Laporan Pengukuran Tahanan Tanah
Laporan Pengukuran Tahanan Tanah
KELOMPOK 4
ANGGOTA
ISA MAHFUDI:
NAMA : ISA MAHFUDI
ISA MAHFUDI NIM. 1141160018(NIM. 1141160018)
NIM : 1141160018
M. MULYO NUGROHO (NIM. 1141160014)
KELAS / Abs : JTD-2A / 13
NOVREDO ALIFIAN (NIM. 1141160008)
KELOMPOK : 6
RIZKIYAH AN NAAFI (NIM. 1141160036)
JTD-3B
JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
1
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
Sistem pentanahan digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan
dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan
isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat
menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut
dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan yang digunakan baik untuk pentanahan netral dari suatu
sistem tenaga listrik, pentanahan sistem penangkal petir dan pentanahan untuk suatu
peralatan khususnya dibidang telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena pada prinsipnya pentanahan tersebut merupakan
dasar yang digunakan untuk suatu sistem proteksi. Tidak jarang orang umum
atau awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam memprediksikan
nilai dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat dominan untuk
diperhatikan dari suatu sistem Pentanahan adalah hambatan sistem suatu
sistem pentanahan tersebut.
Tujuan utama dari adanya grounding sistem pentanahan ini adalah untuk
menciptakan sebuah jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap
permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus
listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari
adanya sentakan listrik atau transient voltage. Grounding sistem pentanahan yang
efektif akan meminimalkan efek tersebut.
2
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
Keterangan
a) Kutub tanah merupakan penghantar listrik, ditanam dalam tanah dengan
tujuan menghubungkan listrik dengan tanah.
b) Hantaran tanah merupakan penghantar yang menghubungkan kutub tanah
dengan terminal induk tanah. Hantaran tanah ini terbuat dari kawat
tembaga terbuka (open wire) berpilin berukuran minimal 50 mm persegi.
c) Terminal induk tanah, sebagai penghantar listrik berbentuk lempengan,
sebagai penghubung hantaran tanah dan distribusi induk tanah. Terminal induk
ini berbentuk lempeng tembaga, panjang sekitar 40 cm, dipasang dalam
handhole,
d) Distribusi induk tanah, merupakan penghantar listrik yang
menghubungkan terminalinduk tanah dengan terminal cabang tanah.
Penghubung ini terbuat dari kawat tembaga terbuka berpilin ukuran minimal
50 mm persegi.
e) Terminal cabang tanah, merupakan penghantar listrik berbentuk melingkar
mengelilingi dinding gedung sebelah dalam, (ditanam dibawah lantai)
menghubung antara distribusi induk tanah dan distribusi cabang tanah. Terminal
ini terbuat dari kawat tembaga terbuka berpilin dengan ukuran minimal 35 mm
persegi.
f) Distribusi cabang tanah, merupakan penghantar listrik yang
menghubungkan terminal cabang tanah dengan perangkat telekomunikasi. la
terbuat dari kawat tembaga terbuka berpilin dengan ukuran minimal 10 mm
persegi.
g) Pengaman tambahan sebagai alat tambahan agar sistem pentanahan dapat
berfungsi lebih baik dan anda.
3
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
4) Ujung perisai dan pelindung elektris kabel tanah.
5) Perangkat GPA (Gass Pressure Alarm).
6) Perangkat pelanggan.
7) Telepon umum.
Khusus pentanahan untuk jaringan kabel berlaku persyaratan berikut, antara lain
1) Setiap RK dihubungkan dengan kutub tanah batang sebanyak 3 buah,
masing- masingnya panjang 200 cm dengan jarak minimal 10 m;
4
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
2) Di ujung pelanggan saluran penanggal atas tanah yang jaraknya kurang
lebih 1 km pada daerah terbuka yang rawan petir, dihubungkan dengan
kutub tanah batang sebanyak 1 buah panjang 200 cm melalui pengaman;
3) Pada titik alih saluran penanggal kawat telanjang dengan
saluran rumah pelanggan dihubungkan dengan kutub tanah batang
sebanyak 1 buah panjang 200 cm, melalui pengaman.
5
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
1. Sifat Geologi Tanah
Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah.
Bahan dasar dari pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat
umumnya mempunyai tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan
quartz bersifat sebagai insulator.
6
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah
naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20%
pengaruhnya sedikit sekali.
4. Temperatur Tanah
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil
terhadap perubahan temperatur permukaan. Bagi Indonesia daerah
tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak banyak, sehingga
faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
Elektroda Batang
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam
vertikal di dalam tanah.Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel
7
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar
terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
- diameter 5/8 - 3/4
- Panjang 4 feet 8 feet
8
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis
tanah makin tinggi dengan kedalaman.
9
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
Gambar 8 . Rangakaian Metode Fall of Potential
(2 ) Amati penunjukan amperemeter dan voltmeter. Besar tahanan
pentanahan adalah:
Keterangan :
RA = tahanan sistem pentanahan A (ohm);
V = pembacaan meter pada voltmeter (volt);
I = Pembacaan meter pada amperemeter (ampere).
10
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
dengan jarak antara 5 sd. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari
R-tanah lihat.
11
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
Ada trik sederhana dengan menambah Rods sesuai dengan rumus
mencari Nilai 2 tahanan yang di- paralelkan. (Rod dianalogikan sebagai
tahanan). Kalau 100/100=50 ohm (2 rod), 50/50=25 ohm (menjadi 4
rod), 25/25=12,5 ohm (menjadi 6 rod), 12,5/12,5=6,25 ohm (menjadi 8
rod), bila nilai tahanan masih>0 dan tahanan > 5. Maka perlu berikan tahan
kembali sehingga 6,25/6,25 = 3,125 ohm. Hasil 3,125 ohm sudah memenuhi
standar < 5 ohm. Maka jumlah rods yang dibutuhkan untuk menurunkan
dari 100 ohm ke 3,125 adalah 10 buah rods.
Gambar 10. Konsep pengukuran yang sesuai standar PUIL yakni <
5 ohm
12
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
1.4 SKEMA RANCANGAN
13
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur percobaan
Pada praktikum pengukuran tahanan tanah ini, tempat yang digunakan untuk
pengukuran tahanan resistansi ada pada :
1. Tower Lab. Telkom
Yang diuji
Yang diuji
Yang diuji
14
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
4. Grounding Penangkal Petir Tandon
Yang diuji
15
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
(5) Setelah semua terhubung dengan benar, mengatur range switch pada earth tester
di x100 . Kemdian menekan tombol Press to tess. Lalu mencatat hasil
pengukuran pada tabel 2.1.
(6) Mengulangi langkah 5, mengatur range switch pada earth tester di x10 dan
x1 . Lalu mencatat hasil percobaan pada tabel 2.1.
16
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan
sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka
arus petir semakin mudah menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan
mineral akan mudah hanyut.
Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resistansi tanah dapat dilakukan
dengan cara mem-paralelkan sistem pentanahan. Paralel grounding dapat meningkatkan
sistem grounding. serta dapat juga dilakukan dengan cara maksimum grounding yakni
memasukan material grounding berupa lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC.
17
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi
BAB III
KESIMPULAN
18
Laporan Praktikum Jar. Telekomunikasi