Anda di halaman 1dari 4

SEBAB-SABAB MANUSIA MELANGGAR HUKUM

Oleh : M. DJA’FAR ALI, S.HI. (PANITERA PENGGANTI PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK.

Disampaikan pada Pengajian Rutin Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara kita Indonesia ini adalah Negara Hukum. Akan
tetapi banyak sekali masyarakatnya selalu melanggar hukum atau apa yang disebut perbuatan
melawan hukum. Untuk itulah saya mencoba mencari apa penyebabnya manusia melanggar hukum
tersebut. Paling tidak ada 13 Item yang dapat kita uraikan disini.

1. Tidak tahu ( bodoh ).

Sebenarnya memang orang yang bodoh atau orang yang tidak mengerti hukum itulah yang
selalu melanggar hukum. Akan tetapi yang banyak kita jumpai bahkan orang yang tahu hukum itulah
yang banyak melanggar hukum. Nah didalam Al-Quran telah disebutkan hal yang demikian itu,
sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi yang artinya :
Sesungguhnya kami telah menyerahkan amanah kepada langit, bumi, gunung untuk memikul suatu
amanah, akan tetapi semuanya tidak mau menerima amanah tersebut karena takut akan
dikkhiyanatinya amanah tersebut. Dan manusialah yang mau menerima amanah tersebut, dan
sesungguhnya manusia itu sangan zhalim dan bodoh.

2. Tidak mau tahu.

Sikap tidak mau tahu adalah sikap yang tidak mau mengambil resiko. Jadi halal haram hantam
yang penting mereka puas. Biasanya orang seperti ini telah menjadi penghambat bagi pencapaian
keinginannya.

3. Terpaksa

Orang seperti ini merasa tidak ada pilihan lain, ia terpaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi
ekonomi, sosial ataupun dilakukan atas perintah atasan ataupun karena mendapatkan ancaman
dari orang lain. Kita menyadari bahwa dalam hukum islam bahwa perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan karena terpaaksa dibolehkan oleh Agama seperti disaat kita dalam kelaparan ditengah
hutan tidak ada makanan yang halal untuk dimakan tetapi ada seekor babi ular dan sebagainya yang
boleh untuk dimakan, maka dalam hal ini kita dibolehkan untuk memakannya sebagaimana telah di
jelaskan dalam Al-Quran surat An-Nahal ayat 115 yang artinya: Barangsiapa yang dalam keadaan
dharurat atau terpaksa dalam melakukan perbuatan haram selagi tidak menganiaya dan tidak
berlebihan, maka sesungguhnya Allah maha pengampun dan lagi maha kasih sayang. Dan didalam
ayat yang lain Allah berfirman di Surah Al-maidah ayat 3 yang artinya: .....Maka barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (dharurat ) dalam kelaparan tidak pula berniat untuk membikin dosa, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan lagi maha penyayang terhadap hamba Nya.

4. Tidak mampu mengendalikan diri.

Suatu ketika terjadi dizaman Nabi Muhammad SAW ada seorang penggali kubur yang setiap
orang meninggal dunia ia selalu mencuri kain kapan mayat yang telah dikebumikan. Disaat giliran
seorang gadis anshar meninggal dunia ketika ia ingin mengambil kain kapan mayat tersebut
dilihatnyalah tubuh mayat tersebut yang begitu indah molek dan cantik, sehinggaga timbullah
gairah untuk menyetubuhinya. Setelah terjadi persetubuhan tersebut dia merasa puas dan lapor

Kepada Nabi Muhammad SAW dan menceritakan segala kejadian tersebut kepada Nabi, namun
menurut Nabi, dosa yang dilakukan olehnya begitu besar dan perbuatannya ini tidak
diampunkan 0leh Allah SWT. Mendengar jawaban Nabi tesebut diapun mengikat dirinya dengan
tidak makan dan minum. Setelah Nabi mengadakan dialog dengan Allah SWT Akhirnya Nabi
memutuskan sebesar apapun dosa yang dilakukan hamba Allah diiringi dengan Taubat kepada
Allah SWT serta tidak akan melakukan lagi dalam perbuatan yang sama, Allah akan mengampunkan
dosa tersebut karena Allah Maha Pengampun.

5. Punya niat Jahat.

Orang seperti ini biasanya akan melakukan makar perbuatan melanggar hukum ketika ada yang
menjadi hambatan bagi dia untuk mencapai tujuannya, biasanya peerbuatan ini sudah terencana
terlebih dahulu, seperti makar yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy yang hendak membunuh
Nabi Muhammad SAW. Ketika hendak hijrah ke Madinah. Hal ini dinukilkan dalam Al-Qur’an pada
surah AL-Anfal ayat 30 yang artinya” dan ingatlah ketika orang kafir Quraisy hendak menangkapmu,
atau membunuhmu atau mengusirmu dan mereka betul betul berbuat tipu daya, dan Allah pun
mengadakan tipu daya tersebut, sesungguhnya tipu daya Allahlah yang lebih baik membuat tipu
daya.

6. Sudah terbiasa.

Bagi orang yang sudah biasa melakukan suatu perbuatan yang baik maupun yang jelek maka ia
akan terbiasa melakukannya ibarat bak pepatah mengatakan ala bisa karena biasa. Dan pepatah
arab pun mengatakan Man Syaabba ‘ala syai’in fasyaabba ‘alaihi. Yang artinya siapa yang terbiasa
melakukan sesuatu maka ia akan terbiasa pula melakukannya terus menerus.

7. Karena ada kesempatan

Manusia pada dasarnya cenderong berbuat baik atau melakukan suatu perbuatan yang
melanggar hukum tetapi oleh karena ada kesempatan atau peluang, iapun melakukan suatu
perbuatan melawan hukum. Pelanggaran hukum dengan alasan adanya kesempatan cenderong
datang dengan tiba-tiba ketika melihat objeknya, apalagi orang tidak ada yang melihatnya.

8. Membela diri

Alasan membela diri merupakan alasan yang tidak kala seringnya dijadikan orang sebagai
alasan untuk menghalalkan perbuatannya. Hukum sendiri sebenarnya memberikan tempat khusus
bagi orang yanag melanggar hukum karena alasan membela diri, dan bila alasan membela diri itu
bisa dibuktikan dan sesuai dengan ukuran yang diberikan hukum, orang tersebut mungkin terbebas
dari ancaman hukuman tetapi alasan membela diri tidaklah semudah diucapkan karena banyak hal
lain yang terkait dengan perbuatan melanggar hukum bersangkutan.
9. Tergoda akan sesuatu.

Menurut firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 14 yang artinya dihiasi bagi manusia itu
conderong akan mencintai sesuatu berupa senang kepada wanita, kepada anak-anak, kepada harta
benda yang banyak berupa emas, perak, kuda peliharaan, kepada hewan ternak, dan kebun,
yang demikian itu adalah kesenangan sementara dalam hidup didunia dan disisi Allahlah tempat
kembali yang baik. Jadi dalam hal mencintai sesuatu adalah wajar- wajar saja, jangan sampai kita
melanggar hukum yang telah ditentukan.

10. Merasa selalu benar.

Sikap seseorang yang merasa selalu benar, dia tidak mau memakai pendapat orang lain , karena
pendapat orang lain tidak cocok dengan pendapatnya sehingga ia berani melanggar hukum itu.
Tipe orang yang semacam ini sangat sulit berhubungan dengan masyarakat karena egonya tinggi.

11. Punya becking.

Sebagai contoh bahwa dia punya famili sebagai pejabat yang terkenal di pemerintahan, dengan
memakai nama famili yang ia banggakan itu agar ia dapat ditolong untuk menyelamatkan dirinya
dari perbuatan melanggar hukum tersebut. Terhadap pejabat yang merasa dirinya kebal hukum itu,
maka tidak heran hukuman yang diberikan kepada pelanggar hukum tersebut tajam kebawah dan
tumpul keatas.

12. Karena lingkungan.

Ada dialog 2 orang Profesor yang masing-masing mempertahankan pendapatnya tentang


perubahan. Kata Profesor A, lingkungan yang baik dapat mempengaruhi lingkungan yang tidak
baik. Lalu Profesor B membantah dengan katanya, itu tidak mesti demikian. Akhirnya 2 Profesor
ini mengambil sampel Kucing dan tikus. Profesor A punya Kucing dan Profesor B punya Tikus.
Profesor A punya kucing yang dilatih sedemikian rupa bahwa kucingnya tidak pernah mau makan
tikus. Dan pada hari pertama dan kedua setelah seekor tikus tadi dilepas memang tidak mau kucing
tersebut memakannya, dan pada hari ketiga tikus tadi dilepas dan kucing tadipun langsung
menangkap tikus tadi dan langsung memakannya. Dari kejadian ini timbul pertanyaan kenapa
Kucing yang dilatih sedemikian rupa tidak makan tikus bisa memakan tikus tersebut dengan lahap?
jawabannya pada hari ketiga itu kucing itu lapar yang kebetulan Profesor A, lupa memberinya
makan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan itu dapat merubah keadaan yang
baik menjadi tidak baik dan lingkungan tidak baik menjadi baik.

13. Mengambil /memilih hukum yang menguntungkan.

Poligami dalam Agama Islam dibolehkan tetapi dalam hukum negara tidak dibolehkan terkecuali
ada alasan yang sah. Oleh karena menurutnya hukum Agama adalah sangat menguntungkan dirinya,
maka hukum negara dilanggarnya alasannya potongan firman Allah Surat Annisa ayat 3 yang
berbunyi : Fankihuu maa thaaba lakum minan nisaai matsnaa watsulaatsa warubaa’ dengan
artinya Maka nikahilah perempuan itu dua, tiga , atau empat.
14. Tidak setuju dengan ketentuan hukum

Alasan ini jarang terjadi, tetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan melanggar hukum
dalam kontek ini lebih merupakan berkata dengan perinsip yang dianut seseorang. Tetapi ia tidak
dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan yang dibentuk tidak bisa memuaskan setiap
orang. artinya jika suatu hukum sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang,
maka setiap orang harus mematuhinya.

Demikian tulisan yang sederhana ini ini saya sampaikan, lebih dan kurang harap dima’afkan,
saran dan kritik sangat diharapkan. Wal’afwu minkum Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai