Anda di halaman 1dari 2

Sikap terhadap Organisasi Profesi

Sejalan dengan perkembangan kebebasan berorganisasi pasca reformasi, bermunculan organisasi


profesi, termasuk dalam bidang pendidikan dan profesi guru. Jika dulu hanya Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) sebagai satu satunya organisasi profesi guru, sekarang bermunculan
berbagai organisasi yang menampung organisasi guru sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
profesi.

Selaiin PGRI sebagai satu satunya organisasi guru yang di akui pemerintah saat ini, ada organisasi
guru yang disebut Forum Ilmiah Guru (FIG), Forum Guru Penulis, Forum Guru Independen, Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Profesi Indonesia (AKBIN),
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Pendidikian Adiministrasi Indonesia
(HISAPIN), Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia (HISBI), dan Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia (IPTPI).

Hubungan organisasi organisasi tersebut dengan PGRI masih belum tampak nyata secara formal
sehinggga belum tampak kerja sama mutualisme dala m peningkatan kualitas guru. Dengan
diberlakukannya standar kompetensi dan sertifikasi guru, organisasi organisasi profesi tersebut
akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas guru melalui berbagai kegiatan sesuai dengan
visi dan misinya masing masing. Meskipun demikian, PGRI tetap eksis bahkan tidak terkalahkan
dalam memperjuangkan nasib para guru, termasuk memperjuangkan kesejahteraan guru melalui
sertifikasi. Hal ini menunjukan betapa pentinganya peran organisasi profesi dalam memperjuangkan
anggotanya, juga sebagai wadah serta sarana pengabdian kepada masyarakat.

Organisasi profesi berkewajiban membina dan mengawasi anggotanya yang tidak terbatas pada
ketua atau sekretaris, atau beberapa orang pengurus saja, tetapi mencangkup semua anggota
dengan seluruh pengurus dan segala perangkat serta alat alat perlengkapannya. Pembinaan
organisasi profesi merupakan kewajiban semua anggota bersama pengurusnya, tetapi karena para
pejabat organisasi merupakan wakil wakil formal dari seluruh organisasi. Dengan demikian,
merekalah yang memegang perananan fungsional dalam pembinaan sikap organisasi,
mengkomunikasikan sikap profesi kepada para anggotanya, dan mengambil tindakan jika diperlukan.
Dalam proses pembinaan organisasi ini, setiap anggota harus menyisihkan waktunya untuk
kepentingan profesi

Dalam kode etik guru yang keenam dikemukan bahwa guru secara pribadi dan bersama sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Peningkatan mutu suatu
profesi, khususnya profesi keguruan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi banding dan
berbagai kegiatan akademik lain, yang tidak terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan
lanjutan diperguruan tinggi, tetap dapat juga dilakukan setelah yang bersangkutan lulus dari
pendidikan prajabatan maupun ketika melaksanakan jabatan.

Secara perseorangan peningkatan mutu profesi guru dapat dilakukan baik secara formal dan
informal. Peningkatan secara formal dapat dilakukan melalui pendidikan dalam berbagai kursus dan
mengikuti studi lanjut diperguruan tinggi sesuai dengan bidang profesinya. Secara informal guru
dapat meningkatkan mutu profesinya dengan mendapatkan informasi dari jejaring sosial internet,
media masa (surat kabar, majalah, radio dan televisi), serta buku dan jurnal yang sesuai dengan
profesinya

Peningkatan mutu profesi keguruan juga dapat direncanakan dan dilakukan secara bersama dan
berkelompok, melalui penataran, lokakarya, seminar, simposium, dan bahkan kuliah di suatu
lembaga pendidikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jika sampai sekarang
usaha perkembangan mutu profesi sebagian besar diprakarsai dan dilakukan oleh pemerintah, maka
sejalan dengan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah tentang pengembangan
profesi seharusnya organisasi profesilah yang merencanakan dan melaksanakannya sesuai dengan
fungsi dan peran organisasi

Dalam kaitannya dengan organisasi profesi ; Undang undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, mengemukakan Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang
berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.

Anda mungkin juga menyukai