Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUGAS BIOKIMIA

CELL AGING

Imroatus Salamah 165070300111022

Evita Virginia Sihombing 165070300111030

Fitri Asri Cahyantika 165070301111023

Wilis Cahyaning Ayu 165070301111031

Felicia Kleantha Setiadi 165070307111001

Aziza Ainun Assidiq 165070307111009

Progam Studi Ilmu Gizi

Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

Malang 2017
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat memperbaiki kekurangan yang
diderita.
Proses menua, adalah wajar dan terjadi pada semua manusia yang hidup.
Tidak ada yang dapat lolos dan menghindarinya. Selama ia tidak sakit ataupun
meninggal pada usia muda. Secara wajar proses ini akan berlangsung, tidak
ada satupun manusia yang dapat awet muda, ataupun lebih sakral lagi dengan
hidup abadi.
Menjadi tua, dengan pasti akan diikuti oleh perubahan fisik dan psikis.
Faktor lingkungan, personal, kehilangan pasangan, ditinggal anak, tidak
sekuat ketika muda dan penyakit menjadi hal yang paling ditakuti lansia.
Sehingga, melakukan persiapan ataupun mengetahui hal apa yang akan terjadi
di usia tua menjadi suatu yang sangat harus diketahui oleh seorang manusia
menjelang usia tuanya. Termasuk perawat, yang memberikan asuhan
keperawatan pada semua manusia dan usia.
Penyakit, tidak hanya menjadi masalah bagi lansia. Selain karena faktor
fisik yang mulai lemah, bahkan kehilangan sel-sel nya yang semakin
berkurang setiap hari. Maka pasti waktu-waktu ini akan selalu dekat dengan
yang namanya sakit atau penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana free radical bekerja pada protein, karbohidrat dan lemak?
2. Sebutkan 5 herbal beserta kandungan zat gizi sebagai anti aging.
3. Sebutkan makanan serta kandungannya yang mempercepat aging.
4. Mengapa mengurangi kalori bisa melawan aging process ?
5. Sebutkan 5 macam buah beserta kandungannya yang bisa meperlambat
aging process.
BAB II

2.1 Free Radical pada Protein, Karbohidrat, dan Lemak


2.1.1 Pengertian Radikal Bebas
Secara biokimia, oksidasi merupakan proses pelepasan elektron
dari suatu senyawa. Sedangkan reduksi adalah proses penangkapan
elektron. Senyawa yang dapat menarik atau menerima elektron disebut
oksidan atau oksidator, sedangkan senyawa yang dapat melepaskan atau
memberikan elektron disebut reduktan atau reduktor.
Para ahli biokimia, menyebutkan bahwa radikal bebas merupakan
salah satu senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai
senyawa yang tidak memiliki pasangan oleh karena itu besifat sangat
reaktif dan tidak stabil. Elektron yang tidak berpasangan cenderung untuk
selalu mencari pasangan baru, sehingga mudah bereaksi dengan zat lain
(protein, lemak maupun DNA) dalam tubuh.
Tubuh manusia mengandung molekul oksigen yang stabil dan tidak
stabil. molekul oksigen yang stabil diperlukan untuk memelihara
kehidupan sel manusia. Dan dalam jumlah tertentu radikal bebas dapat
menguntungkan tubuh serta sangat diperlukan untuk menunjang
kesehatan, akan tetapi radikal bebas bersifat merusak dan sangat
berbahaya. Fungsi radikal bebas dalam tubuh adalah untuk melawan
radang, membunuh bakteri dan mengatur tonus oto polos dalam organ dan
pembuluh darah.
Radikal bebas menyebabkan kerusakan sel dengan tiga cara yaitu :
1. Peroksodasi komponen lipid dari membran sel dan sitosol.
Menyebabkan serangkaian reduksi asam lemak
(otokatalisis) yang mengakibatkan kerusakan membran dan
organel sel.
2. Kerusakan DNA, kerusakan DNA ini dalat mengakibatkan
mutasi DNA bahkan dapat menimbukan kematian sel.
3. Modifikasi protein teroksidasi karena terbentuknya cross
linking protein, melalui mediator sulfidril atas beberapa
asam amino labil seperti sistein, metionin, lisin da histamin.

Pembentukan radikal bebas terjadi secara terus-menerus di dalam


tubuh. Hal ini merupakan proses metabolisme sel normal, proses
peradangan, kekurangan nutrisi maupun sebagai respons adanya polusi dan
asap rokok. Radikal bebas bersifat reaktif, dan jika tidak diinaktifkan akan
dapat merusak makromolekul pembentukan sel, yaitu karbohidrat, protein,
lemak serta asam nukleat sehingga dapat menyebabka penyakit
degeneratif. Penyakit degeneratif yang ditimbulakn seperti kanker, infeksi,
penyakit jantung koroner, rematik, liver dan aging.
Cara terbentuknya radikal bebas adalam in-vivo dan in-intro
dengan proses sebagai berikut :
1. Pemecahan satu melekul normal secara homolitik menjadi
dua, ha ini memerlukan tenaga yang tinggi dari sinar
ultraviolet, panas, dan radiasi ion.
2. Kehilangan satu elektron dari molekul normal.
Penambahan elektron pada molekul normal.

2.1.2 Sumber Radikal Bebas


Sumber radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh (endogen), bisa
pula berasal dari luar tubuh (eksogen). Secara endogen, sebagai respon
normal dari rantai peristiwa biokimia dalam tubuh, radikal bebas yang
terbentuk dan berpengaruh di dalam sel (intrasel) maupun ekstrasel.
Radikal endogen terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses
pembakaran) protein, karbohidrat, dan lemak pada mitokondria, proses
inflamasi atau peradangan, reaksi antara besi logam transisi dalam
tubuh, fagosit, xantin oksidase, peroksisom, maupun pada kondisi iskemia.
Secara endogen, radikal bebas dapat timbul melalui beberapa mekanisme
yaitu : oto-oksidasi, aktivitas oksidasi (misalnya : siklooksigenase,
liposigenase, dehidrogenase dan peroksidase), serta sistem transpor
elektron.
Secara endogen, radikal ebas didapat dari polusi yang berasal dari
luar, bereaksi dalam tubuh dengan jalan inhalasi, digesti (makanan),
injeksi atau melai penyerapan kulit. Pembahasan berikut radikal bebas
yang bersumber dari dalam atau endogen. Radikal bebas pada organisme
aerobik berasal dari 1-5% terjadi kebocoran elektron, pada reaksi iskemi,
reaksi fenton dan haber-weiss serta metabolisme eicosanoid. Secara
endogen sumber radikal bebas berasal daro proses metabolisme normal
dalam tubuh manusia. Proses metabolik tubuh manusia dapat
menghasilkan 90% oksigen yaitu melalui proses sebagai berikut :
1. Proses oksidasi makanan dalam menghasilkan energi di
mitokondria yang diseut dengan elektron transport chain
akan memproduksi radikal bebas superoxide anion.
2. Sel darah putih seperti nautrofil secara khusus
memproduksi radikal bebas yang digunakan dalam
pertahanan tubuh untuk menghancurkan patogen.
3. Sejumlah obat yang memiliki efek oksidasi pada sel dan
menyebabkan produksi radikal bebas.
4. Reaksi yang melibatkan besi dan logam.
5. Olahraga yang berlebihan dan lebih intensif maka akan
mengonsumsi oksigen lebih banyak. Di lain pihak oksigen
penting dalam pembentukan energi namun juga terdapat
oksigen yang dapat memebentuk radikal bebas.

2.1.3 Tahapan Reaksi Pembentukan Radikal Bebas


Radikal bebas dalam tubuh manusia merupakan bahan yang sangat
berbahaya. Adanya elektron yang tidak memiliki pasangan mengakibatkan
senyawa tersebut sangat reaktif untuk mencari pasangannya. Senyawa
tersebut akan mengikat atau menyerang elektron yang berada di
sekitarnnya, biasanya mengikat molekul besar seperti lemak, protein
maupun DNA (pembawa sifat) yang terjadi melalui proses sebagai berikut:
1. Peroksidasi lemak, terjadi kerusakan pada membran sel
yang kaya akan sumber poly unsaturated fatty acid
(PUFA), yang sangat mudah dirusak oleh bahan
pengoksidasi. Proses ini dinamakan dengan peroksidasi
lemak. Hal tersebut sangat merusak, karena merupakan
proses berkelanjutan, dimakan pemecahan hidroperoksida
lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi.
2. Kerusakan protein, protein dan asam nukleat lebih tahan
terhadap radikal bebas dari pada PUFA, sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat.
Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang
kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi jika radikal
tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal),
atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam
protein, salah satu penyebabnya jika protein berikatan
dengan ion logam transisi.
3. Kerusakan DNA, kerusakan pada DNA menjadi suatu
reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada delesi
pada susunan molekul, dan jika tidak dapat diatasi serta
terjadi sebelum replika maka akan terjadi mutasi. Radikal
oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar
DNA seperti pada radiasi biologis.
Efek kerja radikal bebas lebih besar dibanding dengan oksidan
pada umunya. da umumnya. Molekul-molekul seluler dan ekstraseluler
seperti protein, asam lemak tidak jenuh ganda, glikoprotein dan bahan-
bahan penyusun DNA seperti karbohidrat dan basa purin dapat dirusak
oleh radikal bebas pada tubuh manusia. Radikal bebas pada konsentrasi
tinggi menyebabkan kematian sel, gangguan sistem enzi, merusak DNA
dan RNA sehingga terjadi mutasi gen.
2.2 Herbal sebagai Anti Aging
1. Zaitun
Buah khas mediterania ini mengandung sangat banyak vitamin E, minyak
alami yang mengandung squalene dan polifenol tinggi ini akan sangat baik
menjaga kondisi tubuh termasuk kulit dan wajah untuk tetap berada dalam
kondisi baik meski termakan usia. Kandungan viamin E tinggi sangat
mendukung elastisitas kulit sehingga kulit tampak kenyal meski sudah
berusia.
2. Berry
Semua jenis berry terkenal akan khasiat vitamin, mineral dan anti
oksidannya. Setidaknya vitamin C, vitamin A, vitamin B kompleks dan
vitamin E bisa dijumpai dalam beragam jenis berry berpadu dengan
beragam jenis mineral seperti potassium, selenium, zink dan masih banyak
lagi. Semua vitamin dan mineral ini baik untuk regenerasi sel termasuk sel
kulit serta membantu menjaga kualias aliran darah dan oksigen menuju
kulit.
3. Mengkudu
xeronyne dan proxeronyne yang berpadu dengan khasiat baik dari senyawa
unik dari mengkudu lain yakni terpenoid dan flavonoid yang akan bekerja
melakukan detoksifikasi, peremajaan sel dan meningkatkan regenerasi sel
sehat untuk lebih aktif. Kandungan vitamin C yang tinggi juga berperan
dalam pembentukan kolagen unsur penting dalam regenerasi sel kulit.
4. Ashitaba (Seledri Jepang)
Tanaman herbal yang kini sudah dibudidayakan di indonesia ini memiliki
sifat anti bakteri, anti inflamasi, anti kanker, anti aging. Seluruh bagian
dari tanaman ashitaba memiliki khasiat sebagai obat, mulai dari akar,
batang, daun, dan getahnya. Seperti yang dilansir Japan FDA OS, dalam
100 gram ashitaba diketahui mengandung vitamin A 21300 IU, vitamin
B1 1.15 mg, vitamin B2 1.97 mg, vitamin B6 1.11 mg, vitamin B12 0.04
ug, vitamin C 330 mg, vitamin E 25.5 mg, biotin 28.5 ug, serat 28.1 gr,
karoten total 33.8 mg, asam pantotenat 3.48 mg, protein 36.8 mg, mangan
216 mg, kalsium 478 mg, zat besi 31.9 mg, potasium 4.06 gr, dan sodium
365 mg. Ashitaba memiliki sifat anti aging dan berkhasiat untuk
menyehatkan kulit dan mencegah serta menghilangkan kulit berkerut dan
juga mampu meregenerasi sel-sel kulit mati, mecerahkan kulit, dan
mengecilkan pori-pori
5. spirulina platensis (ganggang hijau)
Spirulina plantensis termasuk ke dalam tipe tumbuhan air bersel satu
dengan kategori Cyanobacteria atau mikroalga, yang mempunyai bentuk
menyerupai spiral. Kandungan nutrisi dalam 1 gram spirulina platensis
sama dengan kandungan nutrisi pada 500 gram sayuran dan buah-buahan.
kandungan beta karoten pada spirulina platensis 10x lipat lebih tinggi dari
pada wortel, 10 gram spirulina platensis dapat memenuhi 70% kebutuhan
harian tubuh akan zat besi dan sekaligus memenuhi 3 4 kali lipat
kebutuhan harian akan vitamin A, vitamin B komplek, vitamin D dan
vitamin K. Khasiat spirulina platensis sebagai makanan anti-aging sudah
dikenal luas, itu karena spirulina platensis banyak mengandung beta
karoten, vitamin E, asam linolenik, yang merupakan zat aktif untuk
melawan penuaan, dan bermanfaat untuk menghilangkan radikal bebas di
dalam tubuh, memperlambat penyusutan kelenjar, mengatur metabolisme,
meningkatkan vitalitas, dan memberikan kecantikan dari dalam dan luar
tubuh

2.3 Makanan yang Mempercepat Aging


1. Makanan Bakar yang gosong
Sate, jagung bakar, ayam dan iga bakar dan beberapa makanan
lain dibakar dengan arang biasanya memiliki sisa pembakaran masih
tertempel pada makanan. Zat sisa pembakaran tersebutmemiliki
kandungan zat hidrokarbon pro-inflamasi dari arang hitam akan merusak
kolagen pada tubuh. Jika kolagen yang terdapat pada tubuh berkurang,
dapat menyebabkan penuaan dini.
2. Kopi
Kafein pada kopi dapat menguras kelembaban dan membuat tubuh
mudah mengeluarkan cairan. Dehidrasi dapat mengeringkan kulit
sehingga terlihat kusam dan tua. Kafein dalam kopi juga mengandung
asam yang merusak gigi. Meski begitu, kopi baik bagi kesehatan tubuh
jika dikonsumsi dengan Polri yang sesuai.
3. Lemak trans
Semua makanan yang di goreng, Es Krim, Aneka jenis makanan
panggang yang di bekukan, Aneka biskuit dan Popcorn dalam kemasan
adalah salah satu makanan yang mengandung lemak Trans. Lemak
Trans Tak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, lemak trans
juga buruk bagi kulit. Lemak trans dapat meningkatkan peradangan pada
tubuh. peradangan sangat buruk bagi kolagen. lemak yang tidak sehat ini
juga lebih rentan mempercepat penuaan.
4. Garam
Mengkonsumsi garam secara berlebihan dapat menimbulkan efek
penuaan dini. Hal ini di sebabkan karena pada garam memiliki sifat
menyerap air. Garam menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kulit
kering dan keriput
2.4 Pembatasan Kalori Memperlambat Proses Penuaan
Pembatasan kalori dalam diet telah dikaji dan diteliti oleh banyak
studi sejak abad 19. Hasilnya, pembatasan kalori dapat memperpanjang usia
dengan memperlambat penuaan sel. Dalam Heilbronn dan Ravussin (2003),
dinyatakan bahwa bukti terkait pembatasan kalori dapat memperlambat
penuaan dan memperpanjang usia telah dipaparkan untuk pertama kali pada
tahun 1930 oleh McCay et al. Meski belum pasti, hasil dari penelitian pada
monyet dengan membatasi kalori juga mengabarkan bahwa angka kematian
pada hewan yang diberikan pembatasan kalori akan lebih rendah
dibandingkan dengan yang tidak (kontrol). Selanjutnya, pembatasan kalori
pada monyet menyebabkan mereka mempunyai suhu tubuh dan konsenstrasi
insulin yang lebih rendah dibandingkan yang tidak dibatasi kalorinya.
Kedua variable tersebut dijadikan parameter untuk umur panjang pada
hewan. Telah banyak tanda tanda bahwa pembatasan kalori dapat
memperpanjang usia, tapi sebenernya mekanisme secara jelasnya belum
ada.
Hubungan antara pembatasan kalori dengan umur panjang diduga
karena pembatasan kalori mengurangi metabolisme dan oxidative stress.
Pembatasan kalori juga mengubah profil ekspresi gen di otot, jantung, dan
otak. Setiap (atau kombinasi) dari perubahan biologis ini dapat menghambat
penuaan. Kita tahu bahwa pembatasan kalori mengakibatkan hilangnya
berat badan dan penurunan laju metabolisme. Sebagian dari penurunan ini
adalah hasil asupan energi yang berkurang dan akibatnya menurunkan efek
thermic makanan, sedangkan porsi lainnya disebabkan oleh berkurangnya
ukuran massa metabolisme. Singkatnya, ada bukti bahwa adaptasi metabolik
berkembang sebagai respons terhadap pembatasan kalori dan hilangnya
berat badan pada manusia (Heilbronn dan Ravussin, 2003).
Sedangkan hubungan oxidative stress dengan pembatasan kalori
dan penuaan didukung oleh sejumlah pengamatan : 1) Usia berbanding
terbalik dengan tingkat metabolisme pada berbagai jenis hewan, dan
berbanding lurus dengan jumlah Reactive Oxygen Species (ROS) yang
dihasilkan.; 2) terlalu banyak enzim antioksidan atau aktivasi mekanisme
untuk melawan oxidative stress menghambat penuaan dan memperpanjang
usia kehidupan pada beberapa organisme; Dan 3) Pembatasan kalori
mengurangi oxidative stress pada berbagai spesies, termasuk mamalia.
Normalnya, metabolisme energi secara aerob akan coupling dengan ROS
(Heilbronn dan Ravussin, 2003).
Mitokondria merupakan sumber produksi ATP.Selama mitokondria
berfosforilasi oksidatif, diproduksi juga Reactive Oxygen Species. ROS
dikaitkan dengan kerusakan DNA, lipid, dan protein. Patologi penuaan yang
melibatkan oxidative stress merupakan tahap awal dai penuaan dimana yang
terjadi yaitu penurunan kadar antioksidan dan peningkatan kerusakan
oksidatif yang memicu kerusakan mitokondria, termasuk aktivitas kompleks
mitokondria (Ungvari et al, 2008). Gangguan fungsi mitokondria
menyebabkan kekurangan suplai ATP, yang mengakibatkan masalah lebih
lanjut pada biokimia.
Sebenarnya mengkonsumsi oksigen melalui makan tidak
berhubungan dengan metabolism oksidatif bahan bakar tetapi berhubungan
dengan produksi molekul oksigen yang sangat reaktif seperti superoksida,
hydrogen peroksida, dan radical hidroksil. Oleh karena itu pembatasan
kalori akan mengurangi konsumsi oksigen yang akan mengurangi tingkat
metabolisme. Sehingga pembentukan Reactive Oxygen Species rendah dan
memperlambat penuaan.

2.5 Buah Beserta Kandungannya yang Bisa Memperlambat Proses Aging


Secara umum, makanan yang dapat menghambat penuaan adalah
makanan yang mengandung antioksidan. Antioksidan merupakan molekul
yang mampu menstabilkan atau menonaktifkan radikal bebas sebelum
menyerang sel, juga dapat menghambat ataupun menunda oksidasi suatu
substrat. Antioksidan memiliki fungsi preventif dan protektif terhadap
penyakit yang berkaitan dengan usia seperti penyakit kardiovaskuler,
kanker, kelainan neurodegeneratif, dan berbagai kondisi kronik lainnya.
Buah-buah berikut memiliki kandungan antioksidan, antara lain vitamin E,
vitamin C, beta karoten, dan resveratrol.
1. Alpukat
Alpukat memiliki kandungan lemak tak jenuh dalam kadar cukup
tinggi yang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh dan juga
menurunkan risiko penyakit-penyakit kardiovaskular. Selain itu alpukat
juga mengandung vitamin A, B1, B2, dan E yang dapat memperlambat
proses aging (penuaan).

2. Anggur merah
Anggur merah memiliki kandungan zat antioksidan dalam kadar
yang cukup tinggi, yaitu resveratrol. Dalam biji anggur, terdapat pula
minyak yang disebut dengan grape seed oil. Minyak biji anggur ini kaya
akan pro-antosianidin yang merupakan antioksidan yang 50 kali lebih
efektif dari vitamin E dan 20 kali lebih kuat dari vitamin C. Grape seed oil
banyak ditemukan sebagai salad dressings dan komponen pembuatan
mayonaise.
3. Semangka
Kadar air dalam semangka cukup tinggi, dapat mencapai sekitar
92%, di mana hal ini penting untuk menjaga tubuh tidak kekurangan
cairan, kulit menjadi lembab, dan tidak muncul kerutan-kerutan di kulit
yang pada umumnya menjadi tanda penuaan. Semangka juga
mengandung zat antioksidan, yaitu lycopene yang mampu mengurangi,
bahkan menghilangkan radikal bebas dari dalam tubuh.

4. Pisang
Pisang mengandung zat kalium yang berfungsi sebagai pelembab
alami kulit. Sel-sel kulit kering akan menjadi lembab dan lembut karena
kandungan zat kalium pada pisang. Selain itu, pisang mengandung
vitamin E dan vitamin C sebagai antioksidan yang berperan
memperlambat proses penuaan.

5. Blueberry
Bluberry memiliki pigmen warna yang kuat, dikarenakan tingginya
kandungan antosianin di dalamnya. Antosianin merupakan salah satu zat
antioksidan yang berfungsi memperlambat proses penuaan dengan cara
memperbaiki sel-sel di dalam tubuh. Selain itu blueberry juga
mengandung flavonoid, yaitu zat antioksidan yang juga memiliki sifat anti
kanker dan anti aging (penuaan).
DAFTAR PUSTAKA

Aliya, Nadira. 2017. 7 Buah untuk Memperlambat Proses Penuaan Kulit (Online)
(http://www.prikasa.com/memperlambat-proses-penuaan-kulit/) diakses
pada 16 Juni 2017

Anonim. 2015. Khasiat Spirulina Platensis Untuk Pengobatan Herbal. (Online),


(http://jellygamatgolddanspirulina.web.id/khasiat-spirulina-platensis-untuk-
pengobatan-herbal/). Diakses pada 17 Juni 2016

Anonim. 2015. Apa Obat Herbal Penuaan Dini Terbaik?. (Online),


(https://www.deherba.com/apa-obat-herbal-penuaan-dini-terbaik.html).
Diakses pada 17 Juni 2016

Azzamy. 2015. 21 Manfaat dan Khasiat Ashitaba Untuk Kesehatan. (Online),


(http://mitalom.com/21-manfaat-dan-khasiat-ashitaba-untuk-kesehatan/).
Diakses pada 17 Juni 2016

Heilbronn, L.K. dan Ravussin, E. 2003. Calorie restriction and aging: review of
the literature and implications for studies in humans. The American Journal
of Clinical Nutrition. 78 (3), (Online),
(http://ajcn.nutrition.org/content/78/3/361.full#ref-1), diakses 16 Juni 2017.

mayasari linda. 2012. 8 makanan yang mempercepat proses penuaan. (online).


(health.detik.com/read/2012/10/03/071520/2053131/766/8-makanan-yang-
mempercepat-proses-penuaan). diakses pada 16 juni 2017

McCay CM, Crowel MF, Maynard LA. The effect of retarded growth upon the
length of the life span and upon the ultimate body size. J Nutr 1935;10:63
79. Google Scholar, diakses 16 Juni 2017.

Sayuti,kusuma. Yenrina,rina. 2015. Antioksidan. Alami dan Sintetik. Padang.


Andalas University Press. Online.
(http://repository.unand.ac.id/23714/1/Kesuma%20Sayuti_Antioksidan%20
Alami%20dan%20Sintetik%20OK.pdf) diakses pada 17 Juni 2017.
Sulaksono, S. 2016. Top 10 Makanan Pencegah Penuaan Dini (Anti Aging)
(Online) (http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/makanan-pencegah-
penuaan.html) diakses pada 16 Juni 2017

swara aluna. 2016. 5 makanan yang mempercepat penuaan. (online).


(health.liputan6.com/read/2673332/5-makanan-mempercepat-penuaan).
diakses pada16 juni 2017

Ungvari, Z. Fernandez, C.P. Csiszar, A. Cabo, R. 2008. Mechanisms underlying


caloric restriction and life span regulation: implications for vascular aging.
Journal of National Institute of Health, 102 (5) :2, (Online),
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2424221/pdf/nihms50295.
pdf), diakses 16 Juni 2017.

Zalukhu, Marta, dkk. 2016. Proses Menua, Stres Oksidatif, dan Peran
Antioksidan. (Online)
(http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_245Proses%20Menua%20Stres%2
0Oksidatif%20dan%20Peran%20Antioksi.pdf). diakses pada 16 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai