Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

MEMAKAN HARTA ANAK YATIM DAN KORUPSI

Guru Pembimbing : Ustadz Mujibul Fatah


DISUSUN OLEH :
 Siti Afsari Aulia Putri
 Zaski Adya Fadian
 Syifa Awaliah
 Siti Sarah Pebrianti
 Muhliah Aliyah

PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR’AN AL-ATIQIYAH


Kp. Cipanengah, Kec. Bojonggenteng, Kab. Sukabumi, Prov. Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Akidah Akhlak
tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingannya
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas akidah akhlak. Tak hanya
itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kami harap semoga makalah akidah akhlak ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang
telah membaca makalah ini hingga akhir.

2
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Memakan Harta Anak Yatim...................................................................................5
1. Pengertian Harta Anak Yatim.............................................................................5
2. Siapakah Al-Yataamaa........................................................................................5
3. Hukum Memakan Harta AnakYatim..................................................................6
4. Dampak Negatif Memakan Harta Anak Yatim...................................................6
5. Menghindari Perilaku Memakan Harta Anak Yatim..........................................7
6. Dalil Tentang Memakan Harta Anak Yatim.......................................................7
7. Hikmah Larangan Memakan Harta Anak Yatim................................................8
B. Korupsi....................................................................................................................8
1. Pengertian Korupsi..............................................................................................8
2. Faktor Penyebab Korupsi....................................................................................8
3. Dampak Negatif Korupsi....................................................................................9
4. Menghindari Perilaku Korupsi............................................................................9
5. Dalil Tentang Korupsi.........................................................................................9
6. Hikmah Larangan Korupsi..................................................................................9
7. Bentuk Dan Jenis Korupsi...................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10
C. Kata Penutup............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memakan harta anak yatim adalah salah satu bentuk dosa besar. Perbuatan tercela
tersebut amat dikecam dan mendapat sanksi berat dari Allah. Wali yang menjaga anak
yatim, seharusnya mengurus harta yang dimiliki anak yatim tersebut dengan penuh
amanah dan bukan menyelewengkannya. Sebab, harta yang dikelola saat ini menjadi
bekal bagi anak yatim di kemudian hari. Saat anak yatim beranjak dewasa dan mampu
mengurusi hartanya sendiri, maka harta itu akan sepenuhnya dikembalikan kepada
mereka. Dikutip buku Akidah Akhlak Kelas XI, orang yang menyelewengkan atau
melakukan korupsi pada harta anak yatim akan diganjar dengan konsekuensi berat.
Adapun Perilaku korupsi hampir sama dengan memakan harta anak yatim, yang sama-
sama sebagai perbuatan mendzalimi orang lain. Korupsi adalah perilaku pejabat publik
dan pihak lain dalam menyelahgunakan kepercayaan publik demi memperkaya diri dan
atau memperkaya orang-orang yang dekat dengannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian memakan harta anak yatim dan korupsi?
2. Apa unsur-unsur korupsi?
3. Apa faktor terjadinya memakan harta anak yatim dan korupsi?
4. Apa dampak negatif memakan harta anak yatim dan korupsi?
5. Bagaimana cara menghindari perilaku memakan harta anak yatim dan korupsi?
6. Apa dalil tentang memakan harta anak yatim dan korupsi?
7. Apa hikmah larangan perilaku memakan harta anak yatim dan korupsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu memakan harta anak yatim dan korupsi
2. Mengetahui apa saja faktor terjadinya memakan harta anak yatim dan korupsi
3. Mengetahui dampak negatif dari perilaku memakan harta anak yatim dan korupsi
4. Mengetahui cara menghindari dan hikmahnya
5. Meningkatkan keimanan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Memakan Harta Anak Yatim

1. Pengertian Harta Anak Yatim

Harta anak yatim adalah semua harta yang menjadi hak anak yatim secara syar’i,
baik berupa uang atau perabotan rumah tangga dan yang lainnya (Lihat, Huququ al-
Yatama Kama Jaa-a Fii Surati an-Nisa, hal 6.) yang didapatkan dari warisan atau dari
pemberian bantuan orang lain kepadanya baik secara langsung maupun melalui
lembaga sosial yang dititipi oleh para donatur untuk anak-anak yatim, ataupun harta
tersebut didapatkannya dari zakat kaum muslimin ataupun dari jalur yang lainnya.
Maka, kesemua harta tersebut adalah hartanya, dan siapa yang mengambilnya tanpa
hak termasuk orang yang terancam dengan siksa neraka.

