Anda di halaman 1dari 2

2.

11 Manifestasi Klinis

1. Sistem integumen: kulit dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal; pertumbuhan kuku
buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.

2. Sistem pulmonari: hipoventilasi, dipsnea

3. Sistem kardiovaskular: bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, hipotensi, toleransi


terhadap aktivitas menurun.

4. Metabolik: penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap


dingin.

5. Sistem muskuloskeletal: nyeri otot, kontraksi dan relaksasi yang melambat

6. Sistem neurologi: intelektual yang melambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan
memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran.

7. Sistem gastrointestinal: anoreksia, peningkatan berat badan, konstipasi, distensi abdomen.

8. Sistem reproduksi: pada wanita terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa
menstruasi yang memanjang

9. Psikologis: apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.

Komplikasi

1. Penggantian hormon tiroid dapat memicu krisis adrenal pada pasien


dengan insufisiensi adrenal tidak diobati
2. Penggantian agresif hormon tiroid dapat mengganggu fungsi
jantung pada pasien dengan penyakit jantung yang ada
3. Hipertiroidisme subklinis, yang dapat hasil dari pengobatan
dengan L-tiroksin, lebih umum, namun hubungannya dengan
osteoporosis dan patah tulang tidak konsisten dan paling baik
dipelajari pada wanita menopause
4. pasien pada risiko osteoporosis (misalnya, wanita yang
kekurangan estrogen) dan individu menerima penekan jangka
panjang LT4 (misalnya, pasien dengan kanker tiroid
berdiferensiasi) harus diawasi secara ketat
5. Pseudotumor cerebri jarang terjadi.
6. Pasien dengan depresi mungkin mengembangkan mania, dan
psikosis dapat diperburuk pada pasien dengan penyakit
psikologis yang parah.
7. Karena pertumbuhan otak yang paling terjadi dalam 2 tahun
pertama kehidupan, hipotiroidisme tidak diobati pada bayi bisa
menyebabkan keterbelakangan mental ireversibel
Penatalaksanaan

1. Pengobatan
2. Terapi sulih hormon, obat pilihannya adalah sodium levo-thyroxine
3. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic
trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu
4. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4,
dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.
5. Pembedahan

Pencegahan
1.diet
2. mengurangi aktifitas
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis hipotiroid dapat dilakukan :
A. In utero : Pemeriksaan USG (ada tidaknya goiter).
B. Post natal : Uji tapis tiroid pada bayi baru lahir (setelah hari ketiga)
C. Pemeriksaan primer TSH.
D. Pemeriksaan T4 ditambah dengan pemeriksaan TSH dari sampel darah yang sama,
bila hasil T4 rendah.pemeriksaan T3
E. Skor Apgar Hipotiroid Kongenital.
Studi pencitraan
1. Pemindaian ultrasonografi leher dan tiroid dapat digunakan untuk mendeteksi nodul
dan penyakit infiltratif
2. Radioactive iodine uptake (RAIU) dan scanning tiroid
3. Pasien yang menjalani F18-fluorodeoxyglucose positron emission tomography
(FDG-PET) untuk penyakit nonthyroid sering menunjukkan serapan tiroid yang
signifikan sebagai temuan insidental.
4. Aspirasi jarum halus biopsy
5. Temuan histologis
6.

Anda mungkin juga menyukai