Endang Purwanti1), Dewi Puspita, S.Kp. M.Sc 2), Puji Pranowowati, S.KM. M.Kes3)
ABSTRAK
Dismenore merupakan nyeri menstruasi yang banyak dialami oleh para wanita usia
reproduktif. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, rata- rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka prosentasenya
sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72% sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55%
perempuan usia reproduktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan umur menarche dengan kejadian dismenore, lama menstruasi
dengan kejadian dismenore, stress dengan kejadian dismenore, pada siswi kelas X SMK NU
Ungaran.
Metode Penelitian adalah penelitian jenis analitik, pendekatan Cross sectional.
Populasi penelitian ini seluruh siswi kelas X SMK NU Ungaran yaitu sebanyak 136 siswi,
tehnik sampling menggunakan Probability sampling. Tehnik Probability sampling yang
digunakan adalah Simple random sampling.
Hasil penelitian ini didapatkan umur menarche 10 tahun sejumlah 50 siswi (86,2%),
lama menstruasi yang normal (3-7 hari), sejumlah 34 siswi (58,4%), stress sejumlah 33 siswi
(56,9%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur menarche dengan kejadian
dismenore (p-value = 0,086), ada hubungan yang signifikan antara lama menstruasi dengan
kejadian dismenore (p-value = 0,040), ada hubungan yang signifikan antara stress dengan
kejadian dismenore (p-value = 0,032).
Diharapkan siswi dapat meningkatkan upayanya untuk mengantisipasi nyeri
dismenore yang dideritanya, misalnya dengan cara mengendalikan stress. Pengendalian stress
dapat dilakukan dengan olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, management waktu
yang baik, dan memperbanyak teman. Selain itu, sebaiknya siswi untuk melakukan upaya
preventif terhadap dismenore yang sering terjadi saat menstruasi, terutama bagi siswi yang
memiliki riwayat keluarga positif dismenore dan melakukan pemeriksaan diri ke dokter agar
dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit-penyakit endometritis lainnya.
1) Mahasiswa
2) Dosen pembimbing I
3) Dosen pembimbing II
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 1
SMK NU UNGARAN
Ngudi Waluyo School of Health
Diploma IV of Midwifery Study Program
Final Assignment, December 2014
Endang Purwanti
030112b018
ABSTRACT
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 2
SMK NU UNGARAN
PENDAHULUAN Dismenore adalah perasaan nyeri
haid yang intens dan kram tergantung pada
Latar Belakang tingkat keparahan, dismenore dinyatakan
Masa remaja adalah suatu fase sebagai dismenore primer atau dismenore
perkembangan yang dinamis dalam sekunder. Gejala dismenore primer terasa
kehidupan seseorang. Masa ini merupakan dari awal periode menstruasi dan dirasakan
periode transisi dari masa anak ke masa seumur hidup. Karena kontraksi rahim
dewasa yang ditandai dengan percepatan abnormal akibat ketidakseimbangan kimia
perkembangan fisik, mental, emosional, sehingga mengalami kram menstruasi
dan sosial. Perubahan paling awal muncul berat. Sedangkan dismenore sekunder
yaitu perkembangan secara biologis. Salah dimulai pada tahap selanjutnya. Masa
satu tanda keremajaan secara biologi yaitu remaja atau masa puber adalah suatu
mulainya remaja mengalami menstruasi tahapan antara masa kanak-kanak dengan
(Rahmawati, 2012). masa dewasa dimana terjadi kematangan,
Menstruasi pertama kali biasanya pertumbuhan dan perkembangan yang
dialami oleh perempuan sekitar usia 10 pesat baik fisik maupun psikologis.
tahun, namun bisa juga lebih dini atau Perkembangan yang pesat ini berlangsung
lebih lambat. Menstruasi merupakan hal pada usia 11-16 tahun, dan anak
yang menandakan bahwa seorang perempuan lebih cepat dewasa
perempuan tersebut sehat serta sistem dibandingkan anak laki- laki. Pada masa
reproduksinya bekerja dengan normal. pubertas organ-organ reproduksi mulai
Sehingga terjadinya menstruasi sangatlah berfungsi, misalnya pada remaja putri
penting, khususnya bagi kesehatan organ adalah mulai menstruasi. Datangnya
reproduksi seorang perempuan (Laila, menstruasi tidak sama pada setiap remaja
2011). putri, banyak faktor yang menyebabkan
Menstruasi atau haid adalah perbedaan tersebut (Proverawati, 2009).
perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) Akibat dismenore pada remaja
endometrium. Kebanyakan wanita tidak yang terjadi jika dismenore tidak ditangani
merasakan gejala-gejala pada waktu dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan
menstruasi, tetapi sebagian kecil atau aktivitas para wanita khususnya
merasakan berat di panggul atau merasa remaja, dismenore membuat wanita tidak
nyeri haid. Dalam keadaan normal, masa bisa beraktivitas secara normal dan
reproduksi dimulai ketika sudah terjadi memerlukan resep obat. Keadaan tersebut
pengeluaran sel telur yang matang menyebabkan menurunnya kualitas hidup
(ovulasi) pada siklus menstruasi wanita, sebagai contoh siswi yang
(Proverawati, 2009). mengalami dismenore tidak dapat
Nyeri haid dalam istilah medis berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi
disebut dismenore, sebenarnya merupakan belajar menurun karena nyeri yang
suatu kondisi yang umum dialami oleh dirasakan (Prawirohardjo, 2005)
kaum hawa yang sudah mendapatkan Dalam Jurnal Occupation And
menstruasi. Saat menstruasi, di dalam Environmental Medicine, (2008)
tubuh setiap wanita terjadi peningkatan disebutkan dismenore banyak dialami oleh
kadar Prostaglandin (suatu zat yang para wanita. Di Amerika Serikat
berkaitan antara lain dengan rangsangan diperkirakan hampir 90% wanita
nyeri pada tubuh manusia), kejang pada mengalami dismenore, dan 10-15%
otot uterus menyebabkan terasa sangat diantaranya mengalami dismenore berat,
menyakitkan, terutama terjadi pada perut yang menyebabkan mereka tidak mampu
bagian bawah dan kram pada punggung melakukan kegiatan apapun. Telah
(Kristina, 2010). diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 3
SMK NU UNGARAN
kerja yang hilang setiap tahunnya di emosional juga dapat mempengaruhi
Amerika Serikat karena dismenore primer. pendarahan. Lama menstruasi lebih dari
Angka kejadian nyeri menstruasi di normal, menimbulkan adanya kontraksi
dunia sangat besar, rata- rata lebih dari uterus, bila menstruasi terjadi lebih lama
50% perempuan di setiap negara mengakibatkan uterus lebih sering
mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika berkontraksi dan semakin banyak
angka prosentasenya sekitar 60% dan di prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi
Swedia sekitar 72% sementara di prostaglandin yang berlebihan
Indonesia angkanya diperkirakan 55% menimbulkan rasa nyeri, sedangkan
perempuan usia reproduktif yang tersiksa kontraksi uterus yang terus menerus
oleh nyeri selama menstruasi (Proverawati, menyebabkan suplay darah ke uterus
2009). terhenti dan terjadi disminore.
Menurut Proverawati, (2009) Faktor stress adalah respon dari
menyatakan faktor resiko timbulnya tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap
dismenore bermacam-macam yaitu setiap tuntutan beban atasnya. Bila
menstruasi pertama pada usia yang amat seseorang setelah mengalami stres
dini, belum pernah melahirkan anak, mengalami gangguan pada satu atau lebih
periode menstruasi yang lama, status gizi, organ tubuh sehingga yang bersangkutan
merokok, kebiasaan olahraga, stress. tidak lagi dapat menjalankan fungsi
Menarche pada usia lebih awal, pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut
menurut Proverawati, (2009), usia saat mengalami distres. Pada gejala stres,
seorang anak perempuan mulai mendapat gejala yang dikeluhkan penderita
menstruasi sangat bervariasi. Terdapat didominasi oleh keluhan-keluhan somatik
kecenderungan bahwa saat ini anak (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-
mendapat menstruasi yang pertama kali keluhan psikis. Disisi lain saat stres, tubuh
pada usia yang lebih muda. Ada yang akan memproduksi hormon adrenalin,
berusia 12 tahun sudah mendapat estrogen, progesteron serta prostaglandin
menstruasi yang pertama kali, yang usia 8 yang berlebihan. Estrogen dapat
tahun sudah mengalami dan ada juga yang menyebabkan peningkatan kontraksi
usia 16 tahun baru mengalami. Menarche uterus secara berlebihan, sedangkan
pada usia lebih awal menyebabkan alat- progesteron bersifat menghambat
alat reproduksi belum berfungsi secara kontraksi. Peningkatan kontraksi secara
optimal dan belum siap mengalami berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri.
perubahan-perubahan sehingga timbul Selain itu hormon adrenalin juga
nyeri ketika menstruasi, biasanya terjadi meningkat sehingga menyebabkan otot
pada usia < 12 tahun. tubuh tegang termasuk otot rahim dan
Lama menstruasi lebih dari normal dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi
atau hipermenorea menurut Proverawati (Isnaeni, 2010).
(2009), hipermenorea adalah pendarahan Berdasarkan penelitian yang
menstruasi yang banyak dan lebih lama pernah dilakukan oleh Ifa (2011), dengan
dari normal, yaitu 6-7 hari dangan ganti judul Beberapa faktor yang mempengaruhi
pembalut 5-6 kali perhari. Menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada
normal biasanya 3-5 hari (3-7 hari masih mahasiswi Akbid Al-hikmah Jepara,
normal), jumlah darah rata-rata 35 cc (10- dengan 40 responden ditemukan 87,5 %
80 cc masih dianggap normal), kira-kira 2- responden mengalami dismenore primer.
3 kali ganti pembalut perhari. Penyebab Hasil penelitian ini sesuai teori yang ada
hipermenorea biasanya berhubungan serta sama dengan hasil penelitian yang
dengan gangguan endokrin dan juga dilakukan Novi (2006) di Desa Banjar
disebabkan karena adanya gangguan Kematren dan Kumbhar et al (2011) di
inflamasi, tumor uterus, dan gangguan Kota Kadapa India yang menyatakan
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 4
SMK NU UNGARAN
bahwa ada hubungan yang signifikan Berdasarkan uraian yang terjadi
antara riwayat keluarga dengan kejadian diatas, membuat peneliti tertarik untuk
dismenorea. mengadakan penelitian mengenai, faktor-
Berdasarkan fenomena yang faktor yang berhubungan dengan kejadian
peneliti temukan di sekitar lingkungan dismenore pada siswi kelas X SMK NU
tempat tinggal, yang berkaitan dengan Ungaran, diantaranya yang paling banyak
angka kejadian terbesar di dunia mengenai dialami yaitu faktor yang berhubungan
dismenore, dan peneliti sendiri adalah dengan stress, usia menarche dan lama
seorang perempuan yang juga pernah menstruasi.
mengalami dismenore, maka dari itu,
peneliti tertarik untuk meneliti faktor
faktor yang berhubungan dengan kejadian
dismenore dan dikuatkan dengan adanya
studi pendahuluan di SMK NU Ungaran
yang mayoritas sebagian besar siswanya
adalah remaja putri.
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada tanggal 27
Januari 2014 terhadap 10 siswi kelas X di
SMK NU Ungaran, didapatkan 10 siswi
mengatakan bahwa mereka sudah
mengalami menstruasi, 7 siswi (70%)
mengalami dismenore mengatakan nyeri
menstruasi di hari 1-3, dan 3 siswi (30%)
tidak mengalami dismenore mengatakan
mereka tidak merasakan nyeri pada saat
menstruasi. Di temukan 7 siswi yang
mengalami dismenore dengan tingkatan
yang berbeda beda. Dari 7 siswi yang
mengalami dismenore tersebut diantaranya
mengalami nyeri dismenore tingkat ringan
ada 2 siswi sebesar 28,5 %, kemudian
nyeri dismenore tingkat sedang ada 4 siswi
sebesar 57,1 % dan nyeri dismenore
tingkat berat ada 1 siswi sebesar 14,2 %,
ke tujuh siswi tersebut mengatakan dimana
terjadi stress yang bersamaan dengan
datangnya haid, dan menstruasi yang
lamanya lebih dari 5 hari, mereka juga
mengatakan pertama kali mendapatkan
menstruasi pada usia kurang dari 10 tahun.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 5
SMK NU UNGARAN
KERANGKA PENELITIAN
Kerangka Teori
Faktor Penyebab
- Kejiwaan
- Konstitusi
- Obstruksi Kanalisis
Servikalis
- Faktor Endokrin
- Faktor Alergi
Dismenore
Faktor Risiko
- Menarche pada usia
lebih awal
- Lama menstruasi lebih
dari normal
- Stress
- Belum pernah hamil
& melahirkan
- Status gizi
- Perokok
- Kebiasaan olahraga
Keterangan
: Tidak Diteliti
: Diteliti
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 6
SMK NU UNGARAN
Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
- Usia menarche
Kejadian
- Lama menstruasi
Dismenore
- Stress
Gambar 3.2. Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Tebel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Pengukuran
1. Umur Umur gadis remaja Kuesioner 1. < 10 tahun kode 1 Nominal
menarche pada waktu pertama 2. > 10 tahun kode 2
kalinya mendapat haid
(menarche).
2. Lama Pendarahan haid yang Kuesioner 1. Normal 3 7 hari Ordinal
menstruasi dihitung mulai dari kode 1
haid hari pertama 2. Tidak normal > 8
hingga selesai. hari kode 2
3. Stress Tanggapan remaja Kuesioner 1. Jumlah skor Ordinal
pada setiap perubahan jawaban kuesioner
atau tuntutan, baik berupa 50-100%
yang bersifat internal Ya = jika
maupun eksternal, mengalami stress
serta akan berdampak Kode 1
pada orang yang tidak 2. Jumlah skor
memiliki kesiapan jawaban kuesioner
mental dalam berupa <50%
menerima kenyataan Tidak = jika tidak
yang ada. mengalami stres
Kode 0
4 Dismenore Dismenore adalah Kuesioner 1. Dismenore Nominal
nyeri selama haid 2. Tidak dismenore
yang dirasakan remaja
di perut bawah atau di
pinggang, bersifat
seperti mulas - mulas,
seperti ngilu, dan
seperti ditusuk-tusuk
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 7
SMK NU UNGARAN
METODE PENELITIAN Cara pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan
Desain Penelitian kegiatan penelitian untuk mengumpulkan
Desain penelitian yang digunakan data. Sebelum melakukan pengumpulan
pada penelitian ini adalah analitik. data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan
Menurut Notoatmodjo (2010), analitik data agar memperkuat hasil penelitian
adalah penelitian yang mencoba menggali (Hidayat, 2010). Data yang digunakan
bagaimana dan mengapa fenomena itu dalam penelitian ini berupa :
terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk a. Data Primer
mengetahui faktor faktor yang Data primer adalah data yang
berhubungan dengan kejadian dismenore secara langsung diambil dari objek-
pada siswi kelas X SMK NU Ungaran. objek penelitian oleh peneliti
Pendekatan yang digunakan dalam perorangan maupun organisasi
penelitian ini adalah cross sectional (Riwidikdo, 2008). Data primer dalam
dimana subyek penelitian hanya diteliti penelitian ini diperoleh secara
dan diobservasi atau diukur pada waktu langsung dengan wawancara kepada
yang bersamaan, hanya sekali saja tanpa responden yang berisi pertanyaan
ingin mengetahui perkembangan tentang umur menarche, lama
selanjutnya (Nursalam,2008). menstruasi, dan stress
b. Data Sekunder
Populasi Data sekunder adalah data yang
Populasi dalam penelitian ini didapat tidak secara langsung dari
adalah seluruh siswi kelas X SMK NU objek penelitian (Riwidikdo, 2008).
Ungaran yang berjumlah 136 orang. Data sekunder yang digunakan untuk
mendukung data primer diperoleh dari
Sampel SMK NU Ungaran yakni jumlah siswi
Adapun sampel penelitian ini kelas X SMK NU Ungaran dengan
adalah siswi kelas X SMK NU Ungaran cara pengumpulan absensi kelas X dan
yang telah mengalami menstruasi dan konfirmasi pada bagian pendidikan
termasuk dalam usia remaja menurut yaitu yang berjumlah 136 siswi.
WHO yaitu 12 24 tahun, sejumlah 58 Proses pengumpulan data
orang. Merupakan cara peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian.
Teknik Sampling Pengumpulan data dilakukan melalui
Probability Sampling yang tahap-tahap sebagai berikut :
digunakan adalah Simple Random a. Mengajukan ijin penelitian kepada
Sampling yaitu pemilihan sampel yang Ketua Prodi D-IV STIKES Ngudi
dilakukan secara acak dengan memilih Waluyo Ungaran.
sampel yang telah memenuhi kriteria b. Peneliti menemui Kepala Badan
sampai jumlah subjek yang diperlukan Kesatuan Bangsa Politik Perlindungan
terpenuhi, tanpa memperhatikan strata Masyarakat Kabupaten Semarang
(jenjang) dimana elemen populasi untuk mengajukan ijin penelitian.
berpeluang sama untuk menjadi elemen c. Setelah diberikan ijin oleh Kepala
sampel. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 8
SMK NU UNGARAN
Semarang, maka peneliti akan j. Peneliti menyerahkan kuesioner
mendapatkan surat pengantar yang kepada respoden dan peneliti
ditujukan untuk BAPPEDA. mengarahkan dan medampingi
d. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik responden untuk mengisi kuesioner.
dan Perlindungan Masyarakat k. Setelah semua pertanyaan kuesioner
Kabupaten Semarang memberikan dijawab dengan lengkap, responden
surat rekomendasi penelitian. diminta untuk mengembalikan kepada
e. Setelah Kesbangpolingmas peneliti.
mengeluarkan surat balasan dan surat l. Setelah semua data terkumpul
tembusan ke BAPPEDA Kabupaten kemudian dilakukan pengolahan data.
Semarang, Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang, dan SMK NU Uji Validitas dan Reliabilitas
Ungaran. Teknik pengujian instrument berupa
f. Setelah memperoleh izin dan data yang angket, sebelum disebarkan terlebih
berkaitan dengan penelitian di SMK dahulu dilakukan uji validitas dan
NU Ungaran, peneliti menentukan reliabilitas yang dilaksanakan di SMK
jumlah responden yang akan diteliti Tunas Pariwisata Ungaran Kabupaten
dengan menggunakan tehnik Simple Semarang.
Random Sampling. 1. Uji Validitas
g. Peneliti menjelaskan prosedur Menurut Notoatmodjo (2008),
penelitian yang akan dilakukan, serta validitas adalah suatu indeks yang
meminta bantuan terhadap pihak menunjukkan alat ukur itu benar-benar
sekolah dalam pengumpulan siswi mengukur apa yang diukur. Untuk
yang akan menjadi responden. mengetahui kuesioner yang kita susun
h. Setelah menentukan jadwal penelitian, tersebut valid atau benar-benar sudah
peneliti dan pihak sekolah diukur.
mempersiapkan responden yang sudah 2. Uji Reliabilitas
dipilih dengan menggunakan tehnik Reliabilitas adalah indeks yang
Simple Random Sampling beserta menunjukkan alat ukur dapat dipercaya
tempat yang akan digunakan oleh atau dapat diandalkan. Untuk
peneliti. perhitungan uji reliabilitas ini harus
i. Peneliti mengadakan pendekatan dilakukan hanya pada pertanyaan-
kepada responden untuk memberikan pertanyaan yang sudah memiliki
penjelasan dan membuat kesepakatan validitas (Notoatmodjo, 2010).
bahwa responden bersedia menjadi
responden.
HASIL PENELITIAN
Sejumlah 58 siswi kelas X SMK NU Ungaran, telah dipilih sebagai responden dalam
penelitian ini dengan tujuan untung mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian dismenore pada siswi kelas X SMK NU Ungaran. Setelah dilakukan perhitungan
didapatkan hasil-hasil berikut ini.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 9
SMK NU UNGARAN
A. Analisis Univariat
1. Umur Menarche
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Menarche pada Siswi Kelas X
SMK NU Ungaran, 2014
2. Lama Menstruasi
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menstruasi pada Siswi Kelas X
SMK NU Ungaran, 2014
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Umur Menarche dengan Kejadian Dismenore
Tabel 5.5 Hubungan antara Umur Menarche dengan Kejadian Dismenore pada
Siswi Kelas X SMK NU Ungaran, 2014
Kejadian Dismenore
Tidak Total
Umur Menarche Dismenore p-value
Dismenore
f % f % f %
< 10 Tahun 4 50,0 4 50,0 8 100 0,086
10 Tahun 40 80,0 10 20,0 50 100
Jumlah 44 75,9 14 24,1 58 100
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 10
SMK NU UNGARAN
2. Hubungan Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenore
Tabel 5.6 Hubungan antara Lama Menstruasi dengan Kejadian Dismenore pada
Siswi Kelas X SMK NU Ungaran, 2014
Kejadian Dismenore
Tidak Total
Lama Menstruasi Dismenore p-value
Dismenore
f % f % f %
Tidak Normal 22 91,7 2 8,3 24 100 0,040
Normal 22 64,7 12 35,3 34 100
Jumlah 44 75,9 14 24,1 58 100
3. Hubungan Stress dengan Kejadian Dismenore
Tabel 5.7 Hubungan antara Stress dengan Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas X
SMK NU Ungaran, 2014
Kejadian Dismenore
Tidak Total
Stress Dismenore p-value
Dismenore
f % F % f %
Stress 29 87,9 4 12,1 33 100 0,032
Tidak Stress 15 60,0 10 40,0 25 100
Jumlah 44 75,9 14 24,1 58 100
Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa siswi yang mengalami stress
yang mengalami dismenore sejumlah 87,9%, sedangkan siswa yang tidak stress yang
mengalami dismenore sejumlah 60,0%. Ini menunjukkan bahwa kejadian dismenore
lebih berpeluang terjadi pada siswi yang mengalami stress dibandingkan siswi yang
tidak mengalami stress.
Berdasarkan uji Chi Square diperoleh p-value 0,032. Oleh karena p-value =
0,032 < (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stress
dengan kejadian dismenore pada siswi kelas X SMK NU Ungaran.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 12
SMK NU UNGARAN
Selain itu, dismenore yang terjadi meskipun usia menarche sudah
pada siswi bisa disebabkan masalah menunjukkan normal namun jika
siswi misalnya masalah pergaulan terdapat gangguan lain misalnya stress
dengan teman sebaya, ditinggal pacar, maka remaja tetap akan mengalami
kelelahan karena kesibukan baik di dismenore.
sekolah atau tugas dari orang tua
misalnya mencuci, mengepel, dan F. Hubungan Stres dengan Kejadian
sebagainya. Dismenore
Dismenore juga bisa Berdasarkan tabel 5.7, dapat
disebabkan oleh keadaan emosional diketahui bahwa siswi yang
seseorang, dimana pada gadis-gadis mengalami stress yang mengalami
yang secara emosional tidak stabil, dismenore sejumlah 87,9%,
apabila mereka tidak mendapatkan sedangkan siswa yang tidak stress
penerangan yang baik tentang proses yang mengalami dismenore sejumlah
haid maka mudah timbul terjadinya 60,0%. Ini menunjukkan bahwa
dismenore. Ketidaksiapan remaja putri kejadian dismenore lebih berpeluang
dalam menghadapi perkembangan dan terjadi pada siswi yang mengalami
pertumbuhan pada dirinya tersebut stress dibandingkan siswi yang tidak
mengakibatkan gangguan psikis yang mengalami stress. Hal ini karena siswi
akhirnya menyebabkan gangguan yang stress , tubuh akan memproduksi
fisiknya, misalnya gangguan haid hormon adrenalin, estrogen,
seperti dismenore. Remaja dan ibu-ibu progesteron serta prostaglandin yang
yang emosinya tidak stabil lebih berlebihan. Estrogen dapat
mudah mengalami nyeri menstruasi menyebabkan peningkatan kontraksi
(Proverawati, 2009). uterus secara berlebihan, sedangkan
progesteron bersifat menghambat
E. Hubungan Usia Menarche dengan kontraksi. Peningkatan kontraksi
Kejadian Dismenore secara berlebihan ini menyebabkan
Berdasarkan hasil penelitian rasa nyeri. Selain itu hormon
sebagaimana disajikan pada tabel 5.5, adrenalin juga meningkat sehingga
dapat diketahui bahwa siswi dengan menyebabkan otot tubuh tegang
umur menarche < 10 tahun yang termasuk otot rahim dan dapat
mengalami dismenore sejumlah menjadikan nyeri ketika menstruasi
50,0%. Ini disebabkan Umur (Isnaeni, 2010)
menarche yang terlalu muda (<10 Dari hasil penelitian juga
tahun) dimana organ-organ reproduksi diperoleh siswi yang tidak stress tapi
belum berkembang secara maksimal mengalami dismenore sebanyak 15
dan masih terjadi penyempitan pada responden (60,0%). Hal ini bisa terjadi
leher rahim, maka akan timbul rasa misalnya karena kegiatan siswi yang
sakit pada saat menstruasi, karena terlalu padat dalam kesehariannya
organ reproduksi wanita belum sehingga dapat menyebabkan
berfungsi secara maksimal kelelahan pada siswi, keadaan ini
(Prawirohardjo, 2005). tentu dapat menyebabkan nyeri
Siswi dengan umur menarche dismenore (Hawari, 2008).
10 tahun yang mengalami
dismenore sejumlah 80,0%. Ini bisa
terjadi karena dismenore disebabkan
oleh faktor lain bukan usia menarche,
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 13
SMK NU UNGARAN
PENUTUP 2. Bagi Institusi
Adanya penelitian ini
Kesimpulan diharapkan dapat dijadikan referensi
1. Sebagian besar siswi kelas X SMK NU bagi penelitian yang akan datang dan
Ungaran memiliki umur menarche dapat sebagai pendukung teori tentang
10 tahun sejumlah 50 siswi (86,2%) dismenore.
2. Sebagian besar responden siswi kelas 3. Bagi Siswi
X SMK NU Ungaran mengalami Diharapkan siswi dapat lebih
lama menstruasi yang normal (3-7 meningkatkan upayanya untuk
hari), yaitu sejumlah 34 siswi (58,4%) mengantisipasi nyeri dismenore yang
3. Responden siswi kelas X SMK NU dideritanya, misalnya dengan cara
Ungaran lebih banyak yang mengendalikan stress. Pengendalian
mengalami stress, yaitu sejumlah 33 stress dapat dilakukan dengan
siswi (56,9%) olahraga secara teratur, istirahat yang
4. Sebagian besar responden siswi kelas cukup, management waktu yang
X SMK NU Ungaran mengalami baik, dan memperbanyak teman. Selain
dismenore saat haid, yaitu sejumlah 44 itu, sebaiknya siswi untuk melakukan
siswi (75,9%) upaya preventif terhadap dismenore
5. Tidak ada hubungan yang signifikan yang sering terjadi saat menstruasi,
antara umur menarche dengan terutama bagi siswi yang memiliki
kejadian dismenore pada siswi kelas X riwayat keluarga dengan kejadian
SMK NU Ungaran dengan p-value = dismenore dan melakukan pemeriksaan
0,086 > (0,05). diri ke dokter agar dapat melakukan
6. Ada hubungan yang signifikan antara pencegahan dini terhadap penyakit-
lama menstruasi dengan kejadian penyakit endometris lainnya.
dismenore pada siswi kelas X SMK
NU Ungaran dengan p-value 0,040 < 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
(0,05). Peneliti selanjutnya agar
7. Ada hubungan yang signifikan antara mengembangkan penelitian ini dengan
stress dengan kejadian dismenore mempertimbangkan faktor-faktor yang
pada siswi kelas X SMK NU Ungaran lebih banyak lagi yang juga
dengan p-value 0,032 < (0,05). mempengaruhi kejadian dismenorea
misalnya usia menarche, masa
Saran menstruasi, kebiasaan berolahraga, dan
1. Bagi SMK NU Ungaran riwayat keluarga serta memperluas
Diharapkan pihak sekolah ruang lingkup dan memperbanyak
dapat memberikan pelatihan kepada sampel agar ruang lingkup dan
guru untuk meningkatkan generalisasi penelitian menjadi lebih
keterampilannya dalam memberikan luas.
bimbingan dan konseling pada siswi
dalam mengatasi stress yang dialami
siswi sehingga siswi dapat merasa
nyaman dan dapat mengendalikan
stress yang dideritanya serta dapat
meringankan nyeri dismenore yang
dirasakan.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 14
SMK NU UNGARAN
DAFTAR PUSTAKA Hurlock, E.B., 2007. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian. Sepanjang Rentang Kehidupan
Malang: UMM Press tanggal 11 Edisi 5, Cetakan 11. Jakarta :
Mei 2011 Erlangga.
darihttp://healthcare.mylovemywor
ld.co.cc/2010/11/stress-and- Irianto, K. 2004. Seksiologi. Bandung :
menstrual-cyclerelationship.html. Sinar Baru Algensindo.
Arifin. 2005. Efektivitas Senam Dismenore Kartono, K., 2006. Psikologi Wanita 1
Dalam Mengurangi Dismenore Mengenal Gadis Remaja dan
Pada Remaja Putri Di SMUN 5 Wanita Dewasa. Bandung :
Semarang. Mandar Maju.
Online:http://eprints.undip.ac.id/
9253/1/ARTIKEL_SKRIPSI234.p Knoers. 2002. Kelompok Usia remaja.
df. diakses pada tanggal 2 (http://www.suarakarya-
desember 2013 online.com).diakses tanggal 17
Januari 2014.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Kumbhar, S.K. et.al. 2011. Prevalence of
Baziad, A. 2003. Menopause dan dysmenorrrhea among adolenscent
Andropause. Jakarta : Yayasan Girls ( 14-19 Yrs ) Of Kadapa
Bina Pustaka Sarwaono District and Its Impact On Quality
Prawirohardjo. Of Life : A Cross Sectional Study.
National Journal Of Community
Bobak, LJ. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medicine 2, 265-268
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Dahlan, MS. 2008. Statistik Untuk Kandungan dan Keluarga
Kedokteran Dan Kesehatan Uji Berencana untuk Pendidikan
Hipotesis Dengan Menggunakan Bidan. Jakarta: EGC.
SPSS Seri 1. Jakarta: Arkans.
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi
Dorland, 2005. Buku Saku Kedokteran. Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Jakarta : EGC. Rineka Cipta
Froggatt,W. 2003. Free from stres hal 11 Novi, I. 2008. Faktor yang
panduan mengatasi kecemasan . Mememngaruhi Kejadian
Kelompok Grame Dismenorea Primer. The
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas Indonesian Journal Of Public
dan Depresi. Jakarta : FKUI. Health 4, 96 104
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 15
SMK NU UNGARAN
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Smelzer. B. 2001. Keperawatan Medical
Metodelogi Penelitian Ilmu Bedah. Jilid II. Jakarta: EGC.
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Perdanakusuma, O. (2010). Stress and Bandung : Alfabeta.
menstrual cycle relationship.
Diakses pada Sugiyono. 2010. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan.
Jakarta : YBP-SP. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Proverawati, A. 2009. Menarche
Menstruasi Pertama Penuh Makna. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan
Yogyakarta : Nuha Medika. Reproduksi. Yogyakarta :
Fitramaya.
Rahmawati, T. 2012. Dasar-Dasar
Kebidanan. Jakarta: Prestasi Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan.
Pustaka. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Untuk
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Pustaka Rihana.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS X DI 16
SMK NU UNGARAN