Anda di halaman 1dari 17

HIBAH DAN WAKAF

1. 1 . L I S A D A M AYA N T I
2 . R O B H AT U L A W A L I YA H
3. SLEH ASYRORSH
4 . R I A N O V I A FA N I E N D I T H A

DEFINISI HIBAH
Secara etimologi kata hibah adalah bentuk masdar dari kata
wahaba, yang berarti pemberian. Secara terminologis, hibah
adalah pemilikan suatu benda melalui transaksi atau akad
tanpa mengharap imbalan apa pun dari orang yang diberi
ketika si pemberi masih hidup.

Menurut Mazhab Hanafi adalah pemberian benda dengan


tanpa ada syarat harus mendapat imbalan ganti, pemberian
mana dilakukan pada saat si pemberi masih hidup. Benda yang
dimiliki yang akan diberikan itu adalah sah milik si pemberi.
Menurut Mazhab Maliki, adalah memberikan suatu zat materi
tanpa mengharap imbalan, dan hanya ingin menyenangkan
orang yang diberinya tanpa mengharap imbalan dari Allah.

Menurut Madzhab Hambali, adalah memberikan hak


memiliki sesuatu oleh seseorang yang dibenarkan
tasarrufnya atas suatu harta baik yang dapat diketahui atau,
karena susah untuk mengetahuinya.
Menurut Madzhab Syafii, hibah mengandung dua
pengertian:
1. Pengertian khusus, yaitu pemberian hanya sifatnya sunnah
yang dilakukan dengan ijab qabul pada waktu si pemberi
masih hidup.
2. Pengertian umum, yaitu hibah dalam arti umum mencakup
hadiah dan sedekah.

DASAR HUKUM HIBAH


Hibah disyariatkan dan dihukumi mandhub (sunat) dalam
Islam berdasarkan Al Quran, Sunnah, dan Ijma.
Adapun dasar hibah menurut Islam adalah firman Allah yang
menganjurkan kepada umat Islam agar berbuat baik kepada
sesamanya, saling mengasihi dan sebagainya. Islam
menganjurkan agar umatnya suka memberi karena memberi
lebih baik daripada menerima. Namun pemberian itu harus
ikhlas, tidak ada pamrih apa-apa kecuali mencari ridha Allah
dan mempererat tali persaudaraan, sebagaimana dalam firman
Allah QS Al-baqarah ayat 177.
Di dalam AlQuran maupun Hadist, tidak dapat ditemui
perintah yang secara langsung memerintahkan seseorang
untuk berhibah.

SYARAT-SYARAT HIBAH
a. Shighat hibah
Shighat hibah, ialah kata-kata yang diucapkan oleh orang
orang yang melakukan hibah. Karena hibah semacam akad,
maka shighat hibah terdiri atas ijab dan qobul. Ijab.
b. Syarat syarat yang berkaitan dengan pemberi hibah
Pemberi hibah harus sebagai pemilik barang yang dihibahkan.
Dia tidak berada dalam kondisi dibatasi kewenangannya
lantaran suatu sebab yang menjadikan kewenangannya
dibatasi.
Dia harus berusia baliq, karena anak kecil belum layak untuk
melakukan akad hibah.
Hibah merupakan akad yang ditetapkan padanya syarat ridha
terkait keabsahannya.

c. Syarat-syarat yang berkaitan dengan penerima hibah


Penerima hibah adalah setiap orang, baik perorangan maupun
badan hukum serta layak untuk memiliki barang yang
dihibahkan. Penerima hibah harus benar-benar ada secara fisik
saat pemberian hibah, Jika secara fisik dia tidak ada ditempat
atau dia dinyatakan ada tetapi masih dalam keadaan prediksi.

SYARAT SYARAT YANG BERKAITAN DENGAN BARANG


YANG DIHIBAHKAN

1. Barang hibah itu telah ada dalam arti yang sebenarnya


waktu hibah itu dilaksanakan.
2. Barang yang dihibahkan itu adalah barang yang boleh
dimiliki secara sah oleh ajaran Islam.
3. Harta yang dihibahkan itu dalam keadaan tidak terikat
pada suatu perjanjian dengan pihak lain, seperti harta itu
dalam keadaan digadaikan atau dibankkan.
4. Harta yang dihibahkan itu telah terpisah dari harta
penghibah,
5. Barang itu telah menjadi milik sah dari penghibah dalam
arti yang sebenarnya. Tidak boleh dihibahkan barang
yang belum jelas pemiliknya,

MACAM-MACAM HIBAH
Hibah Bersyarat
Apabila hibah dikaitkan dengan suatu syarat seperti syarat pembatasan
penggunaan barang oleh pihak penghibah ke pada pihak penerima hibah,
maka syarat tersebut tidak sah sekalipun hibahnya itu sendiri sah.
2. Hibah Umra atau Manfaat
Yaitu hibah bersyarat dalam bentuk bahwa seseorang dibolehkan
memiliki sesuatu yang semula milik penghibah selama penerima hibah
masih hidup.
3. Hibah Ruqbah
Adalah pemberian bersyarat, jika syarat itu ada maka harta itu menjadi
milik penerima hibah dan dan bila syarat itu tidak ada maka harta itu
akan kembali kepada pemberi hibah.
1.

HIKMAH HIBAH
a. Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama
b. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong
c. Dapat mempererat tali silaturahmi
d. Menghindarkan diri dari berbagai malapetaka.

PENGERTIAN WAKAF
Wakaf secara bahasa, adalah al-habs (menahan).
Kata al-waqf adalah bentuk masdar dari
ungkapan waqfu al-syai, yang berarti menahan
sesuatu

Syafii dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa wakaf adalah


melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah
sempurna prosedur perwakafan
Abu Hanifah : Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum,
tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk
kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas
dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh
menjualnya.
Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang
diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif
melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta
tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan
manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya.

DASAR HUKUM WAKAF

Hukum wakaf adalah sunnah


(mandub); dan ia termasuk sarana
mendekatkan diri kepada Allah swt
yang sangat disukai dan dianjurkan
di dalam Islam.

MACAM-MACAM WAKAF (ditinjau dari segi


peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf tersebut)
Wakaf ahli
Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang
atau lebih, keluarga si wakif atau bukanHukum wakaf adalah
sunnah (mandub); dan ia termasuk sarana mendekatkan diri kepada
Allah swt yang sangat disukai dan dianjurkan di dalam Islam.
Wakaf khairi
Yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama
(keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum). Seperti
wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid,
sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain
sebagainya.

RUKUN WAKAF

Wakif (orang yang mewakafkan harta)


Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan);
Mauquf 'Alaih (pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf);
Shighat (pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak
untuk mewakafkan sebagian harta bendanya).

SYARAT-SYARAT WAKAF
1.
2.
3.
4.

Merdeka
Berakal sehat
Baligh
Tidak berada di bawah pengampunan (boros/lalai)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai