(PIDI)
Pembimbing :
Disusun oleh :
SUNGAI MALANG
2016
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih
dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit
ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
2000 adalah 301 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,5 episode setiap
tahunnya untuk golongan umur balita. Cause Specific Death Rate (CSDR) diare golongan
umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita. Kejadian diare pada anak laki -laki hampir sama
dengan anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Di negara yang sedang berkembang, insiden yang tinggi dari
penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar dan kekurangan protein
Menurut Depkes RI tahun 2009, sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare
hingga separuh. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah
terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung. Banyak pihak yang telah memperkenalkan
perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat dilakukan
Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi akut apabila kurang
dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika berlangsung
lebih dari 4 minggu. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan
akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. Selain itu, 10% lagi
disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain. Berbeda dengan diare
akut, penyebab diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab noninfeksi seperti alergi
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan oleh rotavirus. Virus ini
menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Setelah terpapar dengan agen
tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman.
Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak. Gejala dehidrasi tersebut yaitu berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering. Dehidrasi yang terjadi dapat menyebabkan gagal sirkulasi dalam tubuh sehingga
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dengan adanya penyuluhan diare diharapkan
jika anak mengalami diare sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian diare pada
1. Tema
2. Tujuan
3. Tujuan khusus
Ibu memahami tanda-tanda dehidrasi (kekurangan cairan) akibat diare pada anak.
4. Nama pelaksana
5. Nama pendamping
6. Hari/tanggal
7. Waktu
8. Tempat
9. Jumlah peserta
25 orang ibu
10. Metode
Menyampaikan materi
Penutup
13. Kesimpulan
Telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai diare pada anak di desa Datu
Kuning pada tanggal 5 desember 2016. Kegiatan berjalan tertib dan tenang. Peserta
memperhatikan dengan seksama dan aktif bertanya saat sesi tanya jawab.
14. Saran
Saat dilakukan penyuluhan sebaiknya seluruh ibu dapat ikut serta dan aktif dalam
kegiatan tersebut.