Anda di halaman 1dari 6

1

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI PUSKESMAS JAYAGIRI


KABUPATEN BANDUNG BARAT

Drs. H. Supriadi, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom1, Dra. Hj. Laelasari, MARS2, NOVIA, S.Kep3


1,2,3
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung,
Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung

ABSTRAK

Permasalahan yang sering dihadapi lansia dengan berjalannya waktu, akan terjadi
penurunan berbagai fungsi organ tubuh salah satunya penurunan fungsi kognitif.
Perubahan fungsi kognitif yaitu penurunan daya ingat, kurangnya kemampuan dalam
mengambil keputusan dan bertindak lamban. Hal ini salah satu faktor terjadi karena
kurangnya aktivitas fisik lansia yang mengalami fungsi kognitif didunia terbesar dua kali
lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui
gambaran fungsi kognitif pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Jayagiri Kabupaten
Bandung Barat 2015. Jenis penelitian deskriptif dengan cara pendekatan waktu cross
sectional. Metode pengumpulan data primer mengunakan kuesioner. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 51 orang dengan teknik accidental sampling. Analisa data yang
digunakan secara distribusi frekuensi.
Hasil penelitian didapatkan diketahui tingkat kognitif dari 51 lansia didapatkan sebagian
lansia memiliki fungsi kognitif sedang sebanyak (54,9%), karakteristik usia lansia rata-
rata antara 60-70 tahun yaitu.(62,7%), karakteristik jenis kelamin paling banyak
didapatkan perempuan yaitu (58,8%), karakteristik pendidikan paling banyak Perguruan
Tinggi (PT) yaitu (47,1%).
Disarankan bagi pihak puskesmas dapat memantau para lansia agar melakukan aktivitas
fisik sehingga dapat mengurangi fungsi kognitif pada lansia dapat teratasi.
Kata Kunci : Fungsi Kognitif, Lansia

The problems faced by the elderly often as time passes, there will be a decrease in
various organ functions one of decline in cognitive function. Changes in cognitive
function are memory loss, lack of ability to make decisions and act sluggish. It is one of
the factors come about due to lack of physical activity elderly who have cognitive
function in the world's largest two-fold in 2030 as many as 66 million people. The of
research Descriptive with cross sectional approach. Methods of collecting primary data
using questionnaires. The samples used were 51 people with accidental sampling
technique. Analysis of the data used in the distribution of frequencies. The results, note
the cognitive level of 51 elderly obtained the majority of elderly have cognitive function
was as much (54.9%), the characteristics of an average age of elderly people between 60-
70 years old that is. (62.7%), the characteristics of the most widely available sex namely
women (58.8%), the characteristics of education at most universities (47.1%). Expected
by It is advisable for the clinic to monitor the elderly in order to perform physical activity
so as to reduce cognitive function in the elderly can be resolved.

Jurnal Keperawatan Oleh Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
2

PENDAHULUAN Bappenas memperkirakan pada tahun


2050 akan ada 80 juta lansia di
WHO memperkirakan tahun 2025 Indonesia dengan komposisi usia 60-69
jumlah lansia di seluruh dunia akan tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79
mencapai 1,2 miliar orang yang akan tahun berjumlah 21,4 juta dan 80 tahun
terus bertambah hingga 2 miliar orang di ke atas ada 11,8 juta. Banyaknya jumlah
tahun 2050. Data WHO juga lansia di Indonesia bisa dimaknai
memperkirakan 75% populasi lansia di sebagai keberhasilan pembangunan
dunia pada tahun 2025 berada di negara manusia dengan indikator bertambahnya
berkembang. Data Proporsi lansia di usia harapan hidup. Di sisi lain hal itu
dunia diperkirakan mencapai 22 persen juga menghadirkan tantangan mengenai
dari penduduk dunia atau sekitar 2 angka ketergantungan hidup yang akan
miliar pada tahun 2020, sekitar 80% berkorelasi dengan beban ekonomi yang
lansia hidup di negara berkembang. ditanggung penduduk usia produktif
Rata-rata usia harapan hidup di negara- untuk membiayai penduduk lansia.
negara kawasan Asia Tenggara adalah Apalagi permasalahan lansia tidak hanya
70 tahun, sedangkan di Indonesia sebatas produktivitas tapi juga
termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun menyangkut hal lain seperti pendidikan
(Profil Data Kesehatan Indonesia tahun, dan kesehatan.(Depsos RI. 2009).
2011). Jumlah penduduk di 11 negara Berdasarkan data Pemkot Bandung,
anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang masuk kategori lansia jumlahnya
yang berusia di atas 60 tahun berjumlah terbilang cukup banyak yaitu sekitar
142 juta orang dan diperkirakan akan 360.000 jiwa atau 15% dari jumlah total
terus meningkat hingga 3 kali lipat di penduduk Kota Bandung. Penyebabnya,
tahun 2050. Sedangkan Jumlah lansia di ada yang tidak memiliki keluarga,
seluruh dunia dapat mencapai jumlah 1 ditelantarkan oleh keluarganya,
miliar orang dalam kurun 10 tahun kekurangan ekonomi, dan penyebab
mendatang (Dana Kependudukan PBB, lain. . (Depsos RI. 2009).
6/2013 ). Pertumbuhan penduduk usia Menua merupakan proses yang terus
lanjut (lansia) di dunia yang semakin menerus berlanjut secara alamiah.
meningkat (ledakan) tersebut Permasalahan yang sering dihadapi
diperkirakan akan menjadi masalah baru lansia seiring dengan berjalannya
bagi dunia kesehatan, untuk hal ini maka waktu, akan terjadi penurunan berbagai
WHO telah mencanangkan program fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini
peningkatan kesehatan agar seseorang disebabkan karena berkurangnya jumlah
memiliki usia yang lebih panjang dan sel secara anatomis serta berkurangnya
tetap produktif. (Depsos RI. 2009). aktivitas, asupan nutrisi yang kurang,
Hasil sensus penduduk tahun 2010 polusi dan radikal bebas, hal tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk mengakibatkan semua organ pada proses
5 besar negara dengan jumlah penduduk menua akan mengalami perubahan
lansia terbanyak di dunia. Pada tahun struktural dan fisiologis, begitu juga
2010 jumlah lansia di Indonesia otak. Otak akan mengalami perubahan
mencapai 18,1 juta orang. Sementara itu fungsi kognitif yaitu kesulitan di dalam
Data Susenas BPS 2012 menunjukkan mengingat kembali, berkurangnya
lansia di Indonesia sebesar 7,56% dari kemampuan di dalam mengambil
total penduduk Indonesia. Menurut data keputusan dan bertindak lebih lamban.
tersebut sebagian besar lansia di Meskipun gejala penurunan otak ini
Indonesia berjenis kelamin perempuan. merupakan hal yang dianggap sebagai

Jurnal Keperawatan Oleh Yuliana Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
3

suatu keadaan yang fisiologi, namun penduduk dunia yang terkena demensia
penurunan fungsi otak yang sebanyak 36 juta orang. Jumlah
berhubungan dengan gangguan kognitif penderitanya diprediksi akan melonjak
pada manusia lansia ini menyebabkan dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66
menurunnya kemampuan memori atau juta orang.4Jumlah penyandang
daya ingat (Bandiah, S.,2009). demensia di Indonesia hampir satu juta
Penurunan kemampuan memori atau orang pada tahun 2011.
daya ingat berhubungan dengan Salah satu upaya untuk mencegah
penurunan fungsi belahan kanan otak penurunan fungsi kognitif butuh peran
yang berlangsungnya lebih cepat perawat dan keluarga dalam membantu
daripada yang kiri hal ini disebabkan lansia dengan menumbuhkan dan
karena kebanyakan orang hanya membina hubungan saling percaya,
menggunakan otak kiri saja dan jarang saling bersosilisai dan selalu
menggunakan otak kanan. Padahal untuk mengadakan kegiatan yang bersifat
mencapai fungsi otak yang maksimal, kelompok. Selain itu untuk
kerja otak kanan maupun kiri harus mempertahankan fingsi kognitif lansia
seimbang (AntoSurya Prasetya, 2010). adalah dengan cara menggunakan otak
Para lansia mengalami penurunan secara terus menerus dan diistirahatkan
berupa kemunduran daya ingat visual dengan tidur, kegiatan seperti membaca,
(misalnya, mudah lupa wajah orang), mendengarkan berita dan cerita melalui
sulit berkonsentrasi, cepat beralih media sebaiknya dijadikan sebuah
perhatian. Juga terjadi kelambanan pada kebiasaan. Hal ini bertujuan agar otak
tugas motorik sederhana seperti berlari, tidak beristirahat secara terus menerus
mengetuk jari, kelambanan dalam (Departemen Kesehatan Republik
persepsi sensoris serta dalam reaksi Indonesia 2010).
tugas kompleks. Sifat gangguan ini Pemberdayaan dan pelayanan terhadap
sangat individual, tidak sama tingkatnya lansia sesuai dengan peraturan Undang-
satu orang dengan orang lain. (Bandiah, Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang
S.,2009). kesejahteraan lansia. Pelayanan lansia
Terjadi penurunan daya ingat yang meliputi pelayanan yang berbasiskan
masih wajar pada beberapa lansia pada keluarga, masyarakat dan lembaga.
disebut sebagai sifat pelupa keadaan ini Pelayanan kesehatan untuk memelihara
tidak menyebabkan gangguan pada dan meningkatkan derajat kesehatan
aktifitas hidup sehari-hari, biasanya yang dilakukan di Puskesmas Jayagiri
dikenali oleh keluarga atau teman karena berupa posyandu lansia. Kegiatan yang
sering mengulang pertanyaan yang sama sudah dilakukan untuk memaksimalkan
atau lupa kejadian yang baru terjadi. aktivitas lansia yaitu dengan
Perlu observasi beberapa bulan untuk melaksanakan senam lansia setiap
membedakannya dengan demensia yang minggu, mengadakan kegiatan sebagai
sebenarnya. Bila gangguan daya ingat sarana hiburan dan keakraban bagi para
bertambah progresif disertai gangguan lansia serta melaksanakan kerja bakti
intelektual yang lain maka kemungkinan meskipun hanya di sekitar lingkungan.
besar diagnosis demensia dapat (Depsos RI. 2009).
ditegakkan. (AntoSurya Prasetya, 2010)
World Alzheimer Reports mencatat METODOLOGI PENELITIAN
demensia akan menjadi krisis kesehatan Penelitian ini menggunakan penelitian
terbesar di abad ini yang jumlah deskriptif yaitu suatu metode penelitian
penderitanya terus bertambah. Data untuk mendeskriptifkan atau
Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2010 menguraikan suatu keadaan di dalam
menunjukkan, di tahun 2010 jumlah suatu komunitas atau masyarakat

Jurnal Keperawatan Oleh Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
4

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini dianggap mewakili seluruh populasi


bertujuan untuk mengetahui gambaran (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel
fungsi kognitif lansia di Puskesmas ditentukan menggunakan rumus:N = 112
Jayagiri Kabupaten Bandung Barat Rumus perhitungan sampel :
Tahun 2015. (1 /2)2 (1 )
Pendekatan waktu dalam pengumpulan =
2 + (1 /2)2 (1 )
data menggunakan pendekatan cross
sectional, yaitu suatu penelitian untuk 112 (1,96)2 . 0,5(1 0,5)
mempelajari dinamika korelasi antara =
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan 112 (0,1)2 + (1,96)2 0,5(1 0,5)
106,56
cara pendekatan, observasi atau =
pengumpulan data sekaligus pada suatu 2,08
saat (point time approach) = 51,23 dibulatkan menjadi 51 orang
(Notoatmodjo, 2012). Data yang Keterangan :
digunakan dalam penelitian ini yaitu n = besar sampel (51
yang meliputi : Fungsi Kognitif, usia, lansia)
pendidikan, jenis kelamin. Dengan cara N = jumlah populasi (112
pengumpulan data yaitu data primer lansia)
dimana data yang diambil secara Z(1-/2) = nilai sebaran normal
langsung menggunakan kuesioner. baku dengan tingkat kepercayaan 95%
Dalam penelitian ini peneliti (1,96)
menggunakan metode pengumpulan data d = besar penyimpangan
kuantitatif yaitu penelitian dengan 10% (0,1)
menggunakan data primer untuk P = proporsi kejadian 50%
mengkaji fungsi kognitif, usia, (0,5)
pendidikan, jenis kelamin, yang
ditentukan berdasarkan kuesioner Berdasarkan perhitungan didapatkan
kemudian didampingi oleh peneliti, bahwa sampel dalam penelitian ini
untuk mempertanyakan kepada lansia adalah sebanyak 51 lansia. Teknik
mengenai item kuesoner didalamnya. sampling dalam penelitian ini
Setelah data terkumpul kemudian menggunakan cara accidental sampling.
dianalisis berdasarkan univariat. Accidental sampling yaitu pengambilan
Variabel independen atau yang sering sampel dengan mengambil kasus atau
disebut variabel bebas adalah variabel responden yang kebetulan ada atau
yang mempengaruhi atau yang menjadi tersedia di suatu tempat sesuai dengan
sebab perubahan atau timbulnya variabel konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).
dependen (Notoatmodjo, 2012). Dalam Instrumen penelitian adalah suatu alat
penelitian ini yang berperan sebagai yang digunakan oleh peneliti untuk
variabel independen adalah tingkat mengobservasi, mengukur atau menilai
kognitif, usia, jenis kelamin, pendidikan. suatu fenomena.(Notoatmodjo, 2012).
Populasi adalah keseluruhan objek Data yang diperoleh dari suatu
dengan karakteristik tertentu yang akan pengukuran kemudian dianalisis dan
diteliti.Populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai bukti (evidence) dari
adalah semua Lansia yang berkunjung suatu penelitian. Kuisioner adalah suatu
ke Puskesmas Jayagiri. Jumlah Lansia bentuk atau dokumen yang berisi
yang berkunjung ke puskesmas Jayagiri beberapa item pertanyaan atau
selama bulan Maret April 2015 pernyataan yang dibuat berdasarkan
sebanyak 112 orang. indikator-indikator suatu variabel.
Sampel adalah sebagian yang diambil Instrumen penelitian ini menggunakan
dari keseluruhan subjek yang diteliti dan kuesioner data diri responden dan
kuesioner yang mengacu pada kuesioner

Jurnal Keperawatan Oleh Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
5

Mini Mental Status Eximintation (54,9%) dan fungsi kognitif


(MMSE) ..intrumen ini tidak dilakukan rendah/demensia sebanyak 3 (5,9%)
uji validitas dan reabilitis karena telah Fungsi kognitif lansia berdasarkan
banyak digunakan untuk meniliti tentang Pendidikan
fungsi kognitif lansia, dan usia, Tabel 4.2 Fungsi Kognitif Lansia
pendidikan, jenis kelamin. berdasarkan Pendidikan Di
Menurut (Notoatmodjo, 2010) dalam Puskesmas Jayagiri Kabupaten
melakukan analisis data terlebih dahulu Bandung Barat (N=51)
data harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Fungsi Kognitif
Dalam statistik, informasi yang Baik Sedang Rendah/
Pendidikan Total
Demensia
diperoleh dipergunakan untuk peroses
F % F % F % F %
pengambilan keputusan, terutama dalam SD 0 .0% 2 7.1% 0 .0% 2 3.9%
pengujian hipotesis. SMP 1 5.0% 6 21.4% 0 .0% 7 13.7%
Analisa data dilakukan dengan cara SMA 8 40.0% 8 28.6% 2 66.7% 18 35.3%
univariat yaitu untuk menjelaskan atau PT 11 55.0% 12 42.9% 1 33.3% 24 47.1%
mendeskripsikan karakteristik setiap Total 20 100.0 28 100.0 3 100.0 51 100.0
% % % %
variabel penelitian, yaitu tingkat
kognitif, usia, pendidikan, dan jenis
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
kelamin.
menunjukan bahwa tingkat pendidikan
Pada umumnya dalam analisis ini hanya
yang dimiliki oleh lansia yang
menghasilkan distribusi frekuensi dan
mengalami Fungsi Kognitif dari 51
persentase dari tiap
orang sebagian lansia memiliki
variabel,(Notoatmodjo, 2012). Adapun
pendidikan PT dengan fungsi kognitif
analisis dalam penelitian ini yaitu
sedang sebanyak 12 (42,9%).
menggunakan rumus persentase
frekuensi sebagai berikut: Rumus :
Tabel 4.3 Fungsi Kognitif Lansia
= 100% berdasarkan Usia Di Puskesmas
Jayagiri Kabupaten Bandung Barat
Keterangan :
(N=51)
P : presentase untuk setiap kategori
f : jumlah setiap kategori Fungsi Kognitif
N : jumlah total responden Usia
Baik Sedang Rendah/
Total
Demensia
F % F % F % F %
HASIL DAN PEMBAHASAN 60-70 th 12 60 19 67,9 1 33,3 32 62,7
>70 th 8 40 9 32,1 2 66,7 19 37,3
Tabel 4.1 Tingkat Fungsi Kognitif Total 20 100% 28 100% 3 100% 51 100.0%
pada Lansia Di Puskesmas Jayagiri
Kabupaten Bandung Barat Berdasarkan tabel 4.3 diatas
menunjukan bahwa tingkat usia lansia
Fungsi Kognitif F (N=51) % antara 60-70 tahun dengan fungsi
Baik 20 39.2 kognitif sedang sebanyak 19 (67,9%).
Sedang 28 54.9
Sedangkan fungsi kognitif baik dengan
Rendah/Demensia 3 5.9
usia 60-70 tahun sebanyak 12 (60%).
Total 51 100
Tabel 4.4 Fungsi Kognitif Lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang
berdasarkan Jenis Kelamin Di
diperlihatkan pada tabel 4.1 diatas
Puskesmas Jayagiri Kabupaten
bahwa dari 51 lansia dengan fungsi
Bandung Barat (N=51)
kognitif baik sebanyak 20 (39,2%),
fungsi kognitif sedang sebanyak 28

Jurnal Keperawatan Oleh Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
6

Fungsi Kognitif dapat mempengaruhi para lansia


Jenis Baik Sedang Rendah/
Total yang memiliki fungsi kognitif yang
Kelamin Demensia
F % F % F % F % berat/demensia.
Laki-laki 7 35.0% 11 39.3% 3 100.0% 21 41.2%
Perempuan 13 65.0% 17 60.7% 0 .0% 30 58.8%
Total 20 100.0% 28 100.0% 3 100.0% 51 100.0%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas


menunjukan bahwa tingkat jenis
kelamin paling banyak yaitu perempuan
dengan fungsi kognitif sedang 17
(60,7%).

SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini yang berjudul


gambaran fungsi kognitif lansia di
wilayah kerja Puskesmas Jayagiri
Kabupaten Bandung Barat dapat
disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan tingkat kognitif dari 51
lansia didapatkan sebagian lansia
memiliki fungsi kognitif sedang
sebanyak 54,9%.
2. Berdasarkan karakteristik usia lansia
rata-rata antara 60-70 tahun
yaitu.62,7%
3. Berdasarkan karakteristik jenis
kelamin paling banyak didapatkan
perempuan yaitu 58,8%
4. Berdasarkan karakteristik
pendidikan paling banyak Perguruan
Tinggi (PT) yaitu 47,1%

Saran
1. Disarankan bagi pihak puskesmas
dapat memantau para lansia agar
melakukan aktivitas fisik sehingga
dapat mengurangi fungsi kognitif
pada lansia dapat teratasi.
2. Menyarankan bagi praktisi
kesehatan khususnya perawat dapat
lebih baik lagi dalam melakukan
asuhan keperawatan terhadap lansia
dengan melihat berbagai macam
karakteristik lansia dalam upaya
penanganan dan pencegahan
penurunan fungsi kognitif serta
fungsi kognitif terganggu.
3. Dapat meneliti lebih lanjut dengan
faktor karakteristik yang lain yaitu
faktor-faktor aktivitas fisik yang

Jurnal Keperawatan Oleh Novia,S.Kep-Tahun 2015


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai