Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HIBAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


FIQH MAWARIS
DOSEN PENGAMPU : LUTFI ZAIMUDDIN,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
BUDI PRANSTIA (20010284)
SASNITA (20010289)

PROGRAM SARJANA EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBI)
TANGGAMUS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Hibah dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Lutfi


Zaimuddin,M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Fiqh Mawaris yang telah
memberikan tugas ini. Berkat tugas yang diberikan, dapat menambah wawasan
kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan serta pengalaman bagi pembaca mengenai Hibah. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang.

Kota Agung, 20 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Hibah.............................................................................................2
B. Dasar Hukum Hibah........................................................................................3
C. Rukun Hibah....................................................................................................4
D. Syarat-Syarat Hibah........................................................................................4
E. Macam-Macam Hibah.....................................................................................5
F. Hikmah Hibah..................................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia tidak hanya berhubungan dengan Tuhan yang


menciptakan, tetapi juga berhubungan dengan manusia dan alam sekitarnya.
Karena jika ditinjau lebih dalam dan teliti rahasia dan hikmah dari ibadah kepada-
Nya tersebut bukan berarti tidak ada hubungannya sama sekali dengan manusia
sebagai pengabdi sesamanya dalam arti lain.

Dari pemahaman tersebut maka dibutuhkan ilmu yang berhubungan


dengan sesama manusia untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan
jasmaniah dengan cara yang sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran agama dan
tuntunan agama. Termasuk dalam masalah ini antara lain adalah hibah.

Hibah menurut hukum adat adalah suatu pemberian dari orang tua yang
dibagikan kepada anak-anaknya di waktu ia masih hidup dengan tujuan agar tidak
terjadi percekcokan, biasanya hibah ini dilakukan setelah sang anak dapat berdiri
sendiri dan membentuk keluarga sendiri. Hibah ini dapat terjadi akibat
kekhawatiran si penghibah karena ibu dari anak-anaknya merupakan ibu sambung
atau ibu tiri, ataupun hibah ini dapat terjadi pula karena salah satu anak dari si
penghibah adalah anak angkat yang disangkal keanggotaannya sebagai ahli waris

Maka dalam makalah ini penulis akan menjabarkan tentang hibah yang
bertujuan untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam bersyarikat. Jadi,
jelaslah bahwa agama Islam itu bukan saja mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hibah?
2. Apa Dasar Hukum Hibah?
3. Apa Rukun Hibah?
4. Apa Syarat-Syarat Hibah?
5. Apa Macam-Macam Hibah ?
6. Apa Hikmah Hibah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Hibah


2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Hibah
3. Untuk mengetahui Rukun Hibah
4. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Hibah
5. Untuk mengetahui Macam-Macam Hibah
6. Untuk mengetahui Hikmah Hibah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hibah

Hibah secara etimologi adalah bentuk mashdar dari kata wahaba artinya
memberi. Sedangkan secara terminologi hibah adalah pemberian pemilikan suatu
benda melalui transaksi (‘aqad) tanpa mengharapkan imbalan yang diketahui
dengan jelas dilakukan saat pemberi masih hidup.

Didalam syara’ sendiri menyebutkan hibah mempunyai arti akad yang pokok
persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu dia
hidup, tanpa adanya imbalan. Apabila seseorang memberikan hartanya kepada
orang lain untuk dimanfaatkan tetapi tidak diberikan kepadanya hak kepemilikan
maka harta tersebut disebut i’aarah. Adapun hibah mempunyai pengertian yang
meliputi hal-hal : (1) ibra, yaitu menghibahkan utang kepada yang berhutang, (2)
sedekah, yaitu pemberian dengan mengharapkan pahala di akhirat, (3) hadiah,
yaitu pemberian yang menurut orang yang diberi itu untuk memberi imbalan.

2
B. Dasar Hukum Hibah

1. Dasar Hukum Hibah


a. Surat Ali Imran : 92

Artinya:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),sebelum


kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.bDan apa saja yang
kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”

b. Hadits

Hadits Nabi Muhammad SAW antara lain hadits yang diriwayatkan oleh
Ahmad dari hadits Khalid bin 'Adi, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda
yang artinya sebagai berikut :
"Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena
mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya
dan tidak menolaknya, karena ia adalah rezeki yang diberi Allah
kepadanya".

2. Hukum Hibah
Memberikan Sesuatu kepada orang lain, asal barang atau harta itu halal
termasuk perbuatan terpuji dan mendapat pahala dari Allah SWT. Untuk itu
hibah hukumnya mubah.
Dalam hukum asal mubah tersebut hukum hibah dapat menjadi wajib, haram
dan makruh.
a. Wajib
Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai
dengan kemampuannya.Rosululloh saw bersabda: Bertaqwalah kalian
kepada Allah dan adillah terhadap anak anak kalian.
b. Haram
Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan
ditarik kembali. kecuali hibah orang tua terhadap anaknya. Dan haram

3
memberikan hibah kepada orang yang secara terang-terangan
menggunakan harta kepada kemaksiatan.

Hibah yang dapat dicabut antara lain sebagai berikut :


1. Hibahnya orang tua (bapak) terhadap anaknya, karena bapak
melihat bahwa mencabut itu demi menjaga kemaslahatan anaknya.
2. Bila dirasakan ada unsur ketidak adilan diantara anak-anaknya,
yang menerima hibah
3. Apabila dengan adanya hibah itu ada kemungkinan menimbulkan
iri hati dan fitnah dari pihak lain.
c. Makruh
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu
baik berimbang maupun lebih banyak hukumnya adalah makhruh.

C. Rukun Hibah

Menurut jumhur ulama’ rukun hibah ada empat:


1. Wahib (Pemberi)
Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan barang miliknya kepada
orang lain.
2. Mauhub lah (Penerima)
Penerima hibah adalah seluruh manusia dalam arti orang yang menerima
hibah.
3. Mauhub
Mauhub adalah barang yang di hibahkan.
4. Shighat (Ijab dan Qabul)
Shighat hibbah adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan ijab dan qabul.

D. Syarat-Syarat Hibah

1. Syarat-syarat penghibah
a. Penghibah memiliki sesuatu untuk dihibahkan.
b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan.
c. Penghibah itu orang dewasa, sebab anak-anak kurang kemampuannya.
d. Penghibah itu tidak dipaksa, sebab hibah itu akad yang mempersyaratkan
keridhaan dalam keabsahannya.

4
2. Syarat-syarat bagi orang yang diberi hibah
Orang yang diberi hibah disyaratkan benar-benar ada waktu diberi hibah.
Bila tidak benar-benar ada, atau diperkirakan adanya, misalnya dalam
bentuk janin, maka hibah tidak sah. Apabila orang yang diberi hibah itu ada
di waktu pemberian hibah, akan tetapi dia masih atau gila, maka hibah itu
diambil oleh walinya, pemeliharaannya atau orang mendidiknya sekalipun
dia orang asing.
3. Syarat-syarat bagi yang dihibahkan
a. Benar-benar ada
b. Harta yang bernilai
c. Dapat dimiliki dzatnya, yakni bahwa yang dihibahkan itu adalah apa
yang bisa dimiliki, diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat
berpindah tangan. Maka tidak sah menghibahkan air di sungai, ikan di
laut, burung di udara, masjid-masjid atau pesantren-pesantren.
d. Tidak berhubungan dengan tempat pemilik hibah, seperti
menghibahkan tanaman, pohon, atau bangunan tanpa tanahnya.
e. Dikhususkan, yakni yang dihibahkan itu bukan untuk umum, sebab
pemegangan dengan tangan itu tidak sah kecuali bila ditentukaan
(dikhususkan) seperti halnya jaminan.

E. Macam-Macam Hibah

1. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang
mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang
pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun. Misalnya
menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
2. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar
dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan itu, namun materi harta
atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain, dalam
hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna atau hak
pakai saja.
3. Hibah hutang, adalah hibah yang dilakukan oleh seseorang terhadap haknya
berupa hutang kepada orang lain selain orang yang berhutang.

5
F. Hikmah Hibah

Dalam hibah ini terdapat beberapa kelebihan-kelabihan yang dapat bermanfaat


bagi kita yaitu:
1. Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama
2. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong
3. Dapat mempererat tali silaturahmi
4. Menghindarkan diri dari berbagai malapetaka.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hibah secara etimologi adalah bentuk mashdar dari kata wahaba artinya
memberi. Sedangkan secara terminologi hibah adalah pemberian pemilikan suatu
benda melalui transaksi (‘aqad) tanpa mengharapkan imbalan yang diketahui
dengan jelas dilakukan saat pemberi masih hidup. Dalam hukum asal mubah,
hukum hibah dapat menjadi wajib, haram dan makruh. Hibah yang diberikan
kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuannya. Hibah
menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan ditarik kembali.
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu baik
berimbang maupun lebih banyak hukumnya adalah makhruh. rukun hibah terdiri
dari wahib (pemberi), mauhub lah (penerima), mauhub (barang yang dihibahkan)
dan sighat (ijab dan qabul). Syarat-syarat hibah terdiri dari syarat bagi penghibah,
syarat bagi orang yang dihibahkan, dan syarat yang dihibahkan. Macam-macam
hibah yaitu hibah barang, hibah manfaat, dan hibah hutang. Hibah dapat
bermanfaat untuk menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama,
menumbuhkan sikap saling tolong menolong, dan dapat mempererat tali
silaturahmi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Cheche Wardah. 2014 “Hibah Diakses 18 Januari 2022 Pukul 20.22


https://wardahcheche.blogspot.com/2014/11/hibah.html

2016. “ Makalah Pengertian Hibah dan Pembagiannya“ Diakses 18 Januari 2022


Pukul 20.15
https://makalah90.blogspot.com/2016/03/hibah.html

Digilib.uinsgd.ac.id. “ Hibah “ 18 Januari 2022 Pukul 20.21


http://digilib.uinsgd.ac.id/5917/4/4%20BAB%20I.pdf

Jadipintar.com. 2014 “ Pengertian Hibah, Hukum, Rukun, dan Syarat-Syarat


Sahnya “ 18 Januari 2022 Pukul 21.30
http://www.jadipintar.com/2014/11/pengertian-hibah-hukum-rukun-dan-syarat-
Syarat-Sahnya.html

Anda mungkin juga menyukai