Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ZAKAT, SEDEKAH, DAN HIBAH, dan

Tafsiran surah at-taubah 60 dan 103, Al Baqarah 177 Al Hasyr 7-8

Dosen pengampu:

Awatif Tiana, M,Ag

1. Parhan Aggim (2151040477)


2. Riska Wulandari (2151040488)
3. Yunita Nurhafiza (2151040511)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa pula penulis
ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang
telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.
Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “ZAKAT, SEDEKAH, DAN
HIBAH,At-taubah 60 dan 103, Al Baqarah 177 Al Hasyr 7-8”, dan penulis sangat
berharap semoga dengan adanya makalah ini penulis dapat memberikan sedikit
gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis miliki. Akhir nya kritik dan
saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari semua pihak demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Penulis

Bandar Lampung, 19 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. HIBAH………………………………………………………………………………
B. SEDEKAH…………………………………………………………………………..
C. ZAKAT……………………………………………………………………………….
D. SURAH AT-TAUBAH AYAT 60 DAN 103, SURAH AL BAQARAH AYAT
177,SURAH Al HASYR AYAT 7-8....................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A..Latar Belakang

Salah satu dari anjuran agama islam adalah tolong-menolong antara sesame muslim
ataupun non muslim. Bentuk tolong-menolong itu bermacam-macam, bias berupa
benda, jasa, jual beli, dan lain sebagainya. Hibah adalah dengan huruf ha di-kasrah
dan ba tanpa syaiddah berarti memberikan (tamlik) sesuatu kepada orang lain pada
waktu masih hidup tanpa meminta ganti. Sedekah asal kata bahasa arab shadaqah
yang berarti suatu pemberian yang di berikan oleh eorang muslim kepada orang lain
secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga
berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharap rido Allah SWT. Dan pahala semata. Zakat adalah sedekah yang wajib
dikeluarkan umat islam menjelang akhir bulan Ramadan, sebagai pelengkap ibadah
puasa. Zakat merupakan salah satu rukun ketiga dari Rukun Islam. Secara harfiah
zakat berarti “tumbuh”, “berkembang”, “menyucikan”, atau “membersihkan”.
Sedangkan kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang
tertentu sebagaimana ditentukan.

A. Rumusan masalah
1.itu hibah dan sebagainya?
2. itu sedekah dan sebagainya?
3. itu zakat dan sebagainya?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu hibah?

2. Untuk mengetahui apa itu sedekah?

3 mengetahui apa itu zakat?


BAB II

PEMBAHASAN

A. HIBAH

1. Pengertian Hibah

Kata "hibah" berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti
melewatkan atau menyalurkan, dengan demikian berarti telah disalurkan dari
tangan orang yang memeberi kepada tangan orang yang diberi.

Sayyid Sabiq mendefinisikan hibah adalah akad yang pokok persoalannya


pemberian harta milik seseorang kepada orang lain di waktu dia hidup, tanpa
adanya imbalan.

Sedangkan Sulaiman Rasyid mendefinisikan bahwa hibah adalah


memberuikan zat dengan tidak ada tukarnya dan tidak ada karenanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hibah adalah merupakan


suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan musababnya) tnpa
da kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu
dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup (inilah yang membedakannya
dengan wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal
dunia).

Dalam istilah hukum perjanjian yang seperti ini dinamakan juga dengan
perjanjian sepihak (perjanjian unilateral) sebagai lawan dari perjanjian bertimbal
balik (perjanjian bilateral).
2. Dasar Hukum Hibah

Dasar hukum hibah ini dapat kita pedomani hadits Nabi Muhammad SAW
antara lain hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari hadits Khalid bin 'Adi,
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut :

"Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena


mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan
tidak menolaknya, karena ia adalah rezeki yang diberi Allah kepadanya".

3. Rukun Dan Syarat Sahnya Hibah

Rukun hibah adalah sebagai berikut :

1. Penghibah , yaitu orang yang memberi hibah 2.

Penerima hibah yaitu orang yang menerima pemberian

3. Ijab dan kabul.

4. Benda yang dihibahkan.

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu hibah sah


adalah :

1. Syarat-syarat bagi penghibah

a. Barang yang dihibahkan adalah milik si penghibah; dengan


demikiantidaklah sah menghibahkan barang milik orang lain.

b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya disebabkan oleh


sesuatualasan
c. Penghibah adalah orang yang cakap bertindak menurut hukum
(dewasadan tidak kurang akal).

d. Penghibah tidak dipaksa untuk memnerikan hibah.

2. Syarat-syarat penerima hibah

Bahwa penerima hibah haruslah orang yang benar-benar ada pada


waktu hibah dilakukan. Adapun yang dimaksudkan dengan benar-benar ada
ialah orang tersebut (penerima hibah) sudah lahir. Dan tidak dipersoalkan
apakah dia anak-anak, kurang akal, dewasa. Dalam hal ini berarti setiap orang
dapat menerima hibah, walau bagaimana pun kondisi fisik dan keadaan
mentalnya. Dengan demikian memberi hibah kepada bayi yang masih ada
dalam kandungan adalah tidak sah.

3. Syarat-syarat benda yang dihibahkan a.

Benda tersebut benar-benar ada;

b. Benda tersebut mempunyai nilai;

c. Benda tersebut dapat dimiliki zatnya, diterima peredarannya


danpemilikannya dapat dialihkan;

d. Benda yang dihibahkan itu dapat dipisahkan dan diserahkan


kepadapenerima hibah.

Adapun mengenai ijab kabul yaitu adanya pernyataan, dalam hal ini
dapat saja dalam bentuk lisan atau tulisan.

Menurut beberapa ahli hukum Islam bahwa ijab tersebut haruslah diikuti
dengan kabul, misalnya : si penghibah berkata : "Aku hibahkan rumah ini
kepadamu", lantas si penerima hibah menjawab : "Aku terima hibahmu".
Sedangkan Hanafi berpendapat ijab saja sudah cukup tanpa harus
diikuti oleh kabul, dengan pernyataan lain hanya berbentuk pernyataan sepihak.

Adapun menyangkut pelaksanaan hibah menurut ketentuan syari'at


Islam adalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Penghibahan dilaksanakan semasa hidup, demikian juga penyerahan


barangyang dihibahkan.

2. Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat


penghibahandilakukan.

3. Dalam melaksanakan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama


sekalioleh si pemberi hibah.

4. Penghibahan hendaknya dilaksanakan di hadapan beberapa orang


saksi(hukumnya sunat), hal ini dimaksudkan untuk menghindari silang
sengketa dibelakang hari.

4. Hibah Orang Sakit Dan Hibah Seluruh Harta

Apabila seseorang menghibahkan hartanya sedangkan ia dalam


keadaan sakit, yang mana sakitnya tersebut membawa kepada kematian,
hukum hibahnya tersebut sama dengan hukum wasiatnya, maka apabila ada
orang lain atau salah seorang ahli waris mengaku bahwa ia telah menerima
hibah maka hibahnya tersebut dipandang tidak sah.

Sedangkan menyangkut penghibahan seluruh harta, sebagaimana


dikemukakan oleh Sayid Sabiq, bahwa menurut jumhur ulama seseorang
dapat / boleh menghibahkan semua apa yang dimilikinya kepada orang lain.
Muhammad Ibnu Hasan (demikian juga sebagian pentahqiq mazhab
Hanafi) berpendapat bahwa : Tidak sah menghibahkan semua harta, meskipun
di dalam kebaikan. Mereka menganggap orang yang berbuat demikian itu
sebagai orang yang dungu dan orang yang dungu wajib dibatasi tindakannya.

5. Penarikan Kembali Hibah

Penarikan kembali atas hibah adalah merupakan perbuatan yang


diharamkan meskipun hibah itu terjadi antara dua orang yang bersaudara atau
suami isteri. Adapun hibah yang boleh ditarik hanyalah hibah yang dilakukan
atau diberikan orang tua kepada anak-anaknya.

Dasar hukum ketentuan ini dapat ditemukan dalam hadits Rasulullah


SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An- Nasa'i, Ibnu Majjah dan At-tarmidzi
yang artinya berbunyi sebagai berikut :

"Dari Ibnu Abbas dan Ibnu 'Umar bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda : "Tidak halal bagi seorang lelaki untuk memberikan pemberian atau
menghibahkan suatu hibah, kemudian dia mengambil kembali pemberiannya,
kecuali hibah itu dihibahkan dari orang tua kepada anaknya. Perumpamaan bagi
orang yang memberikan suatu pemberian kemudian dia rujuk di dalamnya
(menarik kembali pemberiannya), maka dia itu bagaikan anjing yang makan, lalu
setelah anjing itu kenyang ia muntah, kemudian ia memakan muntah itu kembali.

6. Hikmah dalam Amalan Hibah

Hibah disyari’atkan dalam Islam dengan galakan yang mendalam


adalah untuk memaut hati kalangan masyarakat Islam itu sendiri sesama
mereka dan memperdekatkan perasaan kejiwaan sesama manusia yang hidup
dalam masyarakat Islam atau di luar masyarakat Islam. Keistimewaan hibah ini
ialah ianya boleh dilakukan kepada orang yang bukan Islam sekali pun, bahkan
kepada musuh-musuh yang membenci Islam apabila diketahui lembut hatinya
apabila di’beri’kan sesuatu. Hibah ini merupakan salah satu aktiviti
kemasyarakatan yang berkesan memupuk rasa hormat, kasih sayang, baik
sangka, toleransi, ramah mesra dan kecaknaan dalam kehidupan sosial
sesebuah negara. Secara ringkasnya, hikmah hibah ini boleh dirumuskan dalam
perkara berikut (tanpa menghadkan kepada perkara di bawah) :

a. melunakkanhati sesama manusia

b. menghilangkan rasa segan dan malu sesama jiran, kawan,


kenalandan ahli masyarakat

c. menghilangkan rasa dengki dan dendam sesama


anggotamasyarakat

d. Menimbulkan rasa hormat, kasih sayang, mesra dan tolak ansur


sesama ahli setempat.

e. meningkatkan citarasa kecaknaan dan saling membantu


dalamkehidupan

f. memudahkan aktiviti saling menasihati dan pesan-memesan


dengankebenaran dan kesabaran

g. menumbuhkan rasa penghargaan dan baik sangka sesama manusia

h. mengelak perasaan khianat yang mungkin wujud sebelumnya

i. meningkatkan semangat bersatu padu dan bekerjasama

j. dapat membina jejambat perhubungan dengan pihak yang menerima


hibah.

1. Firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 177) yang artinya:


Bukanlah kebaikan itu engkau mengarahkan wajahmu menghadap timur dan barat.
Akan tetapi kebaikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, para
malaikat, para nabi, memberikan harta yang disukainya kepada kerabat dekatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang yang meminta-minta dan untuk
membebaskan budak.

2.Firman Allah SWT QS Al-Baqarah : 261 :


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahu

B. SEDEKAH

1.Pengertian Sedekah

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu


pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara
spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga
berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di
atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara
spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum


Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud
adalah firman Allah SWT yang artinya: ''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena
mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala
yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114). Hadis yang menganjurkan sedekah juga
tidak sedikit jumlahnya.

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah,


berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah,
adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang
bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah
tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada
kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang
bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam
keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa
yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang
bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.

Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda


dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam
dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau
diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari
sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba
Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah
seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia
sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan
oleh tangan kanannya tersebut.

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak


saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu
seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan
uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para
fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang
berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT yang artinya; ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu
cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut


sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini
ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang berarti: ''Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah
[2]: 264).

C. ZAKAT

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat Islam menjelang


akhir bulan Ramadhan, sebagai pelengkap ibadah puasa. Zakat merupakan
salah satu rukun ketiga dari Rukun Islam. Secara harfiah zakat berarti
"tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan
secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan
sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang
tertentu sebagaimana ditentukan

2. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah, seperti: shalat, haji, dan puasa yang
telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,
sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia
3. Macam-macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

 Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang
ada di daerah bersangkutan.
 Zakat Maal (Harta)
Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil
ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri.

4. Orang yang berhak menerima Zakat


 Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
 Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar untuk hidup.

 Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.

 Muallaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.

 Hamba Sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.

 Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak
sanggup untuk memenuhinya.

 Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang


dsb)

 Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan


5. Orang yang tidak berhak menerima Zakat

 Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)


bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR
Bukhari).
 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari
tuannya.

 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal


bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).

 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.

 Orang kafir.

6. Beberapa Faedah Zakat

Faedah Diniyah (segi agama)

1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.

2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada


Rabbnya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat
beberapa macam ketaatan.

3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat


ganda,sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq
"alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari
harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah
disabdakanRasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)

1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada


pribadi pembayar zakat.

2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan
lembut kepada saudaranya yang tidak punya.

3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik


berupaharta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan
meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan
dihormati sesuai tingkat pengorbanannya. Di dalam zakat terdapat penyucian
terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakirmiskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.

2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat


eksistensimereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya
adalah mujahidin fi sabilillah.

3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang
adadalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat
mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu
yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau
harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan
tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas
berkahnyaakan melimpah.

5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang,


karenaketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak
pihak yang mengambil manfaat.

7. Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka
yangmiskin.

2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i
yangberjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

6. Untuk pengembangan potensi ummat

7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

D. Ayat-ayat dan Terjemah Tentang Zakat


1.At-Taubah ayat 60

Terjemahan

Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin. Pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang untuk jalan Allah, dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (At-Taubah ayat 60).

2. Surah at-taubah ayat 103

‫ك َس َكنٌ لَّ ُه ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ ‫ص ٰلو َت‬ َ ‫ُخ ْذ مِنْ اَمْ َوال ِِه ْم‬
َ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكي ِْه ْم ِب َها َو‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَي ِْه ۗ ْم اِن‬

Terjemahan

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

3. Hasyr 7

7 ‫ْن الس َِّبي ِْۙل اَل َل ًة ااْل َ ْغ ِن َي ۤا ِء ا ا اَل َل ًة ااْل َ ْغ ِن َي ۤا ِء ا ا‬ ‫هّٰلِل‬ ٰ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اَ َف ۤا َء ُ لى لِهٖ اَهْ ِل ْالقُ ٰرى ِ لِلرَّ س ُْو ِل لِذِى ْالقُرْ ٰبى ْال َي ٰت ٰمى ْال َم ٰس ِكي‬.
ِ ‫ْن اب‬

Terjemahan
Harta rampasan (fai’) dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul),
anak-anak yatim, orang miskin dan untuk orang- orang yang dalam perjalanan, agar
harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa
yang diberikan Rasul maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras
hukuman-Nya.

4.Al Hasyr 8

ٰۤ ُ َ
‫ك ُه ُم‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ص †ر ُْو َن هّٰللا َ َو َر ُس† ْول ٗه ۗ ا‬ ْ ‫ض †اًل م َِّن هّٰللا ِ َو ِر‬
ُ ‫ض† َوا ًنا َّو َي ْن‬ ْ ‫ار ِه ْم َواَمْ َوال ِِه ْم َي ْب َت ُغ ْو َن َف‬ ۤ
ِ ‫ل ِْلفُ َق َرا ِء ْالم ُٰه ِج ِري َْن الَّ ِذي َْن ا ُ ْخ ِرج ُْوا مِنْ ِد َي‬
8 ‫ص ِدقُ ْو ۚ َن‬ّ ٰ ‫ال‬.

Terjemahan

(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari
kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari
Allah dan keridaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itulah orang-orang yang benar.

5.Al Baqarah 177

ۤ
۞ ‫ب َوال َّن ِب ٖ ّي َن ۚ َو ٰا َتى‬ ِ ‫ب َو ٰلكِنَّ ْال ِبرَّ َمنْ ٰا َم َن ِباهّٰلل ِ َو ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ ِِر َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة َو ْالك ِٰت‬
ِ ‫ْس ْال ِبرَّ اَنْ ُت َولُّ ْوا وُ ج ُْو َه ُك ْم قِ َب َل ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬
َ ‫لَي‬
‫الزكٰ و َة ۚ َو ْالم ُْوفُ† ْ†و َن‬ َّ ‫ب َواَ َقا َم الص َّٰلو َة َو ٰا َتى‬ ِ ۚ ‫فى الرِّ َقا‬ ۤ
ِ ‫ْال َما َل َعلى ُحبِّهٖ َذ ِوى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َي ٰت ٰمى َو ْال َم ٰس ِكي َْن َواب َْن الس َِّبي ِْۙل َوالسَّا ِٕىلِي َْن َو‬
ٰ
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ‫ْ ْأ‬ ‫ْأ‬
‫ك ُه ُم ْال ُم َّت ُق ْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ص َد ُق ْوا َۗوا‬َ ‫ك الَّ ِذي َْن‬ َ ‫ول ِٕى‬ ِ ۗ ‫ص ِب ِري َْن فِى ْال َب َس ۤا ِ†ء َوالضَّرَّ ۤا ِء َو ِحي َْن ال َب‬
‫سا‬ ّ ٰ ‫ِب َع ْه ِد ِه ْم ا َِذا َعا َهد ُْوا ۚ َوال‬

177. Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat,
tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam
perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang
melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji
apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada
masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa.

BAB III
Penutup

KESIMPULAN

1. Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak


ada sebab dan musababnya) tnpa da kontra prestasi dari pihak penerima
pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih
hidup (inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat
diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia).
2. Rukun hibah, yaitu : penghibah , penerima hibah, ijab dan kabul, dan
benda yang dihibahkan.
3. Syarat-syarat hibah itu meliputi syarat penghibah, penerima hibah dan
benda yang dihibahkan.
4. Penghibahan harta yang dilakukan oleh orang sakit hukumnya sama
dengan wasiat. Menurut jumhur ulama seseorang dapat / boleh
menghibahkan semua apa yang dimilikinya kepada orang lain.
5. Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian
yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan
dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti
suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
6. Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat Islam menjelang
akhir bulan Ramadhan, sebagai pelengkap ibadah puasa. Hukum zakat
adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu.
7. Zakat terbagi atas dua tipe : Zakat Fitrah dan Zakat Mal. Orang yang
berhak menerima zakat, antara lain : Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Hamba
Sahaya, Gharimin, Fisabilillah, dan Ibnu Sabil. Dan orang yang tidak
berhak menerima Zakat, antara lain: Orang kaya, Hamba Sahaya,
Keturunan Rosulullah, Orang yang dalam tanggungan yang berzakat,
dan Orang Kafir.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, H SH MH, 2004, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Akademika
Pressindo.

Pasaribu, H. Chairuman Drs dan Suhrawardi K. Lubis SH, 1996, Hukum Perjanjian
Dalam Islam, Jakarta: sinar Grafika.

Rasyid, Sulaiman, 1990, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5766759/surat-at-taubah-ayat-60-
menjelaskan-tentang-apa-ya

https://news.detik.com/berita/d-5547143/surat-at-taubah-ayat-103-menjelaskan-
tentang-zakat-berikut-tafsirnya/amp

https://m.liputan6.com/quran/al-baqarah/177#:~:text=177.%20Kebajikan%20itu
%20bukanlah%20menghadapkan,miskin%2C%20orang%2Dorang%20yang
%20dalam

https://m.liputan6.com/quran/al-hasyr/7#:~:text=QS.%20Al%2DHasyr%20Ayat
%207&text=Apa%20yang%20diberikan%20Rasul%20kepadamu,Allah%20sangat
%20keras%20hukuman%2DNya

https://www.tokopedia.com/amp/s/quran/al-hasyr/ayat-
8#aoh=16529558518584&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

Anda mungkin juga menyukai