Anda di halaman 1dari 13

FORMAT A : IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

TARGET CAKUPAN KEGIATAN


NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KEGIATAN (SESUAI SPM)/ TARGET DIKES TREND PRIORITAS MASALAH
(%)
2013 2014 2015
1 Pemantauan pertumbuhan balita % Posyandu yang lapor atau melaksanakan kegiatan
1 (buka) pada H posyandu (JPL/JP) 100 100 100 100 TETAP

% Balita yang datang dan ditimbang di


2 Posyandu/pelayanan kesehatan (D/S) 80 85.9 84.4 86.19 NAIK

% sasaran yang mengikuti program penimbangan di


3 Posyandu ( punya KMS ) 100 100 100 100 TETAP

4 % Balita yang naik berat badannya (N/D') 80 76.1 70.2 65.97 TURUN
5 % Balita bawah garis merah (BGM/D) 5 1.5 2.7 3 NAIK (-)
6 % Balita yang tidak rutin menimbang (DO) 20 14.1 15.6 13.81 TURUN (+)
2 Pelayanan Gizi 1 % Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 90 98.3 89.4 79.8 TURUN
% Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 (dua)
2 kali pertahun 90 97.4 99.5 99.71 NAIK

% cakupan pemberian makanan pendamping ASI


3 (MP-ASI) pada balita BGM dari keluarga miskin 100 17.8 11.1 4.13 TURUN

% Balita Gizi buruk (BB/TB < -3 SD) mendapat


4 perawatan 100 100 100 100 TETAP

3 Penyuluhan Perilaku Sehat 1 % Bayi yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan 80 47 61.5 74.2 NAIK
2 % Desa dengan garam beryodium baik 90 97.1 98.5 90 TURUN
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB UTAMA TARGET 2016 KEGIATAN

1 % Balita yang naik berat badannya (N/D') * Balita sakit, pemberian MP ASI dini 80% * kelas gizi, konseling, penyuluhan
2 % Balita bawah garis merah (BGM/D) * Balita sakit, BBLR * konseling, penyuluhan, kelas gizi, pemberian PMT
< 5%
pemulihan
3 % Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe * sasaran ibu hamil pindah, * ibu hamil tidak * kelas ibu, pemantauan ibu hamil dalam konsumsi Fe
menghabiskan tablet Fe yang diberikan sebelumnya 90% setiap bulannya

4 % cakupan pemberian makanan pendamping *Distribusi MP-ASI buffer stock dari Dinas Kesehatan *drooping MP ASI buffer stock menyesuaikan dengan
ASI (MP-ASI) pada balita BGM dari keluarga terbatas, jumlah balita BGM dari Keluarga Miskin banyak 100% kebutuhan yang ada di puskesmas
miskin

5 % Desa dengan garam beryodium baik * sudah tidak didistribusikan bersama pembagian
RASKIN, terlalu asin, harga garam biasa lebih murah 90% * penyuluhan, operasi pasar, advokasi ke Pemkot untuk
pengadaan garam beryodium bagi masyarakat miskin
FORMAT B : ( FORMAT PEMBANTU PENYUSUNAN RUK )

NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB UTAMA

Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP)


Anemia Gizi besi (AGB), Gangguan Akibat
A kekurangan yodium (GAKY), Kekurangan
Vitamin A(KVA) dan lainnyakekurangan Zat Gizi
Mikro
1 Pemantauan pertumbuhan
Belum semua bayi dan balita ditimbang rutin setiap
-
bulan di posyandu
-
-

Pemantauan tingkat konsumsi garam di sekolah


2 -
dasar

-
-

B Pemberdayaan Masyarakat
1 Kadarzi -

2 Pembinaan dan pemantauan kadarsi -

C Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

1 Pemantauan Status Gizi balita -

-
-

2 Pembinaan dan pemantauan status gizi balita -

D Pembinaan Gizi Institusi (UPGI)


1 Pemeriksaan HB dan Status Gizi remaja putri -
-

E Usaha Perbaikan Gizi


1 Audit gizi buruk -

2 Monitoring dan evaluasi ditribusi MP-ASI -

3 Pengolahan data distribusi Mp-ASI -

F Bulan Vitamin A

1 Pendistribusian kapsul vitamin A -

2 Pengolahan data distribusi vitamin A -

3 Sweeping distribusi vitamin A -


TARGET
PENYEBAB UTAMA
2016

masih kurangnya partisifasi masyarakat untuk membawa anaknya menimbang 85% a


ke posyandu
porsentase balita yang naik berat badannya masih kurang dari target 85% b
Balita BGM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan < 5% c
masih ada balita yang tidak rutin setiap bulan datang menimbang 20% d

e
f
g

90%
masih ditemukannya garam yang dibawa siswa kandungan zat yodium a

masih kurang bahkan tidak mengandung zat yodium sama sekali b

rasa garam yang bermerek lebih asin


masih beredarnya garam yang tidak beryodium di masyarakat

tidak semua lingkungan melakukan pendataan kadarzi a

masih banyak rumah tangga yang belum menerapkan 5 indikator kadarzi


seperti : Asi ekslusif, pemantauan pertumbuhan, menggunakankan garam
beryodium, penganekaragaman makanan dan suplementasi zat gizi (vit a dan b
tablet Fe untuk ibu hamil)
c
d

pembinaan dan pemantauan kadarsi masih belum maksimal karena


a
terbatasnya rumah tangga yang di bina dan dipantau
b
c
d

masih kurangnya partisifasi masyarakat/ibu balita untuk menimbang ke 100%


a.
posyandu
masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat menimbang b.
c.
kemungkinan masih ada kasus-kasus kelainan gizi yang tidak terpantau
d.
e.

masih ditemukannya kasus-kasus balita gizi kurang dan gizi buruk 100% a.
b.
c.
d.
e.

a.
masih ditemukannya status gizi kurang dan buruk pada remaja putri b.
masih ditemukan anemia pada remaja putri c.
d.
e.

masih ditemukannya kasus-kasus gizi buruk 100% a


kurangnya pemahaman baik petugas maupun masyarakat/kader tentang
b.
bahaya gizi buruk
c

kurangnya MP-ASI yang diberikan dari dinas keehatan 100% a.

b.
masih kurangnya pengetahuan tentang pola pemberian MP-ASI kepada anak
c.

MP-ASI yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah sasaran


yang seharusnya mendapat MP-ASI
pemberian MP-ASI diprioritaskan pada balita yang status gizi
kurang ataupun buruk

distribusi kapsul vitamin a dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan 90%


a.
vitamin a yang sangat penting bagi tumbuh kembang balita
b.
c.
vitamin a yang diberikan harus langsung masuk ke mulut anak d.

e.

ketidakhadiran balita pada saat pendistribusian KAPSUL VIT.A


KEGIATAN

penimbangan setiap bulan

pekan penimbangan 4 kali setahun


pemantauan dan pengolahan data pekan penimbangan
melakukan penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan mengenai
manfaat posyandu
mengadakan kelas gizi
melakukan konseling
mengadakan PMT-Penyuluhan

pemantauan tingkat konsusmi gaber dan pengolahan data konsumsi gaber bulan
februari dan agustus
penyuluhan tentang manfaat mengkonsumi gaber dan akibat yang ditimbulkan
apabila kekurangan zat yodium

pendataan kadarsi

penyuluhan tentang kadarsi

pemetaan rumah tangga yang berprilaku kadarzi


kelas gizi

pembinaan dan pemantauan kadarsi lebih ditingkatkan


mengoptimalkan peran petugas gizi
penyuluhan tentang kadarsi
sosialisasi/pelatihan kader kadarzi

melakukan pemantauan status gizi


penyuluhan
konsultasi gizi

pemberian PMT-Pemulihan
penanganan rawat jalan, rujuk TFC/RS

melakukan pembinaan dan pemantauan staus gizi balita


penyuluhan
konsultasi gizi
pemberian PMT-Pemulihan
penanganan rawat jalan, rujuk TFC/RS

pemeriksaan sampel hb remaja putri


melakukan penimbangan (BB dan TB)
penyuluhan
konseling
pengolahan data status gizi dan Hb remaja putri

sosialisasi/pertemuan

audit kasus gizi buruk

fasilitasi dokter spesialis anak ke pusksmas

distribusi Mp-ASI pada sasaran


memonitoring dan mengevaluasi balita yang telah mendapat
untuk mengetahui data yang mendapat MP-ASI

pendataan sasaran kapsul vitamin a


pengerahan sasaran
penyuluhan
pengolahan hasil distribusi vitamin a
sweeping distribusi vitamin a pada sasaran yang tidak hair pada saat
pelaksanaan posyandu/pemberian kapsul vit.a
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PRAYA
Jln. Pangeran Diponogoro no. 48 Praya

PELAKSANAAN PDCA UNTUK PROGRAM UKM

PROGRAM UKM : GIZI

PELAKSANAAN HASIL YANG MONITORING DAN


NO MASALAH/ HAMBATAN ANALISIS MASALAH RENCANA PERBAIKAN PERBAIKAN DICAPAI EVALUASI PELAKSANA KETERANGAN

1 N/D' BELUM MENCAPAI *KONDISI ANAK PADA SAAT DITIMBANG *PENYULUHAN DAN KONSULTASI *KONSELING PADA IBU hasil pekan cakupan N/D' TPG Puskesmas
TARGET SPM 80% (65.9%) SEDANG SAKIT, SUSAH MAKAN KESEHATAN DAN GIZI BALITA penimbangan puskesmas
februari 2016 Mataram
N/D' 72,12% diharapkan bisa
mencapai target
SPM

*SUDAH BISA BELANJA JAJANAN SENDIRI *KONSELING PADA IBU tetap memantau
*MEMBERIKAN SARAN AGAR BALITA pertumbuhan balita
TIDAK MEMBERIKAN UANG di posyandu dan
JAJANAN PADA ANAK, JIKA INGIN kinerja kader
BELANJA HARUS DI DAMPINGI
ORANG TUA
*ANAK DIATAS 1 TAHUN UNTUK MENCAPAI *KONSELING PADA IBU konseling dan
KENAIKAN BERAT BADAN SESUAI GRAFIK BALITA penyuluhan baik
PERTUMBUHAN CUKUP SUSAH KARENA perorangan maupun
ANAK SUDAH AKTIF BERMAIN, SUDAH *MEMBERIKAN SARAN AGAR kelompok di
MENGENAL MAKANAN SELAIN MAKANAN TIDAK MEMBIASAKAN ANAK lanjutkan
YANG DIBERIKAN/DIHIDANGKAN KELUARGA UNTUK MENGKONSUMSI
SNACK/MAKANAN RINGAN
TERLALU DINI, ATAU
MEMBERIKAN SNACK SEBELUM
JAM MAKAN, ANAK HARUS
MAKAN TERATUR SESUAI JAM
MAKAN
*PADA SAAT DITIMBANG ANAK REWEL *KEAKURATAN KADER DALAM *SEBELUM
MEMBACA SKALA MENIMBANG DACIN
SUDAH DALAM POSISI
SEIMBANG

*TIMBANGAN YANG DIPAKAI BERBEDA-BEDA *MENGGUNAKAN


SEHINGGA KEAKURATANNYA TIDAK SAMA ALAT PENIMBANGAN
*MEMAKAI ALAT TIMBANG YANG YANG SAMA
SAMA, DACIN SEBELUM
DIGUNAKAN HARUS
DISEIMBANGKAN, DAN PERLU
DILAKUKAN KALIBRASI SECARA
BERKALA
2 BGM/D <5%, masih dibawah bayi, balita yang datang ke posyandu penyuluhan kelompok/konseling mengadakan kegiatan BGM/D kasus-kasus BGM TPG Puskesmas
SPM tetapi perlu diwaspadai fluktuatif karena alasan kesibukan atau hal tentang manfaat posyandu atau kelas gizi puskesmas bisa ditangani
karena N/D belum mencapai lainnya. memantau pertumbuhan menurun dari dengan pemberian
SPM 80%. bulan januari - PMT pemulihan
juli 2016

meskipun D/S sudah diatas kesadaran untuk memantau pertumbuhan memotivasi ibu-ibu untuk tetap konseling dan
80% tetapi kekhawatiran setiap bulan masih kurang dengan alasan mamantau pertumbuhan anaknya penyuluhan baik yang
terhadap bayi dan balita yang ditimbang saja tapi tidak diberikan apa-apa. meskipun belum ada kenaikan mempunyai masalah
tidak datang ke posyandu berat badan gizi maupun tidak lebih
(20%) ada kemungkinan digiatkan
dengan masalah gizi.

kasus-kasus BGM yang ada ada beberapa ortu masih enggan lebih memaksimalkan kinerja informasi dari
lebih banyak kasus lama dan memanfaatkan layanan posyandu dengan kader (memberi informasi tentang masyarakat tentang
sudah ditangani tetapi masih alasan ke dokter atau sarana kesehatan yang bayi, balita yang tidak ke masalah kesehatan
BGM. lain. posyandu terutama kondisi terutama bayi dan
kesehatannya) balita lebih banyak

bayi lahir BBLR ada perasaan enggan datang ke posyandu kasus BGM yang ada bisa pemberian PMT
melihat berat badan anaknya tidak pernah mengalami perubahan BB pemulihan
mengalami kenaikan (tetap saja) menjadi gizi baik

ibu tergantung dari penanganan puskesmas/ kerja sama lintas program (KIA) pertukaran data KIA bayi BBLR bayi BBLR
bantuan dari puskesmas mataram dalam hal penanganan kasus untuk dapat ditindak tepantau berat mengalami
BBLR lanjuti oleh petugas badannya dan kenaikan BB
gizi tertangani

bblr bisa menyumbang BGM


3 semua kelurahan belum ibu bekerja penyuluhan dan konseling terlaksananya kegiatan meningkatnya bayi 0-6 bulan TPG Puskesmas
mencapai target AE 80% tentang ASI eksklusif kelas gizi cakupan ASI terpantau dalam
eksklusif pemberian ASI
eksklusif

ibu merasa anaknya sudah saatnya diajarkan mengadakan kelas gizi terlaksananya kerja
MP ASI meskipun belum berumur 6 bulan sama dengan lintas
program/lintas sektor
(kader) dalam
peningkatan cakupan
ASI eksklusif

pengaruh lingkungan dan kebiasaan kerjasama lintas program dan


lintas sektor tentang ASI eksklusif

memanfaatkan media televisi


yang ada di puskesmas untuk
memberikan materi penyuluhan
tentang ASI eksklusif kepada
pengunjung puskesmas

4 cakupan pemberian MP ASI MP ASI pabrikan yang diterima puskesmas semua balita BGM/gizi kurang memberikan laporan seluruh balita balita yang TPG Puskesmas
pabrikan pada balita BGM tergantung dari alokasi Dikes Kota Mataram dari keluarga miskin mendapat jumlah balita BGM/gizi yang didata mendapatkan MP
dari keluarga miskin belum MP ASI kurang dari keluarga mendapatkan ASI terpantau
100% miskin secara rutin ke MP ASI perkembangan BB
dikes kota mataram pabrikan dan status gizinya

Praya, 2016
Kepala Puskesmas Praya

H. Muslim Tasim, S.Kep.Ns


NIP. 19731231 199303 1 031

Anda mungkin juga menyukai