Anda di halaman 1dari 15

AMAR DAN NAHI

Syifa Ramadhanty
XII IPA 1
‫‪AMAR‬‬
‫) االمر (‬
‫االمر‬
 secara terminologi berarti perintah. secara
etimologi Imam Syarifuddin Yahya Al Umrithi
mengatakan dalam kitab al-Waroqot:
 ‫وحده استدعاء فعل واجب * بالقول من من كان دون الطالب‬
 Bahwasanya larangan yaitu permintaan untuk
melakukan suatu pekerjaan yang wajib
menggunakan ucapan kepada orang yang
drajatnya lebih rendah dari orang yang
meminta. Bisa disimpulkan bahwa perintah
yaitu permintaan untuk melakukan suatu
perkara dari orang yang lebih tinggi drajatnya.
Berbeda halnya permintaan melakukan sebuah
pekerjaan dari orang yang sama drajatnya,
yang mana ini dimakan iltimas. Ataupun dari
yang lebih rendah drajatnya maka dinamakan
Menurut mayoritas ulama ushul fiqih, amar adalah : suatu tuntutan
(perintah) untuk melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi
kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah tingkatannya. [1]
Perintah untuk melakukan suatu perbuatan, seperti dikemukakan
oleh Khudari Bik dalam bukunya Tarikh al-Tasyri, disampaikan
dalam berbagai redaksi antara lain:
a. Perintah tegas dengan menggunakan kata amara ( ‫ ) ﺍﻣﺮ‬dan yang seakar
dengannya. misalnya dalam ayat:
‫ِﺇَّﻥ َﻪَّﻠﻟﺍ َﻳْﺄُﻣ ُﺮ ِﺑﺎْﻟَﻌ ْﺪ ِﻝ َﻭ ﺍﻹْﺣ َﺴ ﺎِﻥ َﻭ ِﺇﻳَﺘﺎِﺀ ِﺫ ﻱ ﺍْﻟُﻘْﺮ َﺑﻰ َﻭ َﻳْﻨَﻬﻰ َﻋ ِﻦ ﺍْﻟَﻔْﺤ َﺸ ﺎِﺀ َﻭ ﺍْﻟُﻤ ْﻨَﻜ ِﺮ َﻭ ﺍْﻟَﺒْﻐ ِﻲ َﻳِﻌ ُﻈُﻜ ْﻢ َﻟَﻌ َّﻠُﻜ ْﻢ‬
‫َﺗَﺬ َّﻛ ُﺮﻭَﻥ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah larang dari perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi ganjaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl/16:90)
b. Perintah dengan memakai kata kerja perintah secara langsung. Misalnya, ayat
238 surat al-Baqarah:
‫َﺣ ﺎِﻓُﻈﻮﺍ َﻋ َﻠﻰ ﺍﻟَّﺼ َﻠَﻮ ﺍِﺕ َﻭ ﺍﻟَّﺼﻼِﺓ ﺍْﻟُﻮ ْﺳ َﻄﻰ َﻭ ُﻗﻮُﻣ ﻮﺍ ِﻪَّﻠِﻟ َﻗﺎِﻧِﺘﻴَﻦ‬
Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena
Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk. (QS. al-Baqarah/2:238).
Dalam pembahasan perintah terdapat kaidah-kaidah dasar sebagai berikut:
1.Hukum asal dalam perintah adalah wajib, kecuali ada dalil (pertanda) yang mengatakan selainy.
‫االصل في االمر للوجوب اال ان دل دليل على خالفه‬
Jadi hukum dasar perintah yang ada dalam sariat islam itu hukumnya wajib dilaksanakan.
Kecuali ada dalil lain yang mengatakan selainya, baik sunah ataupun mubah. Dari kaidah ini bisa
disimpulkan perintah bisa mengandung tiga hukum[4]:
2.Contoh perintah sholat. ‫]اقيموا الصالة‬
3.Contoh perintah memberi saksi dalam jual beli
‫ واش}هدوا اذا تبايعتم‬dijelaskan kembali dalam hadis ‫ ان النبي ب}اع ولم يشهد‬hadis ini menunjukan bahwa
hal ini tidak wajib, akan tetapi sunah.
3.Contoh perintah berburu dalam ayat ‫ واذا حللتم فصطادوا‬dalam ayat ini ada perintah untuk beburu,
akan tetapi ada qorinah bahwa perintah berburu ini hukumnya mubah dikarenakan ayat ini
menjelaskan oran yang ihroh tidak boleh berburu akan tetapi jika sudah tahalul maka hukumnya
sudah diperbolehkan.
2. Hukum asal dalam perintah tidak harus langsung dikerjakan, kecuali ada dalil yang
mengatakan hal lain].
‫االصل في االمر ال يقتضي الفور اال ان دل دليل على خالفه‬
Maksudnya tidak wajib dilakukan seketika itu. Akan tetapi bisa dilakukan pada waktu lain.
Akantetapi jika ada dalil tertentu yang menunjukan waktu pelaksanaanya maka harus dilakukan
pada waktu tersebut.
Contohnya hukum ibadah haji tidak wajib dilakukan segera karena ada qorinah yaitu bagi yang
sudah mampu. Contoh yang wajib dilakukan segera yaitu beriman kepada Allah hal ini
dikarenakan manusia wajib menjaga keimanan secara terus-menerus].
3. Hukum asal perintah tidak dilakukan berkali-kali.
‫االصل في االمر ال يقتضي التكرار اال ان دل دليل على خالفه‬
Suatu perintah cukup dilaksanakan sekali saja. Pada intinya wajib dilakukan walaupun hanya
sekali dalam seumur hidup, kecuali jika ada dalal lain yang menunjukan pelaksanaanya
berulang-ulang, sepertihalnya sholat lima waktu.
4. Perintah berarti juga larangan untuk melakukan kebalikanya.
‫االمر بشيء نهي عن ضده‬
Secara tidak langsung Perintah juga menunjukan ada suatu larangan tentang
kebalikan perintah tersebut.Contoh: perintah untuk beriman juga berarti larangan
untuk kufur.
5 Perintah untuk melakukan sesuatu berarti perintah untuk melakukan perkara yang
menjadi lantaran terlaksananya perkara tersebut.
‫االمر بشيء امر بما يتوصل اليه‬
Sudah selayaknya bahwa sebuah perkara pasti ada perantaranya. Demikian pula
dalam perintah, perintah untuk melakukan sesuatu juga menunjukan perintah
melakukan perantara perkara tersebut. Perintah solat juga berarti perintah untuk
melakukan hal-hal yang menjadi syarat sholat.
Demikian kaidah-kaidah singkat beserta penjelasan ringkas yang masuk dalam
permasalahan perintah.
‫‪NAHI‬‬
‫)النهي(‬
‫النهي‬
 Mayoritas ulama ushul fiqih mendefinisikan
nahi sebagai:
 Larangan melakukan suatu perbuatan dari
pihak yang lebih tinggi kedudukannya
kepada pihak yang lebih rendah
tingkatannya dengan kalimat yang
menunjukkan atas hal itu.
 Dalam melarang suatu perbuatan, seperti
disebutkan oleh Muhammad Khudri Bik.
Allah juga memakai berbagai ragam
bahasa. Diantaranya adalah:
a) Larangan secara tegas dengan memakai kata naha( ‫ ) ﻧﻬﻲ‬atau yang seakar dengannya yang
secara bahasa berarti melarang. Misalnya surat an-Nahl ayat 90:
‫ِﺇَّﻥ َﻪَّﻠﻟﺍ َﻳْﺄُﻣ ُﺮ ِﺑﺎْﻟَﻌ ْﺪ ِﻝ َﻭ ﺍﻹْﺣ َﺴ ﺎِﻥ َﻭ ِﺇﻳَﺘﺎِﺀ ِﺫ ﻱ ﺍْﻟُﻘْﺮ َﺑﻰ َﻭ َﻳْﻨَﻬﻰ َﻋ ِﻦ ﺍْﻟَﻔْﺤ َﺸ ﺎِﺀ َﻭ ﺍْﻟُﻤ ْﻨَﻜ ِﺮ َﻭ ﺍْﻟَﺒْﻐ ِﻲ َﻳِﻌ ُﻈُﻜ ْﻢ َﻟَﻌ َّﻠُﻜ ْﻢ َﺗَﺬَّﻛ ُﺮﻭَﻥ‬
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.( QS an-Nahl/16:90).
Nabi Saw bersabda:
Artinya: Dari Abi Sa’id Al-Khudri r.a. ia berkata:”Saya telah mendengar Rasulullah SAW.
Bersabda “barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah dia merubahnya
dengan tangannya, jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup, maka
dengan hatinya. Namun, yang demikian (merubah kemungkaran dengan hati) yaitu adalah
selemah-lemahnya iman.”(H.R. Muslim). [2]
b) Larangan dengan menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan itu
diharamkan( ‫) ﺣﺮﻡ‬. Misalnya, ayat 33
surat al-A’raf:
‫ُﻗْﻞ ِﺇَّﻧَﻤ ﺎ َﺣ َّﺮ َﻡ َﺭ ِّﺑَﻲ ﺍْﻟَﻔَﻮ ﺍِﺣ َﺶ َﻣ ﺎ َﻇَﻬَﺮ ِﻣ ْﻨَﻬﺎ َﻭ َﻣ ﺎ َﺑَﻄَﻦ َﻭ ﺍﻹْﺛَﻢ َﻭ ﺍْﻟَﺒْﻐ َﻲ ِﺑَﻐْﻴِﺮ ﺍْﻟَﺤ ِّﻖ َﻭ َﺃْﻥ ُﺗْﺸ ِﺮ ُﻛ ﻮﺍ ِﺑﺎِﻪَّﻠﻟ‬
‫َﻣ ﺎ َﻟْﻢ ُﻳَﻨِّﺰ ْﻝ ِﺑِﻪ ُﺳ ْﻠَﻄﺎًﻧﺎ َﻭ َﺃْﻥ َﺗُﻘﻮُﻟﻮﺍ َﻋ َﻠﻰ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻣ ﺎ ﻻ َﺗْﻌ َﻠُﻤ ﻮَﻥ‬
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui”.(QS. al-A’raf/7:33).
Dan masih banyak contoh-contoh larangan yang lainnya.
Beberapa Kemungkinan Hukum Yang Ditunjukkan Bentuk Nahi
KESIMPULAN
•Perintah adalah permintaan untuk melakukan sesuatu. Larangan adalah
permintaan untuk meninggalkan sesuatu.
•Hukum asal perintah adalah wajib. Hukum asal larangan adalah haram.
•Perintah terhadap sesuatu larangan melakukan kebalikanya, begitu juga
sebaliknya.
•Perintah tidak harus segera dilakukan dan berulang-ulang.
•Perintah melakukan sesuatu juga perintah melakukan perantara perkara
tersebut.
•Larangan terhadab suatu perkara menunjukan kerusakan perkara tersebut.
PESAN
Kita sebagai umat islam hendaknya faham tentang konsep hukum islam dan
syariat islam. Juga memahami kandungan perintah-perintah dan larangan-
larangan Allah, tidak hanya menjadi pengikut buta yang tidah mengetahui
sumbernya.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai