Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WASIAT, HIBAH, WAKAF DAN ZAKAT

DOSEN PENGAMPU :
ANDRIYANTO, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. M. FARHAN ALFIRA (222021091)
2. DIMAS WALISI ADI GUNA (222021051)
3. GALI WASKITO RAMADHAN (222021081)
4. OKTARA PUTRAWANSYAH (222021082)
5. JUAN ARYA FASCAL (222021102)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanallahu wata’ala karena telah memberikan
limpahan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tidak lupa juga kita berikan kepada
Nabi besar kita Nabi Muhammad Shallalahu’alaihi Wassalam.

Dalam mata kuliah Gerakan Pembaharuan Islam adalah salah satu diantara mata pelajaran
yang wajib dipelajari. Dalam Makalah ini Mahasiswa/i untuk mempelajari tentang “Fiqih Islam” Dari
pengamatan inilah Mahasiswa/i menambah ilmu pengetahuannya tentang materi tersebut.

Makalah ini menjelaskan tentang “Fiqih Islam”. Pada kesempatanini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Pak Andriyanto, M.Pd.I. yang sudah membimbing semoga apa
yang bapak sampaikan kepada kami bermanfaat untuk kedepannya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Andriyanto, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah
Fiqih Islam. ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Gerakan Pembaharuan Islam ...................................................... 2

2.2 Latar Belakang Pembaharuan dalam Islam .................................................. 3

2.3 Pengaruh Gerakan Pembaharuan Bagi Islam................................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 7

3.2 Saran ................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSAKA ......................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan pembaharuan Islam adalah suatu upaya untuk menyesuaikan
(kontekstualisasi) ajaran Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan disebut
dengan tajdid. Secara harfiah tajdid berarti pembaharuan, dan pelakunya disebut dengan
mujaddid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Gerakan Pembaharuan Islam ?
2. Apa Latar belakang Pembaharuan dalam Islam ?
3. Apa pengaruh Gerakan Pembaharuan bagi Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Gerakan Pembaharuan Islam di dunia
2. Untuk mengetahui pengertian Gerakan Pembaharuan Islam
3. Mengetahui Pengaruhnya Pembaharuan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wasiat
a. Pengertian Wasiat

Wasiatialah menyampaikan sesuatu. Adapun menurut istilah syara , wasiat adalah


pemberian seseorang kepada orang lain baik berupa barang, piutang atau manfaatuntuk
dimiliki oleh orang yang diberi wasiat sesudah orang yang berwasiat itu mati. (Sabiq 1988:
215)
b. Dasar-Dasar Hukum Wasiat
1) QS. Al-Baqarah 2: Ayat 180

"Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu,
jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara
yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa."
2) QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 106

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila salah seorang (di antara) kamu
menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan
oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan (agama) dengan
kamu. Jika kamu dalam perjalanan di bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian, hendaklah
kamu tahan kedua saksi itu setelah sholat, agar keduanya bersumpah dengan nama Allah jika
kamu ragu-ragu, "Demi Allah kami tidak akan mengambil keuntungan dengan sumpah ini,
walaupun dia karib kerabat, dan kami tidak menyembunyikan kesaksian Allah; sesungguhnya
jika demikian tentu kami termasuk orang-orang yang berdosa."
3) HR. Bukhari dan Muslim

Dari ibnu Umar ra Dia berkata; Telah bersabda Rasulullah SAW: hak bagiorang
muslim yang mempunyai sesuatu yang hendak diwasiatkan sesudah bermalam selama dua
malam tiada lain wasiatnya itu tertulis pada awal kebajikannya, ibnu Umar berkata ; tidak
berlalu begitu saja sejak aku mendengar Rasulullah SAW. mengucapkan hadits itu, kecuali
wasiatku selalu berada di sisiku.
c. Rukun Wasiat
1. Ada orang yang memberi wasiat.
2. Ada orang yang diberi wasiat.
3. Ada barang yang akan diwasiatkan.

d. Tata Cara Pelaksanaan Wasiat


1. Wasiat atau testament menurut KUH Perdata adalah suatu akta yang berisi
pernyataan seseorang tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal dunia
dan olehnya dapat di tarik kembali.
2. Notaris sebagai executeur testamentair atau pelaksana wasiat ditugaskan untuk
memastikan bahwa wasiat yang telah dibuat dilaksanakan sesuai dengan apa
yang terdapat dalam isi surat wasiat.

e. Akibat Batalnya Wasiat


1. Seseorang yang berwasiat menderita penyakit gila yang parah dan
mengantarnya pada kematian.
2. Seseorang yang diberi wasiat telah meninggal sebelum seseorang yang
memberi wasiat.
3. Bila yang diwasiatkan itu barang tertentu yang rusak sebelum diterima
oleh orang yang diberi wasiat.

B. Hibah
a. Pengertian Hibah

Hibah ialah memberikan kepada orang lain, baik berupa harta ataupun bukan. Dan
menurut syara hibah ialah akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang
kepada orang lain, diwaktu dia hidup tanpa ada imbalan. (Sabiq 1988: 167).
b. Dasar Hukum Hibah
a) Islam mensyariatkan hibah, karena itu akan menegakkan kecintaan
antara sesama manusia, sabda Nabi SAW:
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda; saling
memberilah,maka kamu akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
b) H.R Ahmad
“Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranyameminta-minta,
yangmakas bukanhendaklah karenamengharap-harapdia menerimanyadandan
tidak menolaknya, karena dia adalah rezki yang diberikan Allah SWT
padanya.”

c. Rukun Hibah
1. Adanya penghibah.
2. Adanya orang yang menerima hibah.
3. Adanya barang yang dihibahkan

d. Tata Cara Pelaksanaan Hibah


a) Terhadap hibah berupa benda bergerak yang berwujud atau surat
piutang dapat dilakukan tanpa akta notaris;
b) Selain ketentuan tersebut, maka berlaku akta notaris untuk tindakan
hibah yang minut (naskah aslinya) harus disimpan pada notaris dan
bila tidak dilakukan demikian maka penghibahan itu tidak sah.
e. Akibat Hibah
a) Akibat hukum yang terjadi dalam suatu perjanjian hibah tanah yang
dilakukan diantara penghibah dan penerima hibah dalam hal ini
berstatus sebagai anak angkat yang dilakukan dihadapan PPAT adalah
suatu perbuatan hukum yang sah sebagaimana secara generalis-implisit
telah diatur oleh Undang-undang,

C. Wajaf
a. Pengertian
Wakaf berarti menahan. Menurut islam harta dan memberikan manfaatnya di
jalan Allah SWT.(Sabiq 1988: 14800). Definisi lain wakaf ialah
menghantarkan yang mungkin diambil manfaatnya, tanpa menghasilkan atau
merusakkan bendannya dan digunakan untuk kebaikan. (Al Alabij 1989:23).

Dalam Undang – Undang perwakafan No.41 tahun 2004 pasal 1, menerangkan


bahwa yang dimaksud dengan :
1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda milik nya untuk dimafaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
3. Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara
lisan dan/atau tulisan kepada nazhir untuk mewakafkan harta benda
miliknya.
4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif
untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
5. Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama
dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi
menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif.
6. Penjabat pembuat akta lkrar wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW,
adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh menteri untuk
membuat akta ikrar wakaf.
7. Badan wakaf indonesia adalah lembaga independen untuk
mengembangkan perwakafan di indonesia.
8. Pemerintah adalah perangkat negara kesatuan republik indonesia yang
terdiri atas presiden beserta para menteri.
9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama.
(Pasal 1 UU No.41 Tahun 2004).
b. Dasar – dasar hukum wakaf
Imam Syafi’i, Malik dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf itu adalah salah
satu ibadah yang disyari’atkan islam. Firma Allah SWT:
Artinya: barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS 16 An Nahl : 97).

Nabi SAW bersabda :


Artinya : dari Abi Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : bila
manusia mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkarah; sedakah
jirayah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh mendoakan kepadanya. (
HR. Muslim, Abu Daud, Turmizi dan an Nasa’i)

c. Rukun wakaf
1. Ada orang yang berwakaf.
2. Ada benda yang diwakafkan.
3. Ada penerima wakaf.
4. Ada lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf.

Orang yang berwakaf harus


1. Cakap dalam bertindak
2. Tidak ada paksaan / sukarela
3. Berakal
4. Tidak mubazir
5. Baligh

Benda yang diwakafkan harus :


1. Tidak mudah rusak.
2. Kupunyaan orang yang berwakaf.
3. Tidak haram dan najis.

Lafaz (sighat) dari pewakaf harus jelas tentang benda yang diwakafkan,
kepada siapa dan untuk apa manfaatnya.

d. Tata cara pelaksanaan wakaf.


Secara rinci islam telah membicarakan tentang tata cara pelaksanaan Wakaf
ini, tetapi PP No.28 tahun 1977 dan peraturan Menteri Agama No.1 tahun
1978, memberikan petunjuk pelaksanaanya, antara lain pada pasal 9 ayat 1 PP
No .28 th 1977, bahwa pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan
datang di hadapan pejabat pembuat Akta Ikrar Wakaf ( KUA Kecamatan )
untuk melaksanakan Ikrar wakaf dan ada beberapa hal yang harus disiapkan,
yaitu :

1. Sertifikat hal milik tanah


2. Surat yang menerangkan kebenaran kepemilikan tanah dari pemerintah
setempat ( Kades/Camat ).
3. Surat keterangan pendaftaran tanah.
4. Izin dari kepala daerah/ Bupati cq Sub Derektorat Agraria setempat.
e. Akibat perwakafan
Menurut imam syafi’i malik dan Ahmad bahwa wakaf yang telah
dilaksanakan, maka sudah resmi perpindahan hak dari perwakafan ( wakif )
kepada penerima wakaf. ( Al Alabij 1989: 30 – 36).
A . ZAKAT
a. Pengertian zakat fitrah dan zakat mal
1. Zakat Fitrah
Adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam setiap tahun pada bulan
ramadhan, berupa makanan pokok sebanyak 3,2 liter atau 2,5 kg12.

2 . Zakat Mal
Menurut ajaran agama Islam, harta atau maal adalah suatu yang boleh atau dapat
dimiliki dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Zakat mal, dapat disimpulkan
sebagai zakat yang dikenakan atas harta, dan secara substanti cara memeroleh
harta tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan agama Islam.

b. Dasar Hukum Zakat Fitrah Dan Zakat Mal


1. Dasar Hukum Zakat Fitrah
Adapun hukumnya, Zakat Fitrah adalah wajib, bahkan ia termasuk salah satu amalan
fardhu, dan ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama, baik yang terdahulu
maupun generasi kemudian, di antaranya adalah para Imam Mazhab yang Empat. Dalil
atas fardhunya Zakat Fitrah ini terambil dari Al-Quran, Sunnah, dan Ijmak.
1. Dasar Hukum Zakat Mal
Zakat mal diatur dengan jelas pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011,
tentang pengelolaan zakat. Pada Undang-Undang Nomor 23 pada pasal 4 ayat 2,
disebutkan bahwa harta yang dikenai hukum zakat mal adalah emas, uang, perak,
hasil pertanian, hasil pertambangan, penghasilan dari perusahaan, hasil
peternakan, hasil pendapatan hingga jasa dan rikaz.

C .Jumlah dan Perhitungan


1. Jumlah Zakat Fitrah
Setiap balita hingga orang dewasa memiliki kewajiban membayar zakat sebesar
3,5 liter atau 2,5 kg beras. Apabila Sahabat Zakat ingin menggantikannya dengan
uang, Sahabat harus membayar sesuai dengan harga dari 2,5 beras tersebut. Yang
selanjutnya Sahabat bisa salurkan kepada masjid terdekat atau kepada lembaga
amil zakat yang terpercaya.

2. Perhitungan Zakat Mal

Untuk nisab kadar zakat emas, perak maupun uang, Baznas pun telah menetapkan
batasan jumlah hartanya. Untuk emas seharga 20 dinar, 1 dinarnya adalah sebesar
4,25 gram. Maka nishab emas tersebut adalah 20 x 4,25 gram. Sehingga nishab
dari emas adalah 85 gram.

Apabila memiliki emas sebanyak 85 gram yang sesuai dengan syarat ketentuan
zakat mal, maka wajib untuk dibayarkan wajib zakat.
Kemudian untuk nishab perak adalah 200 dirham dengan 1 dirhamnya sama
dengan 2,975 gram. Oleh karena itu, nishab perak dapat dihitung 200 x 2,975
gram yaitu 595 gram.

Sedangkan untuk harta berupa uang yang dikategorikan  dalam emas dan perak
seperti uang tunai, saham, cek, tabungan, surat-srat berharga maupun bentuk
lainnya. Oleh karena itu nishab dan zakat dari harta berupa uang sama dengan
ketentuan dari nishab emas maupun perak.

Sehingga, apabila seseorang memiliki jenis harta yang berbagai macam dan
jumlah seluruh akumulasi dari harta yang bermacam-macam tersebut lebih besar
atau sama dengan nishab emas, yaitu 85 gram, maka orang tersebut wajib
membayar zakat sebesar 2,5 persen.

Berdasarkan ketentuan nishab dari jenis harta yang bermacam-macam tersebut,


maka berikut cara menghitung jumlah zakat mal yang perlu dibayarkan. Yaitu 2,5
persen x jumlah dari seluruh harta kepemilikan yang mencapai masa haul atau
selama satu tahun.

d . Orang – orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah dan Zakat Mal
1. Fakir, yaitu merupakan orang yang tidak memiliki harta benda dan usaha
karena kondisi tubuh yang tidak menunjang untuk bekerja atau tidak ada orang
yang menanggung kebutuhan hidupnya.

2. Miskin, orang orang yang memiliki pekerjaan tetap namun hasil yang diperoleh
tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sehari hari, serba kekurangan.

3. Amil, yaitu orang yang mengurusi zakat (panitia zakat) mulai dari
mengumpulkan, menyimpan, dan membagikan zakat.

4. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan imannya masih sangat lemah.

5. Riqab atau hamba sahaya, yaitu orang yang tidak punya hak mengatur dirinya
sendiri dan dijanjikan oleh tuannya bisa merdeka kalau ia bisa menebus dirinya.
Pemberian zakat kepada budak dimaksudkan untuk menebus kemerdekaan
dirinya.

6. Garim, yaitu orang yang memiliki banyak utang.

7. Sabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah atau berusaha untuk
menegakka agama Islam.

8. Ibnu sabil atau musafir, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan
yang tidak bertujuan untuk maksiat.

Anda mungkin juga menyukai