Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malaria

2.1.1 Defenisi

Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan

area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat rawa-rawa yang

mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain, seperti demam

aroma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam chagas dan demam

kura. (Sucipto, 2015)

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan parasit ( Protozoa )

dari genus Plasmodium , yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk

Anopheles. Terdapat empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia,

yaitu Plasmodium vivax, plasmodium palciparum, plasmodium Malariae, dan

Plasmodium Ovale. ( Anies, 2006)

Malaria adalah istilah yang kolektif yang mewakili infeksi empat jenis

infeksi protozoa, yang masing-masing disebabkan oleh spesies yang berbeda dari

plasmodium. Malaria diidentifikasi sebagai suatu penyakit parasitik: empat jenis

malaria pada manusia memiliki simtom yang hampir sama, yang umumnya tidak

dapat dibedakan kecuali dengan studi laboratorium. Infeksi malaria yang paling

serius adalah falciparum malaria (malaria tropika), memberikan gambaran klinis

yang cukup beragam termasuk timbulnya demam, menggigil berkeringat, batuk,

11
12

diare, sakit kepala, dan mungkin dapat berkembang icterus, shock,gagal ginjal dan

hati, encelophaty akut edema pada paru dan otak, koma dan kematian.

Malaria yang lain menyerang manusia adalah vivax ( malaria tertiana ),

malariae ( malaria kuartana ), dan ovale, yang umumnya tidak begitu mengancam

jiwa kecuali pada penderita yang sangat muda dan sangat tua. Penyakit diawali

dengan timbulnya demam secara perlahan untuk beberapa hari , diikuti dengan

akit kepala dan nausea (mual) dan berakhir dengan berkeringat banyak. Interval

berulangnya kembali demam terjadi setiap sehari, berselang sehari atau tiga hari.

(Sarudji,2010).

Cara penularan Penyakit Malaria

Definitif Host Intermediate Host


Anopheles
Manusia

Perubahan Multiplikasi
siklus

Diagram Cyclo-Propagative

Gambar 2.1
Cara penularan penyakit Malaria
13

2.1.2 Sejarah Dan Epidemiologi Malaria

2.1.2.1 Sejarah

Penyakit malaria awalnya dikenal sebagai Penyakit akibat udara buruk

(mala:buruk; aria: udara), sehingga penyakit ini sering terjadi di daerah rawa,

karena banyaknya penduduk daerah pantai yang menderita gejala-gejala malaria

yaitu demam tinggi, menggigil dan berkeringat. (Santjaka,2013)

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan oleh

plasmodium meskipun asal usulnya tidak diketahui, namun para Ilmuan menduga

keberadaan Plasmodium ini sudah ada sejak 30 juta tahun yang lalu. Asal-usul

penyakit ini secara dokumentatif belum teridentifikasi secara jelas, namun

beberapa ilmuwan menduga bahwa plasmodium berasal dari Afrika sebagian lagi

dari Asia sebelum manusia ada dimuka bumi ini. Awalnya diduga siklus

Plasmodium di perantai oleh burung-burung yaitu ketika manusia sudah berusaha

mampu menjinakkan burung, dimulailah proses transmisi, yaitu perpindahan

inang perantaranya, tidak lagi burung tetapi manusia, demikian juga dugaan lain

yang mengatakan inang perantaranya makaka atau si amang sejenis monyet ekor

panjang, karena di jaman purba manusia hidup berdampingan dengan binatang

tersebut.

Malaria dikenal sebagai ancient disease yaitu penyakit kuno yang masih

bertahan sampai abad modern dan mungkin akan tetap bertahan dan tidak tahu
14

kapan berakhirnya. Pertanyaannya adalah apakah penyakit setua malaria sudah

punah atau juga tetap bertahan. Jika beberapa penyakit lainnya sudah punah

seiring dengan peradapan manusia , mengapa malaria tetap bertahan adalah karena

kemampuan prasitnya yang sangat mudah beradaptasi dan bersinergi dengan

hostnya , tetapi juga kemampuan vektor bertahan dari berbagai perubahan

lingkungan dan stressor yang diberikan kepadanya, karena sampai sekarang

penularan plasmodium dari satu orang ke orang lainnya masih melalui vektor

nyamuk. (Santjaka,2013)

2.1.2.2 Epidemiologi

Malaria termasuk salah satu penyakit pembunuh terbesar sepanjang

sejarah umat manusia. Setiap tahun ada satu juta manusia mati di seluruh dunia,

80% adalah anak-anak. Angka ini jauh lebih besar dari korban perang manapun

yang terjadi sepanjang sejarah perjalanan manusia. Potensi penyakit malaria

sangat luar biasa, lebih dari 2,2 miliyar manusia tinggal di wilayah yang beresiko

timbulnya penyakit malaria yaitu Asia Pasifik tersebar di 10 negara diaantaranya

India, Cina, Indonesia, Banglades, Vietnam dan Filipina. Wilayah ini sama

dengan 67% negara dunia yang beresiko terkena penyakit malaria. (The World

Malaria Report dalam Santjaka, 2013)

Penyakit Malaria dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain

kebanyakan melalui nyamuk. Sebagai vektor utama adalah nyamuk Anopheles

spp. Dikenal beratus-ratus spesies nyamuk ini, tetapi hanya beberapa spesies saja

yang betul-betul efektif dapat menularkan manusia. Tergantung pada habitat


15

nyamuk tersebut, maka spesies penular malaria juga berbeda-beda disetiap negara

bahkan di setiap daerah.

Di Indonesia misalnya, spesies yang banyak disebut orang sebagai penular

malaria antara lain adalah anopheles sundaicus, anopheles balabasensis, anopheles

minimus, anopheles barbirostris, anopheles punculatus, anopheles farauti,

anopheles karwari. Selain melalui nyamuk, penularan dapat pula melalui transfusi

darah. Darah donor yang menderita malaria dapat menularkan plasmodium spp

pada resipien secara efektif bila umur darah tersebut dibawah 5 hari dan akan

tetap infeksius sampai berumur lebih dari 14 hari bila disimpan dalam

antikoagulan yang mengandung dektrose. Oleh karena itu untuk mencegah

penularan memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah tepi pada donor

terhadap malaria sebelum mereka memberikan darahnya atau menyimpan darah

tersebut lebih lama. (Sucipto,2015)

Di suatu daerah malaria dapat terjadi epidemi (wabah), yaitu jika pada sutu

waktu jumlah penderita meningkat secara tajam. Di suatu daerah keadaan disebut

stabil (Stable malaria) jika di daerah itu ada transmisi yang tinggi secara terus

menerus. Di daerah seperti itu biasanya kekebalan penduduk tinggi sehingga tidak

mudah terjadi epidemi. Di suatu daerah keadaan malaria disebut tidak stabil

(unstable malaria), jika transmisi di daerah itu tidak tetap. Di daerah seperti itu

kekebalan penduduk biasanya rendah, sehingga lebih mudah terjadi epidemi.

Sifat malaria juga dapat berbeda dari suatu daerah ke daerah lain, yang

tergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1) parasit yang terdapat pada pengandung
16

parasit; 2) Manusia yang rentan ; 3) nyamuk yang dapat menjadi vektor dan 4)

lingkungan yang dapat menunjang kelangsungan hidup masing-masing.

1. Parasit

Dari 4 Plasmodium, strain Plasmodium dapat berbeda dengan strain

Plasmodium lainnya. Pola relaps dari strain P.vivax pada suatu wilayah

berbeda dengan wilayah lainnya. Sifat parasit dapat berbeda dari satu

daerah ke daerah lain, terutama sensitivitas terhadap berbagai obat anti

malaria. Sekarang telah banyak ditemukan P.falciparum yang resisten

terhadap klorokuin. Di Indonesia resistensi ini makin lama makin tersebar

di banyak daerah.

1. Manusia

Keadaan manusia dapat menjadi pengandung gametosit yang dapat

meneruskan daur hidupnya dalam nyamuk, adalah penting sekali. Manusia

ada yang rentan, yang dapat ditulari malaria, tapi ada pula yang lebih kebal

dan tidak mudah ditulari malaria. Berbagai bangsa (Ras) mempunyai

kerentanan yang berbeda-beda (faktor rasial). Pada umumnya pendatang

baru ke suatu daerah endemi, lebih rentan terhadap malaria daripada

penduduk aslinya.

2. Vektor

Nyamuk Anopheles di seluruh dunia meliputi 2000 spesies, dan

sekarang telah berkembang menjadi 3450, tetapi yang dapat menularkan

malaria 70 spesies. Di Indonesia, menurut pengamatan terakhir

ditemukan kembali 80 spesies Anopheles, sedangkan yang ditemukan


17

ssebagai vektor malaria adalah 24 spesies. Vektor tersebut tersebar di

seluruh Indonesia, tergantung dari tipe tempat perindukannya (breeding

site) yang berbeda-beda seperti Anopheles Sundaicus, An.subpictus,

An.Barbirostris, An.maculatus, An.Aconitus, An.Balabacensis.

3. Lingkungan

Keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan

malaria di suatu daerah. Pengaruh iklim penting sekali terhadap ada

tidaknya malaria. Di daerah yang beriklim dingin, transmisi malaria hanya

mungkin terjadi pada musim panas ; juga masa inkubasinya dapat

terpengaruh iklim. Di daerah yang kurang baik untuk biologi vektornya,

kemungkinan adanya malaria lebih kecil. Daerah yang kurang baik untuk

biologi vektornya, kemungkinan adanya malaria lebih kecil. Daerah

pegunungan yang tinggi pada umumnya bebas malaria. Perubahan

lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan tempat perindukan

vektor, sangat berpengaruh terhadap keadaan malaria dan dapat mempunyi

dampak yang positif atau negatif terhadap keadaan malaria di daerah itu.

Suhu udara, kelembaban dan curah hujan merupakan faktor penting untuk

transmisi malaria. (Sutanto,Inge,dkk 2008)

2.1.3 Bionomik Nyamuk Anopheles

Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur, larva,

kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari. Tahapan ini dibagi

ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air (aquatik) dan di

daratan (terrestrial). Nyamuk dewasa muncul dari lingkungan Aquatik ke


18

lingkungan Terresterial setelah menyelesaikan daur hidupnya. Oleh sebab itu,

keberadaan air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup nyamuk, terutama

masa larva dan pupa. Nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur

satu persatu di dalam air atau bergerombol tetapi saling lepas. Telur Anopheles

mempunyai alat pengapung dan untuk menjadi larva dibutuhkan waktu selama 2

sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada iklim - iklim lebih dingin.

Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien, ada tidaknya binatang

predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari bergantung pada suhu.

Kepompong 9 (pupa) merupakan stadium terakhir di lingkungan aquatik dan tidak

memerlukan makanan. Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alat-alat

tubuh nyamuk seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa pada

nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa nyamuk betina,

karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal daripada

nyamuk betina yang berasal dari satu kelompok telur. Stadium pupa ini memakan

waktu lebih kurang 2 sampai dengan 4 hari (Rinidar, 2010)

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat

yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur

dari nyamuk berbeda beda tergantung dari jenisnya.

1. Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung

diatas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan

tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya


19

2. Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu

persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles

mempunyai alat pengapung.

3. Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secara

bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk

mengapung, sedangkan jentiknya menggantung di air (Nurmaini,

2001).

2.1.4 Siklus Hidup Plasmodium

1. Siklus pada manusia

Pada saat nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit

yang berada dikelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama

kurang lebih jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan

menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri

dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung speciesnya). Siklus ini disebut siklus

eksoeritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.

Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagian tropozoit hati

tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk

dormant yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam hati

selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Pada suatu saat imunitas tubuh

menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk

keperedaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah,
20

parasit tersebut berkembang dari stadium sporozoit sampai skizon (8-30 merozoit,

tergantung speciesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.

Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan

menginfeksisel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.Setelah

sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah

merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betina)

2. Siklus pada nyamuk anopheles

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung

gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan

pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian

menembus dinding lambung nyamuk.

Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadio okista dan

selanjutnya menjadi sporozoit ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

(Putra,2011)

2.1.5 Gejala

Menurut Anies (2006) Gejala Klasik Malaria ditemukan pada penderita yang

berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan

(imunitas). Penderita demikian baru pertama kali menderita malaria , terdiri dari

tiga stadium yang berurutan :

1. Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya skizon dalam

eritrosit dan keluar zat-zat antigenik, demam (selama 2-6 jam), timbul

setelah penderita menggigil.


21

2. Demam dengan suhu badan sekitar 37,5 - 40 C, sedangkan pada penderita

hiperparasitemia (lebih dari 5%) suhu meningkat lebih dari 40C.

3. Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah deman, terjadi akibat gangguan

metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang

dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi.

Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.

Di daerah Endemis malaria, dalam hal ini penderita telah mempunyai

imunitas terhadap malaria, gejala klasik di atas timbul tidak berurutan,

bahkan bisa jadi tidak ditemukan atau kadang-kadang muncul gejala lain.

Gejala malaria dalam kaitannya dengan pemberantasan malaria adalah

sebagai berikut.

1. Demam

2. Menggigil

3. Berkeringat

4. Dapat disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah.

5. Ada gejala yang khas di daerah tertentu yang pernah ditemukan, yaitu

nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa (Papua), serta pucat dan

menggigil pada orang dewasa (Yogyakarta).

Malaria yang disertai komplikasi, gejalanya seperti gejala malaria ringan

tersebut, disertai dengan salah satu gejala dibawah ini :

1. Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)

2. Kejang

3. Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran


22

4. Mata kuning dan tumbuh kuning

5. Pendarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan

6. Jumlah kencing kurang (Oliguri)

7. Warna air kencing (Urine) seperti air teh

8. Kelemahan umum

9. Napas sesak

2.1.6 Agent Malaria

Agent penyakit malaria adalah makhluk hidup genus Plasmodia, famili

Plasmodiidae dari Ordo Coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal

empat spesies parasit malaria pada manusia, yaitu:

1. Plasmodium Falciparum menyebabkan malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria yang berat hingga menyebabkan kematian.

2. Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana

3. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana

4. Plasmodium ovale (jarang dijumpai), umumnya di Afrika

(Wardhana,2004)

Sifat-sifat spesifik parasit berbeda-beda untuk setiap spesies malaria

dan hal ini mempengaruhi terjadinya manifestasi klinis dan penularan.

Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium yang

disebut dengan infeksi campuran (mixed Infection) biasanya paling banyak

dua jenis parasit yaitu campuran antara P.falciparum dengan plasmodium

lainnya.Masa inkubasi keempat plasmodium diberikan pada tabel berikut :


23

Tabel 2.1

Masa Inkubasi Malaria

Jenis plasmodium Masa inkubasi (hari)

Plasmodium falciparum 9-11 (12)

Plasmodium vivax 12-17 (15)

Plasmodium ovale 16-18 (17)

Plasmodium malariae 18-40 (28)

Sumber : Departemen Kesehatan, 2009

2.1.7 Vektor Penyakit Malaria

Vektor utama di pulau Jawa dan pulau Sumatera adalah An

sunndacius , An maculatus, An aconitus, dan An balabacensis. Sedangkan

di luar pulau tersebut khususnya Indonesia wilayah tengah dan wilayah

timur adalah An barbirostris, An farauti , An koliensis , An punctulatus,

An subpictus, dan An balabancensis. Berikut adalah contok bionomik dari

beberapa spesies Anopheles tersebut. (Susanna,2011)

1. Anopheles aconitus

An. Aconitus merupakan salah satu vetor utama di daerah

Sumatera dan Pulau Jawa. Spesies ini memiliki karkteristik menggigit

antara pukul 18.00 hingga 22.00 . Habitat spesies ini pada umumnya di

persawahan yang berteras , dengan aliran air lambat. Pada umumnya


24

nyamuk ini lebih tertarik kepada darah ternak ketimbang manusia. Bila

ada ternak dalam rumah merupakan salah satu daya tarik, namun dapat

saja secara berganti-ganti menggigit manusia maupun ternaknya. Di

Banjarnegara, Jawa tengah, dan beberapa tempat lain spesies ini menggigit

manusia di luar rumah. Pagi harinya beristirahat di tebing sungai, pada

cekungan tanah, di tempat yang basah dan lembab. Spesies ini sangat

jarang hinggap di dalam rumah, masuk ke rumah hanya untuk mencari

darah, sesudah itu keluar. Nyamuk ini memiliki daya jelajah terbang antara

1 hingga 2 km.

Tempat perindukan utama An.aconitus adalah sawah berteras dan

saluran irigasi. Selain itu tempat perindukan nyamuk ini juga dapat di

temukan di tepi sungai dengan aliran pelahan atau kolam yang agak

alkalis.

Ada hubungan antara umur padi dengan densitas nyamuk yakni

ketika tanaman padi berumur antara 3 hingga 4 minggu. Dengan pola

tanaman yang tidak teratur sepanjang tahun, maka potensi penularan bisa

terjadi sepanjang tahun.

2. Anopheles balabacensis

Spesies ini merupakan spesies yang antrophopilik, lebih menyukai

darah manusia ketimbang darah binatang. Nyamuk ini juga memiliki

kebiasaan menggigit pada tengah malam hingga menjelang fajar sekitar

jam 4 pagi. Spesies ini memiliki habitat asli di hutan-hutan,


25

berkembangbiak di genangan-genangan air tawar. Di Banjarnegara

nyamuk ini dikenal berada di kebun-kebun salak ( Misriyah 2001 dalam

Susanna, 2005). Pada siang hari sulit menjumpai nyamuk ini di dalam

rumah. Mereka lebih menyukai hutan-hutan atau semak di sekitar

pekarangan rumah.

3. Anopheles barbirostris

Seperti halnya An.balabcensis nyamuk ini menggigit antar pukul

23.00 hingga 05.00 pagi, dan setelah menggigit hingga di kebun kebun

kopi, pohon nanas, habitatnya di rawa-rawa, kolam darat , dan irigasi.

Spesies ini di pulau Sumatera dan Pulau Jawa jarang dijumpai menggigit

orang, namun di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur banyak yang

tertarik menghisap darah orang. Hasil uji presipitin di pulau Sulawesi

tenggara menunjukkan Indeks Darah Manusia mencapai 96,7%.

4. Anopheles sundaicus

Nyamuk ini merupakan salah satu spesies utama dalam penularan

malaria di pulau jawa. Nyamuk ini adalah bersifat antophofilik, memilih

tempat istirahat di gantungan baju, di rumah-rumah, meski kadang-kadang

dijumpai pula di luar rumah. Spesies ini termasuk memiliki daya jelajah

terbang cukup jauh, yakni 3 km. Di sekitar pantai Nusakmbangan

perbatasan dengn Ciamis dan Kampung Laut, diperkirakan menyebrang

selat antara kampung laut dan Nusakambangan. Nyamuk ini memiliki


26

habitat air payau, ekosistem pantai, jentik berkumpul di tempat yang

tertutup oleh tanaman, dan pada lumut yang mendapat sinar matahari

langsung. Bekas galian pasir, muara sungai kecil yang tertutup pasir,

muara sungai kecil yang tertutup pasir, tambak yang tidak dikelola, atau

ditinggalkan oleh pemiliknya merupakan tempat yang sangat ideal untuk

perkembangbiakan An sundacius.

An sundacius aktif menggigit antara pukul 22.00 hingga 01.00 dan

lebih banyak menggigit orang di luar rumah daripada di luar rumah.

Namun, demikian banyak pula yang masuk kedalam rumah, menggigit dan

beristirahat di dalam rumah.

5. Anopheles subpictus

An. Subpictus lebih menyukai darah ternak ketimbang darah

manusia. Nyamuk ini aktif sepanjang malam, dan beristirahat di dinding

rumah. Jentik nyamuk ini sering dijumpai bersama jentik An.Sundacius,

namun lebih toleran terhadap salinitas yang rendah mendekati air tawar.

6. Anopheles maculatus

An. Maculatus lebih menyukai darah binatang ternak, memiliki

kebiasaan menggigit antara pukul 23.00 hingga 03.00 pagi. Spesies ini

juga lebih suka menggigit orang di luar rumah, serta istirahat di luar, atau

kebun kebun kopi, rumpun tanaman di tebing yang curam, berkembang

biak di pegunungan, atau sungai-sungai kecil, air jernih, atau mata air yang
27

langsung terkena sinar matahari. Pada musim kemarau biasanya kepadatan

tinggi, namunmusim hujan menurun karena tempat perkembangbiakan

terkena aliran sungai deras akibat hujan.

2.1.8 Patogenesis Malaria

Ada empat spesies genus plasmodium yang dikenal merupakan

penyebab malaria, yakni plasmodium vivax, plasmodium malariae,

plasmodium ovale, dan plasmodium falciparum. Hampir semua kematian

pada manusia penyebabnya adalah plasmodium palciparum.

Infeksi bermula, ketika nyamuk betina Anopheles menginokulasi

atau menyuntikkan sporozoit salah ssatu bentuk dalam siklus kehidupan

plasmodium di alam bebas ini, ketika nyamuk menghisap darah manusia.

Bentuk sporozoit ini dikeluarkan dari kelenjar ludah nyamuk

(Harrisons,1991)

Plasmodium pada fase bernama sporozoit kemudian dalam waktu

kurang lebih 30 menit terbawa aliran darah ke salah satu organ manusia,

yakni liver, dengan target sel-sel parenkhim hepar atau liver, dan memaksa

masuk kedalam sel. Beberapa saat kemudian sporozoit mulai ber-replikasi

memperbanyak diri tanpa proses perkawinan. Fase ini disebut sebagai fase

intrahepatic atau preerythocyte schizigony. seekor sporozoit mampu

membelah diri hingga ribuan merozoit. Sel parenkhim liver yang

menggelembung mengandung ribuan merozoit akhirnya pecah dan

merozoit berhamburan ke dalam aliran darah lagi. Ini merupakan bagian


28

dari tahapan perjuangan genus plasmodium untuk survive di alam fana,

sebaliknya merupakan perjalanan derita bagi manusia.

Ketika dimulai petualangan tahap baru yang dikenal sebagai fase

dalam darah dengan berbagai gejala klinis yang dialami oleh penderita

demam tinggi malaria. Pada infeksi P.vivax dan P.ovale sejumlah

sporozoit tetap dalam kondisi dormant(tidur) tidak langsung di replikasi

sampai penyebab kekambuhan karena umumnya penderita merasa sudah

sembuh tanpa gejala, dan suatu saat sporozoit bangun dari tidurnya ber-

replikasi dan menyebar ke fase berikutnya yaitu fase dalam darah.

Setelah berada dalam aliran darah, merozoit secara cepat masuk

menembus sel darah merah. Proses masuknya merozoit kedalam butir

darah merah atau eritrosit merupakan peristiwa yang cukup kompleks,

karena tidak serta merta berhasil. Orang-orang Afrika Barat, memiliki

daya restisensi tinggi terhadap masuknya merozoit P.vivax

(Harisson,1991)

Setelah plasmodium berhasil masuk, merozoit ber-replikasi lagi,

hingga sel darah merah (eritrosit) menggelembung dan pecah. Merozoit

baru kemudian masuk lagi kedalam erirosit baru dan ber-replikasi,

demikian seterusnya, hingga seseorang yang mengalami peristiwa ini akan

kehilangan darahdan anemia.

Setelah beberapa kali mengadakan replikasi, sebagian dari

merozoit membentuk gametosit yang relatif inert dan bertahan lama.

Berbeda dengan bentuk sporozoit dan merozoit maka gametosit sudah


29

mengalami diferensiasi secara seksual, menjadi jantan dan betina. Suatu

saat kelak, apabila mereka beruntung masuk ke dalam ( karena nyamuk

menusuk kulit dan menghisap darah penderita malaria) maka gametosit

akan kawin mawin, bereproduksi secara seksual dan membentuk zigot dan

menurunkan bentuk oosit. Para oosit ini mengandalkan dirinya dan dalam

jumlah banyak menembus inding usus nyamuk dan menuju saliva dalam

bentuk sporozoit kembali ( replikasi hingga membentuk sporozoit selama

rata-rata 10 hari). Setelah melampaui perjalanan panjang dan berliku-liku,

sporozoit dalam kelenjar air ludah nyamuk siap untuk berpindah ke

manusia berikutnya. Bila nyamuk beruntung mampu mempertahankan

kehidupnnya maka langkah berikutnya adalah mencari mangsa manusia

berikutnya serta menularkan atau menginfeksikan sporozoit ke manusia

sehat. Proses penularan baru dimulai lagi dan seterusnya. Apabila tidak

ada aral melintang seekor nyamuk bisa hidup selama satu hingga 2 bulan.

Namun , kadang nyamuk bisa mati, ketika perut menggelembung berisi

ookinet, pecah berantakan. (Susanna,2011)

2.1.9 Pencegahan

Pencegahan terhadap Malaria lebih utama daripada Mengobatinya. Dalam

hal ini prinsip manajemen berbasis lingkungan memegang peranan penting,

terutama manajemen simpul 2 dan 3. Di sini lebih menekankan pemberantasan

pada media transmisi dari plasmodium, yaitu nyamuk Anopheles. Upaya

dilakukan untuk mencegah timbulnya habitat nyamuk, pemberantasan jentik


30

maupun nyamuk dewasa , yang terkait pula dengan perilaku manusia dalam

mengelola lingkungannya.

Upaya pencegahan dilakukan untuk meminimalkan jumlah kontak

manusia dengan nyamuk melalui pemakaian kelambu (bed nets) dan

penyemprotan rumah. Manajemen lingkungan dan pembasmian jentik-jentik

nyamuk dapat dipakai dalam lingkungan eologi tertentu, tergantung spesies

vektor (nyamuk). Pemakaian kelambu yang direndam insektisida merupkan

cara efektif untuk mencegah malaria, terutama untuk kelompok yang paling

rawan, yaitu bagi ibu hamil dan anak-anak di bawah usia lima tahun.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, secara nasional,

hanya satu dari tiap tiga anak dibawah usia lima tahun yang tidurnya

menggunakan kelambu. Salah satu hambatan penggunaan kelambu secara

massal adalah Ketidakmampuan Keluarga miskin untuk membeli kelambu.

Adapun upaya pencegahan penyakit malaria adalah sebagai berikut ;

1. Mengurangi Pembawa Gametosit

Dikatakan menjadi sumber infeksi, sebagai pembawa gametosit seorang

penderita harus mengandung gametosit dalam jumlah besar di dalam

darahnya. Dengan demikian, nyamuk dapat mengisapnya dan menularkan

pada orang lain. Hal ini dapat dicegah dengan jalan mengobati penderita

malaria akut, dalam hal ini sebagai sumber penular (simpul 1). Dengan

pengobatan yang efektif diharapkan gametosit tidak sempat terbentuk di

dalam darah penderita. Di samping itu, jika gametosit telah terbentuk,


31

dapat dipakai jenis obat yang secara spesifik dapat membunuh gametosit

(gametosida).

2. Menghindari gigitan nyamuk

Pada daerah yang penderitanya banyak, upaya untuk menghindari gigitan

nyamuk sangat penting. Di pedesaan atau pinggiran kota banyak sawah,

tambak ikan maupun rawa, sangat dianjurkan untuk memakai baju lengan

panjang, celana panjang saat keluar rumah, terutama malam hari. Nyamuk

ini suka menggigit pada malam hari. Memasang kawat kassa di jendela

dan ventilasi rumah, serta menggunakan kelambu saat tidur, merupakan

upaya yang dapat pula dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk

(mosquito reppelent) juga dapat dipertimbangkan untuk mencegah gigitan

nyamuk.

3. Membunuh jentik dan nyamuk dewasa

Untuk membunuh jentik dan nyamuk dewasa dapat dilakukan beberapa

langkah sebagai berikut.

a. Penyemprotan rumah. Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah di

daerah endemis malaria dapat dilakukan dengan menggunakan

insektisida yang sesuai, dua kali setahun, dengan interval waktu enam

bulan.

b. Larvaciding . Larvaciding merupakan kegiatan penyemprotan rawa-

rawa, yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.


32

c. Biological control. Merupakan kegiatan penebaran ikan kepala timah

(panchax-panchax) dan ikan wader cetul (lebistus reticulatus) pada

genangan-genangan air yang mengalir maupun persawahan. Ikan-ikan

tersebut berfungsi sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk anopheles

pembawa malaria.

4. Menghindari tempat perindukan nyamuk malaria

Tempat perindukan nyamuk ini bermacam-macam, tergantung jenis

nyamuknya. Ada yang hidup di pantai, rawa-rawa, persawahan, empang,

tambak ikan, maupun air bersih di pegunungan. Prinsipnya, sedapat

mungkin meniadakan tempat perindukan nyamuk tersebut, dengan

menjaga kebersihan lingkungan.

a. Tambak ikan yang kurang terpelihara, harus di bersihkan. Parit-parit

di pantai yang berisi air payau, harus ditutup. Sawah dengan sistem

irigasi, harus dipastikan bahwa airnya mengalir dengan lancar.

Bekas jejak kakipada lumpur yang berisi air, harus segera ditutup,

agar jentik-jentik nyamuk tidak tumbuh disitu.

b. Usaha lain secara alamiah, misalnya pengeringan secara berkala dari

sawah-sawah berteras (intermiten irrigation) juga banyak di

anjurkan untuk mengurangi populasi nyamuk penular malaria.

Dengan pengeringan secara berkala tersebut diharapkan waktu

kesempatan untuk bertelurnya nyamuk tadi menjadi berkurang. Kini

juga banyak tersedia bahan kimia untuk memberantas jentik-jentik di

atas genangan air yang tidak dapat di keringkan.


33

c. Anjuran yang melibatkan sektor pertanian, adalah mengusahakan

untuk melakukan panen padi secara serempak. Apabila panen

dilakukan serentak, akan memutus siklus hidup nyamuk di daerah

setempat.

5. Melindungi dengan obat antimalaria

Obat pencegahan (Profilaksis) terhadap malaria dapat dilakukan, dengan

tujuan agar tidak terjadi infeksi, serta timbul gejala-gejala malaria. Hal

ini sebaiknya dilakukan pada orang-orang yang melakukan perjalanan

ke daerah endemis malaria. Orang yang akan mengunjungi daerah

endemis ini harus minum obat antimalaria sekurang-kurangnya

seminggu sebelum berangkat, sampai empat minggu setelah orang yang

bersangkutan meninggalkan daerah endemis malaria.

Secara umum, pemakaian obat yang mempunyai tujuan untuk mencegah

terjadinya infeksi disebut kemoprofilaksis. Menurut fase siklus

Plasmodium yang menjadi sasarannya, dikenal dua jenis obat yang

dipakai dalam kemoprofilaksis, yaitu

a. Obat profilaksis kausal, yaitu obat yang dipakai untuk mencegah

infeksi oleh sporozoit,

b. Obat profilaksis klinis atau supresif, yaitu obat yang dipakai untuk

mencegah timbulnya gejala klinis malaria dengan jalan mengurangi

jumlah parasit dalam stadium eritrositik aseksual menjadi demikian

rendah di dalam darah. (Anies,2006)

2.2 Rumah
34

2.2.1 Defenisi

Perumahan dan pemukiman adalah salah satu kebutuhan pokok

manusia disamping sandang dan pangan. Seluruh anggota keluarga

berteduh, berlindung dengan aman dan nyaman disuatu bangunan disebut

Rumah. Waktu yang terbanyak bagi seseorang umumnya dihabiskan di

rumah. Oleh sebab itu rumah harus dirancang sedemikian rupa agar

penghuninya betah dan merasa aman , nyaman dan menyenangkan.

(Sarudji,2010)

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area

sekitarnya yang dipakai sebagai tempa t tinggal dan sarana pembinaan

keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah

struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan

berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik

untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai

Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah

bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana

pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fis ik,

mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara

produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman,

serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat

terpenuhi dengan baik. (Keman,2005)


35

Hubungan Rumah dan Kesehatan dapat kita kelompokkan sebagai berikut

(Sarudji,2010) :

1. Perumahan/Pemukiman dapat menimbulkan kemudahan untuk terjadinya

proses penularan penyakit baik antar anggota keluarga maupun dengan

anggota keluarga lain (tetangga).

Hal ini disebabkan oleh karena komunikasi yang terjadi antar

anggota keluarga yang dekat atau erat di samping juga jalinan

komunikasi dengan tetangganya,baik karena kedekatan aspek sosial

maupun kedekatan fisiknya. Beberapa jenis penyakit yang dapat

menular anggota keluarga ataupun dengantetangga adalah:

a. Penularan langsung : penyakit kulit, mata, cacar, tuberculosis,dsb

b. Penyakit yang menular atau ditimbulkan karena makanan yang

dimakanan secara bersama, misalnya terjadinya penyakit

berbasis saluran pencernaan makanan, peracunan makanan (food

poisoning) karena penanganan makanan keluarga yang tidak

memenuhi syarat higiene dan sanitasi.

c. Penyakit yang ditularkan oleh vektor, karena sanitasi rumah dan

lingkungan yang tidak baik, seperti pes, malaria, DHF dsb.

2. Pencemaran, misalnya keadaan udara yang tidak memenuhi syarat kualitas

udara dalam ruangan (indoor air quality), baik yang disebabkan pencemar

dari dalam maupun luar rumah.


36

3. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena masalah lingkungan sosial,

seperti stress karena over crowed, konflik sosial, sulit beradaptasi dengan

masyarakat sekitar, dsb.

2.2.2 Persyaratan Rumah Sehat

A. Bahan Bangunan

1. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepapaskan bahan yang dapat

membahayakan kes, antara lain: debu total kurang dari 150 ug/m2,

asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum !b" kurang dari

300 mg/kg

2. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

bekembangnya mikroorganisme patogen

B. Komponen dan Penataan Ruang

Komponen dan penataan ruang rumah komponen rumah harus

memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

1. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan , rata dan tidak licin, tinggi

lantai untuk rumah bukan panggung sekurang-kurangnya 10cm dari

pekarangan dan 25cm dari jalan.

2. Dinding

Dinding berfungsi untuk menahan angin dan debu, dibuat tidak tembus

pandang, bahan dibuat dari batu bata, batako, bambu, papan kayu,

dinding dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk sirkulasi udara.

Dinding kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
37

dibersihkan. Sedangkan dinding sebelah dalam rata, berwarna terang,

dan mudah dibersihkan. (Adnani,

3. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

Langit-langit rumah hendaknya harus mudah dibersihkan, tidak rawan

kecelakaan, berwarna terang, dan batas tinggi 2,75 m.

4. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus-

dilengkapi dengan penangkal petir.

5. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu,

ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi

dan ruang bermain anak

6. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

C. Pencahayaan

Pencahayaan alami atau buatan langsung atau tidak langsung dapat

menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak

menyilaukan. Cahaya yang cukup dapat diperoleh apabila luas jendela

kaca minimum 20% luas lantai. Kamar tidur sebaiknya diletakkan

disebelah timur untuk memberikan kesempatan masuknya ultraviolet. Jika

peletakan jendela kurang leluasa dapat dipasang genteng kaca karena

semua jenis cahaya dapat mematikan kuman, hanya berbeda satu sama lain

tergantung segi lamanya proses mematikan kuman. Agar cahaya matahari

tak terhalang masuk kedalam rumah maka jarak rumah yang satu dengan

yang lain paling sedikit sama dengan tinggi rumahnya. Lobang asap dapur
38

yang baik apabila lobang ventilasinya > 10% dari luas lantai dapur. Hal ini

dapat menyebabkan asap keluar dengan sempurna.

D. Kualitas udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut:

a. Suhu udara nyaman berkisar antara 18 sampai 30

b. Kelembaban udara berkisar antara 40 sampai 60%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f. Konsentrasi gas Formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

E. Ventilasi

Luas penghawaan atau Ventilasi alamiah yang permanen minimal

10% dari luas lantai. Ventilasi adalah jendela rumah berfungsi sebagai

lobang angin, jalan udara segar dan sinar matahari serta sirkulasi. Letak

lobang angin yang baik adalah searah dengan tiupan angin. Pergantian

udara agar lancar diperlukan minimum luas lobang ventilasi 5% dari luas

lantai dan jika ditambah dengan luas lobang yang dapat memasukkan

udara lainnya. (celah, pintu, jendela, lobang anyaman bambu dan

sebagainya menjadi berjumlah > 10-20% Luas lantai. Udara yang masuk

sebaiknya udara bersih dan bukan udara yang mengandung debu atau bau.

F. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah


39

G. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minimal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan

air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

H. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

I. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak

menyebabkan pencemaran.

2.3 Galundung

Galundung atau glundung adalah alat yang berbentuk tabung yang

terbuat dari baja berdiameter 27cm, 32cm, 50cm atau 60cm. Galundung

berfungsi sebagai wadah berisi bebatuan (mengandung emas) dan merkuri.

Di dalam galundung, bebatuan akan pecah bahkan hancur. Merkuri

berfungsi sebagai pengikat emas yang berasal dari bebatuan.Mesin

Galundung berfungsi sebagai penghancur dan penangkap emas dari bahan

batuan emas.

Setelah batu menjadi potongan - potongan yang kecil proses

selanjutnya adalah penggilingan biasanya masyarakat sekitar

menyebutnya dengan menggalundung, penggilingan ini dimaksudkan

untuk memisahkan antara batu-batuan dengan logam ataupun kandungan


40

emas. pecahan batu tersebut akan dimasukkan kedalam mesin yang

berupa tabung kecil dimana satu buah tabung dapat menampung batu

berkisar antara 2-3 kg tergantung masing-masing ukuran tabung dan

permintaan pemilik batu karena rata-rata pemilik mesin penggilingan ini

adalah masyarakat yang berada disekitar pertambangan dan ada juga

beberapa pemilik pertambangan mempunyai mesin penggilingan sendiri

Penggilingan batu itu sendiri akan diproses didalam tabung tersebut

dimana di setiap tabung akan dimasukkan 2 atau 3 buah batangan besi

untuk dapat menghacurkan pecahan batu tersebut sampai menjadi seperti

bubur.

Diantara bebatuan itu dibantu dengan cairan kimia yaitu merkuri

yang dicampurkan bersamaan di dalam tabung, merkuri ini akan

memisahkan antara batu dan kandungan logam dimana merkuri tersebut

bersifat mengikat logam-logam baik itu perunggu, perak dan emas. Proses

penggilingan akan berlangsung selama 4-5 jam, tabung penggilingan akan

diputar dengan mesin seperti dongfeng dimana dongfeng ini mampu

memutar hingga 20 tabung penggilingan. Setelah proses penggilingan

selesai maka hasil yang diperoleh adalah berupa air yang bercampur

dengan lumpur ataupun tanah karena selama proses penggilingan di dalam

tabung itu dimasukkan air agar proses penggilingan menjadi maksimal,

dari air lumpur tersebut akan di jernihkan dengan menggunakan air bersih

hingga kandungan lumpur hilang.


41

Merkuri dan logam akan tinggal di dasar air karena merkuri

memiliki massa jenis yang lebih berat dibangdingkan air, selanjutnya

proses penyaringan dilakukan terhadapat merkuri yang mengandung

butiran emas dimana emas yang terkandung di dalam merkuri akan di

saring dengan menggunakan kain halus sehingga merkuri yang tidak

mengandung butiran emas akan terpisah,biasanya mereka menggunakan

kain terpal yang tekstur kain terpal ini lebih halus dan rapat sehingga

merkuri dapat tersaring dan akan menyisakan logam yang tinggal di dalam

kain penyaring.

Pemisahan antara perunggu dan emas yang menyatu didalam

merkuri dapat dilakukan dengan cara-cara seperti menaruh rerumputan

yang memiliki kandungan pemisah antara perunggu dan emas ataupun

dapat menggunakan pemutih pakaian, walaupun cara ini dilakukan antara

emas dan merkuri tidak akan terpisahkan karena merkuri ini lebih

mengikat kepada emas. Emas yang diperoleh dari proses penyaringan

tidak dapat langsung djual melainkan akan dibakar terlebih dahulu agar

bentuknya lebih padat dan kadar dari emas tersebut dapat diketahui.

Dari hasil pembakaran maka dapat diketahui berat dan kadar

sehingga penaksiran harga dapat di hitung, harga semas tersebut relatif

sangat tergantung kepada kadar emas dimana kadar emas di pertambangan

setiap wilayah akan berbeda kandungannya karena proses pembentukan

emas sendiri tergantung kepada letak dan posisi wilayahnya. Dampak yang

timbul terhadap akibat pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun


42

dari penggunaan merkuri yang digunakan para penggelundung emas untuk

memurnikan emasnya dengan bahan logam lainnya mengakibatkan

pencemaran lingkungan, misalnya dalam proses galundung cairan merkuri

yang dimasukkan kedalam mesin mesin galundung tersebut, air

pembuangannya ada yang dialirkan ke sungai tempat masyarakat untuk

kehidupan sehari hari seperti mandi dan mencuci.

Dengan demikian air sungai tersebut dapat tercemar dan

terkontaminasi dari cairan merkuri tersebut, yang apabila digunakan oleh

masyarakat maka akan dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan.

Kemudian sebagian ada juga yang dialirkan ke daerah tanaman padi dan

kolam ikan yang akan membuat air tersebut menjadi tercemar sehingga

dapat menyebabkan tanaman padi rusak dan ikan yang ada dikolam

menjadi mati.

Bahaya lainnya dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun

dalam pemisahan emas dengan zat logam lainnya dalam penggembosan

(pembakaran emas), ialah tercemarnya udara. Penggembosan yang hanya

membuat cara sederhana untuk mengurangi bahaya dan dampak yang

ditimbulkan dari merkuri tidak menjamin, sebab bahan yang sederhana

dan kemungkinan besar masih sering terjadi kesalahan. Dengan demikian

merkuri dapat mencemarkan udara yang apabila ada masyarakat yang

berada di sekitar daerah penggembosan emas tersebut maka akan

menghirup udara yang sudah tercemar dari limbah bahan berbahaya dan
43

beracun yaitu merkuri maka akan berbahaya dan membahayakan

kesehatan.

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Kondisi Fisik Rumah :


.
1. Kawat Kasa pada Ventilasi
2. Langit-langit
3. Kerapatan dinding
4. Suhu
5. Pencahayaan
6. Kelembaban

Kejadian Malaria

Keberadaan Galundung:

1. Adanya Genangan Air


2. Adanya Jentik Nyamuk
3. pH Air

Anda mungkin juga menyukai

  • Berita Acara Seminar Proposal
    Berita Acara Seminar Proposal
    Dokumen3 halaman
    Berita Acara Seminar Proposal
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Laporan PBL Utuh
    Laporan PBL Utuh
    Dokumen71 halaman
    Laporan PBL Utuh
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Berita Acara Seminar Proposal
    Berita Acara Seminar Proposal
    Dokumen3 halaman
    Berita Acara Seminar Proposal
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Peserta Latihan Kerja Peminatan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 1
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Persetujuan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bang Ruli Batak
    Bang Ruli Batak
    Dokumen4 halaman
    Bang Ruli Batak
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Booth
    Booth
    Dokumen5 halaman
    Booth
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Dokumen9 halaman
    Bab I Fix
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Isi Laporan
    Isi Laporan
    Dokumen71 halaman
    Isi Laporan
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Surat Peminjaman Lab Eva
    Surat Peminjaman Lab Eva
    Dokumen1 halaman
    Surat Peminjaman Lab Eva
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii Fix
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Amdal Elida
    Amdal Elida
    Dokumen7 halaman
    Amdal Elida
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen39 halaman
    Bab II
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Amdal Elida
    Amdal Elida
    Dokumen7 halaman
    Amdal Elida
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen1 halaman
    Asma
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Ek107 002003 524 9
    Ek107 002003 524 9
    Dokumen8 halaman
    Ek107 002003 524 9
    Nurjayadi
    Belum ada peringkat
  • Ek107 002003 524 9
    Ek107 002003 524 9
    Dokumen8 halaman
    Ek107 002003 524 9
    Nurjayadi
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Dokumen10 halaman
    Demam Berdarah Dengue Atau Disingkat DBD Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang Ditularkan Lewat Gigitan Nyamuk Aedes Aegipty Atau Aedes Albopictus Berkelamin Betina
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat
  • Analisis Swot
    Analisis Swot
    Dokumen4 halaman
    Analisis Swot
    Elyda Chartica Shary Boetarboetar
    Belum ada peringkat