HUKUM HIBAH
Dosen Pengampu : Komariah SH.,M.Si.,M.Hum
Disusun oleh:
FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
I
KATA PENGANTAR
Sarah Syahira
1
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….…I
DAFTAR ISI………………………………………………………….…..II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....3
A. Latar Belakang………………………………………………...……..3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………5
C. Tujuan Penulisan……………………………………………….……5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….…………6
A. Pengertian Hibah……………………………………………..……...6
B. Konsep Hibah……………………………………………….……….7
Kesimpulan…………………………………………………………….22
Saran…………………………………………………………………...23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………....…….………25
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hibah merupakan pemberian seseorang kepada orang lain
dimana pemberi tersebut dalam kondisi masih hidup. Secara materil,
eksistensi hibah ada hubungannya dengan kewarisan. Hal ini secara
gamblang ditegaskan dalam hukum positif di indonesia seperti; Kompilasi
Hukum Islam, Hukum Adat dan KUH Perdata. Selain itu, adanya
posibilitas pembatalan hibah yang telah diberikan oleh seorang pemberi
hibah kepada yang menerima hibah sebagaimana dijelaskan dalam
Kompilasi Hukum Islam, Hukum Adat dan KUHPerdata.
3
dilakukan oleh Notaris sendiri.
Dalam konteks hukum, hibah merupakan elemen penting dalam
sistem peraturan dan regulasi di berbagai yurisdiksi. Dalam beberapa
kasus, hibah diatur oleh undang-undang khusus yang mengatur perjanjian
hibah, sementara dalam kasus lain, hibah dapat menciptakan kewajiban
pajak yang signifikan. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang
aspek hukum hibah adalah penting, terutama ketika hibah melibatkan aset
atau nilai yang signifikan.
Selain itu, hibah juga memiliki dampak sosial dan budaya yang
signifikan. Banyak organisasi amal, yayasan, dan lembaga nirlaba
bergantung pada hibah untuk mendukung misi mereka dan menyediakan
layanan kepada masyarakat. Ini menciptakan peran penting dalam
memfasilitasi perubahan positif dalam masyarakat dan mendukung tujuan-
tujuan sosial yang beragam.
4
dalam perkembangan terkini dalam dunia hibah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengertian Hibah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian Pengertian Hibah
Hibah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hibah
Kata hibah berasal dari bahasa Arab hiba yang artinya pemberian yang
dilakukan seseorang kepada orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan
imbalan atau pamrih dalam bentuk apa pun. Hibah ini dilakukan saat seseorang
atau satu pihak masih hidup dan wujudnya dapat berupa harta secara fisik atau
benda-benda lain yang tak tergolong sebagai harta atau benda berharga.
Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hibah adalah pemberian
(dengan sukarela) yang mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain.
Sementara itu, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) Pasal
1666 hibah adalah suatu pemberian oleh seseorang yang masih hidup kepada
orang lain secara cuma-cuma dan tidak dapat ditarik kembali, atas barang
bergerak maupun barang tidak bergerak. Berbeda dengan harta warisan, biasanya
hibah dapat dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan atau hubungan darah.
Itulah mengapa hibah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti
dalam urusan sosial, kenegaraan, pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
Salah satu manfaat yang bisa didapatkan yaitu saat seseorang atau satu
pihak memberikan hibah dalam bentuk tanah. Dalam hal ini, tanah tersebut akan
sangat berguna bagi masyarakat yang nanti akan menggunakannya. Hibah tanah
ini bisa dijadikan kepentingan sosial, seperti tempat ibadah, sekolah, yayasan,
tempat umum, dan lain sebagainya.
Jadi menurut saya, Hukum hibah adalah cabang dari hukum yang
mengatur perjanjian hibah atau pemberian sesuatu, seperti uang, properti, atau
hak, oleh pihak pemberi hibah (donor) kepada pihak penerima hibah (donee)
tanpa ada imbalan yang diharapkan secara langsung dari penerima. Hukum hibah
merinci aspek-aspek legal yang berkaitan dengan hibah, termasuk persyaratan,
hak dan kewajiban pihak-pihak, implikasi pajak, dan perlindungan hukum untuk
memastikan bahwa hibah berlangsung sesuai dengan hukum dan tidak melanggar
hak-hak pihak-pihak yang terlibat. Konsep hukum hibah berfokus pada peraturan
yang mengatur proses dan konsekuensi dari tindakan pemberian ini, termasuk
hibah dalam konteks hukum perdata, perpajakan, dan estate planning.
6
B. Konsep – Konsep Hibah
Beberapa Konsep - Konsep dalam hukum hibah meliputi:
7
9. Pihak Ketiga: Dalam beberapa kasus, hibah mungkin melibatkan
pemberitahuan kepada pihak ketiga yang berkepentingan,
seperti otoritas perpajakan atau keluarga.
11. Aset Hibah: Ini merujuk pada aset atau properti yang diberikan
sebagai hibah, seperti uang tunai, tanah, saham, atau barang
berharga lainnya.
13. Hibah Amal: Ini merujuk pada hibah yang diberikan untuk
tujuan amal atau filantropis, seperti mendukung organisasi
nirlaba.
14. Hibah Pribadi: Hibah pribadi adalah hibah yang diberikan oleh
individu kepada individu atau keluarga lainnya untuk
mendukung keperluan pribadi atau finansial.
16. Hibah Digital: Dalam era digital, hibah digital dapat merujuk
8
pada pemberian dalam bentuk aset digital, seperti kripto atau
hak akses ke konten digital.
9
proyek sosial lainnya.
14
1. Pajak Hadiah dan Pajak Warisan: Banyak yurisdiksi memiliki
peraturan pajak yang memengaruhi hibah. Ini termasuk pajak
hadiah yang dapat dikenakan pada donor, serta pajak warisan
yang mungkin berlaku jika penerima hibah atau donor
meninggal. Hukum pajak dapat memengaruhi jumlah dan cara
hibah diberikan.
16
Perlu diingat bahwa hukum hibah dapat sangat bervariasi,
dan penting untuk memahami regulasi dan peraturan yang berlaku di
yurisdiksi dan situasi yang khusus. Sebagai hasilnya, ketika terlibat
dalam hibah, konsultasikan dengan penasehat hukum atau pajak yang
kompeten untuk memastikan kepatuhan hukum yang tepat.
4. Hak atas Privasi: Donor memiliki hak atas privasi dan dapat
meminta bahwa informasi pribadi mereka tidak diungkapkan tanpa
izin mereka.
17
memiliki kewajiban untuk melaksanakan hibah sesuai dengan
perjanjian hibah yang telah disepakati.
2. Hak atas Privasi: Donee memiliki hak atas privasi, dan informasi
pribadi mereka harus dijaga kerahasiaannya jika disepakati dalam
perjanjian hibah.
18
ada.
19
putusan pengadilan yang telah menjadi preseden dalam hukum hibah.
Namun, karena perubahan regulasi dan yurisdiksi yang berbeda.
3. Hibah Digital: Dalam era digital, isu-isu terkait dengan hibah aset
digital, seperti kripto, hak akses ke konten digital, atau data pribadi,
muncul sebagai isu-isu hukum yang kompleks.
21
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam konteks hukum hibah, kita telah menjelajahi berbagai
aspek yang relevan dan penting. Hibah adalah alat yang kuat dalam
perencanaan keuangan, perencanaan estate, dan amal, tetapi juga
melibatkan isu-isu hukum yang kompleks dan beragam. Dalam
makalah ini, kita telah memeriksa pengertian hibah, proses dan
prosedur hibah, hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat, serta
tantangan dan isu kontemporer dalam hukum hibah.
1. Hibah adalah perpindahan sukarela dari aset atau hak milik dari
seorang donor kepada seorang donee tanpa ada kewajiban untuk
memberikan imbalan.
22
4. Tantangan dan isu kontemporer dalam hukum hibah meliputi
masalah perpajakan, hibah digital, perencanaan estate, sengketa
hibah, perlindungan konsumen, dan berbagai isu hukum lainnya.
SARAN
Dalam rangka menjalankan hibah dengan sukses dan kepatuhan
hukum, berikut beberapa saran yang dapat dipertimbangkan:
23
3. Transparansi dan Dokumentasi: Selalu dokumentasikan perjanjian
hibah secara tertulis dan tetap transparan mengenai syarat dan
tujuan hibah. Ini akan membantu mencegah sengketa di kemudian
hari.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unissula.ac.id/7408/3/BAB%20I.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/1387/3/BAB_II.pdf
http://repository.radenfatah.ac.id/9090/3/BAB%20II.pdf
Fiqh Muamalah,
Bandung: Pustaka Setia Bandung,cet10.Arif Fadholi. 2011.
25