Anda di halaman 1dari 4

Membiasakan memberikan Sedekah, Hibah dan Hadiah

Sedekah
1. Pengertian Sedekah
Sedekah secara bahasa berasal dari huruf shad, dal, dan qaf, serta dari unsur ash-shidq yang
berarti benar atau jujur. Sedekah menunjukkan kebenaran penghambaan seseorang kepada Allah
swt. Secara etimologi, sedekah ialah kata benda yang dipakai untuk suatu hal yang diberikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian sedekah adalah pemberian kepada orang lain
dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. dan diberikan kepada orang yang sangat
membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti pemberian tersebut.
2. Hukum sedekah
Hukum sedekah itu disunnahkan dan dianjurkan untuk dikeluarkan kapan saja. Dalam al-
Qur’an, Allah menyebutkan banyak ayat yang menganjurkan untuk bersedekah, diantaranya
Qur’an surat Yusuf: 88, Artinya: “Dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah
memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah.” (QS. Yusuf:88).
Dan juga sesuai dengan sabda Rasul: “Sesungguhnya sedekah memadamkan amarah Tuhan dan
menolak kematian yang buruk.” (HR. At-Tirmidzi, dan Ia mengatakan bahwa hadits ini adalah
hasan)
3. Hikmah Sedekah
a. Sedekah memberikan pelajaran kepada manusia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang
dapat memberikan manfaat bagi sesamanya. Sedekah mengingatkan kita akan klemahan
manusia. Manusia tidak dapat memungkiri kelemahannya untuk tidak membutuhkan orang lain.
b. Sedekah merupakan wujud keimanan kepada Allah swt. keimanan bukan merupakan
hubungan manusia dengan Tuhannya saja, melainkan juga bentuk kesadaran dan sikap manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang hidup bermasyarakat. Bentuk ketakwaan manusia
kepada Allah swt. dapat dilihat ketika berhubungan dengan sesamanya. Sedekah merupakan
bentuk ibadah kepada Allah swt. dalam dimensi sosial kemanusiaan.
c. Sedekah dapat menambah hubungan kekeluargaan diantara sesama manusia.

Hibah
1. Pengertian Hibah
Secara bahasa hibah adalah pemberian (athiyah), sedangkan menurut istilah hibah yaitu: “akad
yang menjadikan kepemilikan tanpa adanya pengganti ketika masih hidup dan dilakukan secara
sukarela”. Didalam syara” sendiri menyebutkan hibah mempunyai arti akad yang pokok
persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu dia hidup, tanpa
adanya imbalan. Apabila seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dimanfaatkan
tetapi tidak diberikan kepadanya hak kepemilikan maka harta tersebut
disebuti’aarah (pinjaman).
2. Hukum Hibah
Hukum hibah adalah sunah, yakni jika dikerjakan akan memperoleh pahala dan jika ditinggalkan
tidak berdosa. Adapun barang yang sudah dihibahkan tidak boleh diminta kembali kecuali hibah
orang tua kepada anaknya dalam sabda Nabi : “Tidak halal bagi seseorang yang telah memberi
sesuatu pemberian atau menghibahkan suatu hibah atau menarik kembali kecuali orang tuua
yang memberi kepada anaknya”.(HR.Abu Daud).
3. Hikmah Hibah
Terdapat dua hal yang hendak dicapai oleh hibah yakni, Pertama, dengan beri memberi akan
menimbulkan suasana akrab dan kasih sayang antara sesama manusia. Sedangkan mempererat
hubungan silaturrahmi itu termasuk ajaran dasar agama Islam. Kedua, yang dituju oleh anjuran
hibah adalah terbentuknya kerjasam dalam berbuat baik, baik dalam menanggulangi kesulitan
saudaranya, maupun dalam membangun lembaga-lembaga sosial.[13]

Hadiah
1. Pengertian Hadiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu yang bermanfaat dari seseorang kepada orang lain sebagai
penghormatan tanpa mengharap gantinya hanya untuk mencari rida Allah swt. hadiah ini
diberikan bukan karena iba atau rasa kasihan, tetapi penghargaan atas prestasi atau reputasi
seseorang.

2. Hukum Hadiah
Dasar hukum disyariatkannya hadiah adalah firman Allah swt. dan sunah Rasulullah saw.
a. firman Allah swt
Artinya: “kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu
dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati. (Q.S. an-
Nisa/4:4)
b. Sunah Rasulullah saw.
Artinya: “janganlah menganggap remeh pemberian seorang tetangga, walaupun hanya berupa
kaki kambing. ( H.R. al-Bukhari: 2378 dan Muslim: 1711)
Rukun Hibah, Sedekah, dan Hadiah
a. Ada yang memberi, syaratnya ialah orang yang berhak memperedarkan hartanya dan
memiliki barang yang diberikan
b. Ada yang diberi, syaratnya yaitu berhak memiliki
c. Ada ijab dan Kabul
d. Ada barang yang diberikan. Syaratnya, hendaklah barang itu dapat dijual, kecuali:
1) Barang-barang yang kecil, Misalnya dua atau tiga butir biji beras, tidah sah dijual, tetapi sah
diberikan.
2) Barang yang tidak diketahui tidaklah sah dijual, tetapi sah diberikan.
3) Kulit bangkai sebelum disamak tidaklah sah dijual, tetapi sah diberikan

Cara Pelaksanaan Sedekah,Hibah Dan Hadiah


1. Pelaksanaan sedekah
Pelaksanaan sedekah dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Benda yang disedekahkan harus menjadi milik yang sah dari pemberi sedekah, bukan milik
orang lain
b) Penerima hibah adalah tidak terbatas hanya kaum muslimin saja, tetapi kepada seluruh umat
manusia
c) Penerima sedekah diperioritaskan kepada orang yang sangat membutuhkannya, terutama
keluarga atau kerabat dekat.
d) Benda yang disedekahkan harus berwujud dan jelas, seperti makanan, minuman, atau uang.
e) Harus ada sigat akad hibah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab Kabul
f) ketika bersedekah, tidak terikat oleh waktu dan keadaan
g) benda yang disedekahkan harus halal
2. Pelaksanaan Hibah
Tata cara pelaksanaan hibah antara lain sebagai berikut
a) Benda yang dihibahkan harus menjadi milik yang sah dari pemberi hibah, bukan milik orang
lain. Jika orang yang sakit memberikan hibah, hibah yang dikeluarkan adalah sepertiga dari harta
peninggalan (tirkah)
b) Penerima hibah adalah tidak terbatas hanya kaum muslimin saja, tetapi kepada seluruh umat
manusia.
c) Benda yang dihibahkan harus berwujud dan jelas
d) Harus ada sigat akad hibah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab kabul
3. Pelaksanaan Hadiah
Hadiah dapat dilaksanakan melalui cara-cara sebagai berikut:
a) Benda yang dihadiahkan harus menjadi milik yang sah dari pemberi hadiah
b) Penerima hadiah adalah orang-orang yang telah memberikan kesenangan kepada kita,
meskipun tidak banyak.
c) Penerima hadiah biasanya orang-orang yang berprestasi
d) Benda yang dihadiahkan tidak harus berwujud barang tertentu melainkan bebas dan
menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
e) Benda untuk hadiah diberikan kepada siapapun selama tidak meminta pertanggungjawaban
dari penerima hadiah
f) Harus ada sigat akad hadiah dengan pasti dan jelas, , yaitu ijab Kabul.

Anda mungkin juga menyukai