Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Direktur Akper Surya Nusantara
PROSEDUR
TETAP
KEBIJAKAN
PENGUKURAN SUHU TUBUH
c. Air bersih.
3. Bengkok.
4. Kertas tisu.
5. Vaselin.
Prosedur Kerja :
3. Cuci tangan.
PROSEDUR
B. Pengukuran suhu tubuh rektal
3. Cuci tangan.
14. Saat mengukur suhu tubuh klien, lingkungan harus sejuk dan
tidak boleh pada keadaan suhu ruangan yang panas
maupun dingin.
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.
3. Cisu tangan.
9. Catat hasil.
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Persiapan Alat:
1. Arloji yang menggunakan jarum detik.
2. Buku catatan.
3. Alat tulis.
Prosedur Kerja:
1. Tempatkan alat di samping klien atau pegang alat tersebut
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien.
3. Pemeriksaan pernapasan dilakukan dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan suhu tubuh dan denyut nadi.
4. Cuci tangan dan atur posisi klien.
5. Letakkan lengan klien pada posisi rileks di samping tubuh
klien.
6. Hitung frekuensi dan irama pernapasan dalam satu menit,
catat hasilnya.
7. Hitung pernapasan dengan melihat turun naiknya dada atau
perut sambil memegang pergelangan tangan dan melihat
jarum jam.
PROSEDUR 8. Pengembangan dan pengempisan paru dihitung satu kali
pernapasan.
9. Jika irama teratur, hitung pernapasan dalam 30 detik dan
dikalikan dengan dua; jika pernapasannya tidak teratur,
hitung pernapasannya dalam satu menit penuh.
10. Bila ada kelainan, segera lapor pada perawat penanggung
jawab atau dokter yang bersangkutan.
11. Catat hasil.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Persiapan Alat:
1. Sfigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon
udara dan manset.
2. Kapas alcohol dan tempatnya.
3. Nierbeken (bengkok).
4. Stetoskop.
5. Buku catatan.
Persiapan Klien:
1. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Posisi klien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur Kerja:
Cara Auskultasi
1. Tempatkan alat-alat ke dekat klien.
2. Cuci tangan dan atur klien pada posisi duduk atau berbaring
dengan nyaman.
PROSEDUR
3. Pastikan manset yang akan digunakan sudah kosong dari
udara.
4. Periksa kembali manometer anerois atau manometer air
raksa apakah dapat digunakan dengan baik.
5. Cuci stetoskop dengan menggunakan kapas yang telah
diberi cairan disinfektan (alcohol).
6. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
7. Lengan baju diangkat setinggi bahu.
8. Palpasi arteri brakialis, lalu tempatkan manset pada lengan
kanan/kiri (jangan terlalu renggang dan jangan terlalu kuat)
kurang lebih 2,5-3 cm di atas sisi denyut nadi arteri brakialis.
9. Tempatkan stetoskop pada daerah tersebut (arteri brakialis).
10. Pastikan bahwa kedua selang yang terhubung dengan
manset dan berada di antara nadi brakialis.
11. Sekrup balon karet ditutup, dan pengunci air raksa dibuka.
Selanjutnya, pompa balon udara manset sampai denyut
arteri tidak teraba.
Cara Palpasi
1. Cuci tangan dan atur klien pada posisi duduk atau berbaring
dengan nyaman.
2. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang
dan lengan baju dibuka.
3. Pastikan manset yang akan digunakansudaj kosong dari
udara.
4. Pasang manset pada lengan kanan atau kiri, jangan telalu
renggang dan jangan terlalu kuat.
5. Tentukan denyut nadi arteri brakialis atau radialis.
6. Sekrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka.
Selanjutnya, pompa balon udara manset sampai denyut
arteri tidak teraba.
7. Pompa terus sampai skala sfigmomanometer setinggi 20
mmHg lebih tinggi dari titik radialis saat tidak teraba.
8. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa
turun perlahan-lahan sambil meraba denyut nadi. Denyutan
nadi yang pertama disebut sistol.
9. Jika prosedur akan diulang, sebaiknya tunggu 1-2 menit
sebelum pengukuran ulang dilakukan.
10. Buka manset dari lengan klien, kemudian gulung rapi dan
masukkan ke dalam tempatnya lalu disinfeksikan bagian
telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop
dengan kapas alkohol.