DOSEN PENGAMPU :
ANDRIYANTO, M.Pd.I.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanallahu wata’ala karena telah memberikan
limpahan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tidak lupa juga kita berikan kepada
Nabi besar kita Nabi Muhammad Shallalahu’alaihi Wassalam.
Dalam mata kuliah Gerakan Pembaharuan Islam adalah salah satu diantara mata pelajaran
yang wajib dipelajari. Dalam Makalah ini Mahasiswa/i untuk mempelajari tentang “Fiqih Islam” Dari
pengamatan inilah Mahasiswa/i menambah ilmu pengetahuannya tentang materi tersebut.
Makalah ini menjelaskan tentang “Fiqih Islam”. Pada kesempatanini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Pak Andriyanto, M.Pd.I. yang sudah membimbing semoga apa
yang bapak sampaikan kepada kami bermanfaat untuk kedepannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Andriyanto, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah
Fiqih Islam. ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wasiat
a. Pengertian Wasiat
"Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu,
jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara
yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa."
2) QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 106
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila salah seorang (di antara) kamu
menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan
oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan (agama) dengan
kamu. Jika kamu dalam perjalanan di bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian, hendaklah
kamu tahan kedua saksi itu setelah sholat, agar keduanya bersumpah dengan nama Allah jika
kamu ragu-ragu, "Demi Allah kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah ini,
walaupun dia karib kerabat, dan kami tidak menyembunyikan kesaksian Allah; sesungguhnya
jika demikian tentu kami termasuk orang-orang yang berdosa."
3) HR. Bukhari dan Muslim
Dari ibnu Umar ra Dia berkata; Telah bersabda Rasulullah SAW: hak bagiorang
muslim yang mempunyai sesuatu yang hendak diwasiatkan sesudah bermalam selama dua
malam tiada lain wasiatnya itu tertulis pada awal kebajikannya, ibnu Umar berkata ; tidak
berlalu begitu saja sejak aku mendengar Rasulullah SAW. mengucapkan hadits itu, kecuali
wasiatku selalu berada di sisiku.
c. Rukun Wasiat
1. Ada orang yang memberi wasiat.
2. Ada orang yang diberi wasiat.
3. Ada barang yang akan diwasiatkan.
B. Hibah
a. Pengertian Hibah
Hibah ialah memberikan kepada orang lain, baik berupa harta ataupun bukan. Dan
menurut syara hibah ialah akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang
kepada orang lain, diwaktu dia hidup tanpa ada imbalan. (Sabiq 1988: 167).
b. Dasar Hukum Hibah
a) Islam mensyariatkan hibah, karena itu akan menegakkan kecintaan
antara sesama manusia, sabda Nabi SAW:
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda; saling
memberilah,maka kamu akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
b) H.R Ahmad
“Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranyameminta-minta,
yangmakas bukanhendaklah karenamengharap-harapdia menerimanyadandan
tidak menolaknya, karena dia adalah rezki yang diberikan Allah SWT
padanya.”
c. Rukun Hibah
1. Adanya penghibah.
2. Adanya orang yang menerima hibah.
3. Adanya barang yang dihibahkan
C. Wajaf
a. Pengertian
Wakaf berarti menahan. Menurut islam harta dan memberikan manfaatnya di
jalan Allah SWT.(Sabiq 1988: 14800). Definisi lain wakaf ialah
menghantarkan yang mungkin diambil manfaatnya, tanpa menghasilkan atau
merusakkan bendannya dan digunakan untuk kebaikan. (Al Alabij 1989:23).
c. Rukun wakaf
1. Ada orang yang berwakaf.
2. Ada benda yang diwakafkan.
3. Ada penerima wakaf.
4. Ada lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf.
Lafaz (sighat) dari pewakaf harus jelas tentang benda yang diwakafkan,
kepada siapa dan untuk apa manfaatnya.
2 . Zakat Mal
Menurut ajaran agama Islam, harta atau maal adalah suatu yang boleh atau dapat
dimiliki dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Zakat mal, dapat disimpulkan
sebagai zakat yang dikenakan atas harta, dan secara substanti cara memeroleh
harta tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan agama Islam.
Untuk nisab kadar zakat emas, perak maupun uang, Baznas pun telah menetapkan
batasan jumlah hartanya. Untuk emas seharga 20 dinar, 1 dinarnya adalah sebesar
4,25 gram. Maka nishab emas tersebut adalah 20 x 4,25 gram. Sehingga nishab
dari emas adalah 85 gram.
Apabila memiliki emas sebanyak 85 gram yang sesuai dengan syarat ketentuan
zakat mal, maka wajib untuk dibayarkan wajib zakat.
Kemudian untuk nishab perak adalah 200 dirham dengan 1 dirhamnya sama
dengan 2,975 gram. Oleh karena itu, nishab perak dapat dihitung 200 x 2,975
gram yaitu 595 gram.
Sedangkan untuk harta berupa uang yang dikategorikan dalam emas dan perak
seperti uang tunai, saham, cek, tabungan, surat-srat berharga maupun bentuk
lainnya. Oleh karena itu nishab dan zakat dari harta berupa uang sama dengan
ketentuan dari nishab emas maupun perak.
Sehingga, apabila seseorang memiliki jenis harta yang berbagai macam dan
jumlah seluruh akumulasi dari harta yang bermacam-macam tersebut lebih besar
atau sama dengan nishab emas, yaitu 85 gram, maka orang tersebut wajib
membayar zakat sebesar 2,5 persen.
d . Orang – orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah dan Zakat Mal
1. Fakir, yaitu merupakan orang yang tidak memiliki harta benda dan usaha
karena kondisi tubuh yang tidak menunjang untuk bekerja atau tidak ada orang
yang menanggung kebutuhan hidupnya.
2. Miskin, orang orang yang memiliki pekerjaan tetap namun hasil yang diperoleh
tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sehari hari, serba kekurangan.
3. Amil, yaitu orang yang mengurusi zakat (panitia zakat) mulai dari
mengumpulkan, menyimpan, dan membagikan zakat.
4. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan imannya masih sangat lemah.
5. Riqab atau hamba sahaya, yaitu orang yang tidak punya hak mengatur dirinya
sendiri dan dijanjikan oleh tuannya bisa merdeka kalau ia bisa menebus dirinya.
Pemberian zakat kepada budak dimaksudkan untuk menebus kemerdekaan
dirinya.
7. Sabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah atau berusaha untuk
menegakka agama Islam.
8. Ibnu sabil atau musafir, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan
yang tidak bertujuan untuk maksiat.