Anda di halaman 1dari 3

BAB II PEMBAHASAN

PASAR OLIGOPOLI
Struktur pasar atau industry oligopoli (oligopoly) adalah pasar (industri) yang terdiri dari hanya sedikit
perusahaan (produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk memengaruhi harga pasar.
Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilikaku setiap perusahaan akan memengaruhi perilaku
perusahaan lainnya dalam industri. Dari definisi di atas kondisi pasar oligopoly mendekati kondisi pasar
monopoli. Para ekonom pada umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama: persaingan
sempurna, monopoli, persaingan monopolistic dan oligopoli. Dalam semua bentuk pasar itu para penjual juga
memperhatikan respon pembeli, tetapi dalam oligopoli penjual juga memperhatikan lawan-lawannya. Di dalam
ketiga pasar yang di sebut terdahulu, kurva-kurva permintaanna diturunkan daro data tentang konsumen. Tapi
dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang oligopolis memperkikan juga tergantung pada reaksi apa yang
akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang di ambil. Ini memang sulit diramalkan, tetapi
penting bagi kita untuk bisa membuat kurva permintaannya.

1. Karakteristik Pasar Oligopoli


Dari definisi di atas kita dapat melihat beberapa unsur penting (karakter) pasar oligopoli.
Hanya sedikit perusahaan dalam industri (few number of firms)
Produknya homogen atau terdiferensiasi (homogen or differentiated product)
Pengambilan keputusan yang saling memengaruhi (interdependencedecision)
Kompotisi nonharga ( non pricing competition)
a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (few Number of firms)
Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat
dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis, biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh.
Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industry
dapat diukur dengan rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output
dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan
perusahaan). Jika rasio konsentrasiempaat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%,
berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil
mencerminkan struktur pasar yang bersaing sempurna. Pasar suatu industry dinyatakan oligopolistik apabila
CR4 melebihi 40%. Kita bias juga mengukur derajad konsentrasi delapan perusahaan (CR8) atau jumlah
lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80%, penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
Table 11.1
CR4 Sektor Industri Indonesia, Tahun 1985, 1990 & 1993
No. Kelompok Industri 1985 1990 1993
1. Industry makanan, minuman dan tembakau 58 61 67
2. Industry tekstil, pakain jadi dari kulit 26 22 26
3. Industry kayu dan barang-barang dari kayu 17 17 17
4. Industry kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan 47 63 56
5. Industry kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, 47 44 47
karet dan plastik
6. Industry barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi, dan batu bara 62 54 55
7. Industry logam dasar 66 57 55
8. Industry barang dan logam, mesin dan peralatanya 53 54 60
9. Industry pengolahan lainnya 69 55 69
Rata-rata tertimbang sector industri 49 47 50

b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Differentiated Product)


Dilihat dari sifat outout yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan peralihan antara persaingan
sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan akan memengaruhi perilaku perusahaan
dalam upaya mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan
mengatur jumlah output (output strategy) untuk mengatur tingkat laba, dalam pasar monopoli hanya satu
perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar

61
perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar
oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film, kamera. Sedangkan yang
menghasilkan produk homogeny adalah industry baja, pipa paralon, seng, dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar
tingkat diferentsiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.
Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-
perusahaan lawan.
Di luar unsure modal, rintangan untuk masuk ke dalam industry oligopoly yang menghasilkan produkk
homogen lebih sedikit, karena pada industry oligopoly dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan
loyalitas konsumen terhadap produk (merek) tertentu.
c. Pengambilan Keputusan Yang Saling Memengaruhi (interdependence decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan memengaruhi perusahaan
lainnya, baik yang sudah ada (exsisting firms) maupun yang masih di luar industry (potential firms). Kerenanya
guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi
menetapkan harga jual terbatas (limiting prices), yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di
bawah tingkat maksimum.
d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencaoai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga
non harga (non pricing competition), Bentuk-bentuk kompetisi nonn harga antara lain adalah pelayanan purna
jual serta iklan untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek, serta
memengaruhi perilaku konsumen. Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan
dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan
intelejen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata,
maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing
terhadap setiap keputusan yang di ambil.
2. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada sua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli.
a. Efisiensi Skala Besar
dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industry mobil, semen, kertas, pupuk
dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang di
butuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output di
produksi skala besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil,skala efisiensi baru tercapai jika produksi
mobil minimal 50.000 sampai 10.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output
minimal seluruhnya antara 200.000 300.000 unit pertahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan
juta rupiahper tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin masuk industry
mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Kegiatan diatas merupakan hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan-perusahaan
pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen.
b. kompleksitas Manajemen
berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli dan persaingan
monopolistik), struktur pasar oligopoly ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus
cermat dalam memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan rekasi yang merugikan dari
perusahaan pesaing. Karena itu dalam industry oligopoly, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup
sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang
sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industry yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak
perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoly akhirnya hanya terdapat sedikit
produsen.
3. Keseimbangan Oligopoli
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist). Sebagai produsen,
keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis oligopoli tidak menekankan menekankan dimensi
waktu, melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dari kemampuan mengatur output dan
harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing. Karena itu oligopolis akan mencapai

62
keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi
untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoly, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai
model untuk menganalisi perilaku oligopolies. Sayangnya, tidak ada satu pun model yang dapat diterima secara
umum sebagai model terbaik. Dalam bab ini, hanya akan di bahas model permintaan patah (kinked demand
model) dan model kepemimpinan harga (price leadership model).
Model Permintaan Yang Patah (kinked Demand Model)
Model ini di kembangkan oleh P.M Sweezy (1939). Dua pemikiran penting yang dilontarkan Sweezy
adalah harga dalam pasar oligopoly bersifat kaku (inflexible) dan oligopolies mengambil keputusan berdasarkan
sikap (scenario)npesimis (pessimistic way). Permintaan sangat elastis bila harga dinaikkan dan inelastic bila
harga ditirunkan. Pengaruh cirri yang menonjol dalam motif pasar yang bersifat oligopolistic adalah adanya
ketegaran harga (price rigidity).
Konsekuensi dari pemikiran tersebut adalah perusahaan menghadapi dua scenario permintaan. Scenario
pertama, sebut saja D1 adalah permintaan dengan asumsi pesaing tidak beraksi terhadap strategi perusahaan.
Permintaan ini sangat elastis. Permintaan kedua (D2) adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi perusahaan.
Permintaan ini inelastis, sepeti bereaksi terhadap strategi perusahaan.

4. Duopoli
Duopoli (duopoly) adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopli hanya ada dua perushaan.
Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antarperusahaan dalam pasar oligopoli.
a. Model Cournot (Cournot Model)
model ini dikembangkan Agustin Cournot (ekonm perancis) tahun 1938. Dasar pengembangan ini
adalah duopolies tercapai bila bianya marjinal adalah nol (MC = 0). Dengan pembuktian matematis, duopolies
(apabila masingmasing perusahaan tidak saling berinteraksi) akan mencapai keseimbangan bila output masing-
masing perusahaan tidak saling berinteraksi) akan mencspsi keseimbangan bila output masing-maasing
perusahaan adalah sepaurh jumlah permintaan pada saat harga P = 0.
Masing- masing duopolies (perusahaan yang beroperasi dalam pasar duopoly) mempunyai daya monopoli yang
sama. Keputusan jumlah output yang diproduksi duopolis berdasarkan asumsi bahwa output duopolies yang satu
(sainganya) sudah diputuskan dan tidak akan berubah.
b. Teori Permainan (Game Theory)
teori permainan (game theory) mencoba menjelaskan perilaku perusahaan dalam pasar duopoli secara
lebih relaastis. Menrut teori ini duopolis tidak selalu mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi juga kerja
sama (cooperatif). Strategi manapun yang dipilij, dasarn pertimbangan adalah berapa besar hasil yang di peroleh
(pay off).
Model Dilema Narapidana (Prisoners Dilema Model)
Model ini ingin menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil keputusan dalam tidak dapat
berkomunikasidengan teman atau lawannya. Model dibangun berdasarkan cerita bahwa dua narapidana
tertangkap setelah bekerja sama dalam melakukan kejahatan. Hal yang harus dilakukan adalah apakah mereka
harus mengakui kejahatannya didepan polisi pemeriksa.
Jika kedua narapidana mengambil keputusan mengaku, setiap orang akan dipenjara 5 tahun. Sebaliknya
jika sama-sama tidak mengaku masing-masing hanyaakan dipenjara 2 tahun. Bila hanya salah satu yang
mengaku, yang tidak mengaku akan dipenjara 10 tahun, yang mengaku hanya 1 tahun. Keputusan yang saling
menguntungkan adalah bila keduanya tidak mengaku, karena masing-masing hanya dipenjara selama 2 tahun.
Tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan berkomunukasi karena ditahan dalam dua ruangan yang terpisah
jauh. Khawatir karena yang lain mengakui kesalahan, maka kedua narapidana mengambil keputusan untuk
mengaku dan masing-masing menjalani hukuman penjara selama 5 tahun.
Model dilemma narapidana dapat diadaptasi untuk menganalisis keputusan masing-masing duopolies
dalam menetukan harga jual. Misalnya perusahaan otomotif A adalah pasangan duopolis perusahaan otomotif B.
mereka harus mengambil keputusan tentang harga jual mobil mereka.

63

Anda mungkin juga menyukai