HIBAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
BUDI PRANSTIA (20010284)
SASNITA (20010289)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Hibah dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan serta pengalaman bagi pembaca mengenai Hibah. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Hibah.............................................................................................2
B. Dasar Hukum Hibah........................................................................................3
C. Rukun Hibah....................................................................................................4
D. Syarat-Syarat Hibah........................................................................................4
E. Macam-Macam Hibah.....................................................................................5
F. Hikmah Hibah..................................................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hibah menurut hukum adat adalah suatu pemberian dari orang tua yang
dibagikan kepada anak-anaknya di waktu ia masih hidup dengan tujuan agar tidak
terjadi percekcokan, biasanya hibah ini dilakukan setelah sang anak dapat berdiri
sendiri dan membentuk keluarga sendiri. Hibah ini dapat terjadi akibat
kekhawatiran si penghibah karena ibu dari anak-anaknya merupakan ibu sambung
atau ibu tiri, ataupun hibah ini dapat terjadi pula karena salah satu anak dari si
penghibah adalah anak angkat yang disangkal keanggotaannya sebagai ahli waris
Maka dalam makalah ini penulis akan menjabarkan tentang hibah yang
bertujuan untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam bersyarikat. Jadi,
jelaslah bahwa agama Islam itu bukan saja mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hibah?
2. Apa Dasar Hukum Hibah?
3. Apa Rukun Hibah?
4. Apa Syarat-Syarat Hibah?
5. Apa Macam-Macam Hibah ?
6. Apa Hikmah Hibah?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hibah
Hibah secara etimologi adalah bentuk mashdar dari kata wahaba artinya
memberi. Sedangkan secara terminologi hibah adalah pemberian pemilikan suatu
benda melalui transaksi (‘aqad) tanpa mengharapkan imbalan yang diketahui
dengan jelas dilakukan saat pemberi masih hidup.
Didalam syara’ sendiri menyebutkan hibah mempunyai arti akad yang pokok
persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu dia
hidup, tanpa adanya imbalan. Apabila seseorang memberikan hartanya kepada
orang lain untuk dimanfaatkan tetapi tidak diberikan kepadanya hak kepemilikan
maka harta tersebut disebut i’aarah. Adapun hibah mempunyai pengertian yang
meliputi hal-hal : (1) ibra, yaitu menghibahkan utang kepada yang berhutang, (2)
sedekah, yaitu pemberian dengan mengharapkan pahala di akhirat, (3) hadiah,
yaitu pemberian yang menurut orang yang diberi itu untuk memberi imbalan.
2
B. Dasar Hukum Hibah
Artinya:
b. Hadits
Hadits Nabi Muhammad SAW antara lain hadits yang diriwayatkan oleh
Ahmad dari hadits Khalid bin 'Adi, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda
yang artinya sebagai berikut :
"Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena
mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya
dan tidak menolaknya, karena ia adalah rezeki yang diberi Allah
kepadanya".
2. Hukum Hibah
Memberikan Sesuatu kepada orang lain, asal barang atau harta itu halal
termasuk perbuatan terpuji dan mendapat pahala dari Allah SWT. Untuk itu
hibah hukumnya mubah.
Dalam hukum asal mubah tersebut hukum hibah dapat menjadi wajib, haram
dan makruh.
a. Wajib
Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai
dengan kemampuannya.Rosululloh saw bersabda: Bertaqwalah kalian
kepada Allah dan adillah terhadap anak anak kalian.
b. Haram
Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan
ditarik kembali. kecuali hibah orang tua terhadap anaknya. Dan haram
3
memberikan hibah kepada orang yang secara terang-terangan
menggunakan harta kepada kemaksiatan.
C. Rukun Hibah
D. Syarat-Syarat Hibah
1. Syarat-syarat penghibah
a. Penghibah memiliki sesuatu untuk dihibahkan.
b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan.
c. Penghibah itu orang dewasa, sebab anak-anak kurang kemampuannya.
d. Penghibah itu tidak dipaksa, sebab hibah itu akad yang mempersyaratkan
keridhaan dalam keabsahannya.
4
2. Syarat-syarat bagi orang yang diberi hibah
Orang yang diberi hibah disyaratkan benar-benar ada waktu diberi hibah.
Bila tidak benar-benar ada, atau diperkirakan adanya, misalnya dalam
bentuk janin, maka hibah tidak sah. Apabila orang yang diberi hibah itu ada
di waktu pemberian hibah, akan tetapi dia masih atau gila, maka hibah itu
diambil oleh walinya, pemeliharaannya atau orang mendidiknya sekalipun
dia orang asing.
3. Syarat-syarat bagi yang dihibahkan
a. Benar-benar ada
b. Harta yang bernilai
c. Dapat dimiliki dzatnya, yakni bahwa yang dihibahkan itu adalah apa
yang bisa dimiliki, diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat
berpindah tangan. Maka tidak sah menghibahkan air di sungai, ikan di
laut, burung di udara, masjid-masjid atau pesantren-pesantren.
d. Tidak berhubungan dengan tempat pemilik hibah, seperti
menghibahkan tanaman, pohon, atau bangunan tanpa tanahnya.
e. Dikhususkan, yakni yang dihibahkan itu bukan untuk umum, sebab
pemegangan dengan tangan itu tidak sah kecuali bila ditentukaan
(dikhususkan) seperti halnya jaminan.
E. Macam-Macam Hibah
1. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang
mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang
pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun. Misalnya
menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
2. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar
dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan itu, namun materi harta
atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain, dalam
hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna atau hak
pakai saja.
3. Hibah hutang, adalah hibah yang dilakukan oleh seseorang terhadap haknya
berupa hutang kepada orang lain selain orang yang berhutang.
5
F. Hikmah Hibah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hibah secara etimologi adalah bentuk mashdar dari kata wahaba artinya
memberi. Sedangkan secara terminologi hibah adalah pemberian pemilikan suatu
benda melalui transaksi (‘aqad) tanpa mengharapkan imbalan yang diketahui
dengan jelas dilakukan saat pemberi masih hidup. Dalam hukum asal mubah,
hukum hibah dapat menjadi wajib, haram dan makruh. Hibah yang diberikan
kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuannya. Hibah
menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan ditarik kembali.
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu baik
berimbang maupun lebih banyak hukumnya adalah makhruh. rukun hibah terdiri
dari wahib (pemberi), mauhub lah (penerima), mauhub (barang yang dihibahkan)
dan sighat (ijab dan qabul). Syarat-syarat hibah terdiri dari syarat bagi penghibah,
syarat bagi orang yang dihibahkan, dan syarat yang dihibahkan. Macam-macam
hibah yaitu hibah barang, hibah manfaat, dan hibah hutang. Hibah dapat
bermanfaat untuk menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama,
menumbuhkan sikap saling tolong menolong, dan dapat mempererat tali
silaturahmi.
6
DAFTAR PUSTAKA