? Perhatikan yang terakhir ini tentang ilmu pertanyaan akhirat cuma satu ilmumu kau amalkan untuk apa? Tetang umur pentanyaan akhirat pun satu umurmu kau habiskan dimana? Tentang masa muda

petanyaan akhirat juga satu masa muda mu kau gunakan buat apa? Tapi khusus tentang harta pengadilan akhirat bertanya dua hartamu kau dapat dari mana? Dan kau belanjakan kemana? Dari mananya dan kemananya kadang didapat dari cara yang benar, tapi dibelanjakan untuk yang tidak benar. Atau bisa juga didapat dari cara yang tidak benar, dibelanjakan kepada jalan yang benar itu pun tidak mungkin kedua-duanya. Maasirol muslimin rohimkummulah jammah jumat

Mudah-mudahan kita tidak benasib seperti orang tua pengusaha diawal khutbah ini, semoga kita menjadi orang yang mampu mempertanggung jawabkan baik umur, masa muda, ilmu pengetahuan dan harta yang dititipkan Alloh kepada kita. Tidak ada satupun yang luput dari pengadilan Akhirat.

Anda mungkin juga menyukai