Anda di halaman 1dari 4

Pengauditan II

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN:

Pengujian Substantif
(Rangkuman Materi Kuliah)

Disusun oleh :
Ridah Alawiah Rahman (A31114315)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
1|Page
Rangkuman Materi Kuliah

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP


PIUTANG

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG DAGANG


Prosedur Audit Awal
Auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi
piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini penting agar auditor memperoleh keyakingan bahwa informasi piutang usaha
yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang andal. Oleh karena itu,
auditor melakukan 6 prosedur audt berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi
piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
a. Usut saldo piutang usaha yang tercatum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan piutang maka saldo piutang
yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar: a) piutang usaha; b) piutang
nonusaha; c) cadangan kerugian piutang usaha.
b. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar. Untuk memperoleh
keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo piutang usaha maka auditor kembali
menghitung saldo piutang usaha.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha. Kecurangan bisa saja terjadi dari
transaksi penjualan kredit dan pengurangan piutang usaha (retur penjualan atau penghapusan
piutang) dapat ditemukan dengan review mutasi luar biasa, baik dalam sumber posting akun
piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha.
d. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang ke kertas kerja
tahun yang lalu. Auditor melakukan pengusutan saldo awal akun piutang usaha dan akun
cadangan kerugian piutang usaha ke kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu bersi
informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu.
Sehingga, auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang ditempuh oleh klien dalam
menanggapi koreksi tersebut.
e. Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke dalam jurnal yang
bersangkutan. Pengusutan ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi
penambahan dan pengurangan piutang usaha bersal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu
piutang usaha. Tujuannya untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang
bersangkutan dengan piutang usaha yang dapat dipercaya.

Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan
bidangyang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan
berbagai ratio berikut ini :
Ratio Formula

Tingkat perputaran piutang usaha Pendapatan penjualan bersih Rerata piutang usaha

Ratio piutang usaha dengan Saldo piutang usaha Aktiva lancar


aktiva lancar

2|Page
Rate of return on net sales Laba bersih Pendapatan penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha


dengan penadapatan penjualan Kerugian piutang usaha Pendapatan penjualan
bersih

Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha Piutang yang usaha
dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagi
sesungguhnya tidak tertagih

Prosedur Audit terhadap Transaksi Rinci


Kendala saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini
yang didebit dan dikreditkan ke dalam akun Piutang Usaha :
a. Transaksi penjualan kredit,
b. Transaksi retur penjualan,
c. Transaksi penghapusan piutang usaha, dan
d. Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha.
Auditor melakukan pengujian substansif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan
pengkredit akun Piutang Usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi: a.Keberadaan
atau keterjadian b. Kelengkapan c. Hak Kepemilikan d. Penilaian
Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca
dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur. Piutang usaha
yang dicantumkan di neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya, karena adakalanya klien
telah menjual piutang usaha tersebut kepada perusahaan penagihan (collection agency) telah
mendiskontokan wesel tagih kepada bank, atau telah menjadikan piutang usaha sebagai
jaminan penarikan kredit dan bank.
Mengapa konfirmasi merupakan prosedur yang wajib dilaksanakan oleh auditor dalam
auditor terhadap piutang usaha? Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dipakai
sebagai dasar pencatatan piutang usaha seluruhnya merupakan dokumen yang dibuat oleh
klien, yang ditinjau dari segi kompetesinnya lebih rendah bila dibandingkan dengan
dokumen-dokumen yang berasal dari pihak luar perusahaan. Dengan demikian, jika struktur
pengendalian intern klien lemah, terbuka kemungkinan untuk mencatat transaksi penjualan
fiktif, karena seluruh dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan transaksi penjualan
dapat dibuat sendiri oleh klien. Untuk itu, auditor menempuh prosedur konfirmasi.

Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang


Dibuat Oleh Klien
Prosedur ini di tempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang usaha
disajikan dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur (net realizable
value) pada tanggal neraca.Nilai piutang dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Piutang Usaha Bruto xx
Cadangan Kerugian Piutang Usaha xx
Piutang Usaha Bersih xx

3|Page
Hitung kembali catatan kerugian piutangusaha yang dibuat oleh klien
Cadangan tersebut biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan
penjualan atau sebagai persentase tertentu dari saldo piutang usaha pada tanggal neraca.
Selanjutnya auditor biasanya juga menghitung ratio ini untuk beberapa tahun sebelumnya
guna menilai kewajaran jumlah cadangan kerugian piutang usaha :
a. Tingkat perputaran piutang usaha yang dihitung dengan rumus: pendapatan penjualan dibagi
rerata saldo piutang usaha.
b. Jumlah hari pengumpulan piutang usaha (days sales to collection) yang dihitung dengan
rumus: 365 dibagi tingkat perputaran piutang usaha.

Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oleh klien


Terhadap daftar umur piutang tersebut, auditor melakukan prosedur audit :
1. Lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur piutang usaha tersebut
2. Bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang keakun piutang usaha di
dalam buku besar
3. Usut saldo piutang usaha kepada setiap debitur kedalam kartu piutang yang bersangkutan
4. Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi
berikut ini :
a. Periksa syarat penjualan yang berlaku
b. Periksa tanggal faktur yang belum dibayar oleh debitur pada tanggal neraca
c. Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut pada butir
3b sampai dengan tanggal neraca

Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang
diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya
Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca klien,
auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca
sekarang dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya.

Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa


Dari daftar umur piutang usaha, auditor dapat memperoleh informasi nama debitur yang
piutang kepadanya telah lama kadaluwarsa.

Penyajian dan Pengungkapan Akun dalam Laporan Keuangan


1. Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian Menurut Prinsip Akuntansi
Berterima Umum
2. Periksa klasifikasi piutang kedalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
3. Periksa klasifikasi piutang kedalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha
4. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factored
account receivable) keperusahaan anjak piutang

4|Page

Anda mungkin juga menyukai