SEDEKAH, WAKAF
SHAHRIZA FARHAN WIDODO - 12 IPA 4
FIKIH
A. HIBAH
Pengertian dan Hukum Hibah
Hibah adalah akad pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu ia hidup tanpa adanya imbalan
sebagai tanda kasih sayang.
Hibah Barang
Hibah Manfaat
adalah memberikan harta atau
yaitu memberikan harta kepada
barang kepada pihak lain yang
pihak lain agar dimanfaatkan
mencakup materi dan nilai
harta atau
manfaat harta atau barang
barang yang dihibahkan itu,
tersebut, yang pemberiannya
namun materi harta atau barang
tanpa ada tendensi (harapan)
itu tetap menjadi milik
apapun
pemberi hibah. Terdiri dari hibah
berwaktu (muajjalah) dan hibah
Contoh : menghibahkan rumah,
seumur hidup (al-umri).
motor, dll
Mencabut Hibah
Jumhur Ulama menyatakan bahwa hukum dalam mencabut hibah adalah haram. kecuali hibah
orangtua kepada anaknya.
Beberapa macam hibah yang dapat dicabut, antara lain :
Hibahnya orang tua (bapak) terhadap anaknya, karena bapak melihat bahwa mencabut itu demi menjaga
kemaslahatan anaknya.
Bila dirasakan ada unsur ketidak adilan di antara anak-anaknya.
Apabila dengan adanya hibah itu ada kemungkinan menimbulkan iri hati dan fitnah dari pihak
lain.
Beberapa Masalah dalam Hibah
o Pemberian orang sakit yang hampir meninggal hukumnya adalah seperti wasiat, yaitu penerima
harus bukan ahli warisnya dan jumlahnya tidak lebih dari sepertiga harta. Jika penerima itu
ahli waris maka hibah itu tidak sah. Jika hibah itu jumlahnya lebih dari sepertiga harta maka
yang dapat diberikan kepada penerima hibah (harus bukan ahli waris) hanya sepertiga harta.
o Penguasaan orang tua atas hibah Anaknya Jumhur ulama berpendapat bahwa seorang bapak
boleh menguasai barang yang dihibahkan kepada anaknya yang masih kecil dan dalam
perwaliannya atau kepada anak yang sudah dewasa, tetapi lemah akalnya. Pendapat ini
didasarkan pada kebolehan meminta kembali hibah seseorang kepada anaknya.
Hikmah Hibah
Shadaqah itu tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk tindakan seperti senyum
kepada orang lain termasuk. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Yang artinya “Tersenyum dihadapan
temanmu itu adalah bagian dari shadaqah.” HR. Bukhari.
Hukum hadiah-menghadiahkan dari orang Islam kepada orang diluar Islam atau sebaliknya adalah
boleh karena persoalan ini termasuk sesuatu yang berhubungan dengan sesama manusia (hablum minan naas).
SHADAQAH HADIAH
Ditujukan kepada orang yang Ditujukan kepada orang yang
terlantar berprestasi
Untuk membantu orang-orang Sebagai kenang-kenangan dan
terlantar memenuhi kebutuhan penghargaan kepada orang yang
pokoknya dihormati
Wajib dikeluarkan Ketika Hukumnya mubah / boleh
keadaan menghendaki
Syarat-Syarat Shadaqah dan Hadiah
Orang yang memberikan shadaqah/hadiah sehat akalnya dan tidak dibawah perwalian oranOrang
gila, anak-anak dan orang yang kurang sehat jiwanya (seperti pemboros) tidak sah shadaqah dan
hadiahnyag lain.
Penerima haruslah orang yang benar-benar memerlukan karena keadaannya yang terlantar
Penerima shadaqah atau hadiah haruslah orang yang berhak memiliki, jadi shadaqahatau hadiah
kepada anak yang masih dalam kandungan tidak sah.
Barang yang dishadaqahkan atau dihadiahkan harus bermanfaat bagi penerimanya
Rukun Shadaqah dan Hadiah
Shadaqah Hadiah
• Menumbuhkan • Menjadi unsur bagi
ukhuwah islamiyyah
suburnya kasih sayang
• Dapat menghindari dari
• Menghilangkan tipu daya
berbagai bencana
• Menghilangkan sifat
• Akan dicintai oleh Allah
kedengkian
SWT
C. INFAQ/NAFAQAH
Pengertian
Lafadz “an nafaqah” itu diambil dari lafadz “al infaq”, yang memiliki arti mengeluarkan. Dalam bahasa arab, Lafadz
“infaq” tidak digunakan kecuali menunjukan suatu hal yang menunjukan akan suatu kebaikan.
Hukum Wakaf
Hukum wakaf adalah Sunnah hal ini sesuai dengan firman Allah SWT pada :
QS. Al-Hajj (22) : 77
Orang yang memberikan wakaf berhak atas perbuatan itu dan atas
dasar kehendaknya sendiri
• Apabila pewakaf mensyaratkan (dapat dijual atau digantikan dengan yang lain), Ketika
berlangsungnya pewakafan
• Apabila penggantinya merupakan barang yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan