DOSEN PENGAMPU:
Dosen Pengampu: Tri Inda Fadhila Rahma,M.E.I
Pengertian sedekah
Sedekah adalah suatu akad pemberian suatu benda oleh seseorang kepada
orang lain karena mengharapkan keridaan dan pahala dari Allah SWT dan
tidak mengharapkan suatu imbalan jasa atau penggantian.
Pada dasarnya sedekah dapat diberikan kapan dan dimana saja tanpa
terkait oleh waktu dan tempat. Namun, ada waktu dan tempat tertentu yang
lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada bulan Ramadhan. Dijelaskan
juga dalam kitab Kifayat al-Akhyar, sedekah sangat dianjurkan ketika sedang
menghadapi perkara penting, sakit atau bepergian, berad di kota Mekkah
dan Madinah, peperangan, haji, dan pada waktu-waktu yang utama seperti
sepuluh hari dibulan Zulhijjah, dan hari raya.
Sedekah yang Tidak Dibolehkan
2. Al-Adza (menyakiti) artinya sedekah itu dapat menyakiti perasaan orang lain yang menerimanya baik dengan
ucapan atau perbuatan.Mereka ini tidak
3. Riya (memamerkan) artinya memperlihatkan sedekah kepada orang lain karena ingin dipuji. Bersedekah jika
ada orang tetapi jika dalam keadaan sepi ia tidak mau bersedekah.
Bentuk-Bentuk Sedekah
1. Sedekah yaitu pemberian harta kepada orang lain tanpa mengganti dan hal ini dilakukan semata angin
3. Wasiat yaitu pemberian seseorang kepada orang lain yang diakadkan ketika masih hidup dan baru diberikan
4. Hadiah yaitu pemberian dari seseorang kepada orang lain tanpa adanya pengganti dengan maksud
memuliakan.
Dasar Hukum Hibah
Dalil al-Qur’anQs. an-Nisa ayat 4
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kaum sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Qs: 4/4)
Dalil al-hadis
1. Rukun dan syarat hibah
1. Pihak penghibah
2. Penghibah harus seorang yang cakap serta sempurna yaitu baliq dan berakal
3. Penghibah hendaklah melakukan perbuatan atas dasar kemauan sendiri dengan penuh kerelaan dan bukan dalam
keadaan terpaksa.
2. Pihak penerima hibah.pihak penerima hibah disyaratkan sudah wujud dalam arti yang sesungguhnya ketika akad hibah
dilaksanakan.
3. Objek yang dijadikan objek.syarat dari objek yang dijadikan hibah yaitu:
2. Benda yang dihibahkan sudah ada dalam arti sesungguhnya saat pelaksanaan akad
3. Objek yang dihibahkan merupakan suatu yang dibolehkan dimiliki oleh agama
4. Harta yang dihibahkan harus telah terpisah secara jelas dari harta penghibah