2. Siapakah Al-Yataamaa

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata, menjelaskan makna al-


yataamaa (anak-anak yatim), alyataamaa merupakan jama’ dari yatim. (Lihat, Tafsir
Surat an-Nisa, hal 20). Kata tersebut diambil dari kata al-Yutmu, yang bermakna
“sendiri”. Adapun yang dimaksud dengan “yatim” secara istilah adalah siapa yang
ditinggal mati ayahnya sementara ia masih kecil belum dewasa, baik ia laki-laki
ataupun wanita. Adapun bila ia telah dewasa maka hilanglah sifat keyatimannya
secara istilah dan secara hukum syar’i. Oleh karena ini, disebutkan dalam hadits:

‫ٍم‬‫َال ُيْت َم َب ْع َد ِاْح ِتَال‬


“Tidak ada istilah yatim setelah seorang anak mengalami ihtilam (mimpi basah)Yakni,
telah dewasa.” (HR. Abu Dawud no. 2872).

3. Hukum Memakan Harta Anak Yatim

Dalam suatu riwayat, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari
kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukannya
kedalam surga, kecuali apabila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.” (HR.
Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan betapa mulianya orang-orang yang mau
menyantuni anak yatim dalam hidupnya. Pahala dan surga menjadi jaminan bagi
mereka, karena amalan yang telah dilakukan tersebut. Namun, dalam Islam juga
dilarang bagi kita untuk memakan harta anak yatim. Bahkan Allah memberikan
kecaman yang luar biasa, bagi mereka yang melakukannya. Apalagi, anak yatim
biasanya membutuhkan dukungan, bantuan, dan perlindungan lebih saat ayah atau
orang tuanya telah tiada.

5
4. Dampak Negatif Memakan Harta Anak Yatim

Salah satu dampak negatif dari memakan harta anak yatim adalah :
 Memakan harta anak yatim dengan zalim diibaratkan seperti orang yang mengisi
perutnya dengan api dan di akhirat akan dimasukan ke dalam neraka yang apinya
menyala-nyala.
 Memakan harta anak yatim sezara zalim merupakan salah satu perbuatan yang
dikategorikan dosa besar yang ancaman dosanya disamakan dengan dosa syirik,
sihir, membunuh, memakan riba, berpaling dari perang yang bercambuk dan
menuduh zina.

5. Menghindari Perilaku memakan harta anak yatim


a. Bersyukur : dengan begitu apa yang kita milki itu selalu kita syukuri
karena rezeki yang Allah berikan itu adalah yang terbaik untuk kita
b. Sayangi anak yatim : cara kedua adalah menyayangi mereka seperti
layaknya anak ata saudara sendiri. Pikirkan nasib mereka tanpa ayah.
Jangan sampai masa depan mereka terganggu karena tidak adanya
sosok ayah yang melindungi.
c. Jangan menghardik : jika sekiranya memang belum mampu untuk
membantu, menyayangi dan menyantuni setidaknya jangan membuat
mereka menderita. Berikan kasih sayang sudah menjadi bagian
menyantuni anak yatim.
d. Cari harta halal : terakhir carihal harta yang halal agar tidak menganggu
harta orang lain apalagi anak yatim.
e. Selalu berdoa : berdoalah kepada Allah SWT agar dihindarkan dari
perbuatan dosa yang tidak disukai.

6. Dalil tentang Memakan harta anak yatim

Dalil tentang Memakan harta anak yatim tertuang dalam Q.S. Al-Isra ayat 34.

‫َو ال َت ْق َر ُبوا َم اَل اْلَي ِتيِم ِإال ِباَّلِتي ِهَي َأْح َس ُن‬
Dan janganlah kalian mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa. (Al-Isra: 34)

Q.S. Ad-Dhuha ayat 9

‫َفَأَّما اْل َي ِتيَم َف ال َت ْق َه ْر‬


6
Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
(Adh-Dhuha: 9)

Adapun hadistnya sebagai berikut :

‫ْن َض َّم َي ِتْيًما َب ْي َن َأَبَو ْي ِن ُمْس ِلَم ْي ِن ِفْي َط َع اِمِه َو َش َر اِبِه َح َّت ى َي ْس َتْغ ِنَي َع ْن ُه َو َج َب ْت َلُه اْل َج َّن ُة‬

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Thobrani, Shahih At Targhib Al Albani bahwa:
“Barang siapa yang mengikut sertakan seorang anak yatim di antara dua orang
tua Muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti
masuk surga.” [HR. Thabrani]

