1 DEFINISI
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
(Corwin, 2009).
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Suddart, 2002).
1.2 KLASIFIKASI
adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa
darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik
yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3. DM tipe lain
1.3 ETIOLOGI
a. Faktor genetic :
b. Faktor imunologi :
c. Faktor lingkungan
tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
1.4 PATOFISIOLOGI
yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
(polidipsia).
dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun
terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian,
diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang
diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien,
tinggi).
1.5 WOC
1.6 KOMPLIKASI
1.7 PENATALAKSANAAN
1. Medis
adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
1) Diet
yaitu:
ditambah
b. jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
c. jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
dengan rumus :
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah
3) Penyuluhan
dan sebagainya.
4) Obat
1) Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya
sedikit lebih.
insulin
intraselluler
2) Insulin
a) DM tipe I
OAD
c) DM kehamilan
h) DM operasi
i) DM patah tulang
j) DM dan underweight
5) Cangkok pankreas
2. ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
sebagai berikut
Airway
rongga mulut
b. Cervical Control : -
Breathing + Oxygenation
1) Circulation :
2) Hemorrhage control : -
Pemeriksaan Diagnostik
terjadinya aterosklerosis.
Anamnese
a. Keluhan Utama
KAD/ HONK) serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
e. Riwayat psikososial
a. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
e. PK: Hipoglikemia
2 Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional Status : Food and Fluid Intake Nutrition Management
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d. Intake makanan peroral yang adekuat 1. Monitor intake makanan dan minuman yang
ketidakmampuan dikonsumsi klien setiap hari
Intake NGT adekuat
menggunakan glukose 2. Tentukan berapa jumlah kalori dan tipe zat gizi yang
(tipe 1) Intake cairan peroral adekuat dibutuhkan dengan berkolaborasi dengan ahli gizi
Intake cairan yang adekuat 3. Dorong peningkatan intake kalori, zat besi, protein
Intake TPN adekuat dan vitamin C
4. Beri makanan lewat oral, bila memungkinkan
Nutritional Status : Food and Fluid Intake 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia 3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
dan BB, BJ urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal 4. Monitor vital sign
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor 5. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa intake kalori harian
haus yang berlebihan
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
Managemen Hiperglikemia
5. Pertahankan akses IV
Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan Gunakan sarun tangan untuk proteksi
intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
b. mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang
ditandai dengan: Monitor kemampuan BAB
memproses informasi
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura
dan Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni