Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

WHO (World Health Organization) mendefinisikan kesehatan sebagai

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial ekonomis. Berdasarkan definisi tersebut seseorang belum

dianggap sehat sekalipun ia tidak berpenyakit jiwa dan/ataupun raga. Orang

tersebut hanya dianggap sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena

penyakit yang diderita seseorang atau sekelompok masyarakat umumnya

ditentukan sekali oleh perilaku atau keadaan sosial budayanya yang tidak sehat

(Slamet,2013).

Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan dimulai

dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu

terjadinya transisi demografi, transisi ekonomi dan transisi sosial budaya.

Darihasil transisi tersebut terjadi transisi epidemiologi, dimana terdapat perubahan

kompleks dalam pola kesehatan dan penurunan prevalensi penyakit-penyakit

menular, sedangkan penyakit tidak menular justru semakin meningkat. Hal itu

kemudian menyebabkan terjadinya transisi lingkungan, sehingga penyakit-

penyakit yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan meningkat (Murtopo dan

Sarimurni, 2005).

Cahaya memiliki fungsi yang sangat penting khususnya pada rumah

tempat tinggal. Dengan adanya cahaya, berbagai aktivitas di rumah dapat berjalan

lancar. Pengaturan cahaya atau pencahayaan yang baik membuat ruangan tertentu

menjadi nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat. Pencahayaan merupakan

1
2

jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan secara efektif. Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu

dilakukan tindakan sebagai berikut yaitu : pencahayaan alam maupun buatan

diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas sesuai

dengan peruntukannya, penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran

yang optimum dan bola lampu sering dibersihkan, dan bola lampu yang mulai

tidak berfungsi dengan baik segera diganti (Kepmenkes, 2002).

Pencahayaan yang baik memungkinkan pekerja memilih objek yang

dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Intensitas cahaya

yang baik sangat mempengaruhi mata, jika cahaya yang kurang otot mata harus

berkontraksi semaksimum mungkin untuk melihat objek atau sebaliknya, jika ini

terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada mata. Suatu

penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek secara visual.

Organ tubuh yang mempengaruhi penglihatan, yaitu mata, syaraf, dan pusat syaraf

penglihatan di otak. Pada banyak industri, penerangan mempunyai pengaruh

terhadap kualitas produk. Kuat penerangan baik yang tinggi, rendah, maupun

yang menyilaukan berpengaruh terhadap kelelahan mata maupun ketegangan

syaraf (Manurung,2009).

Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi

persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan

terlalu besar ataupun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang

diterima oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi

secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata
3

harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan

mengecil jika menerima cahaya yang besar (Wahyuni dkk,2014).

Mata dapat melihat sesuatu kalau mendapatkan rangsangan dari

gelombang cahaya. Cahaya datang dari sumber cahaya dan dari benda yang

memancarkan cahaya atu benda yang memantulkan sinar dari sumber cahaya. Jadi

terang dari sebuah ruangan akan ditentukan oleh sumber cahaya dan cahaya yang

dipantulkan oleh benda-benda yang ditempatkan di dalam ruang termasuk lantai,

dinding, plafon, pintu dan sebagainya (Santosa A,2006). Mata adalah organ tubuh

yang paling mudah mengalami penyakit akibat terlalu sering berinteraksi dengan

moniti tanpa jeda atau istirahat. Pengaturan kontras, kecerahan monitor yang

tidak baik, pantulan cahaya pada monitir dari pencahayaan ruangan, monitor yang

tidak ergonomis, pendingin ruangan menambah beban mata dan menyebabkan

keluhan pada mata disebut Computer Vision Syndrome (CVS) mulai dari rasa

nyeri, lelah, mata merah, mata berair, hingga iritasi mata yang bisa mengakibatkan

katarak (Sutarno dan Rossi, 2015).

Aristoteles pernah berkata bahwapenglihatan merupakan sebuah salah satu

kebutuhan dasar manusia untuk hidup dan keberadaannya berpengaruh pada

seluruh indera manusia. Bagi manusia normal (bukan tuna netra), penglihatan

merupakan hal yang sangat vital. Saat mengamati apa yang ada di sekelilingnya,

manusia akan mempersepsikan apa yang ia amati sesuai dengan pengalamannya.

Dan atas dasar persepsi tersebut, manusia kemudian akan merespons, melalui otak

dan panca inderanya, dalam bentuk tingkah laku. Akan tetapi keadaan penglihatan

sangat bergantung pada keberadaan cahaya. Keberadaan cahaya/pencahayaan

akan memberikan sebuah keadaan visual tertentu. Sebuah keadaan visual yang
4

baik akan memberikan efisiensi, efektivitas, dan kenyamanan bagi manusia

tersebut secara keseluruhan. Tetapi sebuah keadaan visual dan efek yang

ditimbulkan oleh keadaan visual tersebut menjadi relatif pada setiap manusia

tergantung pada latar belakang masing-masing manusia (Wibisono, 2009).

Berdasarkan suatu survei di Amerika Serikat, rata-rata waktu kerja yang

digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69% dari total 8

jam kerja. Namun, komputer yang kini banyak digunakan sebagai alat bantu

ternayata menimbulkan penyaki takibat kerja atau gangguan kesehatan layaknya

penggunaan mesin di sebuah indistri. Salah satu penyakit atau gangguan

kesehatan yang ditimbulkan akibat penggunaan komputer adalah keluhan

kesehatan pada mata. Timbulnya gangguan keluhan kesehatan pada mata

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari faktor pekerja (pengguna

komputer) maupun faktor lingkungan. Faktor pekerja dapat berupa kelainan

refraksi usia, perilaku yang beresiko, faktor keturunan, dan lama kerja. Sedangkan

faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah intensitas pencahayaan, kualitas

iluminasi, atau ukuran objek (Supriati, 2012).

Pada masa perkembangan game online yang memasuki Indonesia terakhir,

dari tahun 2008 hingga sekarang, ditandai dengan banyaknya game online yang

masuk ke Indonesia. Pada masa ini warnet-warnet telah menjamur di mana-mana

dan pemain atau pengguna pun merajalela, dan game online yang masuk ke

Indonesia pun makin beragam dan semakin lama semakin memiliki spesifikasi

yang tinggi (Giandi dkk, 2012).

Data yang diperoleh peneliti dari Harianjogja.com, JAKARTAmengatakan

bahwa sampai saat ini ada lebih dari 25 juta pemain game online di Indonesia.
5

Menurut Eva Muliawati (Direktur Pelaksana PT. Megaxus Infotech), hal ini

menunjukkan tren gaming tersebut sebagai peluang bisnis yang cukup besar

(Anggraini, 2014).

Pada saat ini, bagi remaja yang tidak memiliki fasilitas online game

dirumahnya, tersedia warung-warung internet (warnet) yang menyediakan fasilitas

online games, kondisi ini membuat remaja menjadi lebih mudah untuk bermain

games dimana saja dan kapan saja tanpa mengenal waktu, yang akhirnya

menyebabkan remaja menjadi ketergantungan, dituduh menjadikan orang yang

berperilaku kompulsif, tak acuh pada kegiatan lain. Penelitian yang dilakukan

pada tahun 2008 oleh seorang pakar adiksi video game di Amerika, Mark

Griffiths dari Nowingham Trent University, pada anak usia awal belasan tahun

menemukan hampir sepertiganya bermain online game setiap hari, yang lebih

mengkhawatirkan sekitar 7%-nya bermain paling sedikit selama 30jam per

minggu. Menurut Griffiths (2000) betapa besar dampak jangka panjang dari

kegiatan yang menghabiskan waktu luang lebihdari 30 jam per minggu, yaitu

perkembangan aspek pendidikan, kesehatan dan sosial remaja (Syahran 2015).

Menurut AOA pengguna komputer lebih dari 2 jam perhari secara terus

menerus dapat beresiko mengalami gejala CVS(Copmuter Vision Syndrome).

Survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA)tahun 2004,

membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika sangat serius dengan

permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer dalam waktu lama. AOA dan

Federal Occupational Safety and Health Administration (FOSHA) meyakini

bahwa Computer Vision Syndrome di masa datang akan menjadi permasalahan

yang mengkhawatirkan (Hanum, 2008).Pencahayaan merupakan salah satu faktor


6

penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat

memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan.

Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat

melihat benda-benda. Benda-benda yang tidak terlihat dengan jelas akan

menganggu aktivitas di dalam ruang (Santosa, 2006).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zurich Service Corporation

(2010),22,6% dari klaim asuransi pekerja diakibatkan oleh kondisi pencahayaan

yang buruk. Penelitian yang dilakukan National Eye Institute pada tahun 2004 di

Amerika Serikat terdapat 37.000 kasus trauma mata yang di dalamnya termasuk

kelelahan mata yang memicu terjadinya kecelakaan di tempat kerja

(Fayrina,2012).

Sejalan dengan penelitian Zurich, penelitian yang dilakukan Firasati(2012)

pada tenaga kerja bagian recing PT. Iskandar Indah Printing TextileSurakarta

dengan uji statistik Pearson Product Momentmenghasilkan r = -0,423dan p= 0,02

(p<0,05), menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas

penerangan dengan kelelahan mata.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriati (2012) tentang faktor-faktor yang

berkaitan dengan kelelahan mata pada karyawan bagian administrasi di PT.

Indonesia Power UBP Semarang,sebanyak 77,3% responden mengalami

kelelahan mata. Intensitas kelelahan mata terkait pencahayaan-dengan value =

0.021, r = 0.546, dan = 0,05.

Hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriati (2012),

penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti dan Angela (2015) menunjukkan

bahwa berdasarkan uji statistika antara variabel kualitas pencahayaan terhadap


7

keluhan mata mendapatkan hasil terdapat dua variabel yang memiliki hubungan.

Selain itu seluruh responden memiliki keluhan mata yang bervariasi dengan

persentase paling tinggi sebesar 80% dengan keluhan berupa mata terasa

mengantuk dan 63% pekerja merasa nyeri dibagian leher atau bahu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) tentang intensitas

cahaya dan keluhan kesehatan mata pada pengguna game online di Kelurahan

Padang Bulan Medan menunjukkan bahwa keluhan kesehatan mata yang dialami

pada intensitas cahaya yang kurang dari 300 lux seperti mata merah (80%), mata

berair (70,6%), mata pedih (76,9%), mata kering (68,2%), mata panas (68,2%),

iritasi pada mata (73,3%), dan sakit kepala (66,7%) dari total sampel.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, pada pengukuran yang dilakukan

menggunakan Aplikasi Light Meter, hasil pengukuran intensitas pencahayaan

ruangan di beberapa game online di Kecamatan Medan Tembung yang bertempat

di Jl. Pancing Medan, diperoleh sebesar 120 lux (lebih rendah dari standar yang

disarankan dan Kepmenkes RI No.1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Indistri adalah sebesar minimal 300

lux). Hasil wawancara dengan penjaga warnet mengatakan bahwa rata-rata

pengguna game online adalah langganan atau pengguna tetap yang menggunakan

komputer secara berulang di tempat tersebut.

Kondisi pencahayaan dalam ruangan game online mayoritas menggunakan

pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Pencahayaan buatan seperti

lampuhanya digunakan pada saat cuaca mendung atau pada saat menjelang sore

hari dengan penerangan yang kurang. Berdasarkan wawancara singkat yang saya

lakukan dengan seorang pengguna game online di salah satu game online yang
8

ada di Kecamatan Medan Tembung yang juga merupakan pengguna tetap atau

langganan di warnet tersebut mengatakan bahwa penerangan di warnet tersebut

memang kurang baik ditambah waktu penggunaan game online yang lama

sehingga sering mengalami keluhan kesehatan mata seperti mata terasa gatal, mata

berair, dan sakit kepala.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap keluhan kesehatan

mata pada pengguna game online berulang di Kecamatan Medan Tembung tahun

2016.

1.2 Rumusan Masalah

Pengguna game online pada umumnya adalah pengguna tetap atau

langganan yang biasanya bermain game online berjam-jam bahkan seharian.

Kondisi pencahayaan dalam ruangan game online mayoritas menggunakan

pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Menjelang malam pencahayaan

buatan yang digunakan hanya seadanya saja di ruangan game online. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana pengaruh

intensitas cahaya terhadap keluhan kesehatan mata pada pengguna game online

berulang di Kota Medan Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

intensitas cahaya terhadap keluhan kesehatan mata pada pengguna game online

berulang di Kecamatan Medan Tembung tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus


9

1. Mengetahui intensitas pencahayaan umum pada ruangan warnet game

online yang ada di Kecamatan Medan Tembung

2. Mengetahui keluhan kesehatan mata pada pengguna game online berulang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi mengenai keluhan kesehatan pada mata akibat

pencahayaan yang tidak memenuhi standard.

2. Menambah wawasan masyarakat tentang pencahayaan dalam ruangan

khusunya mengenai pencahayaan pada ruangan warnet game online.

3. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang pengukuran

intensitas pencahayaan dan dampaknya terhadap keluhan kesehatan mata.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

5. Dapat menambah bahan pustaka bagi Departemen Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Sebagai bahan pertimbangan kepada masyarakat maupun pihak warnet

agar mengevaluasi ulang pencahayaan di warnet game online tersebut.

1.5 Hipotesa Penelitian

Hipotesis penelitian ini yaitu adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap

keluhan kesehatan mata pada pengguna game online berulang di Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Berita Acara Seminar Proposal
    Berita Acara Seminar Proposal
    Dokumen3 halaman
    Berita Acara Seminar Proposal
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bang Ruli Batak
    Bang Ruli Batak
    Dokumen4 halaman
    Bang Ruli Batak
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen33 halaman
    Bab II
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Berita Acara Seminar Proposal
    Berita Acara Seminar Proposal
    Dokumen3 halaman
    Berita Acara Seminar Proposal
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Laporan PBL Utuh
    Laporan PBL Utuh
    Dokumen71 halaman
    Laporan PBL Utuh
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Surat Peminjaman Lab Eva
    Surat Peminjaman Lab Eva
    Dokumen1 halaman
    Surat Peminjaman Lab Eva
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Booth
    Booth
    Dokumen5 halaman
    Booth
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Persetujuan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 1
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen1 halaman
    Asma
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Isi Laporan
    Isi Laporan
    Dokumen71 halaman
    Isi Laporan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii Fix
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen39 halaman
    Bab II
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Ek107 002003 524 9
    Ek107 002003 524 9
    Dokumen8 halaman
    Ek107 002003 524 9
    Nurjayadi
    Belum ada peringkat
  • Amdal Elida
    Amdal Elida
    Dokumen7 halaman
    Amdal Elida
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Amdal Elida
    Amdal Elida
    Dokumen7 halaman
    Amdal Elida
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Ek107 002003 524 9
    Ek107 002003 524 9
    Dokumen8 halaman
    Ek107 002003 524 9
    Nurjayadi
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Dokumen10 halaman
    Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Analisis Swot
    Analisis Swot
    Dokumen4 halaman
    Analisis Swot
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat