Anda di halaman 1dari 45

AMR DAN NAHI

PENGERTIAN AMR
• ‫طلب الفعل من االعلي الي االدني‬
• Tuntutan melakukan pekerjaan
dari yang lebih tinggi
(kedudukannya) yaitu Allah SWT
kepada yang lebih rendah yaitu
manusia
• Sedangkan tuntutan melakukan
pekerjaan dari yang sama
(kedudukannya) disebut Iltimas
(‫) التماس‬, dan tuntutan
melakukan pekerjaan dari yang
lebih rendah (kedudukannya)
kepada yang lebih tinggi
dinamakan Do’a
BENTUK-BENTUK AMR
1. Dengan menggunakan fi’il Amr, seperti :
‫واقيم الصالة‬
2. Dengan menggunakan fi’il mudhorek yang
didahului lam amr, seperti:
‫فليقل خيرا او ليصمت‬
3. Dengan menggunakan isim fi’il amr, yaitu
bentuk isim yang mengandung pengertian
amr, seperti :
‫عليكم انفسكم ال يضركم من ضل اذاهتديتم‬
BENTUK-BENTUK AMR
4. Dengan menggunakan Isim Masdar
pengganti fi’il, seperti : ‫وبالوالدين احسانا‬
5. Dengan menggunakan lafald yang
semakna dengan Amr, seperti lafald : ‫تب‬ , ‫ك‬
‫ فرض‬,‫امر‬
6. Dengan kalimat khobariyah sepeti :
‫والمطللقات يتربصن بانفسهن ثالثة قروء‬
perintah dalam ayat tersebut dapat diketahui dari susunan kalimatnya yaitu di
perintahkan bagi wanita untuk menghabiskan masa iddah selama tiga kali suci atau
tiga kali haid ketika dicerai suaminya
MAKNA SIGHAT AMR
Bentuk amr tidak selamanya menunjukkan
makna wajib, namun dapat menunjukkan
makna-makna di luar wajib jika ada alasan,
antara lain:
1. Menunjukkan makna sunnah atau anjuran,
seperti: ‫فكاتبوهم انعلمتم خيرا‬
perintah menjadikan budak sebagai budak makatib tidaklah
wajib, karena Nabi Muhammad Saw tidak mewajibkan para
sahabat yang mempunyai budak untuk menjadikan
budaknya sebagai makatib. Dan juga pemilik suatu barang
bebas menggunakan barang yang dimiliki sesukanya
MAKNA SIGHAT AMR
2. Menunjukkan makna Irsyad atau memberi
petunjuk ( ‫) لالرشاد‬, seperti contoh:
‫يايهاالذين امنوا اذا تداينتم بدين الي اجل مسمي فاكتبوه‬
‫فان امن بعضكم بعضا فليوءد الذي اتمن امانته‬
Amr bermakna Irsyad ini berbeda dengan yang
bermakna Nadb, dengan Nadb diharapkan
dapat pahala sedangkan Irsyad untuk
kemaslahatan serta kebaikan yang berkaitan
dengan adat istiadat
MAKNA SIGHAT AMR
3. Menunjukkan makna Ibahah atau
membolehkan (‫) لالباحه‬, seperti : ‫كلوا واشربوا‬
4. Menunjukkan makna Tahdid atau ancaman
(‫ ) للتهديد‬seperti contoh:
‫اعملوا ما شئتم انه بما تعملون بصير‬
Sighat Amr pada contoh di atas bukan
dimaksudkan agar mukhatab melakukan apa
saja yang dia mau, namun dimaksudkan untuk
menakut-nakuti agar berhati-hati dalam
bertindak
MAKNA SIGHAT AMR
5. Menunjukkan Ta’jiz atau melemahkan (‫) للتعجيز‬
‫وان كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله وادعوا‬
‫شهداءكم من دون هللا ان كنتم صادقين‬
6. Menunjukkan makna Ikram atau memulyakan (‫) لالكرام‬,
contoh:
‫ادخلواها بسالم امنين‬
7. Menunjukkan makna Taswiyah (‫) للتسويه‬
mempersamakan antara melakukan sesuatu atau
meninggalkannya , contoh :
‫فاصبروا او ال تصبروا سواء عليكم‬
Ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir yang dimasukan ke dalam neraka, bagi mereka bersabar
ataupun tidak bersabar tidak ada bedanya, mereka akan tetap merasakan pedihnya adzab neraka untuk
selama-lamanya
MAKNA SIGHAT AMR
8. Menunjukkan makna Taskhir (‫) للتسخير‬
merendahkan , contoh :
‫فقلنا لهم كونوا قردة خاسئين‬
9. Menunjukkan makna Takwin (‫) للتكوين‬,
penciptaan, contoh:‫كن فيكن‬
10. Menunjukkan makna Do’a (‫) للدعاء‬,
contoh
‫ومنهم من يقول ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي االخرة‬
‫حسنة وقنا عذاب النار‬
KAIDAH-KAIDAH AMR
1. Kaidah pertama
‫االصل في االمر للوجوب وال تدل على غيره اال بقرينة‬
pada dasarnya Amr itu menunjukkan arti wajib dan
tidak menunjukkan selain wajib kecuali dengan
qarinah
2. Kaidah kedua
‫االصل في االمر ال يقتض التكرار‬
perintah itu pada dasarnya tidak menghendaki
pengulangan, (berkali-kali mengerjakan yang
diperintahkan) misalnya:
KAIDAH-KAIDAH AMR
Perintah melaksanakan haji yaitu dilaksanakan
satu kali seumur hidup, kecuali apabila Amr
dihubungkan pada Illat atau sifat atau syarat
atau dalil lain, maka Amr menghendaki
dilakukan berulang-ulang, sehingga kaidahnya
menjadi: ‫االصل في االمر يقتض التكرار‬
contoh Amr yang dihubungkan dengan syarat,
seperti mandi setiap junub.
‫وان كنتم جنبا فا طهروا‬
dan jika kamu junub maka mandilah
KAIDAH-KAIDAH AMR
Contoh Amr yang dihubungkan dengan sebab:
‫اقم الصالة لدلوك الشمس‬
dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir.
Contoh Amr yang dihubungkan dengan sifat:
‫الزانية والزاني فاجلدوا كل واحدة منهما مائة جلدة‬
berulang-ulang hukum dera terhadap orang
yang berzina karena berulangnya melakukan
zina
KAIDAH-KAIDAH AMR
3. Kaidah ketiga
‫االصل في االمر ال يقتضى الفور‬
perintah itu pada dasarnya tidak
menghendaki untuk segera dilaksanakan
contohnya, mengqadha’ puasa ramadhan
yang ditinggalkan karena sakit atau yang
lainnya tidak harus segera dilaksanakan,
tetapi boleh dilakukan kapanpun
KAIDAH-KAIDAH AMR
4. Kaidah ke empat
‫االمر بعد النهي يفيد االباحة‬
perintah sesudah larangan menunjukkan
makna boleh, contoh:
‫كنت نهيتكم عن زيارة القبور فاالن فزورواها‬
‫فاذا قضيت الصالة فانتشروا في االرض وابتغوا من فضل‬
‫هللا‬
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah selesai
melaksanakan shalat jumat diperbolehkan
melakukan suatu pekerjaan termasuk jual beli
KAIDAH-KAIDAH AMR
5. Kaidah kelima
‫االمر بالشيئ نهي عن ضذه‬
perintah mengerjakan sesuatu berarti
melarang kebaliknnya, contoh:
‫وقولوا للناس حسنا‬
perintah mengucapkan kata-kata yang baik
berarti melarang mengucapkan kata-kata
kotor, perintah beriman berarti larangan kufur.
KAIDAH-KAIDAH AMR
6. Kalidah ke enam
‫االمر بالشيئ امر بوسائله‬
perintah mengerjakan sesuatu berarti perintah
mengerjakan wasilahnya, contoh:
maksud kaidah tersebut adalah, bahwa perbuatan yang
diperintahkan jika tidak dapat terwujud tanpa disertai
dengan perbuatan lain yang dapat mewujudkan
perbuatan yang diperintah maka perbuatan yang
menjadi wasilah itu juga diperintah, seperti kewajiban
mengerjakan shalat tidak akan terlaksana atau tidak sah
tanpa bersuci terlebih dahulu, karena itu perintah shalat
berarti juga perintah bersuci.
KAIDAH-KAIDAH AMR
Berkaitan dengan masalah tersebut, ulama
menetapkan kaidah :
‫كل ما ال يتم الواجب اال به فهو واجب‬
segala sesuatu yang kewajiban tidak sempurna
kecuali dengannya maka hukumnya wajib pula
NAHI
PENGERTIAN NAHI
1. Pengertian Nahi
Nahi menurut bahasa artinya
mencegah, melarang (al-man’u),
sedangkan Menurut istilah adalah
lafadz yang meminta untuk
meninggalkan sesuatu perbuatan
kepada orang lain dengan
menggunakan ucapan yang
sifatnya mengharuskan,
atau  lafadz yang menyuruh kita
untuk meninggalkan suatu
pekerjaan yang diperintahkan oleh
orang yang lebih tinggi dari kita.
Akal juga disebut nuhyah (nahyu),
karena dia dapat mencegah orang
yang berakal itu untuk tidak
berbuat salah.
Menurut Abdul Hamid Hakim
menyebutkan bahwa nahi adalah
perintah untuk meninggalkan sesuatu
dari atasan kepada bawahan. Jadi
Nahi adalah suatu larangan yang
harus ditaati yang datangnya dari
atasan kepada bawahan, yakni dari
Allah SWT kepada hamba-Nya.[10]
Adapun maksud nahi yang
sebenarnya adalah menunjukkan
haram, seperti dalam firman Allah:
‫اع َف ًة‬
َ ‫ض‬ ْ ‫َواَل تَأْ ُكلُوا ال ِّربَا َأ‬
َ ‫ض َعافًا ُم‬
Artinya: “dan janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat
ganda”. (QS. Ali Imran: 130)
Karena La ta’kulu berbentuk nahi,
sedangkan ketentuan nahi adalah
haram, maka makan harta riba
hukumnya haram, karena tidak
diridlai Allah swt. Inilah hukum asli
dari nahi.
Kecuali apabila ada qarinah yang
memengaruhinya, maka nahi
tersebut tidak lagi menunjukkan
hukum haram, tetapi menunjukkan
hukum makruh, mubah, dan
sebagainya. Sesuai dengan qarinah
yang memengaruhinya itu
. Ada ulama yang berpendapat
bahwa nahi yang masih asli itu
menunjukkan hukum makruh.
Namun, pendapat yang lebih kuat,
bahwa nahi adalah haram.[11]
2. Sighat (bentuk kata) Nahi
Kalimat larangan yang tidak memiliki
qarinah menunjukkan hakikat larangan
yang mutlak. Seperti firman Allah:
‫ص َالةَ َو َأ ْنتُ ْم ُس َكا َرى‬
َّ ‫َ ي َاأ ُّي َها َّال ِذ ْي َنا َمنُوا اَل تَ ْق َر ُب ال‬
Artinya: “hai orang-orang yang
beriman, jangan kamu kerjakan shalat
dalam keadaan mabuk”. (QS.An Nisa :
43)
Ungkapan yang menunjukkan kepada
nahi (larangan) itu ada beberapa
bentuk diantaranya:
a)      Fi’il Mudhari’ yang disertai
dengan la nahi, seperti:
‫ض‬ِ ‫ر‬ْ َ ‫اْل‬
‫ا‬ ‫ى‬‫ف‬ ِ ‫ا‬ ‫و‬
ْ ‫د‬
ُ ‫س‬
ِ ْ
‫ف‬ ‫اَل ُ ت‬
Artinya: “janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi”. (QS. Al
Baqarah: 11).
b)      Lafadz-lafadz yang member
pengertian haram atau perintah
meninggalkan sesuatu perbuatan,
seperti:
‫َ َوا َح َّل َهّللا َو َح َّر َم ال ِّربَوا‬
Artinya: “dan Allah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al
Baqarah: 275).
Kaidah-kaidah Nahi:
C). Menggunakan lafadyang
berasal dari lafad NAHA
‫وينهيعن الفخشاء والمنكر‬
D). Menggunakan bentuk perintah
tapi maknanya larangan
‫وذروا البيع‬
MAKNA SIGHOT NAHI
a. Menunjukan arti HARAM
‫وال تنكح المشركاتحتي ي ْومن‬
dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik ( dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman (Al-Baqarah 221)
b. Menunjukkan arti MAKRUH
‫وال تيمموا الخبيثمنه تنفقون‬
dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan dari padanya
(Al-Baqarah 267)
c. Menunjukkan arti IRSYAD
memberikan petunjuk
‫يأيها الذين أمنوا ال تسألوا عن أشياء ان تبد‬
‫لكم تسوءكم‬
hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menayakan
(kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepadamu akan
menyusahkan kamu
d.      Untuk do’a
‫س ْينَااَ ْو َا ْخطَأْنَا‬
ِ ‫ن‬ َ ‫ن‬‫ا‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬‫ذ‬ْ
ِ ‫َربَّنَا اَل تُ َؤ ِاخ‬
َ
“hai Tuhan kami, janganlah engkau
hukum kami, bila kami lupa atau
salah”.
e.       Putus asa
‫اَل تَ ْعتَ ِذ ُروا ْاَلي ْو َم‬
“janganlah kamu cari-cari alasan
hari ini”
f. Menunjukkan arti TAHKIR
merendahkan
‫وال تمدنعينيك اليما متعنا به ازواجا منهم‬
janganlah sekali-kali kamu
menunjukkan pandanganmu
kepada kenikmatan hidup yang
telah kami berikan kepada
beberapa golongan diantara
mereka ((orang kafir)
g. Menunjukkan makna BAYANUL
AQIBAH
‫وال تحسبن الذين قتلوا في سبيلهللا أمواتا‬
janganlah kamu mengira orang-
orang yang gugur di jalan Allah itu
mati….
h. Menunjukkan makna TAHDID
ancaman
‫ال تطع امري‬
jangan taat pada perintahku
KAIDAH-KAIDAH NAHI
Kaidah pertama
‫االصل في النهي للتحريم‬
pada dasarnya larangan itu
menunjukkan arti haram
seperti:
‫َواَل تَ ْق َر ُ بوا ال ِّزنَى‬
                        Artinya: “dan janganlah
kalian mendekati zina”. (QS. Al Isra:
32).
Kaidah kedua
‫النهيعن الشيء أمر بضده‬
larangan terhadap sesuatu, berarti
perintah akan kebalikannya
seperti:
‫ش ِر ْك ِ باهّلل‬
ْ ‫اَل ُ ت‬
Artinya: “janganlah kamu
mempersekutukan Allah”.
Kaidah ketiga
‫االصل في النهي يدلعلي فساد المنهيعنه في‬
‫العبادات‬
pada dasarnya larangan
menunjukkan batalnya
perkarayang dilarang dalam
masalah ibadah, “ shalat atau
puasanya wanita yang haid, jika
dilakukan maka tidak sah”
Kaidah keempat
‫النهي يدلعلي فساد المنهيعنه في المعاملة انرجع‬
‫النهي الي نفس العقد‬
larangan menunjukkan pada batalnya
perkara yang dilarang dalam masalah
muamalah jika larangan kembali pada dzat
akad
“ menjual anak binatang yang masih
didalam kandungan adalah tidak boleh,
maka jika dilakukan transaksinya tidak
sah”

Anda mungkin juga menyukai