Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN SEDEKAH

Sedekah berasal dari Bahasa arab yang shadaqah yang berarti memberikan. Sedangkan
menurut istilah, sedekah atau shadaqah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang
membutuhkan, semata mata hanya mengharap ridho Allah SWT. Dengan kata lain sedekah
adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara sukarela
tanpa ditentukan jumlahnya. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang
sebagai kebajikan yang mengharap ridho dan pahala dari Allah SWT. Semata. Bersedekah tidak
harus menunggu sampai memiliki banyaknya harta kekayaan, cukup memberikan sesuai
kemampuan asal dilindasi dengan kerelaan dan keikhlasan hatti untuk membantu sesama.
Tidak ada Batasan seberapa banyak yang harus dikeluarkan untuk sedekah, yang penting
diberikan dengan ketulusan dan semata mata berharap Ridho Allah SWT. maka akan
mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda.

HUKUM DAN DALIL SEDEKAH

Hukum sedekah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Namun pada
kondisi tertentu sedekah bisa menjadi wajib.hukum sedekah juga bisa berubah menjadi haram
apabila kita mengetahui barang yang di sedekahkan itu akan digunakan untuk kejahatan dak
maksiat
ALLAH SWT berfirman yg artinya : “Dan kamu tidak menafkahkan, melainkan karena mencari
kerodhoan ALLAH dan sesuatu yang kamu belanjakan, kelak akan disempurnakan balasannya
sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya” ( QS. AL BAQOROH : 272)

SYARAT DAN RUKUN SEDEKAH

1.Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki bend aitu dan berhak untuk
mentasharrufkan (membelanjakan) harta.
2.Orang yang diberi, syaratnya berhak memliki. Dengan demikian tidak sah memberi kepada
anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya
tidak berhak memiliki sesuatu.
3.Akad (ijab dan qabul). Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi, sedangkan
qabul adalah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian.
4.Barang yang diberikan.
MANFAAT SEDEKAH

Manfaat sedekah diantaranya adalah menghapus dosa dan meningkatkan hubungan social dan
silaturrahim. Namun, sedekah memiliki banyak manfaat lainnya:
a.Menumbuhkan rasa kasih saying dan mempererat hubungan antar sesama.
b.Sebagai pelindung dari musibah dan keburukan. Seseorang yang bersedekah, maka sedekah
tersebut akan melindunginya dari musibah dan menutup datangnya keburukan. Nabi SAW.
bersabda yang artinya: “Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR. THABRANI)
c. sebagai obat dan penyembuh dari penyakit. Nabi SAW bersabda: sembuhkanlah orang orang
yang sakit diantara kalian dengan sedekah.” (HR.AL – DAILAMI)
d. Sebagai penjaga harta dari kerusakan
e. Memadamkan murka Allah
f. Menumbuhkan kasih sayang dan persaudaraan sesama muslim
g. Melunakkan hati yang keras
h. Sedekah bisa menambah umur mencegah wafat su’ul khatimah , menghilangkan sifat
berbangga diri dan kesombongan
i. Menambah keberkahan harta benda
j. Membantu meringankan beban orang lain dan meningkatkan ekonomi masyarakat
k. Sebagai naungan di hari kiamat

PENGERTIAN HIBAH

Hibah berasal dari Bahasa arab hibatuun, yang artinya pemberian. Menurut istilah hibah adalah
pemberian sesuatu yang dilakukan oleh seseorang Ketika masih hidup kepada seseorang secara
cuma cuma, tanpa mengharap apa apa kecuali ridho Allah SWT. semata. Hibah dinyatakan sah
apabila sudah ada ijab qabul (serah terima). Apabila keinginan hibah itu baru diucapkan dan
belum ada serah terima barang yang dihibahkan, maka hal demikian belum bisa disebut hibah.

HUKUM DAN DALIL HIBAH

Hukum asal hibah adalah mubah atau boleh. Sebagai ulama mengatakan hibah hukumnya
sunnah. Sabda Rasulullah SAW. yang artinya “Janganlah seseorang menganggap remeh
tetangganya meskipun (hanya dengan pemberian) berupa teracak kambing).” (HR. BUKHARI
MUSLIM). Hibah dimakruhkan apabila tujuannya adalah riya’ (agar dilihat orang) atau sum’ah
(didengar orang lain) dan berbangga diri.

SYARAT DAN RUKUN HIBAH

Rukun hibah ada empat, yaitu :


a. Orang yang memberi hibah (waahib) Waahib harus memiliki beberapa syarat antara lain:

1) Berhak dan cakap dalam membelanjakan harta, yakni baligh dan berakal.

2) Dilakukan atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan dari pihak lain.
3) Dibenarkan melakukan tindakan hukum.
b. Orang yang menerima hibah (mauhuub lahu) Penerima hibah (mauhuub lahu) disyaratkan
sudah ada ketika akad hibah dilakukan. Jika ketika akad berlangsung tidak ada, atau hanya ada
atas dasar perkiraan, seperti janin yang masih dalam kandungan ibunya, maka tidak sah
dilakukan hibah kepadanya. Atau orang yang diberi hibah itu ada di waktu pemberian hibah,
namun dia dalam keadaan terganggu akalnya, maka hibah tersebut diambil oleh walinya,
pemeliharanya atau orang mendidiknya sekalipun dia tidak ada hubungan keluarga.
c. Barang yang dihibahkan (mauhuub) Syarat barang yang dihibahkan (mauhub) antara lain:
1) Milik pemberi hibah (waahib).
2) Barang sudah ada ketika akad hibah berlangsung.
3) Memiliki nilai atau harga
4) Berupa barang yang boleh dimiliki menurut agama.
5) Telah dipisahkan dari harta milik pemberi hibah (waahib)
6) Barang bisa dipindahkan status kepemilikannya dari tangan pemberi hibah (waahib) kepada
penerima hibah (mauhuub lahu)
d. Akad atau ijab dan kabul.

MACAM MACAM HIBAH

Hibah ada dua macam yaitu:


1. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup
materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang pemberiannya tanpa ada imbalan
apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sawah, mobil, sepeda motor, baju dan lain-lain.
2. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta atau benda kepada pihak lain untuk dimanfaatkan,
namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain,
dalam hibah manfaat itu penerima hibah hanya memiliki hak menggunakan saja. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya perselisihan di kelak kemudian hari,
sebaiknya akad hibah dicatat di hadapan Notaris/PPAT dengan dibuatnya Akta hibah.

PENGERTIAN HADIAH

Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk memuliakan atau
memberikan penghargaan atas suatu prestasi yang diraih. Salah satu kemuliaan ajaran agama
Islam adalah anjuran untuk saling memberikan hadiah. Hal ini akan menumbuhkan rasa cinta
sesama muslim serta dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan umat. Ketika kita
diberi hadiah oleh seseorang hendaklah kita menerimanya dengan senang hati. Selain itu,
agama kita juga mengajarkan kepada kita agar berusaha membalas hadiah tersebut meskipun
tidak langsung seketika.

HUKUM DAN DALIL HADIAH

Hukum hadiah adalah sunnah. Diperintahkan untuk menerima hadiah apabila tidak ada yang
syubhat atau haram sesuai hadis, yang artinya: “Penuhilah panggilan orang yang
mengundangmu, janganlah engkau menolak hadiah dan jangan pula memukul orang Islam”
(HR. Muslim)

RUKUN DAN SYARAT HADIAH

Rukun hadiah dan rukun hibah sebenarnya sama dengan rukun sedekah, yaitu:
a. Orang yang memberi hadiah, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan yang berhak
mentasarrufkannya (memanfaatkannya)
b. Orang yang diberi hadiah, syaratnya orang yang berhak memiliki.
c. Akad, (ijab dan kabul)
d. Barang yang diberikan, syaratnya barangnya dapat dijual
MANFAAT HADIAH

Pemberian hadiah akan memberikan banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Beberapa manfaat dari pemberian hadiah antara lain:
a. Manumbuhkan rasa saling mencintai dan menghormati antar sesama.
b. Mendorong seseorang agar lebih maju dalam kebaikan.
c. Mendidik seseorang untuk menepati janji.
d. Menghindarkan diri dari sifat iri dan dengki.
e. Menumbuhkan motivasi agar terus berupaya meraih prestasi
f. Senantiasa berbesar hati melihat keberhasilan yang diraih orang lain.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA SEDEKAH, HIBAH, HADIAH

Setelah mempelajari ketiga bentuk pemberian yaitu sedekah hibah dan hadiah kamu menjadi
semakin paham bukan? Ketiga bentuk pemberian tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, namun juga ada sisi persamaannya.

Anda mungkin juga menyukai