7. Hikmah Larangan Memakan harta anak yatim

a) Melindungi kehidupan sosial dari akibat buruk yang ditimbulkan


b) Rezeki yang diperoleh mendapat keberkahan
c) Memupuk rasa kasih sayang terhadap sesama manusia
d) Meningkatkan kekhusyuan dalam beribadah
e) Terciptanya kedamaian, kebahagiaan dan marwah (kehormatan) individu dan
masyarakat

B. Korupsi

1. Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah merupakan sebuah tindakan oleh pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu
yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan menyogok. Kata tersebut
kemudian menurunkan istilah corruption, corrups (inggris), corruption
(perancis), corruptie, korruptie (belanda), dan juga korupsi (indonesia). Korupsi
adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi. Masyarakat pada
umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian
tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan
keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang paling mengidentikan
perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekaan pada
penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.

7
2. Faktor Penyebab terjadinya Korupsi

1. Faktor Internal
Faktor internal penyebab korupsi berasal dari dalam diri sendiri, yaitu sifat
dan karakter seseorang yang mempengaruhi segala tindakannya. Beberapa
yang termasuk di dalam faktor internal ini diantaranya:

 Sifat tamak, sifat dalam diri manusia yang menginginkan sesuatu melebihi
kebutuhannya dan selalu merasa kurang.
 Gaya hidup konsumtif, perilaku manusia yang selalu ingin memenuhi
kebutuhan yang tidak terlalu penting sehingga tidak bisa menyeimbangkan
pendapatan dengan pengeluarannya, misalnya hedonisme.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab korupsi berasal dari lingkungan sekitar yang
dapat mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang sehingga melakukan
korupsi. Beberapa yang termasuk dalam faktor eksternal tersebut diantaranya:

 Faktor ekonomi, adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik


seringkali mempengaruhi seseorang dalam bertindak. Misalnya gaji yang
tidak sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan
korupsi.
 Faktor politik, dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan
dalam mendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya dilakukan untuk
menduduki suatu posisi sehingga timbul niat untuk melakukan tindakan
koruptif.
 Faktor organisasi, dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan
anggota, tindakan korupsi dapat terjadi karena perilaku tidak jujur, tidak
disiplin, tidak ada kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur organisasi
tidak jelas, dan pemimpin yang tidak tegas.
 Faktor hukum, seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke
bawah. Artinya, para pejabat dan orang dekatnya cenderung diperlakukan
istimewa di mata hukum, sedangkan masyarakat kecil diperlakukan tegas.
Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi di lembaga hukum.

3. Dampak Negatif Korupsi

1) Turunnya kualitas pelayanan publik.


2) Terenggutnya hak-hak dasar warga negara.
3) Rusaknya sendi-sendi prinsip dari sistem pengelolaan keuangan negara.
4) Terjadinya pemerintahan boneka.
5) Meningkatkan kesenjangan sosial.
6) Menyebabkan hilangnya kepercayaan investor.
7) Menyebabkan terjadinya degradasi moral dan etos kerja.

8
4. Menghindari Perilaku Korupsi

Menurut ayat-ayat di dalam al-Qur'an terdapat beberapa cara yang bisa


diikuti sebagai tameng dalam mencegah korupsi :

 Cara pertama yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah dengan cara


membangun kepribadian atau akhlak yang taqwa dengan meningkatkan
kualitas keimanan.
 Cara yang kedua yang bisa dilakukan adalah mengurangi perasaan cinta
pada dunia yang berlebihan.
 Cara ketiga yang selanjutnya adalah menjauhkan diri dari tindakan batil,
karena tindakan batil juga dapat menyebabkan seseorang menjadi malas.
Malas adalah penyebab utama dan juga penyebab yang dominan seseorang
melakukan tindakan korupsi.
 Cara terakhir untuk menjauhkan diri dari tindakan korupsi adalah dengan
mengikuti salah satu sifat nabi yang harus diteladani oleh umat Islam, yaitu
shidiq (alshidqu) yang berarti kejujuran.

5. Dalil tentang Korupsi

QS. An-Nisa Ayat 29

ۚ‌‫ٰۤي ـَاُّي َه ا اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا اَل َت ۡا ُك ُلۤۡو ا َاۡم َو اَلـُك ۡم َب ۡي َن ُك ۡم ِباۡل َباِط ِل ِاۤاَّل َاۡن َت ُك ۡو َن ِتَج اَر ًة َع ۡن َت َر اٍض ِّم ۡن ُك ۡم‬
‫َو اَل َت ۡق ُتُلۤۡو ا َاۡن ـُفَس ُك ۡمؕ‌ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ۡم َر ِحۡي ًما‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu."

ٌ ‫َح َّد َث َن ا اَأْلْس َو ُد ْبُن َع اِم ٍر َح َّد َث َن ا َأُبو َب ْك ٍر َي ْع ِني اْب َن َع َّياٍش َع ْن َلْيٍث َع ْن َأِبي اْلَخ َّط اِب َع ْن‬
‫َأِبي ُز ْر َع َة َع ْن َث ْو َب اَن َقاَل َلَع َن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلم الَّر اِش َي َو اْلُمْر َت ِش َي‬
‫َ َو الَّر اِئَش َي ْع ِني اَّلِذي َي ْم ِش ي َب ْي َن ُهَم ا‬
“Telah menceritakan kepada kami Al Aswad bin ‘Amir telah bercerita kepada
kami Abu Bakar bin ‘Ayyasy dari Laits dari Abu Al Khoththob dari Abu Zur’ah dari
Tsauban berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam melaknat orang yang
menyuap, yang disuap dan perantaranya (broker, makelar).”

9
6. Hikmah Larangan Korupsi
1. Berhati-hati mendapatkan harta
2. Menjaga hak milik orang lain.
3. Keberkahan harta

7. Bentuk Dan Jenis Korupsi

a. Bribery atau penyuapan adalah suatu tindakan memberikan uang/ imbalan


kepada pihak lain yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Bentuk penyuapan tersebut
misalnya; Memberikan atau menjanjikan sesuatu
b. Embezzlement atau penggelapan adalah suatu tindakan kecurangan
dalam bentuk penggelapan sumber daya orang lain atau organisasi untuk
kepentingan pribadi. Bentuk penggelapan tersebut misalnya;
menggunakan kas kecil untuk kepentingan pribadi.
c. Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi yang
disengaja dimana seseorang melakukan penipuan, kecurangan, dan
kebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Bentuk fraud
tersebut misalnya; Penggelapan uang kas dengan cara mengundur-undur
waktu pencatatan penerimaan kas.
d. Extortion atau pemerasan adalah suatu tindakan koruptif dimana
seseorang atau kelompok melakukan ancaman secara lalim kepada pihak
lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa, atau perilaku yang
diinginkan dari pihak yang diancam. Bentuk pemerasan tersebut misalnya;
Ancaman perusakan properti bila tidak memberikan uang keamanan.
e. Favouritism/ favoritisme atau tindakan pilih kasih adalah suatu mekanisme
koruptif dimana seseorang atau kelompok menyalahgunakan
kekuasaannya yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber daya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terkait dengan memakan harta anak yatim diberbagai negara yang melarang memakan
harta anak yatim sampai taraf tertentu, Karena memakan harta anak yatim mempunyai
konsekuensi sosial kurang baik. Terutama beberapa negara-negara Islam yang sangat
melarang memakan harta anak yatim dan hampir semua negara-negara mengatur itu. Oleh
karena itu dalam pergaulan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari norma dan aturan
yang berlaku di masyarakat. Apabila semua anggota masyarakat mentaati norma dan
aturan tersebut, niscaya kehidupan masyarakat akan tenteram, aman, dan damai.
Selain memakan harta anak yatim, korupsi juga termasuk salah satu perbuatan tercela.
Hukum Islam memandang tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana yang berbahaya
dan oleh karenanya maka hukumanya sudah ditetepkan oleh syara’ yaitu hukuman yyang
sebagaimana tercantum dalam Al – Qur’an surat An-nisa ayat 29 .

B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran sangat
diperlukan.

C. Kata Penutup
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hidayah-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih saya sampaikan kepada guru
pembimbing saya yang telah memberikan ilmu dan memberikan dorongan serta semangat
agar kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5753972/dampak-negatif-judi-diperingatkan-dalam-al-
quran-surah-al-maidah-91

https://text-id.123dok.com/document/7q06kll9q-unsur-unsur-judi-menurut-hukum-islam.html

https://www.merdeka.com/quran/al-maidah/ayat-90#:~:text=90.%20Wahai%20orang%2Dorang
%20yang,perbuatan)%20itu%20agar%20kamu%20beruntung.

http://eprints.ums.ac.id/36153/5/BAB%201.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai