Anda di halaman 1dari 14

 

“SEDEKAH, HIBAH, HADIAH”

Disusun Oleh Kelompok 10:

 CINDY CLAUDIA BR HUTABARAT (0506213097)

DOSEN PENGAMPU:
Dosen Pengampu: Tri Inda Fadhila Rahma,M.E.I
Pengertian sedekah
Sedekah adalah suatu akad pemberian suatu benda oleh seseorang kepada
orang lain karena mengharapkan keridaan dan pahala dari Allah SWT dan
tidak mengharapkan suatu imbalan jasa atau penggantian.

Dasar Hukum Sedekah


Secara ijma, ulama menetapkan bahwa hukum sedekah ialah sunah. Islam
mensyariatkan sedekah karena di dalamnya terdapat unsur memberikan pertolongan

kepada pihak yang membutuhkan .


Hukum yang Terkait dengan Sedekah

Pada dasarnya sedekah dapat diberikan kapan dan dimana saja tanpa
terkait oleh waktu dan tempat. Namun, ada waktu dan tempat tertentu yang
lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada bulan Ramadhan. Dijelaskan
juga dalam kitab Kifayat al-Akhyar, sedekah sangat dianjurkan ketika sedang
menghadapi perkara penting, sakit atau bepergian, berad di kota Mekkah
dan Madinah, peperangan, haji, dan pada waktu-waktu yang utama seperti
sepuluh hari dibulan Zulhijjah, dan hari raya.
Sedekah yang Tidak Dibolehkan

Sedekah hukumnya diperbolehkan selama benda yang


disedahkan itu adalah milik diri sendiri dan benda itu dari
zatnya suci dan diperoleh dengan cara yang benar, meskipun
kumlahnya sedikit. Maka jika barang itu statusnya milik
bersama atau orang lain, maka tidak sah benda itu
disedekahkan karena barang yang disedekahkan harus
didasari oleh keihklasan dan kerelaan dari pemiliknya.
Perkara yang dapat Membatalkan Sedekah

Ada beberapa perkara yang dapat menghilangkan pahala sedekah:

1. Al-Mann (membangkit-bangkitkan) artinya menyebut-menyebut dihadapan orang lain.

2. Al-Adza (menyakiti) artinya sedekah itu dapat menyakiti perasaan orang lain yang menerimanya baik dengan
ucapan atau perbuatan.Mereka ini tidak
3. Riya (memamerkan) artinya memperlihatkan sedekah kepada orang lain karena ingin dipuji. Bersedekah jika
ada orang tetapi jika dalam keadaan sepi ia tidak mau bersedekah.
Bentuk-Bentuk Sedekah

• Memberikan sesuatu dalam bentuk materi kepada orang lain.

• Berbuat baik dan menahan diri dari kejahatan.

• Berlaku adil dalam mendamaikan orang yang bersengketa.


 Rukun sedekah
• Membantu orang lain yang akan menaiki kendaraan yang akan
ditumpangi.
pihak yang bersedekah
• Membantu mengangkat barang orang lain ke dalam
kendaraannya. penerima sedekah
• Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu dari tengah jalan
seperti duri, batu, dan kayu. benda yang disedekahkan
• Melangkahkan kaki ke jalan Allah.

• Mengucapkan zikir seperti tasbih, tahmid, tahlil dan istighfar.


syigat ijab dan qabul
• Menyuruh orang lain berbuat baik dan mencegahnya dari
kemungkaran.

• Membimbing orang buta, tuli, dan bisu serta menjuluki orang •  


yang meminta petunjuk tentang sesuatu seperti alamat rumah.

• Memberikan senyuman kepada orang lain.


HIBAH
 Hibah secara bahasa berasal dari kata wahaba,yang berarti lewat dari satu tangan ke tangan yang lain atau
dengan kata lain kesadaran untuk melakukan kebaikan kesadaran untuk melakukan kebaikan atau diambil dari
kata hubub ar-rih(angin yang menghembus) atau Ibra(membebaskan dari utang) secara etimologis yaitu
memberikan hak milik secara langsung dan mutlak terhadap suatu benda ketika masih hidup tanpa ganti walaupun
dari orang yang lebih tinggi.

Bentuk pemberian selain hibah.

1. Sedekah yaitu pemberian harta kepada orang lain tanpa mengganti dan hal ini dilakukan semata angin

memperoleh ganjaran (pahala) dari Allah swt.

2. Ibraa’ yaitu menghibahkan uang kepada fisik yang berutang.

3. Wasiat yaitu pemberian seseorang kepada orang lain yang diakadkan ketika masih hidup dan baru diberikan

setelah orang yang berwasiat itu meninggal.

4. Hadiah yaitu pemberian dari seseorang kepada orang lain tanpa adanya pengganti dengan maksud

memuliakan.
Dasar Hukum Hibah
Dalil al-Qur’anQs. an-Nisa ayat 4

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kaum sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Qs: 4/4)
Dalil al-hadis

Qs. al-Baqarah ayat 177

“Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,


orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya.” (Qs.:
2/177)

 
1. Rukun dan syarat hibah

1. Pihak penghibah

1. Penghibah harus sebagai pemilik sempurna atas benda yang dihibahkan

2. Penghibah harus seorang yang cakap serta sempurna yaitu baliq dan berakal

3. Penghibah hendaklah melakukan perbuatan atas dasar kemauan sendiri dengan penuh kerelaan dan bukan dalam
keadaan terpaksa.

2. Pihak penerima hibah.pihak penerima hibah disyaratkan sudah wujud dalam arti yang sesungguhnya ketika akad hibah
dilaksanakan.

3. Objek yang dijadikan objek.syarat dari objek yang dijadikan hibah yaitu:

1. Benda yang dihibahkan harus milik sempurna dari penghibah

2. Benda yang dihibahkan sudah ada dalam arti sesungguhnya saat pelaksanaan akad

3. Objek yang dihibahkan merupakan suatu yang dibolehkan dimiliki oleh agama

4. Harta yang dihibahkan harus telah terpisah secara jelas dari harta penghibah

4. Akad atau ijab kabul


 
Syarat Benda yang Dihibahkan

1. Benar-benar benda itu ada ketika akad berlangsung.

2. Harta itu memiliki nilai (manfaat).


3. Dapat dimiliki zatnya
4. Harta yang akan dihibahkan itu bernilai harta menurut syara’
5. Harta itu benar-benar menurut orang yang menghibahkan.
6. Menurut Hanfiah, jika barang itu berbentuk rumah maka harus bersifat
utuh meskipun rumah itu boleh dibagi.
7. Harta yang dihibahkan terpisah dari yang lainnya
Rukun dan Syarat
HADIAH Hadiah
Hadiah yaitu suatu akad pemberian hak
milik oleh seseorang kepada orang lain  Hadiah dari harta

diwaktu ia masih hidup tanpa yang boleh di


tasharruf kan.
mengharapkan imbalan dan balas jasa,
namun dari segi kebiasaan,hadiah lebih  Terpilih dan
dimotivasi oleh rasa terimakasih dan sungguh-sungguh.
kekaguman seseorang.  Harta yang
diperjualbelikan
Dasar Hukum Hadiah
 Tanpa adanya
Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis banyak
pengganti.
yang menganjurkan penganutnya
untuk berbuat baik dengan cara tolong  Orang yang sah
menolong dan salah satunya dengan memilik

bentuk tolong menolong adalah  Sah menerimanya


memberikan harta kepada orang lain
yang membutuhkan
syarat untuk wahib (pemberi hadiah) dan mauhub (barang)
1. Syarat Wahib (pemberi hadiah)
Wahib disyaratkan harus ahli tabarru (derma), yaitu berakal, baligh, rasyid (pintar).
2. Syarat Mauhub (barang)
1) Harus ada waktu dihadiahkan
2) Harus berupa harta yang kuat dan bermanfaat
3) Milik sendiri
4) Menyendiri, menurut ulama Hanafiah, hadiah tidak dibolehkan terhadap barang bercampur dengan milik orang lain,
sedangkan menurut ulama malikiyah, Hambali dan syafi’iyah, hal itu dibolehka
5) Mauhub terpisah dari yang lain, barang yang dihadiahkan tidak boleh bersatu dengan barang yang tidak dihadiahkan,
sebab akan menyulitkan untuk memanfaatkan mauhub.
6) Mauhub telah diterima atau dipegang oleh penerima.
7) Penerima memegang hadiah atas seizin wahib.
Bentuk-Bentuk Hadiah

 Hadiah dalam perlombaan


 Hadiah dalam pembelian suatu barang
 Hadiah sebagai suap atau sogokan
TERIMAKASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai