Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI SUSUN OLEH :

DESY IRAWATI
NIM 11141061

SARJANA KEPERAWATAN REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPERTAMINA BINA MEDIKA
TAHUN AKADEMIK 2016

KeperawatanKesehatanJiwa Page1
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama)


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri ( mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. (tarwoto dan wartonah. 2000).

II. Proses TerjadinyaMasalah


Menurut DepKes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah, antara lain :
A. Faktor Prediposisi (pendukung)
Awal terjadinya defisit perawatan diri dimulai dari perkembangan
dimana keluarga yang terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Namun secara biologis dapat dilihat dari
faktor penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri, sehingga ketika klien tidak mampu melakukan perawatan diri
tersebut dapat memengaruhi kemampuan realitas menurunya itu gangguan jiwa
yang ditandai dengan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri. Sedangkan, jika dilihat dari faktor social, yaitu muncul
kurangnya dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya dan
situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
B. Faktor Presipitasi (pencetus)
Faktor presipitasi defisit perawatan diri antara lain kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah atau lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut DepKes (2000) faktor-faktor yang memengaruhi
personal hygiene diantaranya gambaran individu terhadap dirinya sangat
memengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga

KeperawatanKesehatanJiwa Page2
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Begitupun yang terjadi pada
anak-anak, anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene. Pada keadaan tertentu sakit dapat
menurunkan kemampuan untuk merawat diri sehingga memerlukan bantuan
untuk melakukannya.
Pengetahuan personal hygiene juga sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya tetapi budaya disebagian
masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan.

C. Jenis
1. Kurang perawatan diri : mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukanaktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
3. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjanah, 2004).
4. Kurang keperawatan diri : mengenakan pakaian/berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktiitas berdandan sendiri.

D. Rentang Respon Kognitif


Adaptif Maladaptif
Pola perawatan kadang perawatan diri tidak melakukan perawatan
Diri seimbang kadang tidak diri pada saat stress

1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.

KeperawatanKesehatanJiwa Page3
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

E. Mekanisme koping
1. Regresi
Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan
cirri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
2. Penyangkalan
Penyangkalan merupakan mekanisme koping atau pertahana nuntuk
mengurangi kesulita nuntuk menegakan diagnosis.
3. Isolasi diri, menarik diri
Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau
menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenernya mereka
sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsure penipuan diri.
4. Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi
situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan
cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata
lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu
akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak
terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan
intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya
tidak menyenangkan bagi dirinya dan memberikan kesempatan pada dirinya
untuk meninjau permasalahan secara obyektif.

III. A. PohonMasalah

Resiko Gangguan
Sensori Persepsi:
Halusinasi

KeperawatanKesehatanJiwa Page4
Isolasi Sosial Defisit Perawatan

Diri

Harga Diri
Rendah

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, mandi
Data Subjektif : Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin
atau di RS tidak tersedia alat mandi

Data Objektif : Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan


rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang
dan kotor

IV. DiagnosaKeperawatan
Defisit Perawatan Diri: kebersihan diri, mandi

V. RencanaTindakanKeperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
2) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan
terhadap pentingnya kebersihan diri
3) Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan membersihkan diri, dengan tahapan
tindakan sebagai berikut :
a. Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri
b. Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk
membersihkan diri
c. Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri

KeperawatanKesehatanJiwa Page5
4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien

Sumber :

Nihayati, Hanik Endang dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta
: Salemba

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

KeperawatanKesehatanJiwa Page6

Anda mungkin juga menyukai