Anda di halaman 1dari 8

STUDI QUR’AN

MANTHUQ DAN MAFHUM


Dosen pengampu :

Kelompok 5 :
1. Achsanul Asyfa’ M.A (2001011995)
2. Fina Salunnadwa (2001012038)
3. Muhammad Ibadus Sholihin (2001011987)
4. Fafia Nurlaili Hariono (2001012038)
PENGERTIAN MANTHUQ &
MAFHUM
• Manthuq (‫لمنطوق‬,,‫) ا‬adalah penunjukkan lafal terhadap suatu hal (hukum) ketika
diucapkan. Manthuq secara bahasa adalah “sesuatu yang di ucapkan”,
sedangkan menurut istilah yaitu pengertian harfiah atau makna yang ditujukkan
oleh lafadz yang diucapkan itu sendiri.
• Mafhum (,‫وم‬,‫لمفه‬,,‫ )ا‬adalah penunjukkan lafal terhadap hukum yang tidak
diucapkan. Mafhum secara bahasa adalah sesuatu yang dipahami dari suatu
teks, sedangkan menurut istilah adalah “ pengertian tersirat dari suatu lafal
(mafhum muwafaqah) atau pengertian lafal yang diucapkan (mafhum
mukhalafah).
DEFINISI MANTHUQ & MAFHUM

• Definisi Manthuq • Definisi Mafhu


Tegasnyaa , dilalat mafhum itu adalah
Dari definisi ini dapat dipahami penunjukkan lafal Nash atau suatu ketentuan
bahwa dilalat manthuq ialah hukum yang didasarkan atas pemahaman
suatu ketetapan umum yang dapat dibalik yang tersurat. Seperti contoh Qs. Al-
dipahami dari penuturan Isra’ ayat :23 yang artinya: “Jangan kamu
mengucapkan kepada kedua orang tuamu
langsung lafal nash secara ucapan “uf” dan janganlah kamu membentak
tekstual. keduanya”.
Pembagian Manthuq

Pada dasarnya mantuq dibedakan berupa nash dan zahir. Lafal nash dibagi kepada
dua macam, yaitu dilalat al-Mantuq dan dilalat Al-Mafhum. Yang di maksud
dilalat al-Mathuq ialah “penunjukkan lafal nash atau suatu ketetapan hukum
(pengertian) sesuai dengan apa yang diucapkan dan dituturkan langsung oleh
lafal”.
1. Al-Nash
Yaitu, lafal yang tidak mengandung takwil. Seperti firman Allah SWT. Qs.
Al-Baqarah (2):196.
‫ش َرةٌ َكا ِملَ ٌة‬
َ ‫س ْب َع ٍة إِ َذا َر َج ْع ُت ْم ۗ ِت ْل َك َع‬َ ‫َف َمن َّل ْم َي ِجدْ َفصِ َيا ُم َثاَل َث ِة أَ َّي ٍام فِي ا ْل َح ِّج َو‬
Artinya: “ Maka wajib puasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari
apabila kalian semua telah pulang. Itulah sepuluh hari yang sempurna”.
2. Al-Zahir
Yaitu, lafal yang mengandung takwil atau perlu takwil. Seperti firman Allah
SWT. Qs. Al-Dzariyat (51):47
‫ون‬َ ‫وس ُع‬ ِ ‫س َما َء بَنَ ْينَا َها بِأ َ ْي ٍد َوإِنَّا لَ ُم‬
َّ ‫َوال‬
Atinya: “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan
sesungguhnya kami benar-benar berkuasa”.
Lafal ‫ ايد‬adalah bentuk jama’ dari lafal ‫ ي د‬yang berarti tangan, dan hal itu
(tangan) mustahil bagi Allah SWT. Maka dari itu lafal ‫ ايد‬dalam ayat
tersebut dipalingkan ke makna ‫ ا لقوة‬yang berarti kekuatan.
Pembagian Mafhum
Mafhum dapat dibagi kepada dua macam, yaitu mafhum muwafaqah dan
mafhum mukhalafah.
• Mafhum Muwafaqa
Yaituu, penunjukkan hukum yang tidak disebutkan mempunyai kesamaan
dengan hukum yang diucapkan. Mafhum muwafaah dibagi menjadi dua
bagian yaitu : Fahwal Khitab dan Lahnal Kitab.
• Mafhum Mukhalafah
Yaitu, lafal yang disebutkan tidak sama dengan yang diucapkan.
MAFHUM MUWAFAQA MAFHUM MUKHALAFAH
• Fahwal Kitab Contoh Mafhum Mukhalafah :
Yaituu : apabila yang dipahamkan 1. Tidak adanya kewajiban zakat
lebih utama hukumnya dari pada yang bagi hewan yang digunakan
di ucapkan. Seperti pencegahan atau untuk bekerja yang dipahami dari
larangan memukul kedua orang tua
sabda Nabi SAW :
• Lahnal Kitab
2. Diperbolehkannya jual beli pada
Yaitu : apabila yang tidak di ucapkan hari jum’at sebelum di
sama hukumnya dengan yang di ucapkan.
kumandangkannya adzan yang
Larangan membakar (atau hal-hal yang
sifatnya merusak) harta anak yatim dipahami dari firman Allah SWT.
Qs. Al-Jum’ah (62): 9
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai