Anda di halaman 1dari 2

Naskah Pidato Tentang Korupsi Mengancam Generasi

Muda
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh
Salam Semangat dan Bahagia untuk Kita Semua
Yang Terhormat, Bapak/Ibu Kepala…
Yang Terhormat, Bapak/Ibu Dewan Juri/Dewan Guru…
Serta segenap hadirin yang berbahagia,
Pertama di atas segalanya, marilah kita bersyukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan nikmat, terutama nikmat sehat dan sempat sehingga kita semua bisa berkumpul di
ruangan yang penuh ilmu ini.
Shalawat berlantunka salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan
dengan seringnya bershalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.
Teman-teman yang berbahagia,
Apakah teman-teman di sini mulai menyadari bahwa tindakan korupsi bisa mengancam eksistensi
generasi muda?
Beberapa dari kita mungkin cukup abai dengan urusan korupsi, soalnya baik di Indonesia maupun
di berbagai negara di dunia para pelaku koruptor banyak datang dari orang-orang penting seperti
Kepala Desa, Bupati, Gubernur, hingga Menteri.
Pertanyaan saya, apakah mungkin kisah korupsi hanya diperankan oleh orang-orang dewasa yang
punya jabatan tinggi semata? Atau, malah ada segunung cerita korupsi namun belum terungkap ke
media?
Hadirin yang berbahagia;
Sungguh pening kepala kita menjawabnya, karena pada dasarnya korupsi itu laksana fenomena
gunung es yang mencair di atas, namun bisa jadi tetap beku di bawah.
Bayangkan bila kasus korupsi yang masih beku itu dilakukan oleh kira para generasi muda.
Apakah mungkin?
Melirik pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, diterangkan bahwa koruptor adalah:
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
menyalahgunakan kewenangan kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
Bersadarkan pasal di atas, artinya kita selaku generasi muda, bahkan anak kecil pun bisa termasuk
pelaku korupsi, kan?
Beli garam harganya Rp3.000, tapi bilangnya kepada Ibunda adalah Rp5.000. Nah, Rp2.000
adalah uang korupsi, kan? Begitu pula dengan bendahara yang memanipulasi uang kas untuk
kepentingan pribadi.
Aduh! Ternyata perbuatan korupsi itu ternyata bermula dari hal kecil, ya kan teman-teman? Dari
yang awalnya menggelapkan dana Rp2.000, lama-kelamaan bisa berubah menjadi Rp2.000.000.
Dari yang awalnya Rp2.000.000, lama-kelamaan bisa menggunung menjadi Rp2 miliar.
Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia;
Sejatinya korupsi itu bermula dari nafsu yang tidak pernah puas dan rendahnya kualitas akhlak
seseorang.
Maka dari itulah, dirasa penting bagi kita semua untuk berperilaku jujur sejak dini, menyampaikan
amanah dengan adil tanpa mengurangi yang seharusnya cukup, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Sesederhana itu? Agaknya kita sama-sama menyadari bahwa secara teori, perilaku jujur dan
amanah itu pengertiannya mudah dihapal tapi begitu sulit untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Meski demikian, saya yakin teman-teman dan seluruh tamu undangan yang hadir di sini
dimudahkan oleh Allah untuk berperilaku jujur.
Hadirin yang berbahagia;
Kiranya demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan izinkan saya tutup dengan pantun:
Aduhai enaknya sambal terasi
Harumnya bikin tetangga jadi iri
Mari kita berantas korupsi
Yang dimulai dari diri sendiri
Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh
Sumber: Gurupenyemangat.com. Ditulis oleh Ozy V. Alandika

Anda mungkin juga menyukai