Anda di halaman 1dari 32

MATA KULIAH: FILSAFAT UMUM

KELAS IPA BIOLOGI SMT: VI


OLEH
DR. ANDA JUANDA, M.Pd.
IAIN SYEKH NURJADI CIREBON
T.A. 2015/2016
PENGANTAR KEPADA FILSAFAT
1. ASAL MULA TIMBULNYA FILSAFAT
a. DARI MITOS MENUJU LOGOS
Mitos
Mitos identik dengan ceritra, dongeng, legenda, tahayul, sastra atau
kepercayaan yang dibesar-besarkan oleh orang-orang Yunani pada zaman
kuno tanpa koreksi akal. Contoh mitos: kejadian alam semesta sbg hasil
perkawinan dewa langit dg dewi bumi; pelangi adalah dewi langit turun
ke bumi; kepercayaan orang jawa bahwa kesuburan padi oleh dewi SRI,
legende gunung tangkuban perahu, dsb.
Logos
Kira-kira abad ke-6 keyakinan terhadap mitos mulai pudar. Orang Yunani
menyelesaikan masalah tidak lagi dengan mitos melainkan menggunakan
logos (logika/akal). Misal Xenophanes sudah mengerti bhw pelangi
pantulan matahari dalam awan, bukan dewi langit. Berdasarkan
pergeseran waktu yg sangat lama penyelesaian berbagai problema tdk
berdasarkan mitos lagi, melainkan menggunakan logos. Langkah ini
sebagai awal permulaan lahirnya filsafat. Kebenaran bukan lagi atas dasar
tahayul, atau dongen melailan didasarkan pada akal.
Lanjutan: Asal Mula Filsafat
.
b Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu sebagai watak manusia. Manusia disebut animal rational;
atau hayawan natiq (hewan yg mampu berpikir). Rasa ingin tahu manusia ini
dibuktikan dengan bertanya secara mendasar. Misal: apa bahan dasar alam
semesta ini?, dari apa manusia diciptakan?, mengapa air mata asin tidak
manis, dsb. Dari rasa ingin tahu inilah dapat melahirkan filsafat.
c. Rasa Takjub
Rasa takjub/heran terhadap berbagai kejadian yg terjadi di alam semesta. Misal,
terjadi pergantian siang dan malam, terbit dan terbenam matahari/bulan; lautan
dengan ombak yang menggulung, gunung-gunung menjulang tinggi, dsb. Rasa
heran ini menimbulkan manusia berfilsafat.
d. Keterbatasan Hidup
Manusia dengan segala keterbatasannya menghadapi berbagai problema : seperti
masalah sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, kematian, bencana yg menimpa,
dsb. Berdasarkan berbagai probelema tsb, manusia mencari jalan dengan cara
berfilsafat.
Lanjutan : Asal Mula Filsafat
2. ARTI FILSAFAT
a. Arti Filsafat secara Etimologi
Kata filsafat dalam bahasa Arab falsafah, bahasa Inggris philosophy, dan dari
bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia teridiri dari kata philein (cinta/love),
dan sophia (kebijaksanaan/wisdom). Jadi , secara etimologi filsafat berarti cinta
terhadap kebijaksanaan. Artinya, penyelesaian masalah secara bijak/arif
berdasarkan akal pikiran/logika.
b. Arti Filsafat secara Terminologi
Arti filsafat secara terminologi sudah terkandung di dalam istilah filsafat itu
sendiri. Misalnya:
Plato: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mencoba utk mencapai
pengetahuan ttg kebenaran yang asli.
Aritoteles: Filsafat adalah ilmu yg meliputi keberan yg di dalamnya terkandung
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, politik, dan estetika.
Al Farabi: Filsafat adalah ilmu ttg hakikat bagaimana alam maujud yang senarnya.
Rene Descartes :Filsafat menyelidiki Tuhan, alam, dan manusia., dll.
Lanjutan : Asal Mula Filsafat
3. OBJEK KAJIAN FILSAFAT
a. Objek Material Filsafat
Objek material filsafat mengkaji apa saja baik yg tdk dpt diindera ataupun
yg dapt diindera oleh panca indera manusia. Yang tidak bisa diidera oleh
manusia misalnya Tuhan, dan yang dapat diindera secara kongkrit
seperti: alam semesta, manusia, hewan, tumbuhan, pepohonan, batu,
air, alat-alat transfortasi-komunikasi, dsb.
b. Objek Formal
Objek Formal, yaitu Ilmu-ilmu yg mempelajari objek material, contoh:
Ilmu Biologi mempelajari hewan-tumbuhan, Pendidikan mempelajari
guru, siswa, materi pelajaran, KBM, evaluasi, dsb. Psikologi mempelajari
tingkah laku manusia. Ekonomi mempelajari kebutuhan, dsb. Jadi, Objek
formal mempelajari sesuatu dari sudut pandang keilmuan.
Lanjutan : Asal Mula Filsafat
4. CIRI-CIRI FILSAFAT
a. Menyeluruh
Berpikir menyeluruh artinya tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari sudut
pandangn tertentu. Pemikiran kefilsafatan menghubungkan antara ilmu yg satu dengan
ilmu-ilmu lain, misal hubungan ilmu dg nilai, moral, tujuan hidup, dsb. Contoh penyalah
gunaan nuklir membawa akibat kerusakan manusia, lingkungan, kesehatan, dsb.
b. Mendasar
Berpikir mendasar, artinya pemikiran yang mendalam sampai kepada hasil yg fundamental
atau esensi objek yg dipelajari shg dpt dijadikan dasar berpijak dalam menyelesaikan
problema kehidupan..Contoh mempelajari pontensi manusia, alam semesta, dsb.
c. Spekulatif
Berpikir spekulatif bukan berarti berpikir untung-untungan/asal-asaln, melikan pemikiran itu
dapat dijadikan dasar bagi pemikiran berikutnya.
d. Radikal
Berpikir radikal, artinya pemikiran itu sampai kepada akar atau inti permasalahannya. Atau
suatu kasus tertentu tdk hanya diterima berdasarkan informasi , melainkan dinvestigasi
secara akurat. Contoh kasus banjir, erupsi, dsb
e. Sistematik
Berpikir runtut, tidak terjadi kontradiktif, antara uraian yg pertama dg yg berikutnya.
Lanjutan: Asal Mula Filsafat
SISTEMATIKA FILSAFAT
ONTOLOGI

EPISTIMOLOGI AKSIOLOGI
Lajutan Asal Mula Filsafat
5. SISTEMATIKA FILSAFAT
A. ONTOLOGI
1. Makna Ontologi
Ontologi adalah cabang filsabat yg membicarakan hakikat (intisari) sesuatu baik yang dapat
diindera maupun yg tdk dapat indera. Yang dapat diindera misalnya alam semesta dan seisinya,
sedangkan yg tdk dapat diindera: Tuhan (alam ghaib). Ontologi kadang disebut metafisika
sbg filsafat pertama karena mempelajari yang ada dan yg ghaib. Jadi, metafisika lebih luas
dpd ontologi.
2. Objek Ontologi
Yang termasuk objek ontologi adalah : Tuhan, alam semesta, dan mnusia. Munculnya ontologi
diawali dg berbagai pertanyaan . Pertanyaan muncul menanyakan eksistensi Tuhan, alam
semesta, manusia, dsb. Contoh siapa pencipta alam ini?; Alam dibuat dari apa?; mengapa
manusia mati?, Hakikat manusia apakah dari ruh atau materi/jasmani, dsb.
3. Alairan sekitar Ontologi
a. Supernaturalisme (segala sesuai ditentukan Tuhan) . Misal, manusia diciptakan Tuhan, dsb.
b. Naturalisme/materialisme (segala sesuatu berasal dari materi). Misal, manusia/benda-
benda berasal dari atom.
4. Kegunaan Mepelajari Ontologi
a. Objek yang dikaji dapat dipilah-pilah
b. Objek kajian keilmuan semakin jelas batasannya
c. Memudahkan melakukan penelitian terhadap objek tertentu, dsb.
Lanjutan: Asal Mula Filsafat
B. EPISTEMOLOGI
Epistemologi adalah cabang filsafat yg mempelajaran sumber, proses,
syarat, batas bagaimana manusia mendapatkan ilmu pengetahuan, baik
ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu alam.
a. Sumber ilmu pengetahuan: Wahyu, Akal/rasio, Indera, Intuisi.
b. Proses terkait dg metodologi utk memdapatkan ilmu pengetahuan yg dpt
dilkukan dengan cara penelitian (research). Research bisa dilakukan
dengan metode kuantitatif atau metode kualitatif.
c. Syarat ilmu pengetahuan yang didapat utk ilmu alam objektif; ilmu
sosial subjektif.
d. Batas epistemologi utk ilmu alam dan sosial sebatas kemampuan akal
dan indera, tetapi agama selain akal, indera juga Wahyu dan intuisi/iman.
e. Kegunaan episteomologi adalah mewujudkan terbukanya ilmu-ilmu, baik
ilmu alam maupun ilmu sosial yang berguna dalam memecahkan
berbagai problema kehidupan yang dihadapi manusia.
Lanjutan: Asal Mula Filsafat
C. AKSIOLOGI
Aksiologi, adalah cabag filsafat yang mempelajari keterkaitan ilmu dengan
berbagai aspek. Misalnya moral, etika, estetika, agama, dan nilai-nilai.
1. Contoh aksiologi:
a. Tanggung jawab sosial ilmuan
b. Nuklir dan pilihan moral
c. Revolusi genetika terkait dengan nilai
2. Kegunaan Aksiologi
a. Ilmu terikat nilai-nilai (values bound)
b. Mencegah ilmu bebas nilai (value free)
A. FILSAFAT YUNANI KUNO
A. FILSAFAT YUNANI KUNO (FILSAFAT ALAM)
di antara yang termasuk filosof kuno a.l:
1. Thales ( 625 545 SM)
Ajaran filsafatnya bahwa hakikat atau aasal segala sesuai adalah AIR. Air sebagai sumber
segala sesuatu yang ada di jagat raya ini, dan tanpa air tidak ada kehidupan. Karya Tahles
sebagai peletak ilmu geografi.
2. Anaximandros ( 610 540 SM)
Anaximandros sebagai murid Thales, dan ajaran kefilsafatannya berbeda dengan gurunya,
Thales. Anaximandros mengatakan asal segala sesuatu /asas alam semesta (arkhe) bukan
dari air, tetapi to aperion (yang tak terbatas). Benda-benda fisik terbatas, dan benda non-
fisik pun tebatas. Jadi, arkhe adalah to aperion. Karya Anaximandros adalah ilmu astronomi,
geografi.
3. Anximanes ( 358 480 SM)
Ajaran kefilsafatan Anaximanes bahwa hakikat segala sesuatu bukan air, dan to aperion
melainkan berasal dari UDARA. Tanpa udara tidak akan ada kehidupan dan alam semesta.
Hal ini, mungkin udara terjadi pemadatan udara secara berangsur-angsur menjadi padat,
dan timbulah air, tanah, dan batu. Sebaliknya karena udra menjadi encer, maka timbullah
api.
Lanjutan: Filsafat Kuno
4. Phytagoras ( 580 500 SM)
Ajaran kefilsafatannya mengutamakan pada bilangan (number). Ia menjelaskan
bahwa asas pertama segala sesuatu adalah bilangan. Unsur-unsur atau asas-asas
bilangan terdapat pada segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu ialah: genap dan
ganjil, terbatas dan tdk terbatas. Singktnya Phytagoras mewariskan ilmu matetamtika.
Dalil matematika yg masih digunakan, yaitu: jumlah dari luas dua sisi sebauh segi tiga
siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 +b 2 =c 2).
5. Xenophanes ( 570 480 SM)
Xenophanes adalah filosof yang sangat kritis, ia mengkritisi mitologi yang
menyerupakan tuhan seperti manusia (atau dewa-dewa). Menurut Xenophanes bahwa
tuhan tidak seperti manusia, melaiknan tuhan bersifat kekal dan tdk mempunyai
permulaan. Ia menolak bahwa tuhan mempunyai bilangan banyak , misalnya pada
agama Kristen adanya: tuhan bapak, tuhan anak, dan roh kudus. Sumbangan
pemikirannya jejak-jejak menuju monoteisme.
6. Herakleitos ( 540 475 SM)
Menurut Herakleitos bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini mengalir,
berubah-ubah (tidak ada yang menetap pasti) atau dengan istilah lain pantha rhei kei
uden menei. Apa yg menjadi sumber perubahan iti? Menurut Dia adalah API. Misal,
air menjadi panah, kayu menjadi abu, warna menjadi pudar, dst. Sumbangan
pemikiranya kelak akan muncul teori relativitas.
Lanjutan: Filsafat Kuno
7. Paramenides ( 540 475 SM/ Abad Ke-5)
Pandangan Paramenides justru sebliknya daripda Herakleitos. Jikalau Herakleitis
mengajarkan, bahwa hakikat segala sesuatu berubah, maka Paramenides
menentangnya bahwa kenyataan (realitas) yang ada tidak berubah. Tegasnya
Paramenides menjelaskan yang ada itu ada. Artinya, realitas ada yg tidak
berubah, realitas tdk dapat dibagi-bagi, realitas tdk dpt dipasah-pisah, sebab kalau
realitas bisa dibagi-bagi, dipisah-pisah atau dipecah, maka akan terjadi realitas yg
baru. Misal, Tuhan tdk bisa dibagi-bagi. Sumbangan pemikiran Paramenides
penyelesaian masalah dengn logika.
8. Zeno (490 M).
Ajaran filsafat Zeno adalah merelatifkan kebenaran yang telah mapan. Misalnya:
(1) Zeno menolak adanya gerak (perubahan) seperti yg dikatan Herakleitos; (2)
melawan filosof tenteng pahan pluralitas (asal sesuatu tdr berbagai anasir); (3)
menolak ruang kosong.
Lanjutan: Filsafat Kuno
9. EMPEDOKLES (492 432 SM)
Ajaran kefilsafatan Empedokles bersifat plural (jamak). Artinya hakikat
segala sesuatu (realitas) ini berasal dari empat unsur: AIR, API, UDARA,
dan TANAH. Keepat unsur tersebut mempunya kualitas yg sama, misalnya
unsur tanah tidak mungkin menjadi udara, api, atau air. Jadi, segala yang
ada terdiri dari keempat anasir/unsur itu. Perbedan-perbedaa yg ada di
antara benda-benda karena campuran dari keempat anasir itu.
10. Anaxagoras (449 420 SM)
Filsafatnya mengajarkan bahwa realitas tdk hanya empat unsur seperti
Empedokles melaikan realitas terdiri dari berbagai campuran/gabungan
unsur-unsur yg tak terhingga. Misal, manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan terbentuknya benda-benda terdiri dari berbagai unsur yg
tak terbilang. Selain itu ajaran utama Dia adalah ttg ROH,RASIO. Roh
terpisah atau tdk tercapur dg materi. Roh mengusai materi/badan, dan
bada tdk menguasai roh.
Lanjutan: Filsafat Kuno
11. Demokritos ( 460 370 SM)
Seperti halnya dengan filsuf lainnya yang beraliran pluralisme, Demokritos
mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya dari satu unsur saja, tetapi
terdiri dari banyak unsur/anasir. Menurut Demokritos asal usul segala
sesuatu: alam, manusia, benda-benda, dsb adalah berasal dari atom. Atom
unsur-unsur terkecil yg ada di alam semesta dan tdk dapt dibagi-bagi; dan
atom tdk dapat diindera oleh manusia. Teori atom Demokritos sebenarnya
diperoeh dari gurunya bernama Leukkipos.
12. Protagoras ( 480 411)
Inti sari filsafatnya ialah, bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala-
galanya. Artinya, yang menentkan benar atau salahnya sesuatu adalah
manusia. Suatu perkara halal atau haram, baik, buruk, benar, salah, dsb
tetap manusia yg menentukannya. Di sini sbg cikal bakal lahirnya filsafat
antroposentrisl segalanya ditentukan bagaimana manusia.
Lanjutan : Filsafat Alam

14. Kaum Sofisme (sebelum abad ke-5)


Sebutan kaum sofis, yaitu menunjukkan gelar kesarjanaan dan/atau
cendekiawan. Pada abad ke-4 di Yuani tumbuh subur kaum sofis yang
mengajarkan berbagai ilmu misalnya bahasa, matetmatika, astronomi, dan
terutama politik. Mereka layaknya sebagai guru yg mengajarkan ilmu demi
memperoleh uang sebanyak-banyaknya. Karakteristik kaum sofisme
adalah merelatifkan ilmu, misalnya moral/kebaikan. Menurut mereka
bahwa moral, tak ada yg absulut atau pasti melainkan semuanya berubah.
B. FILSAFAT YUNANI KLASIK
B. FILSAFAT YUNANI KLASIK
Filsafat Yunani Klasik, yaitu zaman tiga filsuf besar, yaitu: (1)
Socrtates, (2) Plato, (3) Aristoteles.
1. SOCRATES
Pemikiran filsafat Socrates memindahkan filsafat dari langit (filsafat alam) ke
bumi, artinya sasaran yg diselidiki filsafat bukan alam lagi (asal usual realitas),
atau kosmologi, melainkan manusia sebagai subjek (pelaku perbuatan).
Pandangan Socrates berbeda dg sofisme bahwa ada kebaikan yg universal dan
abadi, tdk berubah. Misal, kalau baik /benar di sini pasti di tempat lain pun tetap
baik/benar. Metode filsafatnya DIALEKTIKA diskusi/dialog/wawancara dg orang
lain shg terjadi tesa, antitesa, dan akhirnya dipeoleh sintesa. Ia tdk
meninggalkan karya melainkan hasil pemikirannya ditulis oleh muridnya yg amat
cerdik, yakni Plato.
LANJUTAN FILSAFAT YUNANI KLASIK
2. PLATO (428/427 348/347 SM)
Titik tolak pemikiran filsafat Plato adalah mengutamakan IDE atau
PIKIRAN. Menurut Plato pengetahuan lewat indera (pengalaman) berubah-
rubah tdk tetap. Sedangkan pengetahuan yg diperoleh lewat ide bersifat tetap
atau tdk berubah-rubah. Dari sini lahir aliran filsafat IDEALISME. Ilmu utk
mengembangkan ide adalah Matematika. Cara mendapatkan pengetahuan
(epistemologi) mengembangkan metode deduktif (berpikir dimulai dari
premis-premis umum kemudian diperoleh kesimpulan-kesimpulan khsus).
3. ARISTOTELES (384 322 SM)
Pemikiran filsafat Aristoteles berbeda dg gurunya seperti Plato. Menurut
Aristoteles pengetahuan yg benar bukan lewat ide tetapi, berdsarkan
pengamatan thdp realitas yg dpt diindera. Sumbangan Aristotoles thdp
perkembangan ilmu menjadi cikal bakal ilmu modern: biologi, fisika, anatomi,
dsb. Cara memdapatkan pengetahuan diperoleh degan induktif, (berpkir
dimulai dari premis-premis khusus kemudian diperoleh kesimpulan umum).
FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN
A. ZAMAN PARTISIK
1. Makna Partisik
istilah partisik dari kata pater atau Bapak, yg artinya para pemimpin Gereja.
Jadi, zaman partisik adalah suatu masa kekuasaan yg dipegang oleh para
Bapak-bapak/tokoh Gereja yang memperjuangan seluruh kekuasaan seperti
agama, etika, sosial, polotik, kenegaraan, dll harus tunduk kepada kekuasaan
Gereja/agama Kristen.
2. Karakteristik filsafat partisik adalah tegaknya iman kepada Kristus atau
membela kejayaan agama Kristen (spiritualisme). Tujuan hidup umat kristiani
adalah beribadah atau taat menjalankan nilai-nilai agama Kristen tanpa
koreksi rasio (ketaatan menjalankan perintah agama Kristen).
3. Sumbangan Filsafat Partisik thdp perkembangan ilmu pengetahuan hampir
tidak ada/berhenti sangat lama, sebab semua aktivitas pada waktu itu, Bapak
Gereja mengharuskan seluruh umat kristiani memikirkan ibadah utk
mendapatkan kebahagian di akhirat (yg penting nanti masuk surga). Masalah
duniawi seperti: ilmu-filsafat dibuang jauh-jauh. Yg dipikirkan oleh mereka
persiapan menuju mati esok.
Lanjutan: Filsafat Abad Pertengahan
B. ZAMAN SKOLASTIK AWAL
1. Makna Skolatik
Istilah skolastik berasal dari kata school, kemudian berkembang menjadi
sekolah-sekolah yg didirikan oleh biara-biara atau Bapak Gereja. Tujuannya
adalah untuk mengabadikan agama Kristen thdp umat kristiani. Kurikulum
sekolah: tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung,
ilmu ukur, astronomi, dan musik.
2. Karakteristik Filsafat Skolastik Awal
Corak pemikiran filsafat skolastik awal bersifat religius. Maksudnya,
mereka (orang kristiani) beranggapan bahwa hidup di dunia bagaikan di
negeri asing, dan sbg tempat pembuangan air mata/kesedihan, hidup yg
sebenarnya adalah di surga.
3. Sumbangan skolastik awal thdp ilmu pengetahuan/semua pelajaran yg
diajarkan di sekolah-sekolah masih tetap didominasi religius.
Lanjutan: Filsafat Abad Pertengahan
C. ZAMAN KEJAYAAN SKOLASTIK
1. Faktor Pendorong Kejayaan Zaman Skolastik
Faktor penyebab kejayaan zaman skolastik, a.l: (a) pengaruh filsafat Aristoteles
(realisme), (b) sumbangan para pemikiran Islam: filsafat Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, dll, dan
di Eropa (Italia, Jerman, Belanda, Italia) berdiri Universitas.
2. Karakteristik filsafat zaman kejayaan skolastik
Filsafat zaman kejayaan skolastik sudah berkembang berpikir rasional dan empiris,
sebagai pengaruh para filsuf Yunani (Plato-Aristoteles), dan para filosof Islam.
3. Subangan zaman kejayaan skolastik ilmu pengetahuan rasional dan empiris mulai
berkembang, sebagai awal menuju zaman modern.

D. ZAMAN AKHIR SKOLASTIK/PERALIHAN


1. Yg dimaksud zaman peralihan, yaitu adanya pengaruh Filsafat Yunani, dan kebudayaan
umat Islam/filosof-filosof Islam masuk ke Eropa Barat shg terjadi perubahan cara
berpikir yg tadinya dikusai dogma agama menjadi berpikir ilmiah.
2. Karena kekangan Gereja thdp para pemikir Eropa, mereka berpindah haluan dari
berpikir agamis menjadi rasional-empiris sebagaimana dilakukan oleh filosof Yunani.,
dan filosof Islam.
3. Sebagai akabiat pengaruh filsafat Yunani Kuno, filsafat Kalisik juga para filosof Islam
thdp orang-orang Eropa Barat , maka timbullah suatu Gerakan yg disebut Renaisans.
GERAKAN RENAISANS
A. GERAKAN RENAISANS
1. Apa Renaisans itu?
Istilah renaisans menurut bahasa Latin, re + nasci. Artinya, lahir kembali
(rebrith). Lahir kembali apa? Yaitu, penghargaan kepada manusia sebagai
makhluk yg mempu bepikir bebas/rasional-empiris dalam menentukan jalan
hidupnya tanpa bantuan agama (sekuler).
2. Latar Belakanga Gerakan Renaisans
Substansi yg melatar belakangi lahirnya gerakan reformasi (pembaharuan)
ini, akibat dominasi (kungkungan) Gereja (agama Kristen) terhadap pemikiran
para ilmuan, dan filosof. Para ilmuan dan filosof menyelesaikan berbagai
problema, misalnya politik, sains, agama, dsb., harus didasarkan kpd agama,
tanpa itu mereka diesksekuli oleh Gereja. Reaksi thdp dominasi Geraja itu,
melahirkan suatu gerakan yg disebut Renaisans (KEMBALI KE FILSAFAT
ZAMAN YUNANI KUNO-KLASIK). Pusat Renaisans pertama di Itali, dan
menyebar ke Prancis, Belanda, Inggris, dan Jerman sbg negra Eropa Barat.
3. Gema gerakan renaisans memperoleh inspirasi dari ilmuan dan filosof Islam
misalnya, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Al-Farabi ttg kebebasan menggunakan akal,
dan penelitian ilmiah. Dari sinilah muncul renaisans. Sebagai awal menuju
zaman modern abad IPTEKS.
Lanjutan: Gerakan Renaisans
3. AJARAN FILSAFAT, KARYA, DAN SUMBANGAN YG DIHASILKAN
a. Ajaran filsafat
Ajaran filsafat renaisans pada umumnya menghasilkan aliran filsafat
Rasionalisme (sumber kebenaran hanya diperoleh menggunakan rasio saja),
dan filsafat Empirisme (sumber kebenaran hanya menggunakan pengalaman
inderawi/panca indera saja, ilmu diperoleh lewat eksperimen). Selebihnya
intuisi (iman), dan tuntutnan Wahyu tdk digunakan lagi, sebab trauma thdp
gaya berpkir Gereja pd Abad Pertengahan.
b. Ilmuan sekaligus Filosof
Pada masa itu banyak melahirkan ilmuan segaligus filosof ilmu alam, dan
filosof ilmu sosial. Misal. Filosof alam: Nikolaus Kopernikus (teaori
heliosentris) Galileo (teleskop), Francis Bacon (metode ilmiah). Filosof ilmu
sosial: john Locke (teori tabula rasa), Rousseau (kebebasan individu sbg
warga negara), Thoman Hobber (kontrak sosial), dsb.
c. Sumbangan yg Dihasilkan
Sumbangan kemajuan zaman renaisans: teleskop, mikroskop, gas, listrik,
magnet, teknik cetak, dsb.
Lanjutan: Gerakan Renaisans
B. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN GERAKAN RENAISANS
1. Keunggulan Gerakan renaisans
keunggulan renaisans a.l.yaitu (a) Humanisme, (b) reformasi, (c)
individualisme. Gerakan humanisme melahirkan kebebasan
menggunakan akal budi (rasio), dan penelitian empris/ilmiah dalam
menyelesaikan problema kehidupan. Merekan berkeyakinan bahwa
manusia memiliki potensi akal dan indera yg tak terhingga utk
menaklukan alam. Reformasi ekonomi (peradangan, bank, industri,
kapitalisme). Faham Individualisme kemakmuran ekonomi hanya milik
pribadi,orang lain hanya sbg buru saja (lahirnya kapitalisme).
2. Kekurangan Gerakan Renaisans
Kekurangan Gerakan Renaisans: (a) sekularisme, (b) memuja ekonomi, (c)
manusia lepas kendali (hidup tanpa agama), (d) hedonisme dg semboyan
Carpediem(kenikmatan duniawi/nikmati hari ini, hari esok tdk ada).
FILSAFAT ISLAM
A. FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT DI DUNIA ISLAM
1. Faktor Internal
Faktor internal pendorong tumbuhnya filsafat di dunia Islam adalah pengaruh
dari Al-Quran, dan Hadits yg memotivasi umat Islam berpikir ttg diri
manusia, binatang/hewan, dan alam semesta serta meneliti thdp apa saja yg
ada di dalam alam ini.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal sbg motivasi tumbuhnya filsafat di dunia Islam, yaitu warisan
filsafat Yunani Kuno, dan yg paling dominan warisan filsafat Yunani Klasik,
misalnya pemikiran Plato (rasionalisme), Aristoteles (empirisme).
3. Sumber Filsafat Islam
Para filosof Islam pada umumnya landasan pemikiran filsafat mereka
berdasarkan: (a) Wahyu, (b) Akal, Indera, (d) Intuisi. Keempat landasan
berpikir tsb berjalan secara seimbang (balance). Wahyu sbg landasan filsafat
pd ayat-ayat dzanny (umum), Akal mentawilkan ayat Al-Quran, Indera
digunakan sbg validasi hasil eksperimen, Intuisi (iman) meyakini keagungan
Allah sbg Maha Pencipta Pertama ttg segala yg ada.
PEMIKIRAN PARA FILOSOF ISLAM
B. FILOSOF ISLAM
1. IBNU SINA (370/980-428/1037)
Ajaran filsafat Ibnu Sina didasarkan pada Wahyu, Akal, Intuisi, dan Indera. Keempat
kekuatan ini nampak bekerja seirama. Misalnya, Ibnu Sina mengatakan bahwa kejadian
alam semesta dan seisinya sbg akibat adanya Maha Pencipta (Allah), tanpa Dia kata
Ibnu Sina tdk akan terjadi segala sesuatu. Sumbangan terbesar Ibnu Sina salah satunya
Kitab Al-Syifa (kedokteran) dan diterjermahkan ke dalam Bhs. Latin di Eropa.
Epistemologi utk mendapatkan ilmu: eksperimen.
2. IBNU RUSYD (520/1126)
Filsafat Ibnu Rusyd lebih mengutamakan kebenaran empiris dpd perasaan. Artinya, suatu
kebenaran lebih mengedepnkan hasil penelitian ilmiah (objektivitas), daripada keyakinan
(subjektivitas). Agama dan filsafat saudara kembar (tdk bertentangan), dan memahai agama
perlu Tawil. Segala sesuatu terkait dengan hukum kausalitas/sebab akibat. Sumbangannya
sangat berpengaruh terhadap terjadinya Renaisans di Eropa meliputi ilmu fisika, matematika,
logika, astronomi, dll.
3. AL-GHAZALI (1059)
Filsafat A-Ghazali berbeda dengan filsafat Ibnu Sina, dan Ibnu Ruyd yg lebih mengutamakan Akal,
dan Indera. Menurut Al-Ghazali kebenran akan, dan indera adalah lemah/menipu, maka yg paling
benar menentukan jalan hidup manusia dengan cara mistik (intuisi). Sumbangannya
memperkuat iman kaum Gereja pd Abad Pertengahan.
Lanjutan : Filsafat Modern
C. RASIONALISME
DESCARTEN (1596-1650)
Filsafat modern diawali oleh filosof bernama Descartes. Keyakinan Descartes
bahwa sumber pengetahuan dalah dari rasio. Rasio memberikan kebenaran yg
pasti dan universal. Semboyan Dia utk mengukuhkan bahwa rasio adalah mutlak
sebagai tempat berpijak ilmu adalah: Cogito ergo sum (Aku berpikir, maka aku
ada). Sumbangan ilmu dari filsafat Rasionalisme: Logika, Matematika.
D. EMPIRISME
JOHN LOCKE (1632-1704)
Locke (Inggris) adalah salah seorang filosof emprisme yg menegaskan bahwa ilmu
pengetahuan diperoleh bukan dg rasio, melainkan lewat pengalaman indera.
Maksudnya, tdk ada sesuatu di dalam pikiran kita selain didahului oleh
pengalaman indrawi. Jadi, tandas Locke akal (rasio) pasip pd waktu pengetahuan
didapat, yg aktif adalah indera. Yg termasuk idera: (1) mata, (2) telinga, (3) hidung,
(4) kulit, (5) lidah.
Lanjutan : Filsafat Modern
E. KRITISISME
IMMANUEL KANT (1724-11804)
Seorang filosof Jerman bernama Kant mendamaikan pertentengan sengit
antara aliran rasionalisme (akal) dg empirisme (pengalaman) dalam
mendapatkan pengetahuan yg benar. Secara kritis Kant menandaskan
bahwa sumber pengetahuan berjalan secara sinergis antara akal/rasio dg
indera. Akal dg sendirinya dpt mengolah informasi dari dunia empris,
sedangkan benda-benda empiris memberikan stimulasi terhadap kerja
akal. Jadi, keduanya tidak saling menafikan utk mendapatkan kebenaran
pengetahuan ilmiah.
F. POSITIVISME
AUGUST COMTE (1798-1857)
Filosof Comte dari Prancis mengajarkan bhw pikiran manusia menuju
berpikir ilmiah melalui tiga tahap: (1) teologis, (2) metafisika, (3) fakta
empirik yg terukur. Tahap ketiga inilah sebagai validitas ilmiah, sedangkan
yg no 1, dan no 2 tdk memenuhi persyaratan ilmiah, sebab subjektif.
Lanjutan : Filsafat Modern
G. MATERIALISME
KARL HAINRICH MAX (1818-1883)
Semua filosof materialisme termasuk Max yg dilahirkan di Jerman ini,
berasumsi bhw manusia pada dasarnya adalah materi (sama dg batu, kayu,
tanah, dll). Jadi, manusia tidak berberda dari materi-materi lain yg ada
dalam alam semesta. Yang mengatur gerak gerik badan manusia ialah
materi (zat-zat kimiawi). Kebahagian manusia tidak lain adalah memiliki
materi (ekonomi) sebanyak-banyak dg cara apapun. Dengan demikian
instisari manusia adalah benda, sedangkan jiwa tidak ada.
Pemikiran filsafat idealisme berbeda dg aliran meterialisme. Para pengikut
aliran idealisme berkeyakinan, bahwa hakikat manusia yg terpenting
adalah jiwanya yg mengatur gerak gerik badan manusia adalah kekuatan yg
bersifat rohani, yakni Yang Ilahi.
FILSAFAT KOMTEMPORER (MASA KINI)
A. PRAGMATISME
JOHN DEWEY (1859 1952)
Kata Pragma berasal dari kata Yunani,artinya guna. Pragmatisme suatu
aliran filsafat khas orang-orang Amerika. Filsafat ini mengajarkan bahwa yang
benar adalah yang berguna dan praktis. Sesuatu dkatakan baik apabila
memberi manfaat terhadap kehidupan di sini (dunia) bukan di sana (akhirat).
Aliran Pragmatisme menolak terhadap supranaturalisme, melainkan
mendukung kebenaran naturalisme sbg standar ilmiah. Metode utk medpt
pengetahuan adalah eksperimen. sanis.
B. EKSISTENSIALISME
Kata eksistensialisme berasal dari kata kerta to exist. mempunyai arti
lebih positif dan kaya dpd kata kerja to live. Kata to exist menunjukkan
bahwa manusia sbg individu yg merdeka, tetpi kata to live, artinya manusia
sekedar hidup. Pada umumnya filosof eksistensialisme mengajarkan bahwa
manusia mampu merubah keadaan dirinya sendiri secara bebas, sehingga
bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Manusia lahir ke dunia sbg
makhluk yg merdeka harus mengandalkan kekuatan dirinya sendiri (eksis). Yg
tergolong filosof eksistensialisme, a.l. : Kierkegaard; Neitzsche; Sartre.
Lanjutan: Filsafat Kontemporer
C. FENOMENOLOGI
Secara etimologi kata fenomenologi berasal dari kata Yunani, yaitu
fenomenon. Artinya, sesuatu yg nampak, di dalam bhs Indonesia
fenomena disebut gejala. Jadi, fenomenologi adalah aliran filsafat yg
membicarakan fenomena, atau menelaah gejala yg menampakan diri.
Fenomena terkait dengan alam semesta, kehidupan manusia, ciptaan
Maha Pencipta, dsb.
Inti ajarannya: Menurut para filosof fenomenologi bhw suatu fenomen
(gejala) tdk perlu harus dpt diindera, sebab fenomena dpt ditilik
berdasarkan rohani (intuisi). Jadi, fenomen bisa diartikan mempelajari apa
yang menampakkan diri dalam dirinya sendiri. Di antara filosof
fenomenologi adalah: Edmund Husserl; Martin Heidegger; Ponty.
POTSMODERNISME
Latar belakang lahirnya Posmodernisme
Posmodernisme lahir sebagai reaksi dan refleksi terhadap
janji-janji filsafat modern yang mengajarkan ttg kebahagian,
kemakmuran, dan ketentraman hidup manusia; namun
sebaliknya dg ditemukannya IPTEK modern terjadi banyak
malapa petaka. Misalnya PD I, PD II, persoalan nuklir,
sampah industri, membuang jauh-jauh pentingnya nilai-
nilai (values) sbg landasan sains, dsb. Artinya, sains bebas
nilai (values free).
Filsafat Posmodernisme
Cita-cita kaum posmodernisme sebagai anti tesa
(penolakan) thdp modernisme. Mereka berhaluan bahwa
semua penemuan IPTEK, dan kehidupan sosial terkait nilai-
nilai sebagai landasan kebahagian, dan kemakmuran hidup
manusia yang manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai