(sumber : buku pengantar TI edisi revisi, penerbit andi , halaman 75, abdul khadir & terra ch.
Triwahyuni)
Barcode adalah pola garis-garis hitam putih yang umum dijumpai pada barang-barang yang dijual di
toko-toko swalayan untuk mempercepat proses pemasukan data transaksi penjualan. Barcode ini
dibaca dengan alat yang disebut barcode reader (barcode scanner) yang berupa semacam scanner
fotoelektrik yang dapat mengonversi data barcode menjadi sinyal digital. Contoh barcode yang
ditunjukkan gambar 3.18, sefangkan contoh barcode scanner diperlihatkan di gambar 3.19.
Barcode Reader adalah piranti yang berfungsi membaca data dalam bentuk barcode.
Barcode biasanya ditemukan melekat pada produk-produk pasar swalayan atau buku cetakan.
Barcode berupa deretan baris tegak dengan ketebalan yang bermacam-macam.
Barcode juga dapat diartikan kode-kode untuk angka dan huruf yang terdiri dari kombinasi
bar (garis) dengan berbagai jarak. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memasukkan data ke
dalam komputer.
Dalam barcode tidak berisi data deskriptif dari suatu barang, tetapi hanya enkripsi dari
sejumlah digit angka. Ketika angka tersebut di scan oleh cashier maka kode tersebut secara otomatis
akan langsung terhubung ke data barang. Hasil barcode scanner tersebut berisikan data-data dari
berbagai produk seperti nama vendor, nama produk, harga dan data pendukung lain.
Dalam hal ini komputer tidak secara langsung dapat membaca data yang terkandung dalam
kode bar tersebut, oleh karena itu sebelumnya kode yang ada harus ditangkap dan diterjemahkan ke
dalam format data yang dapat dibaca oleh komputer. Alat yang dapat membaca dan mengirimkannya
ke dalam komputer itulah yang disebut Barcode Reader atau yang biasa disebut Barcode Scanner.
Kegunaan utama barcode reader adalah untuk menginditikasi suatu barang atau item dengan
membaca label yang berupa bar yang tercantum atau tertera pada utem tersebut.
Ada beberapa jenis kode barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode
yaitu:
1. (UPC) Uniform Product Code: untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko
retail
2. Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan
4. (EAN) European Article Number: sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk
identifikasi negara
8. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak
10. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah
11. (MICR) Magnetic Ink Character Recognition: sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor
dibagian bawah cek bank
12. OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN
agar bisa dibaca oleh manusia
13. OCR-B: digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPS, EAN,JAN, Bookland,
ISSN, dan Code 39
15. PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi, dapat
terkompresi seperti pada sebuah portable file data (PDF)
Adapun barcode dibagi menjadi dua macam berdasarkan dimensinya yaitu satu dimensi (1D-Linear
barcode) dan dua dimensi (2D-Matrix Barcode)
-Code 39,
-Code 128,
-CodaBar,
-Code 93,
-Code 11,
-ITF-14,
-EAN-8,
-EAN-13,
-JAN-8,
-JAN-13,
-UPC-A,
-UPC-E,
-ISBN,
-ISSN,
-Logmars,
-Plessey,
-Telepen,
-FIM,
-Pharmacode,
-Postnet,
B. DUA DIMENSI
-QR Code,
-Micro QR Code,
-AZTEC Code,
-Code ONE,
-Data Matrix,
-Grid Matrix,
-PDF417,
-MicroPDF417,
Pengertian Barcode
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan barcode scanner ada baiknya kita
mengenal lebih dekat apa yang disebut dengan barcode. Barcode adalah kode-kode untuk
angka dan huruf yang terdiri dari kombinasi bar (garis) dengan berbagai jarak. Hal ini merupakan
salah satu cara untuk memasukkan data ke dalam komputer.
Dalam barcode tidak berisi data deskriptif dari suatu barang, tetapi hanya enkripsi dari sejumlah
digit angka. Ketika angka tersebut di scan oleh cashier maka kode tersebut secara otomatis
akan langsung terhubung ke data barang. Hasil barcode scanner tersebut berisikan data-data
dari berbagai produk seperti nama vendor, nama produk, harga dan data pendukung lain.
Hal menarik lainnya dari penerapan barcode scanner ini adalah terus berkembangnya teknologi
Point of Sale yang menjadi wadah penerapan barcode scanner ini. Akhir-akhir ini, para pelaku
usaha mulai mengenal teknologi cloud POS yang hadir dengan sejumlah keunggulan
dibandingkan POS konvensional yang telah ada.
Nah, apakah barcode scanner bekerja dengan cloud POS? Ya tentu saja.
Anda dapat mengenal lebih jauh teknologi cloud POS yang memungkinkan Anda memantau
penjualan secara real time, tanpa harus berada di lokasi hingga penggunaan smartphone dan
tablet sebagai POS toko Anda. Hmm, sungguh canggih.
Sumber : http://www.olsera.com/id/blog/apa-itu-barcode-scanner-mengenal-definisi-dan-jenis-
jenis-barcode-scanner/41
BARCODE READER
Barcode (kode Batang) adalah sekumpulan data yang Bergambarkan garis dan jarak spasi
(ruang). Barcode juga menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk
mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan demikian,. seluruh ketebalan garis batang ,
jarak antara garis saru dengan yang lain itu harus selalu berbeda sesuai dengan isi data yang
dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut.
Dan barcode mempunyai beberapa jenis barcode yaitu yang dikenal saat ini
adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang
bervariasi dan berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang
datanya diwakili simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri
lainnya pada gambar yang berada dalam bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita
bisa memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan
barcode linear yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.
Perkembangan barcode sendiri dimulai dari tahun 1932, Pada saatWallace Flint membuat
sistem pemeriksaan barang di sebuah perusahaan retail yang kemudian diikuti oleh
perusahaan industri. Pada tahun 1948 sampai 1949 Bernard Silver dan Norman Joseph
Woodland mengembangkan teknologi barcode Tersebut , Dan lebih baik lagi. Dan Sampai
akhirnya di tahun 1952, mereka mendapatkan hak paten dari hasil penelitian tersebut.
Penggunaan barcode untuk keperluan komersial dimulai sejak tahun 1966.
Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan
pemakaian barcode,Sebagai Berikut:Cekidot
Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya
adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang
dijual di supermarket.
Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan
untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan
pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya
digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah
barcode jenis HIBC.
Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan
barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode
untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
Barcode untuk keperluan lain.
Keuntungan penggunaan barcode, antara lain :
Proses Input Data lebih cepat, karena : Barcode Scanner dapat membaca/merekam
data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.
Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang
tinggi dalam pencarian data.
Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode mempunyai akurasi
dan ketelitian yang sangat tinggi.
Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data
dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.
Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan
akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih
tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.
Memiliki nilai tawar lebih tinggi/prestise serta kemampuan bersaing dengan
saingan/kompetitor akan lebih terjaga.
Cara Kerja membaca Barcode:
terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitamadalah
bagian dari kode.Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis 1, yang sedang
2, yang lebihtebal 3, dan yang paling tebal 4,Setiap digit angka terbentuk dari
urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3= 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 =
1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.Standar
Dan ini Sekedar Info aja,Bahwa Nomor barcode pun secara teori tidak mungkin kembar. Hal
ini karena sebelum produsen/pabrik dapat meletakkan sebuah barcode pada produknya, dia
harus mendaftarkan kode angka dan barcode ke sebuah lembaga internasional. di Indonesia
untuk mendaftarkan barcode wajib melalui deperindag, kemudian deperindag
mendaftarkannya kepada lembaga internasional. Kode ini bersifat unik di seluruh dunia,
karena juga mengandung kode negara. Misalnya untuk jenis barcode EAN, Indonesia
mempunyai kode awalan 888 dan 899. Jadi dapat dipastikan jika anda melihat barang dengan
kode barcode awal adalah 899, maka produk tersebut diproduksi di Indonesia.
Sumber : https://perdiansyahdotcom.wordpress.com/2012/09/19/definisi-pengertian-barcode-
scanner/
Scanner adalah alat yang digunakan untuk menduplikasikan gambar dari media kertas menjadi
bentuk sebuah file, yang mana nantinya dapat diduplikasi kembali atau diedit dengan mudah.
Pada scanner terdapat beberapa bagian yang fungsinya berbeda-beda, antara lain bagian kaca
scan, bagian tombol pengatur, dan bagian penutup. Menurut jenisnya, scanner terbagi dua
macam, yaitu Plat Bed Scanner dan Hand-held Scanner. Perbedaannya adalah, Plat bed scanner
merupakan scanner yang penggunaanya dilakukan dengan cara meletakan kertas (objek) yang
akan discanner di antara penutup (cover) dengan lensa. Scaner jenis ini banyak digunakan di
perkantoran karena lebih cepat dan efisien dalam melakukan scanner.
Sedangkan yang kedua, jenis Hand-held scanner adalah scanner tangan yang banyak dipakai
untuk menscan harga barang (scanner barcode) di supermarket-supermarket. Oleh karena itu,
cara merawat scanner tersebut sedikit berbeda karena fungsinya juga berbeda.
Cara merawat scanner barcode dapat dilakukan sendiri, asalkan tahu fungsi dari bagian-bagian
pada scanner. Merawat scanner sangat penting dilakukan karena dengan melakukan perawatan
performa kerja scanner akan berjalan dengan baik. Beberapa permasalahan akibat jarang
merawat scanner antara lain, gambar yang dihasilkan tidak akan jernih, terjadi penyimpangan
pada hasil yang di scan, atau yang terparah adalah scanner tidak dapat berjalan dengan baik
karena telah terjadi kerusakan. Apalagi jika akan membutuhkan scanner untuk keperluan yang
mendesak, scanner yang tidak dapat berfungsi dengan baik tentu saja akan membuat kita repot
sendiri. Oleh karena itu, dengan sedikit mengetahui fungsi dan cara membersihkan bagian-bagian
pada scanner maka kita dapat mengerjakannya atau merawat sendiri scanner, khususnya pada
waktu luang. Berikut beberapa tahap cara merawat scanner yang baik dan benar: Membersihkan
bagian permukaan kaca scan Bila sedang membersihkan bagian ini, maka gunakanlah kain
pembersih yang memiliki permukaan halus dengan bahan microfiber, agar serat kain tidak
tertinggal atau menempel pada kaca scan. Ketika sedang memindai materi dari majalah atau buku
yang tebal, sebaiknya jangan menggunaka penutup scanner, atau memaksa menekannya sampai
tertutup rapat. Karena bila dipaksakan, hal tersebut dapat menyebabkan engsel penutup scanner
akan mengendur atau bahkan rusak. Membersihkan kotoran/debu di dalam scanner Tentu saja
untuk membersihkan bagian dalam scanner, kita harus membongkar scanner dan kemudian
merangkainya kembali seperti semula. Masalah yang sering terjadi karena keberadaan kotoran
atau debu yang menempel lama, sehingga menumpuk dan akan mengganggu kerja alat pemindai
ini. Bila tetap didiamkan, maka akan menyebabkan goresan pada alat scan sehingga kerusakan
yang ditimbulkan malah dapat tambah parah. Oleh karena itu, bersihkan bagian dalam scanner
dengan kapas atau kain pembersih yang halus dengan bantuan sedikit cairan pembersih (alkohol).
SUMBER : http://www.kiosbarcode.com/blog/cara-merawat-scanner-barcode-dengan-baik/
Barcode scanner inipun bisa diatur automatis, dengan fitur autoscan yang dapat mendeteksi setiap
produk jika melewati sinar laser barcode reader tanpa harus menekan tombolnya, tetapi fitur
tersebut harus diaktivkan terlebih dahulu sebelum dugunakan.
Selanjutnya tahapan-tahapan setting
autoscan scanner barcode Dibawah ini:
1. Tahap pertama, siapkan scanner,
2. Selanjutnya hubungkan cable usb yang dimiliki oleh barcode scanner ke Laptop/PC anda yang
sudah terinstalasi dengan program untuk barcode scanner
3. Untuk lebih jelasnya Anda dapat membuka Buku Panduan yang terdapat dalam paket pembelian
produk tersebut,
5. Dan terkahir arahkan ke Barcode laser/CCD MODE CONTINUOUS SCAN [Dengan Code
013304]
Untuk mengembalik ke mode awal atau trigger buka halaman 2 dan arahkan barcode scaner Anda
ke RESET CONFIGURATION TO DEFAULT
Sedangkan untuk BS3 cara setting
autoscann adalah sebagai berikut:
1. Siapkan scanner,
2. Selanjutnya hubungkan cable usb yang dimiliki oleh barcode scanner ke Laptop/PC yang sudah
terinstalasi dengan program untuk barcode scanner
3. Untuk lebih jelasnya Anda dapat membuka Manual Book yang terdapat dalam paket pembelian
produk tersebut,
4. Selanjutnya Anda membuka halaman BARCODE SET UP dari user manual guide
5. Arahkan Barcode scanner ke CONTINUOUS MODE dan barcode scanner Anda sudah dalam mode
autoscan
Sedangkan untuk mengembalikan ke mode awal atau trigger arahkan barcode scanner ke
RESTORE DEFAULTS
Sumber : http://www.kiosbarcode.com/blog/cara-mengatur-autoscan-pada-barcode-scanner/