Anda di halaman 1dari 123

MAKNA SIMBOLIS BATIK TANJUNG BUMI

(Pendekatan Interaksi Simbolik George Herbert Mead pada Motif Batik


Tanjung Bumi, Madura)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat


Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo

Oleh:
Nur Rahma Laili
070131100020

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2011

1
MAKNA SIMBOLIS BATIK TANJUNG BUMI

(Pendekatan Interaksi Simbolik George Herbert Mead pada Motif Batik

Tanjung Bumi, Madura)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat


guna memperoleh Gelar Sarjana (SI)
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo

Oleh :
Nur Rahma Laili
07.01.311.00020

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ketua Program Studi Ilmu


Ilmu Budaya Komunikasi

Dr. Suryo Trisaksono, M.Pd. Nikmah Suryandari S.Sos, M.Si


NIP.19630828 200112 1 001 NIP. 197304152003122 001

2
MAKNA SIMBOLIS BATIK TANJUNG BUMI

(Pendekatan Interaksi Simbolik George Herbert Mead


Pada Motif Batik Tanjung Bumi, Madura)

SKRIPSI
Yang disiapkan dan disusun oleh
Nur Rahma Laili
NIP 07.01.311.00020

Telah dipertahankan dan disahkan di depan dewan penguji


Pada tanggal 10 Agustus 20011
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Mengesahkan :

Dosen Pembimbing I Ketua Tim Penguji

Sri Wahyuningsih S.Sos, M.Si Dinara Maya Julijanti. S.Sos, M.Si


NIP. 197803022003122003 NIP. 197007222005012001

Dosen Pembimbing II Tim Penguji

Imam Sofyan, S.Sos, M.Si Tatag Handaka S.Sos, M.Si


NIP. 197711042008121001 NIP.1973 0324 2008011 007

Bangkalan, 10 Agustus 2011


Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Nikmah Suryandari S.Sos, M.Si


NIP. 197304152003122 001

3
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : Nur Rahma Laili

NIM : 070131100020

PROGRAM STUDY : Ilmu Komunikasi

JUDUL SKRIPSI : Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi

(Pendekatan Interaksi Simbolik George Herbert


Mead pada Motif Batik Tanjung Bumi, Madura)

Skripsi ini telah disetujui,

Pada tanggal, 29 Juli 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Sri Wahyuningsih S.Sos, M.Si Imam Sofyan , S.Sos, M.Si


NIP. 197803022003122003 NIP. 197711042008121001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Program Studi Ilmu


dan Ilmu Budaya Komunikasi

Dr. Suryo Tri Saksono, M.Pd. Nikmah Suryandari S.Sos, M.Si


NIP.19630828 200112 1 001 NIP. 197304152003122 001

4
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya Nur Rahma Laili menyatakan bahwa karya ilmiah / skripsi

yang berjudul Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan Interaksi

Simbolik George Herbert Mead pada Motif Batik Tanjung Bumi, Madura)

Merupakan asli karya saya sendiri dan karya ini belum pernah diajukan

sebagai pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S1)

dari Universitas Trunojoyo maupun perguruan tinggi manapun.

Semua informasi yang dimuat dalam karya ilmiah ini berasal dari penulis lain,

baik yang dipublikasikan atau tidak telah diberikan penghargaan dengan mengutip

nama sumber penulis secara benar dan semua isi dari karya ilmiah / skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.

Bangkalan, 10 Agustus 2011


Penulis,

Nur Rahma Laili


NRP.0701311000120

5
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Sivitas akademika Universitas Trunojoyo Madura, Saya yang bertanda


tangan di bawah ini ;
Nama : Nur Rahma Laili
NIP : 07.01.311.00020
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Jenis Karya : Skripsi

Dalam kepentingan dan perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk


memberikan kepada Universitas Trunojoyo Hak Bebas untuk Publikasi atas Skripsi
dengan judul :

Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan Interaksi Simbolik George


Herbert Mead pada Motif Batik Tanjung Bumi, Madura)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bangkalan, 10 Agustus 2011


Yang membuat peryataan

Nur Rahma Laili


NIP. 070131100020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Sri Wahyuningsih S.Sos, M.Si Imam Sofyan, S.Sos, M.Si


NIP. 197803022003122003 NIP. 197711042008121001

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Nikmah Suryandari S.Sos, M.Si


NIP. 197304152003122 001

6
MOTTO

Setiap manusia tercipta sama,


namun yang membedakan adalah
kerja keras, dan ibadahnya
Itulah yang membuat manusia
memiliki derajad yang berbeda

Ora ed labora
(Bekerja dan berdoa)

7
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan to,,,,


Ayahanda Fatchurrochim Ghany dan
Ibunda Nur Hidayati
Serta Nur rahmi L, Wildan Nur Adha dan
Moh. Ainur Ridho
Dan yang terakhir untuk PokemonQ
yang slalu menemaniQ dalam suka
maupun duka

Thanks For All.

8
ABSTRAKSI

Nur Rahma Laili, 07.01.311.00020, Program studi Ilmu Komunikasi,


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo, Madura. Skripsi
dengan judul Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan Interaksi Simbolik
George Herbert Mead pada Motif Batik Tanjung Bumi, Madura). Dengan bimbingan
Ibu Sri Wahyuningsih S.Sos, M.Si dan bapak Imam Sofyan S.Sos, M.Si.

Perkembangan motif batik nusantara semakin hari semakin berkembang pesat,


seperti motif batik Tanjung Bumi Madura yang semula dapat dihitung dengan jari saat
ini mulai berkembang hingga ratusan motif batik yang tercipta. Berdasarkan data
yang diperoleh dari DISPERINDAG Kab. Bangkalan hanya 32 motif batik yang
masih di sahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbol yang ada
pada motif batik Tanjung Bumi. Analisis simbol pada motif batik nantinya akan
dikaji dengan teori interaksi simbolis George Harbert Mead. Lokasi penelitian ini
dilakukan di Tanjung Bumi yang merupakan sentra batik di Madura. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan pengambilan data melalui wawancara
mendalam dengan menggunakan purposive sampling, Dokumentasi dan observasi.

Dari hasil penelitian dan kajian secara teoritis menunjukkan bahwa motif-
motif diatas menurut teori Mead, diawali oleh sebuah kebiasaan interaksi individu
atau pembatik dengan likungan pesisir society sehingga dengan adanya interaksi
tersebut terdapat sebuah stimulus (rangsangan) pada individu tersebut yang
menyebabkan individu atau pembatik bisa berfikir mind terhadap objek yang dilihat
dan dirasakann, maka pembatik memberikan sebuah respon berupa tindakan
konsumasi yang sebelumnya dimanipulasi oleh proses berfikir terhadap simbol-
simbol yang diterima untuk dijadikan sebuah karya berupa motif batik tersebut. Oleh
karena itu, Peneliti menjelaskan makna dari simbol-simbol yang terdapat pada motif
batik Tanjung Bumi. Motif tersebut diciptakan pembatik dari hasil buah pikiran
pembatik dengan melihat kondisi disekitar lingkungan mereka. Kemudian motif-
motif tersebut diwariskan secara turun temurun kepada anak dan cucu agar motif
tersebut terjaga sampai sekarang.

Kata Kunci : Makna simbolis, Motif batik

9
10
ABSTRACT

Nur Rahma Laili, 07.01.311.00020, Study Program of Communication


Sciences, Faculty of Social Sciences and Humanities, University Trunojoyo, Madura.
Thesis with the title Symbolic Meaning of Batik Cape Earth (Symbolic Interaction
George Herbert Mead Approach Tanjung Bumi Batik, Madura). With the guidance of
Ms. Sri Wahyuningsih S. Sos, M. Si and the Mr. Imam Sofyan S. Sos, M. Si

The development of batik archipelago is increasingly growing rapidly, such as


Tanjung Bumi Batik Madura initially counted on the fingers can now begin to grow to
hundreds of batik is created. Based on data obtained from Disperindag Kab.
Bangkalan only 32 motif that is still in the passes. This study aims to determine the
meaning of the symbols that exist on Earth Cape batik motifs. Analysis of the symbols
on the motif will be assessed with the theory of symbolic interaction Harbert George
Mead. Location of the study was conducted at the Cape of Earth as the center of
batik in Madura. The method used is descriptive qualitative, and retrieval of data
through in-depth interviews using purposive sampling, and observation.

From the results of research and theoretical studies indicate that the motives
of the above according to Mead's theory, initiated by an individual or batik habits of
interaction with coastal environmental conditions so that the existence of these
interactions on the individual there is a stimulus that causes an individual or batik
can think of an object are seen and felt, then give a response in the form of batik
consummation of action previously manipulated by the thinking process of the
received symbols to be used as a work of batik motif. Therefore, the researcher
explained the meaning of the symbols found on Cape Earth batik motifs. Batik motif
was created from the thoughts of batik with a look at the environmental conditions
around them. Then the motifs are passed from generation to generation to the
children and grandchildren so that the motive was awake until now.

Keywords: symbolic meaning, motif batik

11
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan

Interaksi Simbolik George Herbert Mead pada Motif Batik TAnjung Bumi,

Madura)

Penelitian ini merupakan objek yang cukup menarik untuk dikaji secara detail

karena motif-motif batik yang ada di Tanjung Bumi memiliki historis yang cukup

menarik untuk ditampilkan. Kemudian simbol-simbol yang ada pada motif batik

nantinya akan dikaji melalui teori interaksi simbolis George Harbert Mead. Analisis

batik yang akan dikaji berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bangkalan yaitu 32 motif batik tulis Tanjung Bumi.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk, motivasi

dan doa dari dosen sebagai sosok yang tiada henti mengasah pengetahuan akademik

peneliti, dan sahabat-sahabatku yang tulus memberikan senyuman hingga semangat

tidak pernah pudar hingga skripsi ini selesai, kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kami petunjuk, rahmat, dan hidayah

Nya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurah limpahkan kearibaan Nabi Besar Muhammad SAW.

12
2. Ibunda tercinta nur hidayati, dan ayahanda Drs.ec.Fathurrohim Ghany. MT

yang tiada henti mencurahkan doa dan dukungannya yang tiada akhir

hingga skripsi selesai.


3. Ibu Sri Wahyuningsih. S.Sos., M.Si, bapak Imam Sofyan S.Sos., M.Si,

selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan masukan dan

motivasi hingga terselesaikannya tugas akhir ini.


4. Tidak lupa kepada bapak Tatag Handaka S.Sos., M.Si, yang juga

membimbing, memotivasi, dan mendoakan saya pada pengerjaan skripsi

ini hingga selesai.

Bangkalan, 29 Juli 2011

Penulis

13
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN I........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN II......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.........................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...........................................................v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................................................vi
ABSTRAKSI................................................................................................................ix
ABSTRACT..................................................................................................................x
KATA PENGANTAR...................................................................................................xi
DAFTAR ISI..............................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................................7
1.4.2 Manfaat Praktis.............................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................................8
2.2 Batik Tanjung Bumi..........................................................................................10
2.3 Pengertian Simbol..............................................................................................11
2.4 Interaksi Simbolik..............................................................................................12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................21
3.1 Metode Deskriftif Kualitatif..............................................................................21
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................................22
3.3 Objek Penelitian................................................................................................22

14
3.4 Keabsahan Data.................................................................................................22
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................23
3.5.1 Observasi....................................................................................................23
3.5.2 Wawancara mendalam (indeth interview)..................................................25
3.5.3 Kajian literatur............................................................................................27
3.5.4 Dokumentasi...............................................................................................27
3.6 Sample...............................................................................................................28
3.7 Teknik analisa data............................................................................................30
BAB IV TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN...............................................31
4.1 Gambaran umum Tanjung Bumi.......................................................................31
4.2 Sejarah Batik Tanjung Bumi..............................................................................32
4.3 Motif Batik Tanjung Bumi.................................................................................36
BAB V39 PEMBAHASAN.........................................................................................39
5.1 Asal Usul Batik Tanjung Bumi..........................................................................39
5.2 Analisis Motif Batik Tanjung Bumi...................................................................42
BAB VI PENUTUP...................................................................................................101
6.1 Kesimpulan......................................................................................................101
6.2 Saran................................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................105

15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Motif Ghjh Se Kerreng .42


Gambar 5.2 Motif Ramo ..45
Gambar 5.3 Motif Sesse Bulu Kapal ..47
Gambar 5.4 Motif Tase Malaya .49
Gambar 5.5 Motif Car Cenah .52
Gambar 5.6 Motif Per Kapper ..54
Gambar 5.7 Motif Gi pagi 56
Gambar 5.8 Motif Tar Pot ...58
Gambar 5.9 Motif Bintang Sabu .60
Gambar 5.10 Motif Sabut amparan 63
Gambar 5.11 Motif Amparan kamongan 65
Gambar 5.12 Motif Sabut mrng ..67
Gambar 5.13 Motif Sabut kota ..68
Gambar 5.14 Motif Bang ompay 70
Gambar 5.15 Motif Ompay 72
Gambar 5.16 Motif Ge toge 74
Gambar 5.17 Motif Durin Sa Sb 76
Gambar 5.18 Motif Sekoh ...78
Gambar 5.19 Motif Sekoh bujhel 79
Gambar 5.20 Motif Topak Sa Sb ....81
Gambar 5.21 Motif Topa bungkol .83
Gambar 5.22 Motif Panjhi susi ..84
Gambar 5.23 Motif Panjhi Topak ..86
Gambar 5.24 Motif Ri Mari ...87
Gambar 5.25 Motif Burung Dhr 89
Gambar 5.26 Motif Mano Ghlt 90
Gambar 5.27 Motif Mano kasuari 92
Gambar 5.28 Motif Kerrang sekoh 94
Gambar 5.29 Motif Lrs ...95
Gambar 5.30 Motif Napasir ...97
Gambar 5.31 Motif Daun Geddhng .98
Gambar 5.32 Motif Pancng ..99

16
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Deskripsi motif batik

Lampiran II Tabulasi motif batik

Lampiran IV Interview Guide

Lampiran V Transcrip wawancara

Lampiran VI Foto-foto Hasil Observasi

17
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan

Majapahit. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada

masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi

salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik

dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan

keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal

di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan

dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh

masyarakat daerah lainya dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita

dalam rumah tangga untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya

hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik

dari pria, wanita, orang dewasa sampai anak-anak. Bahan kain putih yang

dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna

yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara

1
2

lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda

abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit

dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian

batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir

abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik

tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia

kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional

Indonesia. (http:///batik/batik-madura.html, 17/11/2010, 17.57)

Pesona batik rasanya tak akan pernah lekang dimakan zaman. Karya asli

Indonesia ini memang begitu unik dan kreatif. Batik pun menjadi salah satu busana

tradisional khas Indonesia. Pulau madura sendiri terdiri dari empat kabupaten di

Provinsi Jawa Timur yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan yang paling ujung

adalah Sumenep. Tetapi bila bayangan Anda tentang pulau ini hanya karapan sapi,

sengatan arang matahari, ladang garam, tanah pesisir yang gersang namun madura

juga mempunyai kesenian batik yang sangat khas di banding kota-kota lainnya. Batik

Madura kaya akan motif dan warna yang tertuang pada kain. Motif ini merefleksikan

karakter masyarakat lokal. Batik Madura khususnya batik Tanjung Bumi dari segi

motif banyak melambangkan lingkungan sekitarnya seperti motif tumbuh-tumbuhan,

laut, burung-burung. Motif tersebut melambangkan sesuatu yang terjadi di daerah

sekelilingnya.

2
3

Selain itu, seperti yang telah di sebutkan di atas pemakaian warna Ciri khas

batik pesisir dengan warna-warna berani dan corak bebas, begitu kental juga

memberikan sebuah karakter dari batik itu sendiri bahwa batik tersebut adalah batik

Madura salah satu contohnya batik Tanjung Bumi motif Tasek Malaya, motif batik

tersebut bergambar laut, burung, dan tumbuh-tumbuhan dan warnanya biru pekat

sesuai dengan daerah dan kesukaan orang Madura. Batik Tanjung Bumi ini sangat

berbeda dengan batik daerak lain artinya sesuai dengan kesukaan orang Madura pada

warna adalah warna yang mencolok atau kontras seperti warna Merah, biru, hijau.

Pada analisis nantinya peneliti akan di jelaskan apa maksud dari pemakaian warna-

warna berani dari batik madura tersebut.

Salah satu batik yang menjadi kebanggaan Indonesia ialah salah satunya batik

Madura. Batik madura kaya akan motif dan warna yang tertuang pada kain. Motif ini

merefleksikan karakter masyarakat lokal. Ciri khas batik pesisir dengan warna-warna

berani dan corak bebas, begitu kental. Batik madura mempunyai pilihan warna yang

khas yang juga menjadi cirinya. Warna-warna ini berasal dari bahan-bahan alam, atau

dikenal dengan sebutan soga alam. Biasanya berasal dari akar-akaran serta dedaunan.

Batik Madura, tak lagi terdengar asing di telinga. Namanya sudah lama menyeruak ke

seluruh penjuru nusantara. Bahkan ke beberapa belahan dunia lain.

Performa batik asal Pulau Garam itu, kini relatif sejajar dengan karya batik-

batik lain yang ada di tanah air. Kecamatan Tanjung Bumi, yang berjarak sekitar 50

kilometer dari pusat kota Kabupaten Bangkalan, Tepatnya didaerah pesisir pantai dan

memiliki pelabuhan tempo dulu ini adalah salah satu sentranya batik di Madura.

3
4

Nama Tanjung Bumi menjadi sangat identik dengan Batik Madura. Motif dan warna

yang tertuang pada Kain merefleksikan karakter masyarakat lokal.

Melihat dari sebuah sejarah, batik tanjung bumi diawali sekitar ratusan tahun

yang lalu yang di prakarsai oleh sejumlah nelayan yang berdagang ke daerah-daerah

pembatik nusantara seperti Pekalongan. Asal mula lahirnya aktivitas pembatik di

Tanjung Bumi tidak lepas dari aktivitas berdangan antar pulau yang semakin inten

dilakukan oleh masyarakat Madura. Para nelayan yang menetap sementara di suatu

daerah seperti Pekalongan seringkali berdagang sambil belajar membatik. Aktivitas

tersebut kemudian dibawa ke Madura dan menjadi sebuah karya baru di Tanjung

Bumi. Proses pembinaan dimulai sejak tahun 1976 oleh dinas perindustrian dan

perdangan melalui unit pelaksana teknis kecamatan Tanjung Bumi.

Sesuatu yang khas dari batik Tanjung Bumi seperti batik gentongan adalah

semakin lama direndam, makin pekat warna yang dihasilkan. Karena warnanya yang

tahan hingga puluhan tahun inilah yang menjadikan batik madura begitu klasik dan

bergengsi dan harganya pula semakin tinggi. Banyaknya batik yang mulai ditiru

negara lain, seperti Malaysia, mereka tidak membuat batik Madura kehilangan

reputasinya karena sulit untuk meniru motif khas madura yang terkesan rumit. Detail

bunga dan hewan yang kecil-kecil menjadikan batik ini begitu terlihat tradisional.

Mahal murahnya kain batik tergantung motif dan tingkat kesulitan dalam

pembuatannya. Yang murah biasanya yang warna kain polosnya lebih banyak

daripada motif batiknya.

4
5

Batik khas Tanjung Bumi, bercirikan warna yang berani dan pengerjaan yang halus.

Motif-motifnya beragam, namun tidak dapat diketahui secara pasti apakah yang

menjadi motif klasik batik ini. Motif batik Tanjung Bumi ada sekitar 32 macam yang

di patenkan oleh dinas perindustrian dan perdangangan dengan ciri khas warna merah

(menyala), hitam, dan biru. Di antaranya adalah motif Ghjh Se Kerreng, Ramo,

Sesse Bulu kapal, Tase Malaya, Car Cenah, Per Kapper, Gi Pagi, Tar Pot,

Bintang Sabu, Sabut Amparan, Amparan Kamongan, Sabut mrng, Sabut kota,

Bang Ompay, Ompay, Ge Toge, Dhurin Sa Sb, Sekoh bujhel, Sekoh, Topak Sa

Sb, Topa Bungkol, Panjhi Susi, Panjhi Topa, Ri Mari, Burung Dhr, Mano

Ghlt, Mano Kasuari, Kerrang Sekoh, Lrs, Napasir, Daun Geddhng, dan

Pancng. (dok. DISPERINDAG 01 :2010)

Untuk itu alasan peneliti mengangkat tema batik madura yang berjudul

Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan Interaksi Simbolik George

Herbert Mead pada Motif batik Tanjung Bumi, Madura) ini karena peneliti

merasa bahwa salah satu keunikan motif atau corak batik Madura ini merupakan

motif batik yang paling terkenal dan berkualitas tinggi. Selain itu, Motif batik

Tanjung Bumi bukan hanya sebatas gambar semata namun motif batik ini memiliki

arti ataupu sejarah yang perlu dilestarikan.. Selama ini, kebanyakan orang memakai

batik tidak mengetahui arti atau makna yang tersimpan dibalik sebuah batik. Batik-

batik madura sangat berbeda dengan batik yang lain artinya motif-motif yang

digunakan pembatik selalu mengaitkan dengan letak geografis Tanjung Bumi yang

berdekatan dengan laut simbolnya gelombang air laut, masyarakatnya bercocok

5
6

tanam, dan daerah yang tandus. Kemudian menurut Martinah salah seorang pembatik

di Tanjung Bumi dari pemakaian warna batik, batik Tanjung Bumi selalu

menggunakan warna yang kontras seperti warna merah, dan biru pekat yang

melambangkan karakter orang Madura yang keras.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut : Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi (Pendekatan Interaksi

Simbolik George Herbert Mead pada Motif batik Tanjung Bumi, Madura)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas peneliti memiliki tujuan penelitian adalah :

Mendeskripsikan atau menjelaskan Makna Simbolis Batik Tanjung Bumi

(Pendekatan Interaksi Simbolik George Herbert Mead pada Motif batik Tanjung

Bumi, Madura)

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa arti penting yang perlu di ketahui dan

diharapkan mempunyai nilai guna. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

6
7

Dengan adanya penelitian ini, terdapat manfaat teoritis yaitu penelitian ini

sangat bermanfaat kepada jurusan sebagai refrensi para mahasiswa ilmu komunikasi

dalam bidang penelitian Interaksi Simbolik dan. Selain itu, penelitian ini dapat di

jadikan sebagai refrensi kajian budaya lokal dasar fakultas kita yaitu Ilmu Sosial dan

Ilmu Budaya. Serta bisa mengetahui arti dalam sebuah gambar yaitu batik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai refrensi baru

terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan dalam kajian

Interaksi Simbolik budaya lokal Batik Tanjung Bumi. Selain itu, Membantu

melestarikan Batik Madura, Mempromosikan Batik Tajung Bumi sebagai representasi

letak geografis pencinta batik, Memberikan pengetahuan baru terhadap publik

tentang Batik Tanjung Bumi.

7
8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Landasan Penelitian yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Nur Fadilah tahun 2010 yang berjudul Karakteristik Batik Madura Antara Kabupaten

Bangkalan Dan Pamekasan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas

Sastra, Universitas Negeri Malang.

Kerajinan batik Madura tersebar di beberapa wilayah, di antaranya batik dari

Kabupaten Bangkalan dan batik dari Kabupaten Pamekasan yang masing-masing

memiliki perbedaan karakteristik. Penelitian ini bertujuan mengetahui persamaan dan

perbedaan karakteristik batik Madura antara Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan

yang meliputi motif dan warna, teknik pembuatan batik dan pengaruh budaya lokal

terhadap batik Madura.

Penelitian ini dilakukan di Desa Telaga biru dan Paseseh Kecamatan

Tanjungbumi, Bangkalan dan Desa Klampar Kecamatan Proppo, Pamekasan selama

bulan Juli dan Agustus 2010. Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan

kualitatif. Sumber data diambil dari informan, dan produk batik. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara terbuka

melalui intrumen yang disediakan. Teknik pengambilan sampel motif dan warna dari

8
9

batik Bangkalan dan Pamekasan yaitu dengan teknik purposive sampling. Analisis

hasil penelitian yang dipakai adalah analisis kategorisasi. Dalam pengecekan

keabsahan temuan menggunakan cara berdasarkan teknik trianggulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan motifnya yaitu diambil

dari tema-tema alam seperti flora dan fauna, sedangkan perbedaannya yaitu motif

batik Bangkalan ditinjau dari bentuk dan garis lebih terkesan rumit, tegas dan teratur

sedangkan motif batik Pamekasan lebih terkesan dinamis dan simple Persamaan

warnanya yaitu memakai warna-warna cerah maupun gelap dan yang paling sering

digunakan adalah warna merah dan hitam, sedangkan perbedaannya yaitu tingkatan

warna batik Bangkalan cenderung lebih gelap dan pekat sedangkan batik Pamekasan

cenderung lebih terang dan cerah. Persamaan teknik pembuatan batik Madura ditinjau

dari teknik membatik (pemakaian malam) yaitu menggunakan batik tulis dan cap,

perbedaannya ada penambahan teknik dari Pamekasan yaitu teknik batik kombinasi

(tulis dan cap). Ditinjau dari teknik pewarnaan yaitu menggunakan teknik colet dan

teknik celup, perbedaannya ada penambahan teknik dari daerah Bangkalan yaitu

teknik sikat.

Sedangkan dalam penelitian ini lebih kepada arti atau makna yang terdapat

pada batik. Jadi peneliti akan mengupas makna sejarah dari sebuah karya seni budaya

di Madura khususnya Tanjung Bumi yaitu batik. Dengan maksud agar masyarakat

tidak hanya memakai saja akan tetapi mengetahui makna yang tersimpan dalam batik.

9
10

Karena dari masyarakat Madura sendiri tidak banyak yang tahu makna yang terdapat

dalam motif batik daerahnya sendiri.

2.2 Batik Tanjung Bumi

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis

dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan

malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan

pewarna (dye). Memang titik merupakan desain dominan pada batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan

Madura di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai

mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan

eksklusif perempuan sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan

masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena

ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada

corak Mega Mendung, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik

adalah lazim bagi kaum lelaki.

Batik khas Tanjung Bumi, bercirikan warna yang berani (colour full) dan

pengerjaan yang halus, begitu juga dengan motif-motifnya yang beragam,. Seperti

motif Car Cenah, Mano Kaswari, Tase Malaya, Bintang sabu dan banyak lagi.

Pengaruh budaya lokal terhadap batik Madura di Bangkalan khususnya Tanjung Bumi

yaitu masih mempertahankan warisan tradisi yang turun temurun yang meliputi

10
11

bahan, teknik serta motif dan warna batiknya dan lebih tegas dalam menunjukkan jati

dirinya sebagai batik khas pesisir.

2.3 Pengertian Simbol

Secara etimologis, Simbol (symbol) berasal dari kata Yunani sym-ballein

yang berarti melemparkan bersama suatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu

ide. (Hartoko & Rahmanto, 1998:133). Ada pula yang menyebutkan Symbolos

yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang

(Herusatoto, 2000:10).

Selain itu, simbol dapat juga dikatakan sebagai pesan yang memiliki arti suatu

pemberitahuan, kata alat komunikasi baik lisan maupun tertulis yang dikirimkam dari

seseorang kepada orang lain. Pesan akan menjadi inti dari setiap terjalinnya proses

komunikasi. Proses pengiriman pesan agar pesan dapat diterima oleh orang lain

memerlukan media perantara agar pesan dapat di terima oleh komunikan. Secara

umum pesan di bagi menjadi 2 yaitu : pesan verbal (berbicara langsung) dan non

verbal (berkomunikasi dengan isyarat mata atau yang lain).

Id.wikipedia.org/wii.pesan 02:12:2010.

Dalam penelitian ini, motif motif yang terdapat dalam batik memiliki simbol

yang tidak semua orang mengetahui arti ataupun makna yang terkandung didalamnya.

Simbol yang terdapat pada motif batik ini merupakan ciri khas dari batik Tanjung

Bumi. Seperti contohnya pada Motik Tase Malaya yang terdapat simbol Ombak.

Bahwasannya pesan bukan hanya yang disampaikan oleh seseorang kepada orang

11
12

lain, akan tetapi pesan juga dapat disampaikan melalui suatu gambar, atau simbol.

Dalam hal ini simbol atau gambar yang terdapat pada batik Tanjung Bumi ini

memiliki pesan yang ingin disampaikan pembatik kepada masyarakat khususnya

generasi muda.

2.4 Interaksi Simbolik

Teori Interaksi Simbolik yang masih merupakan pendatang baru dalam studi

ilmu komunikasi, yaitu sekitar awal abad ke-19 yang lalu. Sampai akhirnya teori

interaksi simbolik terus berkembang sampai saat ini, dimana secara tidak langsung SI

merupakan cabang sosiologi dari perspektif interaksional (Ardianto. 2007: 40).

Interaksi simbolik menurut perspektif interaksional, dimana merupakan salah

satu perspektif yang ada dalam studi komunikasi, yang barangkali paling bersifat

humanis (Ardianto. 2007: 40). Dimana, perspektif ini sangat menonjolkan

keangungan dan maha karya nilai individu diatas pengaruh nilai-nilai yang ada

selama ini. Perspektif ini menganggap setiap individu di dalam dirinya memiliki

esensi kebudayaan, berinteraksi di tengah sosial masyarakatnya, dan menghasilkan

makna buah pikiran yang disepakati secara kolektif. Dan pada akhirnya, dapat

dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap individu,

akan mempertimbangkan sisi individu tersebut, inilah salah satu ciri dari perspektif

interaksional yang beraliran interaksionisme simbolik.

12
13

Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan

interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu (Soeprapto. 2007).

Banyak ahli di belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu merupakan

hal yang paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka mengatakan bahwa individu

adalah objek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya

dengan individu yang lain.

Menurut Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes (1993) dalam West-Turner

(2008: 96), interaksi simbolik pada intinya menjelaskan tentang kerangka referensi

untuk memahami bagaimana manusia, bersama dengan orang lain, menciptakan dunia

simbolik dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia. Interaksi simbolik

ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia

(Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan

bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat

(Society) dimana individu tersebut menetap. Seperti yang dicatat oleh Douglas (1970)

dalam Ardianto (2007: 136), Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain

untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain

melalui interaksi.

2.4.1 Dalam konsep teori Herbert Mead tentang interaksionisme simbolis (tahun

1928), Terdapat prinsip-prinsip dasar yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. manusia dibekali kemampuan berpikir, tidak seperti binatang

13
14

b. kemampuan berpikir ditentukan oleh interaksi sosial individu

c. dalam berinteraksi sosial, manusia belajar memahami simbol-simbol

beserta maknanya yang memungkinkan manusia untuk memakai

kemampuan berpikirnya

d. makna dan simbol memungkinkan manusia untuk bertindak (khusus

dan sosial) dan berinteraksi

e. manusia dapat mengubah arti dan simbol yang digunakan saat

berinteraksi berdasar penafsiran mereka terhadap situasi

f. manusia berkesempatan untuk melakukan modifikasi dan perubahan

karena berkemampuan berinteraksi dengan diri yang hasilnya adalah

peluang tindakan dan pilihan tindakan

g. pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk

kelompok bahkan masyarakat.

2.4.2 Definisi singkat dari teori Interaksi Simbolis Herbert Mead terdapat tiga ide,

antara lain:

14
15

a. Pikiran (Mind) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang

mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus

mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.

b. Diri (Self) adalah kemampuan khas manusia untuk menjadi

subjek dan objek (I dan Me). Menurut Mead diri adalah

kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut

pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah

salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri

sendiri (the-self) dan dunia luarnya, dan

c. Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan,

dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan

tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif

dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses

pengambilan peran di tengah masyarakatnya.Mind, Self and Society

merupakan karya George Harbert Mead yang paling terkenal (Mead. 1934

dalam West-Turner. 2008: 96), dimana dalam buku tersebut memfokuskan

pada tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi

mengenai teori interaksi simbolik.

Dalam proses interaksi, manusia memakai simbol-simbol untuk

mengomunikasikan makna-makna dalam diri yang ingin disampaikan. Dan

15
16

setelahnya proses tadi, manusia lain yang terlibat dalam interkasi tersebut

mengintepretasikan simbol-simbol tadi berdasar intepretrasinya sendiri.

Secara garis besar terdapat hubungan timbal balik antar aktor dalam

berinteraksi.

Tindakan menurut Mead analisisnya melalui empat tahapan, yaitu impuls, persepsi,

manipulasi, dan konsumasi. Keempat tahap ini menurut Mead menjadi suatu

rangkaian dalam melakukan suatu tindakan yang tidak dapat dilepaskan satu per satu.

a. Impuls, sama seperti stimulus atau rangsangan yang didapatkan ataupun

muncul tiba-tiba pada seorang individu. Dalam kehidupan sosial, impuls

bukan hanya sekedar rasa lapar saja, melainkan juga berbagai masalah dapat

menjadi impuls bagi individu yang menyebabkan individu harus dapat

mencari pemecahan terhadap masalah tersebut.

b. Persepsi adalah proses tanggapan dan respon terhadap impuls (permasalahan)

yang dihadapi individu. Pikiran (Mind) dalam tahap ini sangat berperan

penting dalam menyikapi impuls tersebut. Pada tahap persepsi yang

memerankan pikiran dalam prosesnya, individu memberi ruang untuk

memikirkan dan mempetimbangkan segala sesuatu untuk bertindak, mana

yang akan diambil dan dibuang dari pikirannya.

c. Manipulasi menjadi tahap ketiga dari serangkaian tahap tindakan. Tahap ini

menjadi proses tentang pengambilan keputusan setelah melalui tahap persepsi

tadi.

16
17

d. Konsumasi adalah suatu proses di mana individu untuk menentukan

melakukan sebuah tindakan atau tidak untuk memenuhi kebuthan yang

diciptakan dari impuls tadi. Disini terdapat perbedaan antara manusia dan

binatang, dalam tahap ini dan manipulasi, pengalaman masa lalu dilibatkan

oleh individu yaitu manusia, berbeda dengan binatang yang dalam dua tahap

ini bersifat coba-coba.

2.4.3 Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi

simbolik antara lain:

a. Pentingnya makna bagi perilaku manusia,

b. Pentingnya konsep mengenai diri,

c. Hubungan antara individu dengan masyarakat.

Tema pertama pada interaksi simbok berfokus pada pentingnya membentuk

makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa

dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya,

sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses

interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama. Hal ini

sesuai dengan tiga dari tujuh asumsi karya Herbert Blumer (1969) dalam West-Turner

(2008: 99) dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

17
18

a. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang

diberikan orang lain kepada mereka,

b. Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia,

c. Makna dimodifikasi melalui proses interpretif.

Tema kedua pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya Konsep diri

atau Self-Concept. Dimana, pada tema interaksi simbolik ini menekankan pada

pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada

interaksi sosial dengan orang lainnya. Tema ini memiliki dua asumsi tambahan,

menurut LaRossan & Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008: 101), antara lain:

a. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan

orang lain,

b. Konsep diri membentuk motif yang penting untuk perilaku.

Tema terakhir pada interaksi simbolik berkaitan dengan hubungan antara

kebebasan individu dan masyarakat, dimana asumsi ini mengakui bahwa norma-

norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-

lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus dari

tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses

sosial.

18
19

Asumsi-asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah:

a. Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial

b. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

Suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau

pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2001:68). Interaksi simbolik pada

penelitian ini adalah pembatik melakukan sebuah interaksi atau komunikasi yang

tertulis pada motif batik tersebut. Adanya interaksi simbolik ini memberikan sebuah

pemaknaan khusus dari pembatik melalui motif yang di tulis pada batik dengan

tujuan menyampaikan atau mengomunikasikan sebuah pesan dari pembatik kepada

orang lain melalui motif-motif batik tersebut.

Selain itu, suatu aktifitas yang terjadi pada pembatik sering kali menjadikan

sebuah inspirasi pembatik terhadap karyanya, terbukti pada karya karya terbaik

batik tanjung bumi yang sebagian besar merupakan aktifitas pembatik yang di

tuangkan motif batik. Setiap pembatik memiliki karakteristik interaksi dalam

kehidupannya, sehingga dalam suatu motif batik bermacam-macam dan bervariasi.

Hal ini di sebabkan setiap individu (pembatik) tertanam interaksi simbolik yang

berbeda-beda. Itulah yang mampu melahirkan motif batik tanjung bumi begitu

beragam meski dalam satu motif. Motif juga dapat diartikan sebagai kekuatan

penggerak diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain ini, karena motif

19
20

merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik

didasari atau tidak oleh suatu lingkungan. Dengan demikian, motif batik yang

muncul pada Motif Batik Tanjung Bumi seolah visualisasi nyata pembatik yang di

tuangkan pada motif batik tanjung bumi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

20
21

3.1 Metode Deskriftif Kualitatif

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti

harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis,

dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih

menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika

masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami

interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan

meneliti sejarah perkembangan.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti

kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi

yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3)

mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.

3.2 Lokasi Penelitian

21
22

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten

Bangkalan, Madura. Karena daerah tersebut merupakan sentra batik yang pertama di

Madura. Selain itu, di daerah tersebut adalah kawasan perkampungan batik.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian, dalam penelitian ini adalah motif dari batik Tanjung Bumi

Bangkalan, Madura. Motif yang diteliti sebanyak 32 motif batik yang dipatenkan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdangan.

3.4 Keabsahan Data

Teknik Pengabsahan Data atau Pemeriksaan keabsahan data ini diterapkan

dalam rangka membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan

dilapangan. Teknik yang digunakan dalam menguji keabsahan data adalah teknik

triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi paling banyak 26

digunakan untuk pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim (1978),

membedakan empat (4) macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan, sumber, metode, penyidik, dan teori. (J. Moleong,

2002 : 178)

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik triangulasi dengan sumber.

Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai

22
23

metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan

observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation),

dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi

dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau

data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang

berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan

melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah :

3.5.1 Observasi

Observasi juga dapat diartikan sebagai cara pengambilan data dengan

pengamatan langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh alat indera.

Selain itu, definisi metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek

(orang), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi

dengan individu-individu yang teliti. (Sutopo 2008:57)

Observasi yaitu pengamatan langsung dengan cara formal dan informal untuk

mengamati kegiatan yang terjadi sehari-hari di lingkungan kerja atau lokasi

penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang

(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan

perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran

23
24

realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu

mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap

aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak

terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

a. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan

data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam

keseharian responden.

b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat

harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu

objek.

c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok

terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi,

jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana

perilaku muncul), dan kualitas perilaku. Observasi yang dilakukan peneliti adalah

24
25

dengan pengamatan objek-objek secara langsung tanpa mediator guna memahami

kondisi di lingkungan sekitar. Untuk memperoleh hasil pengamatan yang optimal

peneliti menyusun instrument pengamatan sesuai dengan tujuan pengamatan. Hasil

observasi peneliti ini di rangkum dalam foto-foto yang peneliti lampirkan pada

lampiran foto-foto dilapangan.

3.5.2 Wawancara mendalam (indeth interview)

Wawancara mendalam adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawacara denag objek atau

orang yang diwawancarai,dengan atau tanpa menggunkan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang

relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah

keterlibatannya dengan informan. Wawancara mendalam merupakan salah satu

metode pengumpulan data (pewawancara) dengan informal (responden). Wawancara

mendalam tidak dilakukan dengan struktur ketat, melainkan secara informal dan

dalam suasana yang akrab. Selama ini peneliti mengadakan wawancara informan

bersedia memberikan informasi pada waktu peneliti memberikan pertanyaan.

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in

depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

25
26

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang

relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai

responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak

mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua

jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau

responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips

saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai

dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan

pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan

kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat

sekarang dalam konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas,organisasi,

perasaan, motivasi, tanggapan atau presepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan

sebagainya (sutopo, 2002:58). Wawancara ini dilakukan dengan beberapa informan

kunci dan informan. Di dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci

yang sesuai dengan karakteristik penelitia kualitatif. Untuk itu, peneliti akan turun

langsung untuk bersentuhan dengan objek guna memperoleh data dari informan.

Informan dapat didasarkan atas criteria sebagai berikut :

1. Orang ataupun tokoh yang tahu dan mengikuti perkembangan batik.

26
27

2. Pengrajin batik yang mengetahui tentang seluk beluk sejarah

perkembangan batik.

3. Orang yang benar dalam memberikan informasi yang dibutuhkan

peneliti sesuai dengan harapan peneliti.

3.5.3 Kajian literatur

Pencarian data pada literature yang ada hubungannya dengan judul dan materi

sebagai bahan penulisan, serta pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi

sesuai dengan kejadian yang mereka saksikan selama penelitian terhadap sobjektif

mungkin. Tekniknya adalah pengumpulan data melalui pengamatan, pengawasan,

penyelidikan bahkan penelitian secara langsung terhadap gejala atau fenomena yang

ada kemudian mencatatnya secara sistematik.

3.5.4 Dokumentasi

Merupakan teknik pengupulan data dengan mencari, mengumpulkan, dan

mempelajari dokumen yang relevan dengan penelitian yang berupa arsip dan literatur

lainnya.

Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-

surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama

data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti

untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan

27
28

dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau

catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server

dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

3.6 Sample

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dimana

penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, tapi terfokus pada target.

Purposive Sampling artinya bahwa penetuan sampel mempertimbangkan kriteria-

kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan

penelitian, Dalam hal ini penelitian mengambil sample hanya pada tiga informan dari

beberapa informan yang telah diwawancarai yang dianggap mampu memberikan

informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini, Adapun informan yang

dilakukan yaitu pada Pengrajin Batik, Tokoh Batik, dan Pemerhati batik Tanjung

Bumi. Adapun kriteria-kriteria pada informan tersebut sebagai berikut :

Kriteria I DISPERINDAG

1. Penduduk asli Tanjung Bumi

2. Usia diatas 35 tahun

3. Mengetahui sejarah batik Tanjung Bumi

4. Keturunan pengrajin batik.

28
29

5. Pengrajin Batik

Kriteria II Tokoh Batik

1. Penduduk asli Tanjung Bumi

2. Usia diatas 35 tahun

3. Mengetahui sejarah batik Tanjung Bumi

4. Orang yang mengikuti perkembangan batik Tanjung Bumi

5. Keturunan pengrajin batik.

6. Pengrajin Batik

Kriteria III Pengrajin Batik

1. Penduduk asli Tanjung Bumi

2. Usia diatas 35 tahun

3. Mengetahui sejarah batik Tanjung Bumi

4. Orang yang mengikuti perkembangan batik Tanjung Bumi

5. Keturunan pengrajin batik.

6. Pengrajin Batik.

7. Berkecimpung pada proses jual beli batik (pedagang batik)

3.7 Teknik analisa data

Pada teknik analisa data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu :

29
30

Reduksi Data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data

ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk

menghasilkan data sebanyak mungkin.

Penyajian Data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu

bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan

tindakan. Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah

disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.

Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses anlisa data. Pada

bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan peneliti akan

terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau maksimal.

BAB IV

TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Gambaran umum Tanjung Bumi

30
31

Batik Madura, tak lagi terdengar asing di telinga. Namanya sudah lama

menyeruak ke seluruh penjuru nusantara. Bahkan ke beberapa belahan dunia lain.

Performa batik asal Pulau Garam itu, kini relatif sejajar dengan karya batik-batik lain

yang ada di tanah air.

Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas 273

desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bangkalan. Kabupaten

Bangkalan memiliki topografi datar hingga berbukit dengan sebagian besar

wilayahnya telah digunakan untuk kegiatan persawahan dan tegalan.

Potensi sumber daya alamnya yang meliputi beberapa sektor yaitu pertanian,

peternakan, perikanan dan pertambangan serta sektor pariwisata, merupakan produk

produk andalan dan investasi yang sangat potensial bagi Kabupaten Bangkalan.

Sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Bangkalan, dimana penduduknya

sangat agamis dan mayoritas beragama Islam, diharapkan siap untuk menerima

perkembangan di segala bidang terutama perkembangan disektor Industri

Perdagangan dan Penanaman Modal, dimana kita dituntut untuk mampu bersaing

dalam kemajuan teknologi dan perdagangan dunia.

Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana

terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya

(Pelabuhan Ujung). Dengan adanya Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), yang

31
32

menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan

perkembangan Surabaya, serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila.

Bangkalan memiliki beragam budaya dan seni kerajinan. Salah satu seni

kerajinan yang ada adalah batiknya. Batik yang paling popular di Bangkalan terletak

di Tanjung Bumi. Kecamatan Tanjung Bumi, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari

pusat kota Kabupaten Bangkalan, Madura, adalah salah satu sentranya. Nama

Tanjung Bumi menjadi sangat identik dengan Batik Madura. Motif dan warna yang

tertuang pada kain merefleksikan karakter masyarakat lokal. Ciri khas batik pesisir

dengan warna-warna berani dan corak bebas, begitu kentara. Hingga sekarang

produksi batik yang masih menganut cara-cara tradisional itu masih berlanjut.

Kabarnya, kegiatan yang kini menjadi UKM andalan dari Kabupaten Bangkalan itu,

sudah berkembang sejak ratusan tahun silam.

4.2 Sejarah Batik Tanjung Bumi

Tanjung Bumi merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki riwayat

tersendiri dengan batiknya. Dahulu batik menjadi pekerjaan perempuan di daerah itu

untuk mengisi waktu luang menunggu suami mereka yang bekerja sebagai pelaut

pergi ke daerah yang jauh, seperti ke pulau Kalimantan dan Sulawesi. Bagi

perempuan Tanjung Bumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling

panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang

32
33

kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk biaya rumah tangga. Untuk

mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik

Selain itu masyarakat disana juga memiliki budaya, batik digunakan untuk

simpanan. Yang diperlakukan sebagai emas atau tabungan. Atau disimpan untuk

diserahkan kepada anak dan cucu, sebagai tanda kasih dan cinta ibu. Batik menjadi

salah satu sumber kekayaan dan kebanggaan mereka. Tak heran mereka

melakukannya dengan sepenuh hati. Nilai ini semakin bergeser karena zaman,

membatik bukan lagi sebagai tanda kasih dan cinta ibu, namun semata-mata untuk

mencari uang. Nilai komersial ini menjadi salah satu sebab mengapa hasil

penggarapan batik tidak lagi sebagus yang dahulu.

Kegiatan yang dilakukan untuk membunuh waktu itu sekarang menjadi

industri rakyat yang cukup besar. Tanjung Bumi menjadi Kecamatan terbesar di

Madura yang memproduksi batik. Sejarah batik Tanjung Bumi diawali oleh sebuah

interaksi perdangangan yang dilakukan oleh pedagang madura di Pulau Jawa.

Pedangang Madura pada waktu itu sedang berdagang di daerah kota baik yaitu

Pekalongan. Sejalan dengan berjalannya waktu pedagang madura kembali ke Madura

kemudian meraka mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan di daerah lain tersebut,

alhasil kegiatan itu cukup berprospek dan menguntungkan.

Kegiatan tersebut mendapat sebuah apresiasi berupa pembinaan yang di mulai

ada tahun 1976 oleh pemerintah Kabupaten Bangkalan. Pembatik pada waktu itu

hanya tersebar ditiga desa yaitu Desa Tanjung Bumi, Paseseh, dan Desa Telaga Biru.

Selanjutnya berdasarkan dengan ketekunan pembatik yang terdiri dari istri-istri

33
34

nelayan yang ditinggal melaut, istri para nelayan tersebut mengerjakan dan belajar

dengan sungguh-sungguh cara membatik dengan baik. Akhirnya batik tanjung bumi

dari hasil binaan, dari tiga desa menjadi 11 Desa terbesar di Kec. Tanjung Bumi.

Popularitas mulai dikenal penggemar batik Tanah Air. Sekarang di

Tanjungbumi ada 530 unit usaha batik dengan 1.000-an pengrajin batik. Jumlah

tersebut belum termasuk para pengrajin yang mengerjakan secara perorangan yang

sifatnya hanya sekadar kerajinan tangan saja. Unit-unit perbatikan itu tersebar di Desa

Macajah, Desa Telaga Biru, Desa Paseseh dan Desa Bume Anyar. Batik khas Tanjung

bumi, bercirikan warna yang berani (colour full) dan pengerjaan yang halus. Motif-

motifnya beragam, namun tidak dapat diketahui secara pasti apakah yang menjadi

motif klasik batik . Seperti yang kebanyakan, motif kembang randu, burung hong, sik

melaya, ola-ola dan banyak lagi.

Bagaimanakah membedakan batik (memiliki warna biru dengan pewarna

alami) dan batik biasa yang memiliki warna biru dongker dari bahan kimia, Ternyata

menurut Wuri, sangat sulit membedakannya, kecuali pembatiknya sendiri. Ini

tergantung dari kejujuran penjual batik kepada pembeli. Namun jika beruntung, batik

ada yang masih memiliki aroma rempah-rempah karena perendaman.

Ciri khas batik pesisir dengan warna-warna berani dan corak bebas, begitu

kentara. Hingga sekarang produksi batik yang masih menganut cara-cara tradisional

itu masih berlanjut. Kabarnya, kegiatan yang kini menjadi UKM andalan dari

Kabupaten Bangkalan itu, sudah berkembang sejak ratusan tahun silam. Kebiasaan

masyarakat di Tanjung Bumi dalam membatik ternyata cukup unik. Walau dari

34
35

membatik mereka cukup merasakan hasilnya secara ekonomis, namun mereka tidak

benar-benar ingin menggantungkan mata pencahariaannya dari kerajinan batik.

Membatik tetap sebagai karya sambilan di samping rutinitas kegiatan keseharian

mereka, ungkap N. Wati As, perajin yang kini berkembang menjadi pengusaha Batik

Madura. Penduduk setempat masih banyak yang hidup dari bercocok tanam dan

berdagang di pasar, disamping mengurus rumah tangganya. Hal ini pula yang

menjadikan produksi batik ini tidak bisa dijadwalkan secara tepat, sergah wanita 51

tahun ini lagi. Membuat sehelai kain batik, paling cepat dikerjakan dalam tempo dua

minggu, namun demikian jangan heran bila ada batik yang baru selesai setelah

setahun dikerjakan. Para pembatik itu juga tidak mau dipaksa, walau karena alasan

permintaan pasar sekalipun. Apalagi mereka diminta untuk bekerja di suatu tempat

khusus, layaknya sentra kerajinan kebanyakan. Para perajin itu lebih suka

mengerjakannya di rumah masing-masing dengan peralatan khas yang sangat

tradisional, paparnya pada Mossaik ketika ditemui di kediamannya.

Pengaruh budaya lokal terhadap batik Madura di kabupaten seperti Sampang,

Pamekasan dan Sumenep lebih kepada inovasi dan kreasi yang justru dikembangkan

menjadi motif baru dan berbagai eksperimen terhadap warna sehingga menjadikan

batik yang kaya akan motif dan warna. Motifmotif batik yang dimiliki oleh

Kecamatan Tanjung Bumi dilestarikan dan mempertahankan secara turun-temurun

dari setiap keturunan pembatik zaman dahulu baik dari teknis, arti atau makna,

kemudian dari warna,dan motifnya.

35
36

4.3 Motif Batik Tanjung Bumi

Pembatik adalah manusia biasa, ada batas kemampuan dan kekuatan.

Mungkin ini pula yang menjadi alasan kenapa prosesnya menjadi begitu lama. Satu

atau dua jam membatik biasanya mulai lelah, ini berpengaruh pada hasil goresannya.

Mereka akan berhenti, melanjutkannya lagi setelah fisik dan hati mereka segar

kembali, papar Wati diiringi senyum. Walau produksi kini mulai massal, namun

prosesnya tetap tradisional. Ini pula yang menjadi nilai tambah dari batik-batik

Tanjung Bumi. Menjadi lebih disukai, terutama oleh turis asing.

Proses dalam pembuatan batik, menurut penuturan Wati, meliputi beberapa

tahap. Pertama kain Mori putih yang hendak digunakan akan direndam dalam air

bercampur minyak dempel (istilah orang setempat, red) dan abu sisa pembakaran

kayu dari tungku. Proses perendaman ini dilakukan selama satu hingga dua minggu.

Setelah direndam kemudian dicuci. Menurutnya, hal ini untuk menghilangkan zat

yang melekat pada kain bawaan dari pabrik.

Setelah kering, kain tersebut akan masuk ke proses dikanji. Bahan yang

digunakan untuk pengkanjian ini adalah sagu dari Ubi Kayu. Kenapa tidak

menggunakan bahan tepung kanji yang banyak dijual di pasar? Konon, bahan itu

lebih menyerap ke dalam serat kain, sementara tepung kanji biasa kurang. Setelah

selesai tahap ini, mulai digambar. Berturut-turut tahap berikutnya adalah diisen,

dikurik, dan atau ditembok. Fase ini merupakan pemasangan malam pada kain

sebelum kemudian diwarnai.

36
37

Proses selanjutnya adalah pewarnaan, yang bisa berlangsung hingga dua kali.

Setelah pewarnaan, kain batik tersebut dilorot. Proses ini merupakan usaha untuk

menghilangkan malam yang melekat pada kain, yaitu dengan memasukan kain ke

dalam air mendidih. Terakhir, adalah menjemur di tengah terik sinar matahari.

Berbeda dengan motif batik yang lain di daerah Madura, motif batik tanjung

bumi memiliki aliran pesisir, sampang memiliki aliran yang tidak jauh dari bangkalan

karena daerahnya berdekatan dari Kecamatan Tanjung bumi ke Kecamatan Banyuates

dan lainnya. Sementara Pamekasan memiliki motif-motif yng bernuansa alami seperti

flora dan fauna. Kemudian menuju kota paling ujung yang paling indah dan eksotis

sebagai kota pariwisata Sumenep juga memiliki penghasil batik dengan aliran kraton.

Motif batik yang ada di Sumenep memiliki warna kuning emas, dan warna terang

seperti merah yang juga sedikit dominan. Dari empat penghasil batik di Madura

memberikan sebuah wahana baru terhadap perkembangan batik di Indonesia.

Adapun motif-motif batik Tanjung Bumi menurut historis yang menunjukkan

bahwa motif tersebut merupakan sebuah atau mengandung pesan kehidupan pembatik

kuno hanya terdapat 10 motif. Diantaranya sebagai berikut : Ghjh Se Kerreng,

Ramo, Tase Malaya, Car Cenah, Pal Kapal, Topa Sa Sb, Topa Bungkol, Bang

Ompay, Ge Pagi, Bintang Sabu.

Sedangkan menurut perkembangan motif batik Tanjung Bumi sudah

berjumlah ratusan motif sesuai dengan kombinasi dan permintaan dari konsumen.

Sedangkan motif batik yang disahkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di

kabupaten Bangkalan terdapat 32 sebagai berikut : Ghjh Se Kerreng, Ramo, Sesse

37
38

Bulu kapal, Tase Malaya, Car Cenah, Per Kapper, Gi Pagi, Tar Pot, Bintang

Sabu, Sabut Amparan, Amparan Kamongan, Sabut mrng, Sabut kota, Bang

Ompay, Ompay, Ge Toge, Dhurin Sa Sb, Sekoh bujhel, Sekoh, Topak Sa Sb,

Topa Bungkol, Panjhi Susi, Panjhi Topa, Ri Mari, Burung Dhr, Mano Ghlt,

Mano Kasuari, Kerrang Sekoh, Lrs, Napasir, Daun Geddhng, dan Pancng.

38
39

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Asal Usul Batik Tanjung Bumi

Sejarah mencatat bahwasanya Madura merupakan produsen batik yang cukup

terkenal. Sebagai sebuah bentuk karya seni budaya, batik Madura banyak diminati

dan digemari oleh konsumen lokal dan interlokal. Dengan bentuk dan motif yang

khas batik Madura mempunyai keunikan tersendiri bagi para konsumen. Corak dan

ragamnya yang unik dan bebas, sifat produksinya yang personal (dikerjakan secara

satuan), dan masih mempertahankan cara-cara tradisional (ditulis dan diproses

dengan cara-cara tradisional) dan senantiasa menggunakan bahan pewarna alami yang

ramah dengan lingkungan. Jadi bisa diketahui bahwa motif batik Tanjung Bumi

memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Berikut hasil wawancara dengan salah satu

narasumber :

.Jadi masuk melalui kapal lewat pesisir, karena proses itu terus dilakukan.
Dia kan di Daerah pesisir orangnya itu kan kelaut ya,,apa merantau. Suaminya
merantau, istrinya itu,,,membuat batik itu terinspirasi dia untuk gitu
loh,,,kenapa ada motif kapal ya karena itu. Faktor yang mempengaruhi, yang
bisa mengimajinasi seseorang itu lewat itu si istri tadi itu. Kalau lukisan kan
beda, kalau batik kan ada nilai kekayaan dulu. Terus dilakukan turun temurun
sampai sekarang ini ya dianggap mata pencaharian.

...warna itu gak ada yang mencolok merah, hitam, kalau biru y biru sekali
dongker. Itukan warna dasar alam, Cuma dengan adanya merah muda itu kan
sudah proses jepang masuk. Teknologi jepang masuk, kenapa kog jadi

39
40

begini,,? Itu diteliti di Jepang ada itu. Jepang yang menciptakan warna ilmiah,
jadi jepang itu masuk tahun 83 itu sudah mulai dikenal dianggap mata
pencaharian. Warna batik. Batik warna yang asli itu tidak ada kontemporer, itu
yang pertama hitam, merah, terus,,ada biru.biru dongkernya itu,,,
(wawancara dengan Didik, 19 juni 2011)

Berbicara hal warna, Batik Madura mempunyai pilihan warna yang khas yang

juga menjadi cirinya. Warna-warna ini berasal dari bahan-bahan alam, atau dikenal

dengan sebutan soga alam. Warna Merah berasal dari Mengkudu dan Tingi. Warna

Biru berasal dari Daun Tarum. Sedangkan warna Hijau bersumber dari kulit Mundu

ditambah Tawas. Warna terang dan gelap yang muncul pada kain batik berdasar

waktu perendaman. Makin lama direndam, makin pekat warna yang dihasilkan.

Kalau itu jelas, ada hitam, ada biru katanya orang sana itu uda dasar pokok
itu. Itu masuk itu ada ketentuan, warna kuning ini kuning mengkudu itu
ada,,ada itu dasarnya. Ya, kulit dari mengkudu ini sudah jelas ada. Ini kalau
diartikan itu ada yang cerah, kuning. Merah lambing keberanian itu,,,kuning
itu kalau mengikuti jaman sekarang itu adalah kekayaan. Unsur kekayaan itu
mesti ada. Biru dongker itu dari alam, biru alam itu Petteng (gelap) bukan
kayak hijau atau biru langit,,gak. Biru Madura itu,,, (wawancara dengan
Didik, 19 juni 2011)

Pada motif khas atau tradisional Madura. Kini motif batik Madura juga mulai

mengadopsi beberapa motif kombinasi atau alternatif baru. Seperti desain gambar

tunggal, baik bentuk burung atau bunga, dengan kurik (latar atau background) polos.

Motif atau gambar yang tertuang pada helai kain itu adalah murni buah imajinasi para

pembatik. Bisa dikatakan, yang tertuang dalam gerak tangan melalui media canthing

itu adalah bahasa hati dan pikiran mereka. Sebab, gambar tersebut orisinil buah

tangan maka pasti satu sama lain goresannya tidak sama, walau motifnya sama.

40
41

..Nama mogtif itu kan terinspirasi pada seseorang istri terhadap suami,
Perjuangan suami yang sedang merantau, kaya motif kapal kan itu sejarahnya.
Jadi sejarah kapal itu adalah suami saya yang sedang melaut,,anu,,itu berjuang
untuk sesuap nasi. Sesuap nasinya itu loh,,,, (wawancara dengan Didik, 19
juni 2011)

Bahkan terdapat sebuah anekdok dari orang dahulu yang mengatakan :

mengapa motif di tanjung bumi kebanyakan ada gambar burung dan pohon,
karena mengibaratkan seorang istri yang kehilangan burungnya (kelamin
suaminya) yang pada saat itu sedang merantau (wawancara dengan Rawi, 17
Mei 2011)

Dibalik proses pembuatan batik-batik itu beberapa terceletuk cerita unik. Hal-

hal berbau sedikit mistis yang kadang tak sempat mereka urai dengan logika. Namun

mereka percaya, dan dijalani saja sebagai bagian dari tradisi membatik. Seperti dalam

proses pembuatan batik, apabila ada saudara, kerabat, teman atau tetangga meninggal,

pembatik tidak dapat melanjutkan pekerjaan membatik. Jangankan melanjutkan

pekerjaan, menyentuh kain batiknya saja tidak boleh. Konon, ini akan menyebabkan

warna pada batiknya itu menjadi suram atau tidak terang seperti yang diharapkan.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa motif batik Madura khususnya

batik Tanjung Bumi merupakan bahasa hati dari pembatik. Meski terkadang motif-

motif yang dibuatnya sangat simple namun itulah bahasa hati yang tereksplorasi pada

saat timbul inspirasi tersebut. Oleh karena itu, batik tanjung bumi lambat-laun

semakin bertambah, kreativitas dari pembatik-pembatik saat ini mulai berkembang

sehingga motif tersebut sudah banyak macamnya. Namun motif yang peneliti analisis

41
42

sesuai data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bangkalan ini yang

menjadi acuan pada nama-nama motif dalam penelitian batik.

5.2 Analisis Motif Batik Tanjung Bumi

Dari data pada macam-macam motif batik yang diperoleh Dinas Perindustrian

dan Perdagangan yaitu :

5.2.1.Motif Ghjh Se Kerreng

Gambar 5.1 Motif Ghjh Se Kerreng


Seperti yang kita ketahui bahwa negara ini memiliki binatang ciri khas yaitu

gajah, sedangkan se kerreng adalah binatang yang berkelakuan beringas atau ganas.

Motif Batik ini diciptakan karena melihat dari sifat atau karakter dari masyarakat

Madura khususnya Tanjung Bumi. Karakter masyarakat Madura yang keras dan

pemberani mengarungi lautan untuk berdagang, serta mencari ikan. Motif ini

42
43

merupakan motif yang termasuk deretan kuno karena motif ini memiliki cerita seperti

yang telah di sebutkan diatas. Berikut hasil wawancara oleh salah satu tokoh batik

tanjung bumi :

Ghjh Se Kerreng itu, Orang madura itu kan disegani, dihormati. Ya kan
gajah itu gak ada yang kerreng macan yang ada. Cuma filosofinya orang itu
besar tapi modern lah, kan lembut sebenarnya Cuma jarang ngamuk orang itu
kalau gajah.
Kalau macan kan mang sifatnya ganas. Jadi gak bisa itu, jadi kalau masih
dianggap masih kompromi atau kita memberikan pandangan nyaman ya atau
kadang nerima ya walau kata orang seolah- olah bodoh kan itu, tapi dia mau
tidak kukuh kalau orang keras itu kan gak kukuh jadi manfaatnya juga tidak
akan baik.
Karakter orang Madura itu kan kalau baik ya baik, kalau disalahin siapapun
yang salah kadang kadang ada orang ya dia kalau sifat macan itu kan
kerreng nya dulu tapi kalau sudah apa,,di der gitu dia takut sendiri, tapi kan
diem ya itu tapi jangan disalahin. (wawancara dengan Didik, 19 juni 2011)

Nuansa dalam motif batik ini dipadukan dengan nuansa batik tanjung bumi

melalui warna biru dan dan merah tanah sehingga perpaduan motif batik dan latar

atau amparan menjadikan motif ini menarik dan unik untuk di miliki terbukti motif

batik ini cukup laris di pasaran.

Berdasarkan teori interaksi simbolis dalam prespektif Mead self, motif diatas

berasal dari sebuah internalisasi pembatik pada saat itu, artinya proses terjadinya

motif Ghjh Se Kerreng tersebut merupakan sebuah ide pembatik yang terinspirasi

pada sebuah situasi pelaut di sekitarnya. Seperti yang disebutkan diatas bahwa

karakteristik pelaut yaitu masyarakat Madura memang tergolong keras, mereka

dianggap sebagai sosok yang pemberani sehingga kata kerreng memiliki arti

pemberani

43
44

Dalam sisi mind (pikiran) pembatik di dalam motif diatas merupakan sebuah

symbol atau motif yang memiliki sebuah arti, keberanian nelayan dalam mengarungi

lautan dan karakteristik orang madura diibaratkan seperti gajah. Seekor gajah

merupakan binatang yang sangat berwibawa, memiliki postur tubuh yang besar

sehingga kelihat kerreng. Nama motif ini cukup jelas mengartikan bahwa motif ini

berasal dari fikiran pembatik yang ingin menunjukkan atau menuangkan sebuah

pesan jika orang Madura memiliki sifat kerreng dan berwibawa seperti sifat gajah.

Oleh karena itu, dalam kajian Mead selanjutnya adalah sebuah proses

penyatuan antara mind dan society sebagai proses awal yang menjadikan manusia

melakukan sesuatu. Pada realitasnya setiap individu memiliki sebuah presepsi yang

kosong sebelum terdapat sebuah implus (rangsangan dari luar) sama seperti pembatik

yang menganggap suatu simbol gajah itu menarik dalam alam pikirannya sehingga

pada proses selanjutnya adalah proses dimana pembatik untuk menanggapi

pikirannya berupa keinginan dalam sebuah pikiran untuk menuangkan konsep simbol

yang diperoleh pada proses diawal menjadi sebuah tindakan yang menghasilkan motif

batik. Inilah yang memperkuat sebuah pemikiran pada teori Mead bahwa manusia

berbeda dengan binatang. Manusia selalu bertindak sesuai keinginan maupun

rangsangan dari luar internal dirinya.

44
45

5.2.2. Motif Ramo (akar)

Gambar 5.2 Motif Ramo

Motif Ramo memiliki arti dalam bahasa Madura adalah akar. Banyak sekali

pembatik yang ada di Tanjung Bumi terinspirasi oleh lingkungan sekitar. Batik ini

berasal dari Desa Paseseh. Desa ini meski berada di daerah pesisir juga terdapat

pohon-pohon seperti mangga dan lainnya. Motif ini juga dimiliki oleh kota lain

seperti Pamekasan namun perbedaan dari motif ramok yang ada di Pamekasan

awalnya berasal dari Tanjung Bumi dan hasilnya lebih halus motif ramo Tanjung

Bumi seperti di atas. Berikut hasil wawancara :

kalau gambarnya itu kan akar itu.. ini coba lihat gambarnya kan akar yang
halus.
kalau ramo memang asli dari sini, Cuma disana (pamekasan) ramonya kasar
disini kan halus garis-garisnya ini loh..nah ini (sambil menunjuk ke
batiknya). Kalau warna disini unggul kan bahan pewarnaannya dari tumbuhan
itu, buah malam, koddhu dan daun-daun lainnya. (wawancara dengan Didik,
19 juni 2011)

45
46

Motif ramo dalam prespektif self (diri) pembatik memiliki arti bahwa

pembatik pada saat itu memiliki sebuah kesenangan pada saat memandang bentuk

dari akar yang begitu unik dan secara filosofi memiliki arti yang bagus, sehingga

mempengaruhi internalisasi pembatik dan akhirnya lahirlah sebuah ide. Kemudian

dari ide tersebut timbul sebuah keinginan untuk menuangkan ke sebuah pikiran mind

bahwasanya bagaimana membuat akar yang bagus dan setelah dituangkan pada motif

batik tersebut.

Motif ini memiliki arti situasi perekonomian yang terjadi di masyarakat.

Maksud dari perekonomian tersebut adalah semakin lama semakin berkembang. Arti

diatas dapat dinilai cukup bagus dan sesuai dengan keadaan sekitar pembatik pada

saat itu dan lahirlah motif tersebut. Dari beberapa motif batik di Tanjung Bumi

kebanyakan dari segi gambar dan pemaknaannya sangat mudah dipahami, sebab dari

nama dan symbol-simbol yang ditampilkan pada motif batik mempermudah

penyampaian pesan kepada pengguna batik (subjek/ komunikan) selanjutnya.

Kemudian pada proses selanjutnya pada teori ini ingin menunjukkan bahwa

pandangan Mead pada analisis interaksi simbolik. Seperti yang disebutkan diawal

bahwa pembatik yang berinteraksi dengan alam sehingga mampu membentuk sebuah

pemikiran terhadap objek akar yang dilihatnya dan menarik dalam pikirannya

timbullah rasa keinginan untuk menuangkan symbol yang diterima tadi pada sebuah

tindakan pada konteks ini adalah berupa karya motif ramo. Lahirnya motif ini

adalah sebuah proses implementasi dan interaksi dari proses pikiran mind pembatik

yang dibentuk oleh society sehingga terciptalah sebuah konsep tindakan tersebut.

46
47

5.2.3. Motif Sesse Bulu Kapal

Gambar 5.3 Motif Sesse Bulu Kapal

Motif Sesse Bulu Kapal merupakan motif yang menunjukkan bahwa motif ini

bernuansa motif aliran batik pesisir. Nama sesek berarti sisik ikan. Namun pada motif

ini sesse yang di maksud adalah sesse yang berbulu halus seperti gambar diatas.

Gambar perahu menyimbolkan sebuah kehidupan nelayan. Jadi arti yang sebenarnya

dari motif ini adalah kehidupan para nelayan yang sedang melaut untuk mencari ikan.

Kalau ini hanya menggambarkan kehidupan nelayan yang ada dilaut. Kan
gambarnya ada kapalnya dan sisik, ya itu maksudnya sisik ikan dekgitu
(sambil menunjukkan gambar pada batik koleksinya.). (wawancara dengan
Rawi, 17 Mei 2011)

Motif diatas dalam prespektif Mead memberikan sebuah filosofi yang cukup

jelas sehingga mempermudah orang lain untuk mengerti makna dari motif batik

diatas. Terjadinya motif batik diatas diawali dari sebuah idea, pikiran atau gagasan

(mind) untuk melukiskan kehidupan nelayan pada saat itu. Alasan dari lahirnya motif

ini karena sebuah aliran batik Tanjung Bumi adalah batik pesisir sehingga nuansanya

47
48

kebanyakan berhubungan dengan kehidupan nelayan. Seperti motif diatas pembatik

ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa daerh sekitarnya adalah lokasi para

nelayan yang setiap hari aktivitas mereka adalah melaut.

Kemudian pembatik juga ingi menyampaikan melalui self atau keinginan

internalisasinya bahwa nelayan yang melaut tersebut tidak hanya ingin berdagang ke

daerah lain melainkan juga mencari ikan. Motif ini memperjelas maksud dari sebuah

pesan yang ingin disampaikan oleh pembatik kepada masyarakat dan generasi

selanjutnya bahwa motif ini lahir atas sebuah keinginan pembatik memperjelas dari

tujuan dari melaut melalui motif tersebut.

Ketika melihat dari sejarah motif ini merupakan perpaduan dua motif yaitu

pal kapal dimana motif tersebut hanya berbeda latar. Latar pada motif pal kapal itu

tidak memiliki backround bersisik hanya bergambar perahu saja. Namun sesuai

dengan perkembangan, dalam teorinya Mead society (masyarakat) dimana keinginan

individu dan prilaku dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga motif yang

sebelumnya hanya bergambar perahu saja dengan adanya kombinasi gambar tersebut

dikombinasikan berupa gambar sisik dan berwarna biru. Sehingga gambar diatas

menyibulkan perahu berlayar untuk mencari ikan. Pesan itu sampai saat ini tetap

sama seperti dahulu kala, karena proses pemaknaan atan penyampaian pesan dari

pembatik kepada masyarakat cukup masuk akal dan mudah dipahami. Secara singkat

motif ini dari segi nama dan gambar yang ditampilkan tidak terlalu rumit sehingga

sangat mudah untuk memaknainya.

48
49

Keunikan dari motif batik yang ada di Tanjung Bumi salah satunya

disebabkan oleh sebuah karya yang bersifat alamiah. Pada motif ini pembatik ingin

mengungkapkan sebuah pikirannya mind bahwa keadaan lingkungan dari pembatik

Tanjung Bumi yang kebanyakan berada di sekitar pesisir pantai, melahirkan konsep

pemikiran bahwa aktivitas mereka setiap harinya tidak lepas dari melaut sehingga

menyebabkan munculnya sebuah pemikiran untuk melukiskan keadaan lingkungan

yang sangat menarik menurutnya.

5.2.4. Motif Tase Malaya

Gambar 5.4 Motif Tase Malaya

Motif tase malaya ini merupakan motif yang sangat laku dipasaran. Motif ini

yang menjadi sebuah ciri khas batik Tanjung Bumi. Motif ini sudah dapat diketahui

dari Tanjung Bumi karena pada motif diatas terdapat simbol-simbol ombak yang

melambangkan bahwa letak pembatik berada disekitaran pesisir, burung dan tumbuh-

49
50

tumbuhan juga merupakan sebuah ciri khas dari batik yang ada di Tanjung Bumi.

Konon historis dari pembuatan batik ini, adalah pada saat istri nelayan sedang duduk

di tepi pantai menatap kelaut menunggu sang suami yang pergi berlayar. Berikut hasil

wawancaranya dengan informan I dan III salah satu pembatik tanjung bumi bapak

Rawie dan ibu Kurniatun:

Nah motif ini mbaknihnih kan ada gelombangnya, terus ada sisik
ikannya. Ini dilakukan istri nelayan ketika sedang menunggu suaminya gitu
kan orang disini itu membatik itu kalau ada waktu kosongkalau sekarang itu
kan pengen cepet..kalau dulu tidak mbak, pelan-pelan santai sambil cerita-
cerita gitu. (wawancara dengan Kurniatun, 29 Juni 2011)

Motif Tase Malaya itu mbak dulu ceritanya gini, kalau pembatik dulu kan
sering membatik kadang di tepi pantai jadi gambarnya itu menggambarkan
laut, kan itu ada gelombangnya coba ini lihat pembatik dulu membatiknya
dialam terbuka gitu, di tepi laut biasanya gitu. (wawancara dengan Rawi, 17
Mei 2011)

Motif tase Malaya merupakan motif yang paling trendi di pasaran karena

motif ini sangat berbeda dengan batik yang ada di daerah lain. Motif ini memperjelas

bahwa motif ini berasal dari daerah Tanjung Bumi yaitu pesisir pantai. Pesan yang

ingin disampaikan oleh secara akal fikiran mind pembatik adalah menggambarkan

suasana yang ada di sekitarnya yaitu laut tase. Berdasarkan kronologis sejarah istri

dari seorang nelayan kebanyakan sering duduk dan beraktivitas di sekitar pantai,

mereka sering duduk menyaksikan deburan ombak dan menatap ke laut memikirkan

suami yang sedang melaut. Inspirasi tersebut kemudian dituangkan ke sebuap motif

batik berupa tase Malaya pada motif diatas cukup jelas sekali dengan gambar ombak

50
51

yang melintang kesamping bahwa itu adalah motif batik yang tercipta atas pikiran

pembatik yang ingin melukiskan suasana disaat menanti suami pulang melaut.

Kemudian dari self (diri), pembatik pada saat itu ingin mencurahkan

perasaannya bahwa laut yang setiap hari disaksikan begitu indah. Pembatik di daerah

Tanjung Bumi pada proses pembatikan seringkali menunjukkan perasaan ketika suka

maupun duka. Suasana hati tersebut juga mempengaruhi hasil dari batik yang

diciptakan, seperti motif Tase Malaya diatas merupakan motif yang diciptakan

dengan perasaan suka membayangkan suami datang membawa sebuah hasil yang

banyak terbukti dengan karya yang dihasilkan sangat bagus sekali. Pada motif diatas

juga terdapat sebuah gambar burung dan daun yang menunjukkan sebuah kadaaan

social society yang ada disekitar pantai sehingga memperindah motif tersebut.

Motif diatas merupakan motif yang paling terkenal dan laris dipasaran karena

motif ini benar-benar menunjukkan motif Tase Malaya adalah motif batik Tanjung

Bumi. Lahirnya sebuah motif ini diawali oleh sebuah persepsi apa yang pembatik

lihat, dan rasakan terhadap keadaan laut yang berada di sekitarnya dan menurutnya

menarik untuk diteruskan pada sebuah tindakan, maka pikiran mind pembatik tertuju

pada gambar yang telah direkam tadi dan dituangkan pada sebuah tindakan

membatik.

51
52

5.2.5. Motif Car Cenah (pacar cina)

Gambar 5.5 Motif Car Cenah

Dalam segi bahasa madura barat seringkali menggunakan bahasa sepotong-

sepotong, artinya setiap menyebut sesuatu seringkali menyebutnya nama dibelakang

seperti motif kali ini car cenah motih ini dalam bahasa Madura adalah pacar cina.

Motif ini didasari oleh tumbuh-tumbuhan pacar cina yang ditanam oleh salah satu

pembatik di daerah tanjung bumi. Daun pacar cina ini berwarna hijau namun pada

motif warna hijau digantikan warna biru. Pacar cina memiliki kualitas yang bagus

pewarnaannya ketika digunakan hasilnya sangat pekat sehingga pada motif di atas

pewarnaan pada motif tersebut cukup dominan warna merah. Menurut argumentasi

informan I mengenai motif diatas adalah :

nah orang-orang itu suka menanam tanaman itu dan tanaman itu langkah
sekali kalau disini kebanyakan orangnya suka menanam pohon-pohonan saja
mas kayak mangga, kelapa, dan lainnya. Jadi kesukaan orang cina itu ya
dijadikan motif batik dek. Dulu orangnya tergantung apa yang dilihat gitu. .
(wawancara dengan Rawi, 17 Mei 2011)

52
53

Kemudian menurut pendapat salah satu putra pembatik Tanjung Bumi

(informan II), Motif batik Car Cenah ini juga memiliki filosofi.

Car Cenah itu kan hanya daunya. Yang punya itu dulu orang cina, car cina
itu yang nanam itu kan orang cina yang lambangnya bunga kecil kecil halus.
Dulu orang cina sukanya nanam tanaman, Nah kalau kita kan paling Pao.
( Buah mangga). . (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Motif pacar cina dalam arti sebenarya juga melukiskan sebuah realitas social

yang terjadi pada sekitar pembatik sehingga timbullah sebuah pemikiran mind untuk

dituangkan pada sebuah motif batik atas dasar keindahan bunga pacar cina yang

sangat disukai kalangan orang cina pada saat itu. Secara makna pacar cina adalah

tanaman yang sangat disukai oleh kalangan perantau non pribumi saat itu, bentuk dan

warna dari tanaman itu menarik hati self (diri) pembatik untuk menuangkannya pada

motif batik tersebut.

Kalau kita saksikan motif diatas terlihat sangat bagus baik dari segi tekstur

maupun pengerjaannya. Bintik-bintik halus yang menjadi latar batik tersebut juga rapi

sehingga motif ini menujukkan bahwa pembatik benar-benar ingin menunjukkan

sebuah perasaan suka dan senang tersebut dan lahirlah motif tersebut. Selain itu, yang

perlu diketahui bahwa masyarakat society non pribumi pada saat itu menjadi sebuah

panutan karena dapat kita ketahui bahwa kebanyakan orang cina selalu menjadi

perhatian khusus baik dari segi pengasaan ekonomi maupun aktivitas mereka dari

zaman-ke zaman.

Oleh karena itu, dalam prespektif Mead aktivitas pembatik dalam proses

penemuan sebuah ide seringkali dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar yang

53
54

merangsang pikiran mind untuk meneruskan pada sebuah tindakan membatik. Pada

gambar diatas motif yang dihasilkan cukup simpel dan menarik untuk dilihat.

Keunikan tersebut diperoleh berasal dari olah pikir pembatik terhadap objek (keadaan

lingkungan/society) pada sebuah karya batik. Sehingga ini memperkuat sebuah pesan

yang disampaikan pembatik bahwa motif ini lahir dari proses alamiah.

5.2.6. Motif Per Kapper (kupu-kupu)

Gambar 5.6 Motif Per Kapper

Simbol pada motif ini tampak begitu jelas bahwa pada gambar diatas

melukiskan dua kupu-kupu yang sedang terbang dan gambar yang sebelah kanan

hinggap di ranting bunga. Motif batik ini memiliki latar putih bernuansa garis halus.

Motif batik ini tanpak menarik jika di gunakan karena pada gambar diatas terdapat

dua simbol yang menonjol yaitu kupu-kupu dan ranting-ranting bunga yang muncul

dari beberapa arah. Pemakaian warna motif di atas cukup jelas lebih dominan warna

54
55

merah dan warna ini tidak menghilangkan dari ciri khas batik Tanjung Bumi. Dari

wasil wawancara dengan salah satu tokoh pembatik tanjung bumi sebagai berikut :

..Per Kapper itu kan kupu-kupu, jadi kasih sayang itu maksudnya,,datang
hinggap,,terus pergi gitu kalau diartikan sekarang kan gitu. Itu Per Kapper itu
sudah,, generasi sekian gitu. Yang alami itu ya,,Geje Se Kerreng, Ramok,,,,
(wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Motif batik per kapper merupakan motif batik perkembangan yang ada di

Tanjung Bumi, artinya motif batik ini berasal dari sebuah fikiran atau ide mind yang

ingin menujukkan keadaan sekitar dan itu bagus dan indah menurut pembatik pada

saat itu. Kemudian perasaan self pembatik ketika membatik ingin menunjukkan

bahwa gambar kupu-kupu merupakan sebuah lambang kasih sayang. Perasaan

pembatik di Tanjung Bumi sampai detik inipun sering kali membtik sesuai dengan

keinginan hati, fikiran ataupun berasal dari fenomena-fenomena yang dianggapnya

menarik untuk dilukiskan pada motif batik maka akan dilakukannya.

Suasana society didaerah Tanjung Bumi cukup harmonis disisi lain karena

daerah tersebut berada di daerah pedesaan sehingga aktivitas pembatik sangat

berdekatan pada kehidupan masyarakat. Mengenai proses penyampaian makna dari

pembatik kepada khalayak dapat dikatakan cukup baik terbukti hampir semua orang

yang ada di tanjung bumi ketika ditanyakan arti motif batik yang ada kebanyakan

mereka mengerti maksud dan inti dari arti tersebut. Hal ini disebabkan karena motif

batik Tanjung Bumi tercipta secara alamiah dan masuk akal.

55
56

Sebenarnya proses diatas telah disebutkan proses terjadinya batik tersebut,

namun pada tahap selanjutnya peneliti ingin menunjukkan kembali proses lahirnya

batik diawali oleh sebuah rangsangan yang diterima oleh pikiran mind pembatik

terhadap tanaman pacar cina, maka tahap yang terakhir adalah pembatik melakukan

manipulasi atau mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan pembatik (mau

dibuat seperti batik tersebut), sampai akhirnya pembatik menyampaikan sebuah objek

yang dilihatnya dari lingkungan sekitarnya society menarik pada sebuah motif batik.

5.2.7. Motif Gi Pagi

Gambar 5.7 Motif Gi Pagi

Arti gi pagi ini memiliki makna di pagi hari. Kemudian dari segi motif batik

ini memiliki latar putih dimana warna tersebut menunjukkan bahwa keadaan cuaca di

sekitar pantai tersebut cerah. Selain itu, tumpukan motif yang berbentuk daun tersebut

merupakan sebuah kombinasi utuh dari awan yang bertumpuk. Dari segi pewarnaan

motif ini tidak menghilangkan ciri khas berupa warna merah, padahal dalam arti

56
57

motif tersebut tidak semestinya terdapat warna merah pada langit. Konon timbulnya

inspirasi pembatik lahir di saat ke pantai, karena di pagi hari kebanyakan keluarga

nelayan beraktivitas di area pantai baik berjualan ikan maupun bongkar muatan dari

kapal dan perahu yang baru datang melaut. Berikut hasil wawancaranya :

Ada pagi itu, artinya gini itu melambangkan kalau pagi kita bekerja, kalau
malam berdoa. Dah gitu aja,,, (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Menurut perkembangan motif ini memiliki dua motif dan motif ini bisa

dikombinasikan menjadi satu, yang awal mulanya hanya Gi Pagi dan motif ini terus

berkembang menjadi Pagi Sore. Motif ini juga mencerminkan kehidupan masyarakat

Madura khususnya di Tanjung Bumi.

Meneruskan alinea diatas bahwa kebanyakan pembatik dalam

perkembangannya seringkali mengkombinasikan sesuatu yang menarik dan masuk

akal pada motif batik tersebut sehingga memperindah nuansa motif batik tersbut. Dari

segi arti motif gi pagi sudah jelas diatas yang menujukkan aktivitas sehari-hari

masyarakat society yang dituangkan pada sebuah motif batik. Fikiran mind dari

pembatik di dalam motif ini menyimpan sebuah motifasi kepada masyarakat bahwa

aktivitas manusia setiap harinya tidak lepas dari kegiatan tersebut. Motif gi pagi

menunjukkan sebuah perasaan self semangat di pagi hari yang digambarkan bentuk

awan yang berlapis, dari motif diatas kebanyakan mengerti bahwa motif ini terispirasi

dipagi hari. Meski gambar tidak terlalu jelas namun dari segi nama motif batik

Tanjung Bumi mempermudah komunikan / subjek yang mengartikan untuk mengerti

maksud dari motif diatas.

57
58

Pada mulanya pembatik tidak memiliki sebuah keinginan dan pikiran untuk

mendapatkan sebuah inspirasi motif batik tersebut namun dengan adanya sebuah

sesuatu yang tidak terduga maka menurut kajian interaksi simbolik Mead, terjadinya

sebuah tindakan yang dilakukan oleh pembatik disebabkan oleh rangsangan (implus)

dari luar atau lingkungan sekitar society yang diterima oleh pikiran mind pembatik

sehingga menyebabkan sebuah keputusan sebagai tindakan yang berbentuk motif

batik gi pagi.

5.2.8. Motif Tar Pot

Gambar 5.8 Motif Tar Pot

Motif batik Tar Pot berarti motif batik yang memiliki makna Latar Putih.

Makna dari motif ini adalah bahwa masyarakat Madura khususnya Tanjung Bumi

dulu itu memiliki rumah yang lantai latar rumahnya itu berwarna putih. Maka, jika

dimasukkan kedalam motif batik ini adalah memiliki warna dasar pada latar

berwarna putih, namun untuk memberikan sebuah sentuhan unik pada motif ini

58
59

diberikan hiasan berupa gambar bunga dan burung yang berwarna gelap. Motif ini

merupakan motif yang telah berkembang pada saat itu.

Tar Pot itu ada. Berlatar putih itu,,,. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Kita sebagai masyarakat pemerhati batik pastinya telah mengerti bahwa

pembatik yang ada di Tanjung Bumi merupakan pembatik yang lahir di pedesaan

sehingga pemikiran mereka untuk melakukan seni membatik tidak seperti selayaknya

seniman yang ingin menyampaikan pesan melalui gambar yang banyak makna. Motif

batik yang dihasilkan di Daerah Tanjung Bumi merupakan motif yang sangat

sederhana seperti gambar diatas. Motif diatas hanyalah sebuah keinginan internalisasi

pembatik self untuk menuangkan gambar berlatar putih yang menurut dia indah

maka terciptalah motif tersebut. Menurut fikiran mind mereka gambar yang

ditemuinya bagus dan menarik untuk dituangkan pada motif batik maka

dituangkanlah motif tersebut sesuai selera pembatik pada saat itu.

Pembatik di zaman itu melakukan aktivitas pembatik awalnya tidak

berorientasi profit oriented hanya sebatas keinginan dalam bahasa Madura genggu

atau iseng karena hasil karya mereka pada batik merupakan sebuah karya harta yang

sangat berharga menurutnya. Selanjutnya, motif tersebut tetap tidak menghilangkan

ciri khas batik Tanjung Bumi dimana terdapat gambar burung dan tanaman sebagai

pemanis gambar yang sebelumnya tidak ada gambar lain selain latar putih. Tentunya

pembatik tetap ingin memasukkan nilai society pada motif batik sehingga makna

yang tersimpan akan lebih menarik.

59
60

Ketika membaca dari nama motif diatas menunjukkan bahwa Tar Pot itu

hanya memiliki arti berlatar putih, namun pada gambar diats terdapat sebuah gambar

burung dan daun. Disini menunjukkan bahwa pikiran mind pembatik yang awalnya

hanya menginginkan motif berlatar putih, namun dengan adanya rangsangan dai

sekitar society maka terjadi sebuah proses manipulasi yang menyebabkan motif batik

diatas terdapat sebuah kombinasi pada aplikasinya.

5.2.9. Motif Bintang Sabu

Gambar 5.9 Motif Bintang Sabu

Bintang seribu ini memiliki sebuah arti yang cukup tegas bahwa batik motif

ini merupakan motif batik aliran pesisir pantai. Selain itu, motif batik Bintang Sabu

ini menyimbolkan seorang istri yang sedang menikmati ke indahan pantai yang indah

dengan dihiasi berjuta bintang di langit. Bintang Sabu ini juga memiliki makna

kesenangan bagi seorang istri nelayan yang sedang menunggu suami di tepi pantai.

60
61

Mereka menganggap ketika bintang sangat banyak di langit menandakan keadaan

alam sedang cerah sehingga sang suami akan mendapatkan hasil yang banyak di

tengah laut sana. Seperti hasil wawancara dengan putra pembatik tanjung bumi bapak

Moh. Rawie dan bapak Didik Suryanto :

kalau ini hanya sebatas perumpamaan pembatik dulu seperti yang tadi saya
katakan kalau pembatik melihat bintang di malam bagus dan banyak ya sudah
itu yang dibuat. Kan kalau di laut malam bintang itu kan banyak mbak ya
perumpamannya ya itu (wawancara dengan Rawi, 17 Mei 2011)

Kemudian menurut informan II

.Kalau Bintang Sabu itu kan karena menggambarkan alam kita itu
adalah kecerahan. Jadi allah itu memberiakan lampu kepada kita kan. Kalau
sekarang kan gak, kalau dulu kan pake obor gitu lah atau gak pake yang
uncung-uncung it apa,,pake minyak tanah.inikan gini, Bintang itu dibuat pada
bulan purnama, Kan paddang bulan kata orang madura.
pada saat itu terinspirasinya bulan purnama. Bintang kan mesti muncul
kalau yang lainnya kan gak mungkin banyak gitu, jadi itu diciptakan lalu
dibuatin walaupun bintangnya gak sempurna tapi,,, yah maknanya memang
bahwa kadang - kadang Cuma begini, kadang kadang Cuma begini itu ribet
gitu kan, kan gak punya bintang kaya ada percikan sinar ya akhirnya
munculnya gini,,,satu, dua, tiga, empat, ( bentuk bintang) ya sudah. Kalau
termotifasi terserah mau begini, Bentuk bintang begini yang muda kalau yang
tua gak ngerti yang penting ada sinar bisa begini, bisa begini (sambil
memberikan contoh) ya sudah ditulis 4 penjuru itu dan4 penjuru itu
mempunyai makna.

Selain itu, motif bintang seribu diartikan sebagai 4 penjuru sesuai


dengan bentuk sinar bintang yaitu :
Artinya 4 penjuru itu, Sinar 4 itu kita itu berjuang kekanan kekiri, kebarat
ketimur, keutara pokoknya kemana aja kesitu,,,mengadu nasib. kalau kita
keutara gak cocok ya kita pindah hijrah lagi kebarat ketimur. Jadi gini arah
kiblat kanan kiri ini, Barat timur itu bagaimana kita mencari rezeki, Jagan
kalau artinya gak cocok disana jangan tetep disana hijrah gitu lo,,nah kalau
sudah berusaha kesana kesini gak mampu lagi ya pasrah sama yang diatas,
jadi kalau sudah usaha kesana gagal, sini gagal ya kita pasrah berarti sudah
nasibnya begini dan kita tidak boleh ngeluh. Kita tetep berjuang punya gak
punya uang, itu kan ibadah. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

61
62

Mengenai pemakaian warna motif ini tidak menghilangkan ciri khas batik

Tanjung Bumi yaitu dengan warna biru dan merah. Perpaduan warna dan tekstur

kotak-kotak mampu melahirkan motif motif batik yang memiliki nuansa yang begitu

khas. Dari segi pemaknaan dari motif Bintang Sabu diatas bahwasanya motif

tersebut di lihat dari perjuangan masyarakat Madura yang sedang mengadu nasib di

suatu daerah, dan jika di daerah tersebut mereka gagal mereka akan pindah lagi ke

daerah lainnya.

Dalam perspektif teori interaksi simbolis Habert Mead bahwa proses

terjadinya sebuah simbol dipengaruhi oleh pikiran mind dari individu yang timbul

pada saat itu. Simbol pada motif batik diatas tercipta sebagai sebuah apresiasi fikiran

yang dituangka pada motif batik sebagai curahan ide dari pembatik yang terispirasi

oleh keadaan sekitar pantai. Keindahan malam yang dihiasi oleh beribu bintang

dilangit menjadikan sebuah simbol bintang menarik untuk dilukiskan sebagai motif

batik tanjung bumi.

Ketika melihat dari cerita diatas, perasaan self pembatik merasa senang

sehingga awalnya pembatik hanya mencoret-coret kain batik berupa gambar dan

disempurnakan menjadi motif batik yaitu dengan gambar bintang. Selain itu, dari segi

lingkungan sekitar society konon motif ini terispirasi oleh sebuah suasana malam

ditepi pantai yang begitu menawan dilangit dengan beribu bintang yang bersinar.

Selanjutnya dalam perspektif Mead sebuah tindakan yang dilakukan oleh

individu atau pembatik diawali oleh sebuah rangsangan dari luar society. Seperti yang

telah disebutkan diatas, pembatik mulanya merasa senang ketika berada ditepi pantai

62
63

di malam hari. Ketika rasa senang mereka muncul maka timbul sebuah manipulasi

implus untuk melahirkan tahapan selanjutnya, apakah rasa senang tersebut bertahan

ataupun di ekplorasi pada sesuati yang menguntungkan, dan ternyata dengan adanya

pengaruh dari luar maka implus mampu dimanipulasi sebagai rasa keinginan untuk

menciptakan motif batik Bintang Sabu.

5.2.10. Motif Sabut Amparan

Gambar 5.10 Motif Sabut Amparan

Motif sabut amparan berasal dari kata akar serabut sebuah pohon. Motif di

atas menunjukkan akar serabut yang berwarna biru dan merah namun keduanya ada

yang pekat adapula yang tidak terlalu terang. Simbol diatas hanya menggambarkan

keunikan dari bentuk akar serabut.

Amparan itu,,eee,,,itu apa, kalau dibuat itu nggak separuh pasti ada semua
gitu lo, tidak parsial,,,Tidak parsial itu jadi batiknya itu dibuat begini beda,
nantinya yang lainya beda warna gitu. Ya,,,Amparan itu hanya nama, jenis
nama gitu aja. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

63
64

Pada motif ini terdapat warna batik yang mulanya memiliki dasar satu warna,

namun pada motif ini gambarnya, bisa terdapat dua gambar atau lebih. Dalam

konteks teori Mead, proses terjadinya sebuah simbol salah satunya dipengaruhi oleh

situasi lingkungan sekitar society. Pada motif diatas memiliki banyak jenis seperti

motif batik amparan kamonang dan lainnya. Motif ini merupakan sebuah kombinasi

atau perkembangan dari ide pembatik sesuai selera self pembatik pada saat itu.

Keinginan pembatik untuk menuangkan sebuah keinginan untuk membatik

bermotif Sabut ini tentunya diperkuat oleh sebuah akal pikiran mind pembatik yang

menganggap bentuk tersebut menarik dan masuk akal untuk dituangkan ke sebuah

motif batik maka terciptalah motif tersebut. Motif sabut dapat juga diartikan sebagai

akar serabut. Akar serabut memiliki bentuk yang besar dan menyebar, ukuran

cabangnya berukuran variasi sehingga cukup menarik jika digambarkan pada nuansa

batik Tanjung Bumi.

Pada mulanya istilah sabut yang berasal dari nama akar serabut, dan amparan

merupakan sebuah latar yang terdampar. Perpaduan nama tersebut pada nama motif

diatas menunjukkan sebuah proses berfikir mind yang dilakukan oleh pembatik

berasal dari sebuah objek yaitu akar. Akar atau sabut tersebut ketika masuk pada

benak pikiran pembatik maka terjadilah sebuah manipulasi terhadap rangsangan yang

akhirnya diaplikasikan sebagai motif sabut amparan. Dari beberapa motif diatas

banyak sekali motif sederhana yang berasal dari lingkungan sekitar society.

64
65

5.2.11. Motif Amparan Kamongan

Gambar 5.11 Motif Amparan Kamongan

Arti dari motif Amparan Kamonang ini adalah amparan berarti halaman dan

kamongan adalah nama proses pewarnaan dimana warna dari proses pewarnaan

tersebut adalah warna hitam kecoklat-coklatan. Amparan memiliki arti halaman

sekitar sehingga pada motif batik diatas memiliki makna lingkungan sekitar pembatik

terdapat gambar burung, dan tumbuh-tumbuhan.

Ya,,,Amparan itu hanya nama, jenis nama gitu aja. (wawancara dengan
Didik, 19 Juni 2011)

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa motif batik Tanjung Bumi

merupakan motif batik yang sangat simple baik dari segi simbol-simbol yang

ditampilkan maupun ide kreatif yang ditunjukkan. Nama amparan hanya nama

pewarnaan yang polos tanpa kombinasi apapun, namun pada motif diatas lebih

dinuansakan bahwa batik tersebut bernuansa alamiah sehingga tampak jelas sekali

dari pembatik ingin menunjukkan sebuah ide kreatifnya mind untuk menampilkan

65
66

sebuah perpaduan menarik antara simbol yang semula tidak menarik menjadi menarik

sesuai selera mereka. Pembatik Tanjung Bumi seringkali menunjukkan sebuah unsur

alamiah yang berada disekitar masyarakat setempat society untuk diangkat sebagai

simbol yang memiliki makna situasi pembatik di daerah tersebut.

Kemudian dari beberapa maksud pembatik yang ada di Tanjung Bumi

kebanyakan membatik sesuai dengan internalisasi self dirinya untuk menghasilkan

sebuah hasil yang menarik. Kita bisa tahu bahwa batik Madura khususnya Tanjung

Bumi dengan motif yang ada Jawa dari segi motif lebih simpel dan khas natural.

Itulah salah satu yang menyebabkan motif batik Tanjung Bumi lebih mudah dipahami

gambar dan maknanya.

Analisa motif batik diatas hampir sama dengan kajian motif batik sebelumnya

bahwa ketika seorang pembatik mendapatkan rangsangan dari luar mind sangat

berpengaruh untuk memanipulasi sebuah rangsangan tersebut sebelum dituangkan

pada tindakan membatik. Pada akhirnya motif batik yang dari segi nama hanyalah

amparan saja, namun dengan adanya sebuah manipulasi maka motif tersebut

bertambah menjadi motif batik yang menarik dengan menampilkan sebuah keadaan

sekitar dari lingkungan pembatik berupa gambar burung dan tumbuh-tumbuhan.

66
67

5.2.12. Motif Sabut mrng

Gambar 5.12 Motif Sabud mrng

Nama pada motif Sabut Mrng adalah akar serabut yang berbentuk sedikit

keriting. Akar serabut ini biasanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang tidak terlalu

besar seperti tanaman cabai, sawi, dll. Pembatik memberikan sebuah warna pada

motif ini warna yang sesuai dengan kekuatan warna batik Tanjung Bumi yaitu warna

biru.

Kalau Sabut itu kan ada Sabut Amparan, terus ini ada Sabut Mrng, Sabut
Kotak,,,itu apa,,Itu kan hanya jenisnya aja,,hanya jenisnya yang pentingkan
ada Sabutnya itu. Sabut it adalah kecil-kecil,,, (wawancara dengan Didik, 19
Juni 2011)

Motif batik Tanjung Bumi merupakan motif batik yang berbeda dengan

daerah lain, batik Tanjung Bumi memiliki ciri khas yang berbeda dari batik lainnya

dalam proses pengerjaannya cukup halus. Meski motif ini adalah pengembangan dari

motif sabut amparan namun motif ini memiliki perbedaan dari sisi gambar sehingga

memiliki kombinasi yang berbeda.

67
68

Pada motif diatas merupakan sebuah pengembangan dari motif sabut

amparan, motif diatas memiliki beberapa variasi sehingga motif sabut ini memiliki

keunikan tersendiri. Ketika pembatik berfikir mind bahwa keadaan sekitar menarik

dan sesuai dengan keadaan sekitar maka terciptalah motif tersebut. Pembahasan pada

motif diatas tidak terlalu banyak karena inti dari analisisnya sama.

Disisi lain, pembatik dalam proses penerimaan rangsangan implus sampai

mengolah sebuah rangsangan oleh pikirannya mind sebelum menghasilkan tindakan,

ternyata masih terdapat tahap manipulasi dengan menambahkan gambar-gambar kecil

untuk menghasilkan sebuah motif batik yang menarik untuk dinikmati.

5.2.13. Motif Sabut Kota

Gambar 5.13 Motif Sabut Kota

Motif ini merupakan motif yang bernuansa campuran artinya, kombinasi

simbol kotak yang menjadi dasar dari akar serabut memberikan sebuah kombinasi

yang menarik. Motif batik tanjung bumi memiliki keunggulan selain dari kualitas

68
69

juga dari pengerjaannya cukup halus. Para pembatik dahulu sering memberikan

sebuah sentuhan atau dalam bahasa saat ini adalah kombinasi dengan sesuatu yang

menurutknya menarik.

Motif batik ini juga merupakan motif batik pengembangan dari motif-motif

diatas yaitu Sabud mrng, hanya yang membedakan adalah nuansanya dengan

bentuk kotak yang ditandai dengan garis miring. Pembatik yang ada di Tanjung Bumi

merupakan pembatik yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Inspirasi mereka

semua berasal secara alamiah yang di dapat dari lingkungan sekitar pembatik yang

penting menurutnya masuk akal dan sesuai dengan selera maka jadilah motif-motif

batik seperti motif diatas. Kemudian pada tahap selanjutnya peneliti ingin

menunjukkan sebuah proses bahwa motif diatas merupakan motif yang diolah atau

dimanipulasi kembali dari motif batik sebelumnya. Disini menunjukkan bahwa

kekuatan pikiran mind pembatik pada proses manipulasi yang didapat dari sebuah

rangsangan (Implus) mampu melahirkan respon atauun persepsi yang berbeda,

padahal dari motif sebelumnya motif diatas hanya berbeda pada gambar atau tampilan

yang disajikan saja. Dan pada akhirnya motif ini juga bisa diterima oleh masyarakat

sekitar.

69
70

5.2.14. Motif Bang Ompay (Daun Nyiur)

Gambar 5.14 Motif Bang Ompay

Bang Ompay merupakan bahasa madura barat tepatnya Bangkalan pesisir

dimana bang berarti kembang dan ompay berarti pohon kelapa (pucuknya pohon

kelapa). Motif ini merupakan sebuah motif yang sangat dekat dengan daerah pantai

seperti Desa Telaga Biru. Dimana desa ini banyak terdapat pohon-pohon kelapa dan

sangat berdekatan dengan pantai. Motif ini memiliki pesan bahwa pembatik

terinspirasi oleh nuansa pantai yang dihiasi oleh ratusan pohon kelapa yang

merindangi sekitar pantai Desa Telaga Biru. Seperti yang diutarakan oleh salah satu

tokoh putra batik Tanjung Bumi :

Ini Bang Ompay ini kan anu,,,daun nyiur itu sama dengan bathok gitu loh.
Semua ada manfaatnya dari akar sampai atas. Jadi gini, Bang Ompay itu
artinya pohon itu adalah menggambarkan semua itu ada manfaatnya sewaktu
waktu. Pohon itu bermanfaat dari akar sampai atas. Jadi itu filosofinya orang
itu bermanfaat ntah dari kakinya tanganya memberikan manfaat untuk orang
lain, itu memiliki nilai arti jadi baik tanganya, kakinya, pemikiranya
bermanfaat untuk orang lain meskipun sedikit. (wawancara dengan Didik, 19
Juni 2011)

70
71

Motif Bang Ompay merupakan motif yang bernuansa alamiah sesuai dengan

daerah Tanjung Bumi yang berada di daerah pesisir pantai. Seperti yang disebutkan

diatas, pembatik kebanyakan terinspirasi ditepi pantai karena aktivitas mereka

kebanyakan berada di sekitar pantai. Pemikiran mind pembatik timbul pada saat

duduk di pantai. Kemudian pembatik merasa tentram ketika berada di sekitar pantai

menikmati indahnya daun nyiur yang melambai-lambai. Dari segi internalisasi

pembatik merasa nyaman pada saat membatik terbukti pada gambar motif batik yang

ada terdapat bercak-bercak halus yang pengerjaannya harus perlahan. Biasanya motif

batik yang ada di Tanjung Bumi bisa ketahuan jika pembatik berada pada kondisi

suka maupun duka. Motif batik diatas pembatik merasa self bahwa gambar bunga

kelapa yang berada diatas pohon kelapa tampak indah melambai tertiup angin

sehingga bentuk gambar yang ada pada motif diatas bunga nyiur tersebut kelihatan

mekar sama disaat bunga tersebut tersapu angin.

Pada penjelasan sebelumnya motif ini telah dijelaskan jika motif ini berasal

dari lingkungan sekitar namun yang perlu ditegaskan bahwa motif bang ompay ini

berasal dari pohon kelapa yang berada disekitar pembatik society. Disini

menunjukkan pada kajian Mead pembatik menerima implus rangsangan bisa dari apa

yang mereka lihat dan dirasakan menarik untuk disajikan berupa batik maka lahirlah

motif tersebut. Kekuatan mind pikiran pembatik terhadap lingkungan sekitar

memberikan sebuah poin utama dari lahirnya inspirasi pembatik tersebut.

71
72

5.2.15 . Motif Ompay

Gambar 5.15 Motif Ompay

Motif batik ompay ini memberikan sebuah ketegasan bahwa motif batik ini

berasal dari Tanjung Bumi. Ompay berasal dari bahasa madura yang artinya adalah

daun nyiur yang ada ditepi pantai. Bentuknya sedikit keriting konon ceritanya

disebabkan oleh terpaan angin laut yang cukup keras. Kekosongan ruang pada motif

batik diatas tampak jelas di isi dengan dedaunan dan bunga sebagai pelengkap dari

motif tersebut. Berikut komentar dari informan I dari salah satu tokoh batik di

Bangkalan:

Ini Bang Ompay ini kan anu,,,daun nyiur itu sama dengan totok kulitnya
kelapa gitu loh. Semua ada manfaatnya dari akar sampai atas. Jadi gini, Bang
Ompay itu artinya pohon itu adalah menggambarkan semua itu ada
manfaatnya sewaktu waktu. Pohon itu bermanfaat dari akar sampai atas.
Jadi itu filosofinya orang itu bermanfaat ntah dari kakinya tanganya
memberikan manfaat untuk orang lain, itu memiliki nilai arti jadi baik
tanganya, kakinya, pemikiranya bermanfaat untuk orang lain meskipun
sedikit. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

72
73

Motif Ompay diatas tidak jauh beda dengan motif bang ompay hanya saja

berbeda dalam segi bentuk atau gambar saja. Sebab motif diatas sama-sama berasal

dari pohon kelapa. Pembatik Tanjung Bumi dalam mengangkat daun nyiur ompay dan

motif bang ompay sebagai motif batik merupakan sebuah proses eksplorasi pemikiran

mind mereka sangat alamiah yang di dapat dari lingkungan sekitar pembatik (society)

dan sesuai dengan selera self dari diri sendiri tanpa adanya interfensi dari orang lain.

Motif ompay ini terlihat terdapat gambar daun nyiur yang melambai seperti tertiup

angin sehingga tampak berbelok ke kanan dan kekiri. Motif ini memiliki filosofi yang

telah disebutkan diatas bahwa pohon kelapa bagi pembatik memiliki keindahan dan

manfaat dari akar sampai ujung pohonnya. Dan bagi pembatik dari motif di atas

menggambarkan bahwa manusia harus bermanfaat dari atas sampai bawah seperti

pohon kelapa, ini yang terjadi pada internalisasi dalam diri pembatik

Selanjutnya peneliti ingin menegaskan bahwa pada analisa ini Mead

menunjukkan kekuatan manipulasi pikiran mind pembatik yang berasan dari implus

yang sama yaitu pohon kelapa namun menghasilkan motif yang berbeda. Motif

ompay dan bang ompay ini hanya berbeda antara daun yang berada di pucuk pohon

dan daun nyiur yang melambai, tetapi dua motif ini menarik untuk disajikan.

5.2.16. Motif Ge Toge

73
74

Gambar 5.16 Motif Ge Toge

Ge toge memiliki arti kecambah. Tanaman vegetarian menjadi inspirasi

pembatik Tanjung Bumi dalam menuangkan kreatifitasnnya dalam berkarya. Motif ge

toge ini memiliki arti kecambah yang baru saja direbus dan terlihat lebih lemas dari

sebelumnya. Dari maknanya motif ini menggambarkan keadaan ekonomi masyarakat

Madura khususnya Tanjung Bumi karena tanaman kecambah ini merupakan salah

satu sumber penghidupan mereka yang juga dijadikan mata pencaharian masyarakat

Tanjung Bumi. Pembatik Tanjung Bumi terutama kalangan istri nelayan seringkali

sesuatu yang sepele jika di tuangkan dalam karya seni membatik akan terlihat

istimewa, akan tetapi suasana hati juga pengaruh pada hasil batiknya. Kombinasi

warna cirri khas Daerah Tanjung Bumi tidak lepas dari warna biru dan merah.

Menurut informan II motif diatas memiliki pesan yang terkandung sebagai berikut

komentarnya :

Ge Toge ini anu kecambah. Itu kan hanya pertumbuhan ekonomi itu kalau
dliat itu,,. Jadi gini ya,,kalau orang dulu itu ya kalau nanam pohon kan harus
punya lahan, ini bagaimana toge itu manfaat dari biji itu. Ya pakek biji ini jadi
7 hari itu sudah bisa ditanam, 3 hari gitu. Jadi besok direndam, sekarang

74
75

rendam besok sudah masak. Jadi pertumbuhan ekonomi madura itu sudah
menciptakan mana yang baik. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Sekali lagi motif batik Tanjung Bumi begitu unik dan dan sangat dekat dengan

aktivitas dari masyarakat society sekitar. Selain itu, motif ge toge kecamba ini

melambangkan sebuah keadaan ekonomi masyarakat sekitar yang mengaharapkan

setiap harinya bisa makan secara rutin. Kecambah merupakan jenis tanaman yang

cepat saji dan mudah untuk ditanam tanpa harus menunggu waktu yang lama seperti

tanaman lainnya sehingga dalam konteks pemikiran mind pembatik pada simbol ge

toge ini memiliki sebuah filosofi atau pesan yang kuat untuk disampaikan pada

penikmat batik tersebut. Dari aspek internalisasi self, pembatik menuangkan ide dan

perasaannya dengan baik sehingga menghasilkan motif batik ge toge mampu

dihasilkan dengan karya yang unik.

Pada perspektif Mead, ternyata rangsangan begitu kuat mempengaruhi

individu atau pembatik sehingga mampu memikat pemikiran mereka mind dan

dimanipulasi menjadi sebuah isnpirasi motif batik yang sangat bagus dan memiliki

arti. Motif ini berasal dari objek kecambah yang dilihat pembatik pada saat itu.

Sehingga kekuatan rangsangan dari lingkungan sekitar society menjadikan batik

Tanjung Bumi tetap natural dan berbeda dengan batik yang lain. Selain itu dengan

mudah mampu di mengerti dan di pahami oleh masyarakat ataupun pembatik lainnya.

5.2.17. Motif Durin Sa Sb

75
76

Gambar 5.17 Motif Durin Sa Sb

Motif batik diatas dinamakan Motif Batik Durin Sa Sb, Motif ini

merupakan motif Batik Tanjung Bumi yang cukup sulit pengerjaannya. Karena motif

ini memiliki garis yang berliku tipis, dan padat. Durin yang terdapat pada buah durin

dalam gambar tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi sehingga pembatik sangat

berhati-hati pada saat membatik. Durin ini berarti buah duren dan saseba ini berarti

separuh jika di gabungkan adalah separuh buah duren. Makna dari motif ini berasal

dari buah duren yang diberikan oleh suami kepada sang istri pada saat suami yang

pulang dari berlayar. Selain itu, suami yang memberikan oleh-oleh kepada sang istri

hanya separuh duren karena separuh duren yang lain sudah di nikmati pada saat

perjalanan pulang oleh sang suami sebagai pengganjal perut saat lapar. Berikut hasil

wawancara dari informan II:

Durin Ya duren itu, Cuma kalau disini Durin Sasebek itu ya belah duren.
Artinya ya alam itu sudah bergeser. Bukan dulu ini sudah merosot sekarang.
(wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

76
77

Buah duren merupakan buah yang sangat jarang ditemui di daerah Madura,

buah ini berbeda dengan buah-buahan yang lain yang bisa di dapatkan di musim

apapun. Itulah yang menyebabkan pemikiran mind pembatik mengangkat motif

bergambar buah duren separuh yang dinilai menurutnya menarik sehingga dituangkan

pada motif batik tersebut. Keadaan masyarakat society menganggap buah duren tidak

semua orang bisa dinikmati karena buah tersebut tergolong mahal dan sulit

didapatkan pada musim tertentu sehingga gambar durin diatas ditampilkan separuh

sasebe karena separuh tersebut cukup berharga bagi mereka. Motif Durin Sa Sb

ini dinilai menarik namun ditampilkan dengan warna yang tidak terlalu cerah

menunjukkan suasana hati self pembatik dalam suasana kurang nyaman pada saat

berlayar.

Pada batik diatas pembatik ingin menunjukkan apa yang mereka rasakan

ketika keadaan internal dirinya pada saat suka ketika mendapatkan oleh-oleh dari

sang suami. Rangsangan implus yang terjadi pada pembatik cukup kuat sehingga

Kekuatan tersebut mampu memanipulasi pemikiran mind dari pembatik ternyata

menghasilkan sebuah tindakan (Konsumasi) yang mengarah pada karya yang tercipta

setelah itu yaitu dengan ciptaanya membuat motik batik dari Buah Duren.

5.2.18. . Motif Sekoh

77
78

Gambar 5.18 Motif Sekoh

Sekoh berarti siku, motif ini sangat simple. Konon motif ini didasari oleh

lokasi yang di tempati untuk penimbunan kayu ilegal maupun legal di areal pesisir

pantai dekat pelabuhan Tanjung Bumi. Tempat tersebut terbuat dari kayu baik dari

atap maupun dindinngnya. Motif ini juga merupakan motif batik yang sangat mudah

untuk diproduksi karena pembuatanya tidak terlalu rumit.

..Yah,,itu ada sekoh itu kan hanya bentuknya segi tiga siku gitu,, kalau ada
bujelnya ya sekoh bujjel.( wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Konon motif baik ini terisnpirasi oleh sebuah keadaan lingkungan masyarakat

society yang berada di sekitar tempat penimbunan kayu yang terbuat dari tumpukan

kayu. Pikiran mind pembatik menganggap motif tersebut menarik untuk dituangkan

pada sebuah motif batik dan menurutnya unik dan khas karena hanya sekitar Desa

Tanjung Bumi dan Telaga Biru yang terdapat gudang penimbunan kayu hasil dari

nelayan. Motif sekoh memiliki gambar yang lurus disetiap sisinya sehingga motif ini

tampak menarik dan simpel.

78
79

Berdasarkan dari sejarah yang telah disebutkan diatas peneliti ingin

menunjukkan sebuah proses terjadinya tindakan yang dilakuakn pembatik pada

analisa Herbert Mead. Pembatik yang mulanya berada disekitar society lingkungan

yang banyak terdapat penimbunan kayu maka objek yang sering dilihat tersebut

merangsang pikirannya mind dan dimanipulasi dengan menambahkan gambar atau

simbol lain dengan baik sehingga konsumasi atau penentuan tindakan yang dilakukan

oleh pembatik menghasilkan motif batik sekoh. Selanjutnya motif ini bisa diterima

oleh masyarakat disekitar pembatik dengan makna yang mudah dimengerti.

5.2.19. Motif Sekoh Bujhel

Gambar 5.19 Motif Sekoh Bujhel

Nama motif sekoh bujhel berarti gambar siku yang dikombinasikan dengan

bentuk pusar bayi yang menghiasi tengah-tengah dari setiap siku-siku. Berbeda

dengan motif sekoh diatas yang tidak terdapat kombinasi apapun (polos). Motif ini

79
80

dibuat sebagai pengembangan kreativitas dari pembatik yang awalnya dari sekoh

menjadi sekoh bujhel.

Kaya ini, ini kan juga dulu ini Sekoh Bujhel itu kaya gini, Terus ada
bujelnya. (sambil menunjukkan batiknya). bujhel Itu kan ada bentuknya siku,
ini ada lancipnya bentuk siku.(sambil menekukkan tangan hingga berbentuk
lancip). Itu hanya menandakan saja itu, pembeda hanya sekoh, sekoh bujhel.
Hanya pembeda saja gitu lo, hanya pembeda motif,,nama motifnya,,.
(wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Motif ini hanya dibedakan dengan gambar bujhel atau pusar sebagai

kombinasi dari motif sekoh. Keunikan motif ini tetap bertahan sampai saat ini terbukti

dari hasil perbincangan peneliti dengan informan motif sekoh bujhel motifnya tampak

lebih menarik dari motif sekoh.

Meneruskan motif sebelumnya pembatik seringkali melakukan eksplorasi dari

motif satu ke motif yang lain. Kekuatan pikiran mind pembatik Tanjung Bumi

bersifat natural sehingga motif yang ditampilkan bersentuhan dengan alam dan secara

gamblang mudah diterima oleh masyarakat sekitar. Gambar sekoh diatas hanya

ditambah gambar bujhel atau pusar yang berada di pojok siku. Motif ini tidak

memiliki pesan yang berubah hanya bentuk pengembangan ide dari pembatik. Dan

suatu saat motif motif yang sudah ada saat ini bisa berkembang sesuai dengan kondisi

self personal diri pembatik.

Analisa diatas menunjukkan sebuah rangsangan dari sekitar, namun peneliti

ingin menunjukkan bahwa pada motif ini merupakan sebuah bentuk manipulasi

pemikiran mind terhadap objek yang diperoleh sebelumnya, dengan keadaan

lingkungan society yang sama sehingga menghasilkan motif batik yang berbeda.

80
81

5.2.20. Motif Topa Sa Sb

Gambar 5.20 Motif Topa Sa Sb

Motif Topa Sa sb ini memiliki arti lontong separuh. Dasar dari motif baik

ini berwarna putih kemerah-merahan. Warnanya tidak jauh dengan warna lontong

yang baru saja di angkat dari perebusan. Namun pada motif ini telah dikombinasikan

oleh beberapa simbol-simbol berupa simbol daun-daunan dan burung. Simbol burung

dan daun menjadikan motif batik ini semakin memperjelas karakter batik madura

khususnya batik Tanjung Bumi yang sering terdapat gambar tmbuh-tumbuhan dan

burung. Berikut menurut informan II mengenai penjelasan motif diatas :

Topak itu artinya ada Topak Bungkol sama Topa Sa sb. Jadi orang
itu bekerja merantau kemana itu hanya untuk mementingkan perut saja gitu.
(wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Motif diatas memiliki sebuah makna yang sangat dalam artinya sekali lagi

pembatik dalam menuangkan kreativitasnya dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat,

81
82

apa yang mereka rasakan, dan berdasarkan keadaan lingkungan sekitar. Motif Topa

Sa sb lontong separuh ini menggambarkan internalisasi self pembatik yang ingin

menggambarkan kondisi nelayan disaat mencari nafkah mengarungi lautan untuk

mencari ikan dan hasil yang maksimal. Pemikiran mind pembatik menggapnya

keondisi tersebut menganggap kondisi tersebut layak dan menarik untuk dituangkan

pada motif batik. Seperti yang kita ketahui bahwa Tanjung Bumi merupakan daerah

yang berada disekitar pantai dan masyarakatnya society kebanyakan melaut. Pada

gambar diatas terdapat gambar jarring yang ditampilkan secara halus mempertegas

makna bahwa suasana melaut mencari ikan sosok nelayan benar-benar

memperjuangkan situasi saat itu dari keadaan lapar, lelah, dan menegangkan melawan

ombak dilautan.

Lahirnya sebuah pikiran terkadang berasal dari sebuah perasaan pembatik

yang dipengaruhi oleh rangsangan implus dari internal diri pembatik sehingga

rangsangan tersebut mampu dimanipulasi dan disesuaikan dengan apa yang terjadi

pada saat itu sehingga menghasilkan motif diatas.

5.2.21. Motif Topa Bungkol

82
83

Gambar 5.21 Motif Topa Bungkol

Motif batik ini memiliki arti lontong yang masih utuh sehingga pada gambar

diatas lontong tersebut berbentuk bulat. Dari beberapa motif batik yang ada di

Tanjung Bumi seringkali pembatik mengangkat nama topak karena di zaman dahulu

para nelayan seringkali membawa bekal perjalanannya berupa makanan urapan di

campur dengan lontong. Oleh karena itu topak merupakan makanan yang menjadi

Ya ketupat itu. Topak itu artinya ada Topak Bungkol sama Topak
Sasebek. Jadi orang itu bekerja merantau kemana itu hanya untuk
mementingkan perut saja gitu. Ya Topak Bungkol itu utuh, jadi gambarnya
utuh. (wawancara dengan Didik, 19 Juni 2011)

Secara kronologis motif diatas juga bentuk eksplorasi mind pembatik yang

menurutnya menarik dan masuk akal untuk di tampilkan pada motif batik maka

dituangkanlah gambar tersebut. Motif ini tidak jauh berbeda dengan motif topa

saseba yang memiliki sebuah arti seorang perantau yang selalu mementingkan

urusan perut saja. Makna tersebut mampu diterima oleh masyarakat sekitar society

83
84

yang sebagian besar masyarakat yang ada di pesisir pantai kebanyakan merantau

untuk mencari hasil yang lebih banyak dari daerah asalnya.

Kondisi orang yang merantau tidak selamanya nyaman karena mereka

berjuang di tanah orang lain untuk menghidupi dirinya. Situasi batin self pembatik

merasakan suka dan duka dalam merantau sehingga kondisi tersebut dituangkan pada

motif batik. Motif diatas merupakan motif batik yang bersejarah dan biasanya

harganya mahal karena batik tersebut dikerjakan dengan kondisi yang tidak menentu.

Pada analisa sebelumnya telah dijelaskan latar belakang lahirnya motif batik

ini, namun pembatik pada motif topa bungkol hanyalah bentuk manipulasi

pemikiran mind yang disesuaikan oleh apa yang mereka rasakan dan lihat pada saat

itu. Sehingga akhirnya menghasilkan motif batik tersebut.

5.2.22. . Motif Panjhi Susi

Gambar 5.22 Motif Panjhi Susi

84
85

Motif panji susi ini diambil dari nama gelar tertinggi pada saat itu yaitu

keturunan orang Panjih. Motif ini pada zaman itu hanya di produksi oleh orang cina

atau orang-orang panjih. Motif ini memiliki warna merah melambangkan warna

kesukaan orang pecinan yang menganggapnya warna tersebut adalah warna yang

bagus.

Selanjutnya dari komentar diatas diperjelas oleh komentar informan I bapak

Moh Rowie :

Kalau motif panji susi itu Cuma nama gelar saja kalangan panjih dulu ka
nada dek, keturunan raja sukanya motif batik yang warnanya agak kemerah-
merahan gitu motifnya simpel ada gambar bunga kecil itu biar lebih bagus

Berikut komentar dari informan II Bpk Didik Suyanto :

panji susi ne kan hanya melambangkan ,,,eee,,,bentuk motif dia itu


sempurna,,apa,,motifnya itu beda. Motifnya aja sebenarnya sudah
perkembangan, Cuma orang dulu itu punya ini panji susi ini orang panjih.
Dulu itu ada wilayah pecinan dll, itu melambangkan orang sana bikin
ini,,,gitu. Contohnya sama kaya itu lah,,,

Seperti yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa motif batik

Tanjung Bumi dalam teori interaksi simbolis Mead bahwa simbol atau gambar

diperoleh oleh keadaan lingkungan sekitar masyarakat society sekitar yang menurut

pembatik berbeda dari masyarakat yang lain. Selain itu, pikiran mind pembatik

menganggap bahwa kehidupan bangsa panjih berbeda dengan kehidupan masyarakat

pribumi. Pada motif diatas terdapat gambar tanaman kesukaan warga panjih sebagai

pelengkap dari simbol kesukaan orang Cina.

85
86

Pembatik juga merasakan self jika keadaan ekonomi dan gaya hidup

masyarakat pribumi jauh berbeda. Pada motif batik diatas berwarna kemerah-

merahan melambangkan warna kesukaan orang Cina yaitu merah keemasan. Proses

yang terjadi pada motif batik diatas ketika persepsi pembatik yang berfikir mind jika

gelar panji merupakan sebuah gelar tertinggi pada kaum kerajaan dan bagi

lingkungan sekitar society mereka merupakan kaum yang tinggi,sehingga pembatik

mengangkat nama tersebut menjadi nama motif batik yang menarik sekali.

5.2.23. Motif Panjhi Topa

Gambar 5.23 Motif Panjhi Topa

Motif batik panji topa ini memiliki arti dalam bahasa madura adalah panji

berasal dari nama titel pangkat panglima tertinggi di zaman itu, dan Topa adalah

lontong. Maksud dalam motif ini adalah para panglima di zaman itu pada saat

berpergian selalu membawa topak sebagai bekal di perjalanan. Nama-nama motif

86
87

Batik Tanjung Bumi tidak memiliki filosofi yang cukup jelas namun kebanyakan

masyarakatnya memberikan nama seadanya sesuai keadaan atau fenomena yang

mereka lihat. Motif ini juga merupakan perkembangan dari motif panji susi dimana

motif-motif ini diproduksi oleh masyarakat pecinan atau kompulan orang-orang cina

yang ada di Tanjung Bumi pada saat itu. Kemudian pembatik memanipulasi

rangsangan melalui pikran mind mereka berupa respon atau konsumasi berupa motif

batik diatas yakni motif Panjhi Topa.

5.2.24. Motif Ri Mari

Gambar 5.24 Motif Ri Mari

Motif batik Ri Mari ini, merupakan motif yang menggambarkan bentuk mari

biskuit pada zaman waktu itu. Bentuk mari biskuit zaman dahulu berbentuk bulat

berdiameter kecil tepinya sedikit beringgi. Warnanya juga cukup beragam, mari ini

juga disebut sebagai jajan ghenna kue pelengkap untuk sesajen setiap malam Jumat.

87
88

Masyarakat madura pada umumnya yang beragama muslim bernuansa setiap hari

jumat seringkali melakukan kegiatan tersebut dan makanan mari ini juga biasanya

sebagai camilan masyarakat Madura. Oleh karena itu, pembatik dahulu melukiskan

kebiasaan tersebut pada kain mori dan lahirlah motif tersebut. Berikut wawancara

dari salah satu tokoh batik senior Bapak Rawi

Terus rimari ini kan berbentuk gambar mari saja, mari dulu ya bentuknya
gini mas, mbak. itu, untuk jhejhean ghenna pelengkap sajian dimalam jumat
ketika ada pengajian.

Selain itu, menurut Bpk. Didik Suryanto. SE., MM selaku Informan II

mengatakan bahwa :

ini kata orang itu dulu sudah anu,,,jarang sekarang. Rimari itukan
hanya,,,apa,,,penjiplakan dari yang sekarang.

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan motif ini merupakan salah satu

aplikatif dari ide pembatik yang melihat bentuk dari mari atau kue mari sehingga

hasil visualisasi tersebut dituangkan pada motif batik tulis tersebut.

Motif diatas dalam prespektif Mead pembatik terispirasi mind oleh bentuk

mari atau biskuit ketika disusun dinilai menarik dan sesuai dengan kondisi

masyarakat society yang menyukai makanan tersebut. Sehingga motif tersebut

mengangkat kebiasaan masyarakat yang berada disekitar pembatik. Disisi lain,

pembatik mendapatkan rangsangan implus dari apa yang mereka lakukan. Persepsi

pembatik terhadap objek yang sering dilakukan mampu dimanipulasi dengan baik

sehingga gambar yang awalnya sederhana menjadi motif yang sempurna. Sehingga

88
89

menunjukkan bahwa kekuatan pikiran mind dan society lingkungan sekitar mampu

mempengaruhi persepsi dan konsumasi pembatik dalam melakukan tindakan.

5.2.25. Motif Burung Dhr

Gambar 5.25 Motif Burung Dhr

Motif batik Burung Dhr ini memiliki arti bahwa pembatik yang dulu ada

di sekitar Desa Paseseh memiliki binatang peliharaan berupa binatang Burung Dara.

Bururng Dara yang di pelihara adalah burung Dara ghettaghan dalam bahasa Madura

burung tersebut yang di pelihara untuk bertelur. Biasanya burung ini terbang

bersama-sama di sore hari. Motif yang berada pada batik ini adalah burung dara yang

sedang terbang. Namun, sebenarnya motif batik ini sudah ada perkembangan zaman.

Motif batik dara dalam prespektif society merupakan aktivitas yang sering

dilakukan oleh masyarakat sekitar. Aktivitas tersebut berupa memelihara burung dara

89
90

yang diperlombakan kecepatan terbangnya. Burung dara merupakan binatang yang

lucu dan bisa menguntungkan bila burung tersebut memiliki prestasi yang baik dalam

setiap perlombaan. Menurut pemikiran mind dari pembatik kegiatan tersebut menarik

dan bentuk dari burung dara tersebut memiliki postur yang bagus sehingga ketika

dituangkan pada motif batik burung tersebut berbentuk burung dara yang sedang

terbang. Burung dara merupakan binatang peliharaan dari semua golongan. Sehingga

aktivitas bermain burung dara tidak membedakan status sosial.

Pada analisa selanjutnya Mead menjelaskan pada tahapan kekuatan

lingkungan society dan pikiran mind pembatik dalam menerima rangsangan dan

memanipulasinya sehingga menghasilkan sebuah tindakan dan hasil yang memuaskan

seperti motif diatas meski rangsangan atau objek tersebut sangat simpel.

5.2.26. . Motif Mano Ghlt

Gambar 5.26 Motif Mano Ghlt

90
91

Nama mano ghlt memiliki arti burung gelatik. Motif ini cukup jelas bahwa

pada gambar diatas menggambarkan burung gelatik yang sedang asik bermain di

reranting pepohonan. Latar dari motif batik berwarna putih karena motif batik ini

ditampilkan seakan terlihat dari bawah, sehingga awan putih menjadi dasar dari motif

batik tersebut. Batik motif ini masih bisa dikatakan terbilang baru karena dari

perkembangan saat ini.

Motif batik diatas mengambil dari keadaan alam disekitar society, pembatik

diatas ingin melukiskan sebuah perasaan keindahan burung jelatik yang bertengger

dari dahan ke ranting dengan siulan merdu menghiasi suasana pagi. Suasana hati self

pembatik ketika mendengar dan melihat burung tersebut merasa nyaman dan menarik

menurutnya. Selain itu, dalam benar pikiran mind pembatik burung jelati tampak

indah ketika dilukiskan pada motif batik disaat bertengger pada dahan dan ranting.

Pada gambar diatas burung gelatik yang sedang bertengger dihiasi ranting dan daun

yang disajikan secara halus dan teratur sehingga motif tersebut tampak menarik.

Pada analisis interaksi simbolis sosok individu seringkali dipengaruhi oleh

rangsangan implus keadaan sekitar, sehingga prilaku mereka akan bersifat alamiah.

Sifat alamiah tersebut mempermudah masyarakat diluar itu untuk memahami maksud

atau pesan yang ingin di sampaikan dari subjek sebelumnya dalam hal ini adalah

pembatik.

Disisi lain, pembatik memiliki kekuatan untuk berfikir mind agar bisa

memanipulasi rangsangan menjadi sebuah tindakan yang lebih baik. Tindakan

tersebut dilakukan untuk memenuhi implus sebagai bentuk respon pembatik terhadap

91
92

rangsangan. Pada gambar diatas terdapat gambar burung yang bertengger pada daun,

daun yang berfungsi sebagai bentuk manipulasi pikiran mind pembatik untuk

memberikan gambar yang menarik.

5.2.27. Motif Mano Kasuari

Gambar 5.27 Motif Mano Kasuari

Motif batik mano kasuari dalam bahasa Madura yang asli memiliki arti Ajem

kalkul. Konon di zaman lampau terdapat masyarakat yang memelihara burung

tersebut. Keunikan burung kasuari ini memiliki bentuk tubuh yang besar, berbeda

dengan motif burung pada batik yang lain ukurannya kecil. Simbol yang ditampilkan

pada motif diatas adalah bentuk kepala bururng kasuari. Simbol pada motif diatas

selain gambar bururng juga terdapat bunga dan daun-daun yang menghiasi motif

batik tersebut. Selain itu, warna pada motif ini memiliki latar putih bercampur biru.

92
93

Simbol mano kasuari pada gambar di atas berwarna merah dan biru sesuai karakter

batik Tanjung Bumi.

Secara analisis interaksi simbolis Mead setiap individu mampu mengubah dan

memodifikasi simbol dan artinya sesuai situasi suatu tempat. Inti dari konsep

pemikiran tersebut, manusia memiliki rasa suka maupun tidak suka kepada sesuatu

disekitarnya. Mereka berhak memilih sesuatu yang menarik atau tidak sesuai dengan

suasana self pada saat itu. Pembatik dalam hal ini memiliki sebuah pemikiran yang

berbeda terhadap burung kasuari yang memiliki postur tubuh yang besar dan menarik

untk disajikan berupa motif batik. Munculnya sebuah ide mind merupakan sebuah

rangsangan dari luar diri individu yang diterima oleh akal sehat pembatik dan ketika

menurutnya menarik maka dituangkanlah menjadi motif batik seperti diatas. Selain

itu, motif tersebut mampu dipahami oleh society masyarakat sekitar bahwa motif

tersebut merupakan motif berbentuk gambar bururng kasuari. Burung tersebut

merupakan burung yang langkah dan tidak semua orang memilikinya, namun burung

tersebut kelihatan menarik untuk disajikan pada motif batik.

Pada proses tindakan pembatik dalam kajian Mead menunjukkan bahwa

rangsangan implus berupa objek (burung kasuari) yang dilihat pembatik melahirkan

sebuah buah pikiran mind pembatik untuk mengaplikasikan sebagai motif batik.

Kemudian pembatik melakukan manipulasi sebagai tindakan untuk merespon implus

tersebut. Pada akhirnya adanya proses konsumasi yang diawali oleh proses

manipulasi, pesan atau maksud mampu diterima oleh masyarakat sekitar sebagai

sebuah motif batik bermotif mano kasuari

93
94

5.2.28. Motif Kerrang Sekoh

Gambar 5.28 Motif Kerrang Sekoh

Motif ini memiliki dua arti yaitu binatang kerang dan siku di ambil dari siku

dimana nama ini berasal dari aktivitas pertukangan. Dua kombinasi ini tampak

terlihat menarik dimana kerang yang berada di tengah tengah siku tersebut

melambangkan bahwa kebanyakan orang sekitar pantai pada saat air surut sering

mencari kerang dengan membawa tempat ressek artinya tempat ikan maupun kerang

yang sering dibawa pencari ikan kecil di tepi panta dan terbuat dari irisan bambu dan

tepinya terbuat dari kayu yang berbentuk persegi. Pada gambar di atas cukup jelas

bahwa kerang yang berada di tengah-tengah siku sehingga oleh pembatik dituangkan

pada motif batik tanjung bumi. Kombinasi warna juga cukup jelas jika karakter batik

tanjung bumi seringkali mennjukkan warna kotras.

Motif kerrang sekoh terispirasi oleh aktifitas istri nelayan yang mencari

kerang disaan air laut surut. Seperti yang sebutkan diatas, pada teori interaksi

94
95

simbolis individu mendapat sebuah rangsangan dari lingkungan sekitar yang

menyebabkan pemikiran pembatik mind menuangkan sebuah ide kreatifnya secara

alamiah. Dengan adanya rangsangan yang diterima oleh pikiran pembatik, maka

gambar kerang tersebut dipadukan dengan gambar sekoh untuk memberikan sentuhan

karya yang menarik pada motif batik.

5.2.29. Motif Lrs

Gambar 5.29 Motif Lrs

Nama motif liris di ambil dari bahasa madura yaitu les-lrs yang artinya

motif garis-garis. Motif ini merupakan motif yang sangat simpel untuk di kerjakan

karena motif ini terinspirasi oleh aktivitas pertukangan yang berada di sekitar tepi

pantai desa Tanjung Bumi dekat dengan pelabuhan utama. Selain itu, konon tempat

tersebut dijadikan penimbunan kayu-kayu dari luar pulau. Terbukti dengan adanya

95
96

sisa-sisa gudang penimbunan kayu di sekitar pantai desa Tanjung Bumi. Menurut

Bapak Moh. Rawie motif liris adalah :

kalau ini hanya gambar lurus saja kan lrs itu hanya bentuk garis gitu,
maksudnya terinspirasi oleh pertukangan, dulu di sebelah kan banyak gudang-
gudang ya. Nah disana itu dulu tempat penyimpanan kayu gitu. Kan
temboknya juga dari kayu yaitu menariknya. . (wawancara dengan Rawi,
17 Mei 2011)

Motif lrs merupakan motif pengembangan dari beberapa motif sebelumnya.

Karena motif tersebut tidak terlalu rumit. Motif batik lrs dalam pikiran pembatik

mind menilai motif tersebut memiliki tingkat seni yang tinggi sehingga motif tersebut

kelihatan menarik meski dari segi gambar hanya gambar garis yang dibuat miring.

Motif diatas merupakan motif yang cara pembuatannya sangat sederhana,

simbol yang ditunjukkan pada gambar hanya dengan gambar garis lurus yang

melintang dari pojok kiri ke kanan bawah. pada batik diatas, Persepsi pembatik

melalui kajian interaksi simbolik sangat dipengaruhi oleh stimulus implus yang ada

disekitar mereka society. Kemudian dengan adanya rangsangan ditindak lanjuti oleh

pikiran mind pembatik sehingga melalui proses manipulasi dan akhirnya melahirkan

sebuah keputusan pembatik untuk menyajikan sebuah motif batik berupa motif

gambar garis-garis.

96
97

5.2.30. Motif Napasir

Gambar 5.30 Motif Batik Napasir

Arti motif batik Napasir memiliki makna dalam segi bahasa Madura yang

artinya tanah pasir. Tanah pasir sekitar tanjung bumi tidak jauh berbeda dengan tanah

di pesisir di daerah lain. Namun dari segi pewarnaan tetap saja motif ini

mempertahankan warna khas batik Tanjung Bumi yaitu dengan mempertahankan

warna merah dan biru. Berikut komentar bapak Moh Rawie salah satu tokoh batik :

kalau napasir itu hanya gambaran kalau tanah disini adalah tanah pasir
mbak..kan ada gambarnya kecil-kecil itu ya itu kayak gambarnya keong kata
orang jawa gitu. (wawancara dengan Rawi, 17 Mei 2011)

Motif napasir merupakan motif yang menunjukkan alam sekitar khususnya

tepi pantai. Napasir atau tanah pasir merupakan tanah yang ada ditepi pantai sehingga

pada motif diatas pikiran mind pembatik menambahkan sebuah gambar keong pantai

sebagai pemais motif tersebut. Motif diatas juga merupakan pengembangan dari

97
98

motif-motif sebelumnya yang menuansakan situasi alamiah di pesisir pantai sehingga

mempertegas ideologi motif batik Tanjung Bumi.

Proses terjadinya inspirasi pembatik motif diatas berasal dari sebuah implus

rangsangan yang dilihat atau sering dijumpai oleh pembatik. Seperti yang telah

disebutkan diatas, bahwa lingkungan sekitar pembatik adalah tanah pasir dekat

pantai. Rangsangan untuk menungkan pada sebuah motif batik ditindak lanjuti

melalui manipulasi dan akhirnya pada proses konsumasi batik bermotif napasir yang

artinya tanah pasir terdapat gambar keong.

5.2.31. Motif Daun Geddhng

Gambar 5.31 Motif Daun Geddhng

Motif ini memiliki nama Daun Geddhng yang artinya daun pisang. Motif

batik ini berasal dari daerah yang berada di sebelah selatan jalan di Tanjung Bumi

seperti desa Bungkeng dan Desa Macajeh. Daerah ini sekelilingnya adalah tumbuh-

tumbuhan sehingga pembatik yang berasal dari daerah tersebut motifnya sesuai

98
99

dengan lingkungan sekitarnya. Gambar pohon pisang memiliki warna hijau dan

coklat namun pewarnaan yang ada pada pmotif batik diatas terlihat lebih pekat.

Motif Daun Geddhng ini merupakan motif batik yang berkembang pada saat

itu. Dalam aspek society motif diatas diangkat oleh sebuah manfaat daun pisang yang

begitu bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Pikiran mind pembatik menganggap

motif tersebut memiliki sebuah keunikan tersendiri untuk diangkat pada motif batik.

Pada persepsi Harbert Mead menunjukkan bahwa pembatik mendapat

rangsangan oleh sebuah objek daun pisang, yang diterima oleh pikiran mind pembatik

sehingga terdapat sebuat manipulasi motif tersebut disajikan dengan gambar daun

pisang dengan warna coklat.

5.2.32. Motif Pancng

Gambar 5.32 Motif Pancng

Nama motif batik Tanjung Bumi kebanyakan berbahasa Madura seperti motif

ini pancng yang berarti kail. Simbol kail pada motif di atas di tampilkan secara halus

99
100

dan teratur dengan melintang tengah batik dengan garis tepi berbentuk uliran dan

garis. Kombinasi gambar daun pada motif diatas memberikan sebuah kombinasi

menarik pada kain batik tersebut. Menurut salah satu tokoh batik bapak Drs. Moh

Rawie mengatakan bahwa :

dan ini lagi saya punya motif yang kuno sekalipanceng motif ini adalah
menggambarkan kehidupan nelayan yang sesungguhnya. Ada gambarnya kail
untuk mincing itu dek, dan ambar tanaman sebagai pemanis saja. Kalau disni
kan kebanyakan memang pasti motifnya kebanyakan ada gambar burung dan
daun gitu. Itu sesuai dengan letak geografis dek

Motif pancng merupakan motif yang tergolong rumit karena dalam motif ini

banyak sekali gambar kecil-kecil yang halus sehingga pembatik dalam membatik

harus dalam perasaan self yang nyaman. Motif tersebut terinspirasi oleh sebuah

aktivitas masyarakat sekitar yang mencari ikan dilaut sehingga pada motif diatas

terdapat gambar kail. Selain itu, pada gambar diatas terdapat sebuah perpaduan

gambar tanaman sebagai kombinasi dengan keadaan sekitar society. Inspirasi

pembatik pada motif ini mampu dimanipulasi dengan baik karena pada motif ini

hanya bernama pacing yang artinya kail, namun pada kenyataannya motif ini terdapat

gambar bunga dan daun sebagai hiasan dari motif tersebut. Kekuatan manipulasi yang

didukung oleh mind pembatik membuat karya tersebut menarik.

100
101

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa teori interaksi simbolis George Hartbert Mead memberikan sebuah

kajian menarik pada analisa simbol-simbol yang ada pada motif batik Tanjung Bumi.

Analisa ini berfungsi untuk mengetahui sebuah pesan, makna yang terkandung pada

motif batik, dan proses terjadinya sebuah inspirasi pembatik.

Motif batik tanjung Bumi merupakan motif batik yang terlahir dari sebuah

interaksi sosial pembatik dengan lingkungannya yang berada disekitar pantai. Dari

hasil motif batik yang dihasilkan kebanyakan motif batik Tanjung Bumi bernuansa

pesisir, sehingga pada motif terdapat simbol-simbol ombak (pada motif Tase

Malaya), simbol sisik ikan dan perahu (pada motif Sesse Bulu Kapal), dan keindahan

daun nyiur yang melambai ditepi pantai (pada motif Bang Ompay, dan Ompay), serta

gambar burung dan tumbuh tumbuhan yang menjadi cirri khas batik Tanjung Bumi.

Motif-motif diatas menurut teori Mead, diawali oleh sebuah kebiasaan

interaksi individu atau pembatik dengan likungan pesisir society sehingga dengan

adanya interaksi tersebut terdapat sebuah stimulus (rangsangan) pada individu

tersebut yang menyebabkan individu atau pembatik bisa berfikir mind terhadap objek

yang dilihat dan dirasakann, maka pembatik memberikan sebuah respon berupa

101
102

tindakan konsumasi yang sebelumnya dimanipulasi oleh proses berfikir terhadap

symbol-simbol yang diterima untuk dijadikan sebuah karya berupa motif batik

tersebut.

Motif-motif batik tersebut ditampilkan sangat menarik dan khas dari batik-

batik nusantara, baik dari simbil-simbol yang ditampilkan maupun dari proses

pengerjaannya. Berikut pesan-pesan yang ditampilkan pada 32 motif batik tulis

Tanjung Bumi sesuai dengan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bangkalan :

Motif Tase Malaya (menceritakan keadaan pesisir pantai disaat istri nelayan

menunggu suami yang melaut), Bang Ompay (keindahan bunga kelapa dipucuk

pohon), Ompay (keindahan daun nyiur yang melambai ditepi pantai) , Bintang Sabu

(pesona malam ditepi pantai yang dihiasi taburan bintang dilangit) , Car Cenah

(Pacar Cina) (menggambarkan aktifitas kaum tionghoa tanjung bumi yang senang

menanam tanaman pacar), Topa Bungkol dan Topa Sa Sb (merupakan bekal yang

sering dibawa pelaut, dan menunjukkan bahwa nelayan mengabaikan kepentingan

perut disaat melaut), Dhurin Sa Sb (melambangkan buah durin yang diberikan

suami sepulang melaut), Ramo (Situasi perekonomian masyarakat Madura khususnya

Tanjung Bumi yang harus selalu berkembang), Ge Toge (Merupakan gambar

kecamba yang diartikan sebagai kehidupan perekonomian masyarakat Madura. (cepat

saji) ), Gi Pagi (Pagi-Sore) (Melambangkan kehidupan aktifitas masyarakat Madura

(pagi bekerja dan malam berdoa)), Kerrang Sekoh (Kehidupan masyarakat yang

102
103

mencari ikan dan kerang pada saat air surut), Ghjh Se Kerreng (melambangkan

sifat orang madura yang pemberani dan berwibawa) , Mano Kasuari (gambar ayam

kalkul ajem alas), Napasir (meunjukkan keadaan tanah pesisir), Panjhi Susi dan

Panjhi Topa (panjhi merupakan gelar tertinggi pada keluarga kerajaan), Per Kepper

(kupu-kupu), Lrs (motif garis menunjukkan lingkungan yang berdekatan dengan

penimbunan kayu), Ri Mari (gambar biskuit yang sering digunakan untuk sesajen

malam Jumaat), Sabut Amparan (akar serabut), Sabut Kota (akar serabut berbentuk

kotak), Sabut mrng (akar serabut yang berbentuk miring), Sekoh dan Sekoh bujhel

(simbol garis siku-siku yang polos dan terdapat gambar pusar), Sesse Bulu Kapal

(Kehidupan masyarakat Madura yang bekerja sebagai nelayan mencari ikan), Tar

Pot (berlatar putih), Burung Dhr, Amparan Kamongan, Mano Ghlt (burung

gelatik), Geddhng (Menggambarkan daun dari pohon pisang yang berada di Tanjung

Bumi), dan Pancng (menunjukkan aktifitas nelayan yang mencari ikan).

Dengan demikian, pesan yang disampaikan melalui motif batik, kebanyakan

simbol-simbol yang disajikan menunjukkan keadaan lingkungan sekitar pembatik

disekitar pasisir pantai. Motif-motif batik tulis Tanjung Bumi saat ini semakin

berkembang sesuai dengan permintaan konsumen dan ekplorasi pembatik, kemudian

untuk menjaga kelestarian motif batik Tanjung Bumi para pembatik mewarisi motif

batik pada pembatik selanjutnya agar batik tidak punah selamanya.

6.2 Saran

103
104

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat ditarik sebuah saran pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagi DISPERINDAG Kabupaten Bangkalan perlu mengintensifkan

pembinaan kepada para pembatik agar aktivitas membatik terus berkembang.


2. Bagi sektor internal institusi pendidikan dimana Fakultas ilmu sosial dan ilmu

budaya yang bernuansa ilmu kebudayaan mampu memberikan sebuah

apresiasi kepada mahasiswa atau tindak lanjut dari penelitian ini sebagai

bentuk karya yang baik dan berguna terhadap mitra institusi pendidikan kami.

Kemudian dalam lingkup konsentrasi peneliti yaitu komunikasi bisnis, untuk

dapat kiranya penelitian ini menjadi rujukan dari penelitian yang akan datang.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah refrensi baru

dan analisa tepat sasaran, agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas

batik tulis Tanjung Bumi demi keberlangsungan di masa yang akan datang.

Kemudian penelitian ini diharapkan tidak hanya menjadi konsep teoritis saja

melainkan diaplikasikan dilapangan.

104
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Bungin,Burhan. 2007.penelitian kualitatif. Jakarta : Kencana

Mulyana,Deddy. 2001. metodelogo penelitian kualitatif. Bandung:

Rosda Karya.

Rakhmat,Jalaluddin.1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :

Remadja Karya

Handoyo, Dwi, Joko. 2008. Batik dan Jumputan. Yogyakarta: PT.

Macanan Jaya Cemerlang

Nururin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Rakhmat,Jalaluddin. 2005. Psikologi komunikasi. Bandung : PT. Remaja

Rosda karya.

Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Pawitra, Andrian. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Madura Indonesia.

Jakarta : PT. Dian Rakyat

Disperindag Kabupaten Bangkalan. 2010. Data dan dokumen Motif Batik

Tanjung Bumi.

105
Sumber Lain Dari Internet

http://www. metode-deskriptif-kualitatif.html

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/triangulasi-dalam-penelitian-

kualitatif.html

http:///tanjungbumi-dengan-batik-gentong-yang.html

http:///batik/journal.htm

http:/// sejarah-batik-di-indonesia.htm

http:///batik/batik-Madura.html

http:///teori interaksionisme-simbolis-George-herbert-mead.htm

skripsi_tesis.comtm

106

Anda mungkin juga menyukai