Promosi Kesehatan
1. Definisi
Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara
mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
2. Tujuan
Tujuan promosi kesehatan di Puskesmas adalah agar masyarakat mau dan
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk
pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri.
Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi
teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS. Adapun
kegiatan promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Mayang antara lain :
a. Kegiatan di dalam gedung
3. Analisa Data
Berdasarkan data yang didapatkan didapatkan hasil promosi kesehatan yang
telah dilakukan terdiri dari 4 kegiatan yaitu, pengembangan desa siaga,
pemberdayaan masyarakat dalam PHBS, penyuluhan kesehatan, dan
pengembangan UKBM.
a. Pengembangan desa siaga
Dari data yang ada, untuk data pengembangan desa siaga didapatkan hasil,
desa siaga yang telah terbentuk ada 7 desa. Ini menandakan bahwa kelima
desa yang masuk dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Mayang telah
masuk menjadi Desa siaga. Desa siaga yang aktif juga ada 7 desa. Ini
menandakan bahwa Desa Siaga dari ketujuh desa di wilayah kerja
Puskesmas Mayang tetap aktif.
b. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
1) Pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga
Dari data yang ada didapatkan hasil bahwa semua target sasaran untuk
rumah tangga yang dikaji dalam pemberdayaan masyarakat untuk PHBS
adalah 514 KK, dan semua KK tersebut telah dikaji secara keseluruhan
(100%). Dari 558 KK yang telah dikaji, yang tergolong dalam rumah
tangga sehat berdasarkan 10 indikator adalah 206 KK. Sehingga yang
masuk dalam rumah tangga sehat hanya sekitar 40,1%.
2) Intervensi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
a) Kelompok rumah tangga
Sasaran untuk rumah tangga yang diintervensi dan diberikan
penyuluhan adalah 70% dari yang disurvei (359 KK), jadi 359 KK sudah
dilakukan intervensi dan diberikan penyuluhan.
b) Institusi pendidikan (sekolah)
Target sasaran untuk penerapan penyuluhan perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah ada 2 sekolah dengan penyuluhan yang dilakukan
sebanyak 2 kali. Jadi total penyuluhan yang telah dilakukan adalah 4
penyuluhan dan semua telah terlaksana.
c) Institusi sarana kesehatan
Sarana kesehatan yang menjadi sasaran puskesmas dalam
pemberdayaan perilaku hidup besih dan sehat ada 2 sarana kesehatan.
Puskesmas melakukan 2 kali penyuluhan, jadi total penyuluhan yang
dilakukan adalah 4 kali, dan telah dilaksanakan.
d) Institusi TTU
Ada 2 lokasi yang menjadi sasaran Puskesmas untuk penyuluhan di
institusi TTU dengan 2 kali penyuluhan di setiap lokasi. jadi total
penyuluhan yang telah dilakukan ada 4 kali dan semua penyuluhan
telah dilaksanakan.
e) Institusi tempat kerja
Yang menjadi sasaran puskesmas untuk penyuluhan PHBS di institusi
tempat kerja ada 2 institusi dengan 2 kali penyuluhan. Jadi total
penyuluhan yang dilaksanakan adalah 4 kali dan semua telah
dilaksanakan.
f) Pondok pesantren
Terdapat 2 pondok pesantren yang menjadi target penyuluhan PHBS
dan masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali penyuluhan. Jadi total
penyuluhan yang dilakukan adalah 4 kali dalam 1 tahun dan telah
terlaksana.
3) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan terdiri dari dua macam yaitu penyuluhan
kelompok dan penyuluhan massa.
a) Penyuluhan kelompok
Target pencapaian untuk penyuluhan kelompok di Puskesmas Mayang
dalam 1 tahun adalah 24 kali penyuluhan atau lebih. Pada tahun 2016,
penyuluhan kelompok yang telah dilakukan sebanyak 24 kali. Jadi
pencapaian program penyuluhan yang telah dilakukan oleh puskesmas
100% dari target.
b) Penyuluhan massa
Target pencapaian untuk penyuluhan massa di Puskesmas Puger dalam
1 tahun adalah 12 kali atau lebih. Penyuluhan yang telah dilaksanakan
12 kali. Jadi pencapaian program penyuluhan yang telah dilakukan
Puskesmas Mayang adalah 100% dari target pencapaian.
4) Pengembangan UKBM
Terdapat 6 pengembangan UKBM yang dilakukan di Puskesmas Mayang.
Pengembangan UKBM tersebut meliputi :
a) Posyandu
Target pengembangan UKBM Posyandu di Puskesmas Mayang adalah
60 posyandu dan semua telah terlaksna 100%. Posyandu di Puskesmas
Mayang semua tergolong kedalam posyandu purnama mandiri (PURI).
b) Polindes
Jumlah polindes di Puskesmas Mayang adalah 3 dan semua sudah
sesuai target pengembangan UKBM Puskesmas Mayang (100%).
c) Poskesdes
Seperti halnya polindes, poskesdes di puskesmas mayang berjumlah 3
dan semua telah sesuai dengan target yang ditetapkan puskesmas
(100%).
d) Poskestren
Di wilayah kerja puskesmas Mayang terdapat 14 pesantren. Target
pengembangan UKBM adalah 20% dari pesantren yang ada. Tetapi
yang terlaksana hanya 1 pesantren atau 14,3% dari target yang telah
ditetapkan.
e) Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) telah mencapai ttarget 100% dari
yang ditetapkan sebagai pengembangan UKBM puskesmas Mayang.
f) Saka Bhakti Husada (SBH)
Tidak terdapat target pengembangan UKBM pada Saka Bhakti Husada
Puskesmas Mayang.
Sementara itu untuk UKS sendiri, dari data yang didapatkan kegiatan yang
telah dilakukan adalah :
a. Penjaringan kesehatan
Penjaringan kesehatan dilakukan untuk semua murid dari semua jenjang
pendidikan baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA. Pada tahun
2016, jumlah murid kelas 1 SD/MI adalah 1871 murid, jumlah murid kelas 1
SMP/MTs adalah 702 murid dan murid kelas 1 di jenjang SMA/MA adalah
329 murid, dan tidak semua murid telah dilakukan penjaringan kesehatan
oleh Puskesmas Mayang. Capaian target yang telah dilakukan adalah
97,49%.
b. Pembinaan kesehatan di sekolah
Pembinaan kesehatan di sekolah oleh Puskesmas untuk setiap sekolah baik
SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA. Untuk SD/MI sendiri di wilayah
Puskesmas Mayang adalah 100%. Tetapi capaian target yang dilakukan
adalah 66,46%.
c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Ada 4282 remaja yang masuk dalam target pelayanan kesehatan kesehatan
remaja, namun yang telah dilakukan pelayanan kesehatan hanya 60,1% dari
total 100% target yang diinginkan.
Dari data pada tahun 2016, berdasarkan skala prioritas masalah dalam
program Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Mayang dapat diurutkan
menjadi :
Promosi Kesehatan (Promkes)
No. Masalah Target Pencapaia Kesenjangan U S G Total Rank
n
1. Strata 100 100 0 4 3 4 11 2
desa
siagai
2. Rumah 65% 40,10% 24,9 3 3 4 10 3
tangga
sehat
3. Strata 20% 100% 0 3 3 3 9 4
dari
TOGA
4. Poskestre 20% 14,3%% 5,70% 4 4 4 12 1
n yang
terbentuk
5. Saka 1 0 1 3 3 2 8 5
Bhakti
Husada
Sementara itu untuk bulan Maret, selama mahasiswa praktek profesi ners
menjalankan praktek profesi di Puskesmas Mayang, mahasiswa melakukan
promosi kesehatan sebanyak 5 kali.
a. Promosi kesehatan yang pertama adalah promosi kesehatan tentang Gizi Ibu
Menyusui dan Tanda Bahaya Kehamilan yang dilaksanakan bersamaan
dengan posyandu.
b. Promosi kesehatan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan PSN di puskesmas Mayang.
c. Promosi kesehatan tentang Kesehtan Reproduksi yang dilaksanak di SMAI
Al Ishlah.
d. Promosi kesehatan tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan
cara menggosok gigi yang benar yang dilaksanakan di SD Mayang 04
bekerjasama dengan mahasiswa FKG Unej.
e. Promosi kesehatan tentang KIA yang dilaksanakan di poli hamil Puskesmas
Mayang.
Dari apa yang ditemukan dilapangan, terdapat beberapa masalah yang
menyebabkan tidak berjalannya secara maksimal beberapa program yang
direncanakan. Masalah tersebut adalah :
a. Tidak adanya dana yang menunjang untuk tercapainya program.
b.Kurangnya tenaga medis maupun non-medis yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program.
c. Kurangnya prasarana yang menunjang.
d.Kurangnya kerjasama lintas sektoral dalam pelaksanaan program.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada
diantaranya adalah :
a. Penggalangan dana secara mandiri oleh instansi terkait.
Sebagai contohnya adalah tidak berjalannya poskestren secara baik. Hal ini
dikarenakan tidak adanya dana dalam melaksanakan program tersebut. Hal
ini dikarenakan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut
bersumber dari dana puskesmas. Belum adanya kemauan secara mandiri
dari instansi terkait (pihak pesantren) untuk berinisiatif menggalang dana
secara mandiri menjadi kendala. Pendekatan yang baik dan penyuluhan
yang dilakukan secara komperhensif diharapkan mampu mengubah pola
pikir masyarakat tentang apa yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri.
b. Perkuat kerjasama lintas sektor.
Kerja sama lintas sektoral sangat dibutuhkan guna membantu pelaksanaan
program yang diharapkan berjalan secara baik. Hal ini sangat diperlukan
sebab apabila pihak puskesmas bekerja sendiri tidak akan mampu mencakup
seluruh target yang ada. Kembali pada permasalahan poskestren. Apabila
adanya bantuan baik dalam segi hal pendanaan maupun tenaga dari sektor
terkait seperti Departemen Agama maupun Depdikbud, maka target
program akan tercapai.
c. Pelatihan yang berkesinambungan.
Dikarenakan tenaga dari puskesmas sangat terbatas, maka diperlukan
pelatihan bagi masyarakat awam berkaitan dengan masalah kesehatan
sehingga masyarakat tersebut dapat menjadi kader kesehatan puskesmas.
Dengan adanya pelatihan terhadap kader, maka diharapkan kader tersebut
memiliki kompetensi yang tepat dalam bidang kesehatan sehinga dapat
menjadi ujung tombak puskesmas dalam merubah pola perilaku masyarakat
yang masih tidak sesuai dengan tatanan kesehatan yang tepat.