PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan
persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan.
Disebut infertilitas primer adalah kalau istri belum pernah
hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan. Sedangkan yang disebut infertilitas
sekunder adalah kalau istri pernah hamil, akan tetapi tidak terjadi
kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada
kemunkinan kehamilan selama 12 bulan.
2. ETIOLOGI
Evaluasi terhadap pasangan infertilitas diasarankan kepada
mengidentifikasi penyebab infertilitas. Riwayat yang teliti bisa
membantu mengarahkan evaluasi, tetapi penting memeriksa hitung
sperma, ada tidaknya ovulasi, dan patensi dari tuba fallopii sebelum
memulai sembarang pengobatan.
1) Sebab-sebab infertilitas:
Penyakit saluran telur 25 - 50%
Anovulasi 20 - 40%
Factor pria 40%
Factor seviks 5 - 10%
Uterus / endometrium 5 - 10%
(mis : defek fase luteal )
Tidak diketahui 10% Kombinasi
2) Factor-faktor penyebab kemandulan adalah :
Factor wanita sekitar 60% - 75%.
Factor vagina 3% - 5%
Serviks 1% - 10%
Uterus 4% - 5%
2
Tuba fallopii 65% - 80%
Ovarium 5% - 10%
Peritoneum 5% - 10%
3
3. PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTIL
a. Syarat-syarat pemeriksaan
Setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu
kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan istrinya tidak mau di
periksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.
Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah
sebagai berikut :
1) Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah
berusaha mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan bisa
dilakukan lebih dini bila :
a) Pernah mengalami keguguran berulang,
b) Diketahui mengidap kelainan endokrin,
c) Pernah mengalami rongga panggul atau rongga perut, dan
d) Pernah mengalami bedah ginekologi.
2) istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada
kesempatan pertama pasangan itu dating ke dokter
3) pasangan infertile yang berumur 36-40 tahun hanya dilakukan
pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari
perkawinan ini.
4) Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile
yang tidak satu pasangan anggotannya mengidap penyakit yang
membahayakan kesehatan istri dan anaknya.
4
4. PENANGANAN INFERTILITAS
Penanganan terhadap infertilitas diarahkan kepada penyebab.
Saluran telur yang tidak paten biasanya disebabkan oleh penyakit
radang panggul (PRP). Tiap episode PRP meningkatkan risiko
infertitlitas. Dengan PRP episode pertama terdapat 10-15% risiko
kemandulan ; dengan episode kedua risiko meningkat menjadi 25%,
dan setelah episode ketiga resiko meningkat lagi menjadi 50%.
Melepaskan adhesi-adhesi (lisis) saluran telur dan rekonstruksinya
dengan laparotomi atau laparoskopi bisa mengembalikan patensi tuba.
Namun, patensi tuba tidak menjamin kebersihan menjadi hamil.
Anovulsi atau oligo-ovulasi adalah penyebab infertilitas yang
paling umum. Keberhailan pengobatan anovulasi bergantung kepada
penyebabnya. Adalah penting untuk menyingkirkan latar belakang
gangguan-gangguan endokrin sebelum terapi. Wanita yang kegemukan
seringkali mempunyai penyakit ovarium polikistik disertai anovulasi.
Pasien-pasien ini mempunyai kadar LH yang tetap tinggi dengan kadar
androgen yang tinggi, yang menyebabkan anovulasi. pengobatan
dengan sitras klommifen diindikasikan sebagai langkah pertama wanita
yang terlalu kurus (anoreksia nervosa, penari balet, penari,
dsb)seringkali akan mengalami anovulasi, tetapi mekanisme yang
menyerti anovulasi pada mereka berbeda dengan mekanisme pada
pasien-pasien gemuk.
5
5. PENATALAKSANAN INFERTILITAS
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Anamnesa umum( bersama ) :
Berapa usia perkawinan
Umur istri dan suami
Frekuensi hubungan seks
Tingkat kepuasan seks
Tehnik hubungan seks
Apakah masing-masin pernah kawin
Apakah pernah menderita penyakit yang mungkin dapat
menurunkan kesuburan seperti penyakit hubungan seks atau pernah
mengalami oprasi.
2. Anamnesa khusus :
a. Anamnesa khusus istri :
Berapa umur saat menarche
Apakah haid teratur
Berapa lama terjadi pendarahan.
Apakah terdapat gumpalan darah
Apakah disertai rasa nyeri saat
menstruasi
Apakah keputihan
Apakah terdapat kontak berdarah.
Riwayat alat reprodruksi.
Apakah pernah mengalami oprasi
alat genetelia
Apakah pernah memakai KB-
IUCD
Apakah pernah keguguran.
7
Apakah pernah infeksi genetelia.
b. Anamnesa suami :
Bagaimana tingkat ereksi
Apakah pernah mengalami penyakit
hubungan seksual
Apakah pernah menderita penyakit mump
(parotitus epidemika) waktu kecil
Infertilitas primer yaitu suatu pasangan yang sudah menikah
selama 1 tahun dan bersenggama namun belum menghasilkan keturunan.
2. DIAGNOSA
8
Gagal atau penolakan
Penyakit fisik (spesifik)
9
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan anak dari hasil perkawinannya
itu, anak adalah merupakan suatu pelengkap dari sebuah keluarga inti,tanpa anak
pasangan suami istri tersebut belum bisa dikatakan sebuah keluarga inti/lengkap.
Namun, sebuah keluarga berencana demi kesehatan tidak pernah lengkap tanpa
penanggulangan masalah infertilitas. Ditinjau dari sudut kesehatanya, keluarga
berencana harus meliputi pencegahan dan pengobatan infertilitas, apalagi kalau
kejadiannya sebelum pasangan memperoleh anak-anak yang diharapkan.
10
Menghitung masa minggu subur dengan jalan menggunakan termokauter
khusus atau menghitung melalui hari pertama dating bulan.
11