Anda di halaman 1dari 30

BAB I

GAS DAN SIFAT-SIFATNYA

Tujuan Pembelajaran

Setelah proses perkulian berlangsung, diharapkan para


mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang Gas Sempurna
2. Menerapkan hukum-hukum gas dalam kehidupan sehari-hari
3. Menentukan atau menghitung tekanan gas pada berbagai
keadaan
4. Menjelaskan sifat-sifat gas real
5. Menerapkan persamaan Van der Waal pada gas real
6. Menjelaskan keadaan kritis pada gas

1.1 Gas Ideal


Suatu zat dapat berwujud padat, cair, ataupun gas. Keadaan
tersebut terutama ditentukan oleh tekanan dan temperatur absolut
(Kelvin). Jika kita akan menggambarkan keadaan suatu gas secara
lengkap, kita juga harus mempertimbangkan volume dan jumlah
zat. Untuk menentukan hubungan antara empat variabel, P, V, T
dan n, kita harus mengkondisikan dua variabel yang dibuat tetap
dan mengukur dua variabel lainnya yang berubah. Dari keempat
variabel ada beberapa hubungan yang dapat menggambarkan
perilaku gas ideal.

1.1.1 Keadaan Gas pada n dan T tetap, ( P V )


Pengukuran hubungan tekanan-volume gas pertama sekali
dibuat oleh Robert Boyle tahun 1662. Oleh karena itu hubungan
antara P dan V ini dikenal dengan hukum Boyle. Pada jumlah mol
(n) dan temperatur (T) konstan, perubahan tekanan (P) akan diikuti
oleh perubahan volum (V).

Gas dan sifat-sifatnya 1


Hubungan antara perubahan P dan V secara matematis dapat
di tulis sebagai berikut.

PV = konstan (k) atau P1V1 = P2V2 (1.1)

Dimana P1 dan V1 masing-masing adalah tekanan dan volume


mula-mula, dan P2 dan V2 adalah tekanan dan volume akhir.
Hasil eksperimen terhadap gas ideal, jika dilakukan pada
keadaan n dan T konstan dengan mengamati perubahan tekanan
dan perubahan volume. Penurunan volume gas menyebabkan
tekanan menjadi naik atau sebaliknya, ilustrasi prilaku ini dapat
dilihat pada gambar 1,1 berikut.

A B
Gambar 1.1 Perubahan volume dan tekanan gas pada n dan T tetap
(a) gas sebelum dimampatkan, (b) setelah di mampatkan

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa volume


berbanding terbalik terhadap tekanan : V = C/P, di mana V adalah
volume, P sebagai tekanan dan C adalah suatu konstanta. Gambar
1.2 merupakan grafik hubungan V sebagai fungsi P.

Gas dan sifat-sifatnya 2


Gambar 1.2 Grafik perubahan volume sebagai fungsi
tekanan, Hukum Boyle

Hubungan P-V ini dapat mengilustrasikan dengan pompa


tangan yang digunakan untuk memompa ban sepeda atau bola. Jika
tempat keluarnya udara ditutup agar udara di dalam pompa tidak
keluar, ketika pompa kita tekan (tekanan gas dinaikkan) maka
udara akan mengalami kompresi, sehingga volumenya menjadi
lebih rendah. Hukum ini berguna untuk menentukan volume suatu
tabung seperti pada Gambar 1.3

Gambar 1.3 Penentuan volume suatu tabung dengan hukum


Boyle
Gas dan sifat-sifatnya 3
Contoh soal 1.
Jika sejumlah gas menempati volume 5 dm3 pada 300 K dan 2 atm,
berapa volume gas tersebut pada tekanan 3 atm. jika temperatur
dan jumlah gas tetap.

Penyelasaian
Kita mengaplikasikan persamaan 1,
k = P1 V1 = (2 atm )( 5 dm3) = 10 atm dm3
pada tekanan baru :
1
= 10 atm.dm3
1
V2 = k
P2 3 atm
= 3,3 dm3
atau dapat juga diselesaikan secara singkat dengan persamaan :
P1V1 = P2V2
PV
V2 = 1 1
P2
(2 atm)(5 dm 3 )
= = 3,3 dm3
3 atm

1.1.2 Keadaan Gas pada n dan P tetap, ( V T )


Hubungan antara V dan T ini dikenal sebagai hukum Charles
(hukum Gay-Lussac). Charles seorang fisikawan Perancis
mengemukan hukum ini pada tahun 1787, dan secara terpisah Gay-
Lussac mempublikasikan pada tahun 1802. Hukum ini dirumuskan
sebagai berikut :

V1 V2
V = k T atau (1.2)
T1 T2

Gas dan sifat-sifatnya 4


Hubungan ini dapat digambarkan dengan menggunakan balon yang
berisi udara, balon yang tadinya ditempatkan pada suhu kamar
kemudian kita masukkan ke dalam pendingin, setelah temperatur di
dalam balon turun maka volume balon akan menjadi berkurang.
Gambar 1.4 memperlihatkan perubahan volume gas ketika suhu
gas dinaikkan pada n dan P tetap

(a) (b)
Gambar 1.4 Perubahan volume dan temperatur gas pada n
dan P tetap (a) gas sebelum dipanaskan, (b)
setelah dipanaskan

Gay Lussac mengukur volume dari gas pada kondisi massa


dan tekanan gas konstan, ditemukan bahwa volume merupakan
fungsi linier dari temperatur. Ungkapan ini oleh Gay Lussac
dituliskan sebagai:

V = a + bt (1.3)

dimana t adalah temperatur dalam oC, a dan b merupakan


konstanta. Dari Gambar 1.2, intercepnya adalah a = Vo, yang

Gas dan sifat-sifatnya 5


merupakan volume pada 0 oC, slope dari kurva didapatkan dari b =
V
, sehingga persamaan 1.3 menjadi :
t p

V
V = Vo + t (1.4)
t p

Gambar 1.5 Volume sebagai fungsi temperatur

Gambaran yang diperoleh dari garis pada Gambar 1.5


bahwa meskipun pada suhu 0oC volume ketiga gas berbeda, hasil
ekstrapolasi menuju pada nilai volume nol ketiga grafik memotong
pada suhu -273,15 oC. Suhu -273,15 oC ini berhubungan dengan
keadaan dimana volume hipotesis gas akan nol pada suhu mutlak
Gas dan sifat-sifatnya 6
nol. Gambar 1.6 menunjukkan hasil ekstrapolasi grafik volume gas
pada suhu mutlak.

Gambar 1.6 Grafik volume gas fungsi suhu mutlak

Contoh soal 2
Jika suatu balon mempunyai volume 500 mL pada 25 oC dan
tekanan 1 atm. Berapakan volume titik didih dari cairan nitrogen (-
198 oC) ?

Penyelesaian
Kita menggunakan persamaan 1.2 untuk menghitung konstanta k,
(perlu diingat gunakan temperatur absolut)

Gas dan sifat-sifatnya 7


V 500 mL
k= = 1,68 mL K-1
T 298 K
pada temperatur baru :

V2 = k T2 = (1,68 mL K-1 )(273-198 K) = 129 mL


atau dapat juga dengan
V1 V2

T1 T2
V
V2 = T2 1
T1
500 mL
= (273 198 )K
(273 25) K
= 129 mL

1.1.3 Keadaan Gas Pada n dan V tetap, ( P T )


Hubungan antara P dan T ini tidak mempunyai nama,
hubungannya dapat dirumuskan dengan :

V T atau P =kT
P1 P2
atau = konstan (1.5)
T1 T2
Menurut persamaan ini gas ideal dilakukan pada jumlah mol
dan volume tetap, dimana perubahan tekanan berbanding lurus
terhadap temperatur gas. Ilustrasi bagaimana perubahan temperatur
terhadap perubahan tekanan pada gas dengan jumlah mol dan
volume tetap seperti terlihat pada gambar 1.7. Pada wadah dengan
volume konstan, pemanasan gas menyebabkan tekanan gas naik.
Menaikkan suhu pada gas menyebabkan energi kinetik atau
gerakan partikel gas menjadi naik, akibat dari itu tumbukan gas

Gas dan sifat-sifatnya 8


terhadap dinding menjadi meningkan yang pada akhirnya akan
menaikkan tekanan.

a B
Gambar 1.7 Perubahan temperatur dan tekanan gas pada n dan T
tetap (a) gas sebelum dipanaskan, (b) setelah dipanaskan

Contoh Soal 3.
Jika tekanan gas dalam tabung adalah 28 lb inc-1 pada temperatur
24 oC. Berapa tekanan yang dihasilkan setelah temperatur
meningkat menjadi 32 oC.

Penyelesaian
P1 P2

T1 T2
P 28 lb in 1
P2 = T2 1 = 305 K = 29 lb in-1
T1 297 K

1.1.4 Persamaan Gas Ideal


Didapatkan dari persamaan 1.1 (PV = k), tetapi dari
persamaan 1.2 dan 1.5 secara terpisah P dan V berhubungan

Gas dan sifat-sifatnya 9


langsung dengan T (P T, V T), sehingga hasil dari PV juga
harus berbanding langsung dengan T.

PV T atau PV = k T
PV
atau = k (konstan) (1.6)
T
dari persamaan 1.6, dapat digunakan suatu hubungan dalam bentuk
:

P1 V1 P2 V2
(1.7)
T1 T2
Note :
Hukum Boyle hanya dapat diaplikasikan pada jumlah mol dan
temperatur konstan, sedangkan hukum Charles hanya pada jumlah
mol dan tekanan konstan. Dari kedua hukum ini tidak jelas bahwa
kombinasi keduanya dapat diyakini kebenarannya. Berikut akan
diuraikan kedua hukum ini untuk memberikan hubungan bahwa
pada massa gas tertentu, volume merupakan fungsi dari tekanan
dan temperatur.
V V
dV= dP dT
P T T P
dari hukum Boyle,
1
V (T dan n konstan)
P
k1
V =
P
V k PV V
12 2
P T P P P

Gas dan sifat-sifatnya


10
Hukum Charles;
VT
V = k2T
V V
k2
T V T
dimana k1 dan k2 sebagai konstanya. Hasil subtitusi ke dalam
persamaan untuk ungkapan dV di dapat :
V V
dV = dP dT
P T
dV dP dT

V P T
Bila diintegrasikan :
dV dP dT
V

P

T
ln V = - ln P + ln T + ln k
ln V + ln P = ln T + ln k
ln PV = ln kT
PV
PV = kT atau k (lihat persamaan 1.6)
T
Persamaan 1.6 dan 1.7 adalah valid jika hanya pada n konstan. Jika
n tidak konstan, maka bentuk persamaan 1.6 menjadi

PV
=kn (1.8)
T
Jika tetapan k digantikan dengan simbol R (untuk gas ideal), maka
akan kita dapatkan persamaan

Gas dan sifat-sifatnya


11
PV
= nR atau PV = nRT (1.9)
T
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Gas Ideal.

5
487 K
4

3
P/atm

312 K
2
122 K
1

0
0 20 40 60
V/Liter

Gambar 1.8 Perilaku gas ideal pada isotermal

Contoh soal 4.
Berapakah tekanan dari 4 mol gas ideal yang menempati wadah 15
L pada suhu 250 K

Penyelesaian
Dari persamaan gas ideal (persamaan 1.8) didapatkan
nRT
P =
V
2 1
= (4 mol)(0,0821 L atm mol K )(250 K)
15 L
= 5,47 atm

Gas dan sifat-sifatnya


12
1.1.5 Hukum Avogadro
Menurut hipotesis Avogadro bahwa pada kondisi suhu dan
tekanan yang sama, gas-gas yang berbeda tetapi mempunyai
volume yang sama akan mengandung jumlah partikel yang sama.
Pada P dan T tetap berlaku

Gambar 1.9 Perbandingan volume dan jumlah mol gas pada suhu
dan tekanan tetap

1.1.6 Hukum Dalton


Hukum Dalton menyatakan bahwa tekanan total dari
campuran gas merupakan jumlah tekanan parsial masing-masing
gas yang ada dalam campuran tersebut. Secara matematika dapat
dirumuskan dengan :

Ptotal = PA + PB + PC + .. (1.10)

PA, PB, dan PC masing-masing secara berturut-turut adalah


tekanan gas A, B, dan C.
Gas dan sifat-sifatnya
13
Contoh soal 5
Dalam suatu tabung yang ukurannya 5 L terdapat 3 mol gas N2, 2
mol gas CO2 dan 5 mol gas O2. Hitung tekanan total yang
dihasilkan bila suhu dalam tabung 25oC, dengan anggapan gas
bersifat ideal.

Penyelesaian

nRT
P =
V
2 1
PN 2 = (3 mol)(0,082 1 L atm mol K )(298 K)
5 L
= 14,679 atm
2 1
PCO 2 = (2 mol)(0,082 1 L atm mol K )(298 K)
5 L
= 9,786 atm
2 1
PO 2 = (5 mol)(0,082 1 L atm mol K )(298 K)
5 L
= 24,47 atm

Ptotal = PN 2 + PCO 2 + PO 2

= 14,679 atm + 9,786 atm + 24,47


= 48,93 atm

1.1.7 Hukum Graham tentang difusi atau efusi


Difusi adalah gerakan suatu gas melalui gas lainnya. Proses
ini akan makin lambat bila berat molekulnya makin meningkat.

Gas dan sifat-sifatnya


14
Hukum Graham menyatakan bahwa kecepatan gerakan gas adalah
berbanding terbalik dengan akar berat molekulnya.

Laju(A) M r .B
(1.11)
Laju(B) M r .A

Dimana Mr.A dan Mr.B masing-masing secara berurutan adalah


massa molekul relatif gas A dan gas B

Contoh Soal 6

Tabung berisi H2S dan NH3 dibuka, jaraknya dengan anda sama. a.
Manakah yang lebih cepat sampai pada anda, b. berapa kali
kecepatan dari yang lainnya :

Penyelesaian
Laju( NH 3 ) M r . H 2S 34
a. = = 1,4
Laju(H 2 S) M r. NH3 17
Gas NH3 lebih duluan atau lebih cepat.

b. Laju (NH3) = 1,4 x laju (H2S), Laju gas NH3 besarnya 1,4 kali
dibandingkan dengan laju gas H2S

1.2 Faktor Kompresibilitas

Perbedaan gas ideal dengan gas real dapat dilihat dari nilai
Faktor kompresibilitas (Z). Nilai Z merupakan rasio PV terhadap
nRT untuk suatu gas :

PV
Z= (1.12)
nRT

Untuk gas ideal harga Z = 1 pada semua tekanan. Untuk


kebanyakan gas Z = 1 hanya pada tekanan rendah. Data eksperimen

Gas dan sifat-sifatnya


15
berbagai tekanan dari beberapa gas pada temperatur tetap
menunjukkan perilaku seperti pada Gambar 1.10. di bawah ini

Gambar 1.10 Faktor kompresibilitas gas pada berbagai tekanan

Contoh soal 7.

Hasil pengukuran 1 mol gas yang menempati dengan volum


0,0124 L pada 60 oC dan 200 atm. Hitung faktor kompresibilitas
gas tersebut :

Penyelesaian

Dari persamaan 1.12 diperoleh :

PV
Z =
nRT
(200 atm)(0,124 L)
=
(1 mol)(0,0821 L atm mol 1 K 1 )(333 K)
= 0,907

Gas dan sifat-sifatnya


16
1.3 Persamaan Gas Real

1.3.1 Persamaan Van der Waals

Persamaan gas real yang sangat dikenal adalah persamaan


Van der Waals. di dalam persamaan tersebut terdapat faktor yang
memperhitungkan gaya atraktif antar molekul dan volume yang
menempati molekul. Kedua faktor tersebut mempengaruhi tekanan
dan volume, sehingga pada persamaan gas terdapat faktor koreksi
terhadap tekanan dan volume.

an 2
P 2 (V-nb) = nRT (1.13)
V

parameter a dan b dikenal dengan konstanta Van der Waals.


harganya dapat kita temukan pada tabel :

Tabel 1.1 Tetapan Van der Waals


Gas a/Pa m6mol-2 b/ 10-6m3mol-1
H2 0,00345 23,4
N2 0,0247 26,6
O2 0,138 31,8
CO2 0,366 42,7
H2O 0,587 31,9
Hg 0,820 17,0
Sumber : Castelan (1983)

Contoh soal 8

Gunakan persamaan Van der Waals untuk menghitung tekanan


yang diberikan oleh 2 mol CO2 dalam wadah yang volumenya 20 L
pada suhu 373 K, dan bandingkan jawaban anda dengan
perhitungan menggunakan persamaan gas ideal.

Gas dan sifat-sifatnya


17
Penyelesaian

Dari tabel 1.1 harga a untuk CO2 = 0,366 Pa m6 mol-2 dan b = 42,7
x 10-6 m3mol-1

0,366Pa m6 mol-2 = 0,366 Pa(1atm/101325Pa)m6(106 dm6/1m6) mol-2


= 3,612 atm L2 mol-2

42,7 x 10-6 m3 mol-1 = 42,7 x 10-6 m3(103 L/1 m3) mol-1


= 42,7 x 10-3 L mol-1
2
P = nRT an2
V nb V

= (2 mol)(0,0821 L atm K 1
mol1 )(373 K)

(20 L) (2 mol)(42,7 x 10-3 L mol1 )
(3.612 atm L2 mol 2 )(2 mol) 2
(20 L) 2
= 3,075 atm- 0,036 atm =3,039 atm

Untuk gas Ideal

P = nRT
V
(2 mol)(0,0821 L atm K 1 mol 1 )(373 K)
=
20 L
= 3,062 atm

1.3.2 Persamaan Berthelot

Selain dari persamaan Van der Waals yang telah dibahas di


atas, ada beberapa persamaan gas real yang lain diantaranya adalah
persamaan Berthelot hampir sama dengan persamaan Van der
Waals, persamaan ini lebih akurat digunakan pada tekanan 1 atm
atau dibawahnya.

Gas dan sifat-sifatnya


18
A
(P 2
)(V b ) RT (1.14)
TV

Keadaan kritis untuk persamaan gas Berthelot, didapatkan


harga Pc, Tc dan Vc sebagai berikut :

1/ 2
1 2aR 2 2a
1/ 2
Pc Tc Vc 3b
12 3b 2 3 3bR

1.3.3. Persamaan Deiterici

RT a/RT V
P e (1.15)
Vb

harga Pc, Tc dan Vc untuk persamaan deiterici ini adalah:


a a
Pc Tc Vc 2b
4e 2 b 2 4bR

1.3.4 Persamaan Beattie Brideman

RT B C D
P 2 3 4 (1.16)
V V V V

Dimana B, C, dan D masing-masing secara berurutan adalah


konstanta.

1.4 Keadaan Kritis

1.4.1 Titik Kritis

Ketika suatu cairan dipanaskan pada tekanan konstan,


kondisi atau titik dimana lingkungan antara fasa gas dan fasa cair
Gas dan sifat-sifatnya
19
tidak dapat dibedakan. Iitik ini dikenal sebagai Titik Kritis. Dan
zatnya dinyatakan dalam keadaan kritis.Temperatur pada titik ini
disebut dengan temperatur kritis (Tc). Sering juga disebutkan
bahwa pada temperatur di atas titik kritis air tidak dapat di cairkan
dengan menaikkan tekanan. Pada Keadaan kiritis Volume dan
tekanan disebut juga volume kritis (Vc) dan tekanan kritis (Pc)

1.4.2 Konstanta Kritis

Isoterm pada temperatur kritis Tc (31,04 untuk gas CO2)


memiliki peran khusus dalam teori keadaan materi. Suatu isoterm
pada fraksi dari Tc Kelvin absolut menggambarkan perilaku di
bawah Tc. bahwa pada beberapa tekanan, suatu cairan
terkondensasi dari gas dan pada daerah itu kondisi fasanya dapat
dibedakan dengan bidang batas yang jelas. Tetapi pada kondisi di
atas dari Tc, meskipun kondisi dikompresi pada Tc, pemisahan dua
fasa tidak dapat dibedakan.

1.4.3 Penentuan Konstanta Kritis

Pada temperatur kritis kurvanya mempunyai infleksi. Dari


sifat kurva dapat diketahui bahwa suatu infleksi tipe ini terjadi
ketika kedua slope dan curvator sama-dengan nol. Sehingga dari
keadaan ini dapat diperoleh konstanta kritis dengan melihat turunan
pertama dan kedua dari persamaan gas sama dengan nol.

2P
2 0 (1.17)
V T

P
0 1.18)
V T

Gas dan sifat-sifatnya


20
Gambar 1.10 Isotermal isopentana yang
menggambarkan daerah kritis

Bila persamaan Van der Waals di deferensialkan terhadap V


pada suhu konstan, akan didapatkan turunan pertama dan ke dua
sebagai berikut

RT a
P= 2
V b V
P RT 2a
= 3
V T V b V
2

2P 2 RT 6a
2 = 4
V T V b V
3

Gas dan sifat-sifatnya


21
Pada keadaan kritis harus dipenuhi persamaan 1.17 dan 1.18 :

P RTc 2a RTc 2a
= 3 =0 = 3
V T Vc b Vc Vc b Vc
2 2

RTc
a= V 3c
2Vc b
2

2P 2 RTc 6a 2 RTc 6a
2 = 4 =0 = 4
V T Vc b V c Vc b V c
3 3

6 RTc
= 4 V 3c
V c 2Vc b 2
2 6
=
Vc b 2Vc

4Vc = 6Vc 6b

Vc
b =
3

Vc = 3b

RTc
a = V 3c
2Vc b
2

RTc
= 2
V 3c
V
2Vc c
3
RTc
= 2
V 3c
2V
2 c
3
9 RTc
= Vc
8
Gas dan sifat-sifatnya
22
27 RTc
a = b
8

8a
Tc =
27 Rb
RTc a
Pc = 2
Vc b Vc
RTc 27 RTc b
= -
3b b 8(3b) 2
RT 3RTc
= c -
2b 8b
RTc R 8a a
Pc = = x =
8b 8b 27 Rb 27b 2

Sehingga kondisi kritis untuk persamaan Van der Waals,


diperoleh kontanta a dan b pada keadaan kritis
V
a = 3PcVc2; b = c atau (1.19)
3
a 8a
Vc = 3b ; Pc = 2
; Tc = (1.20)
27 b 27 Rb

Tabel 1.2 Konstanta Kritis Beberapa Gas


Gas Pc/Mpa Vc/10-6m3mol-1 Tc/K
He 0,229 62 5,25
H2 1,30 65 33,2
N2 3,40 90 126
O2 5,10 75 154
CO2 7,40 95 304
SO2 7,8 123 430
H2O 22,1 57 647
Hg 360 40 1900
Sumber : Castelan (1983)

Gas dan sifat-sifatnya


23
Contoh soal 9

Hitung harga a dan b untuk gas CO2 dari konstanta kritis pada
Tabel 1.2.

a = 3PcVc2 = 3(7,4 x 106 Pa) (95 x 10-6 m3 mol-1)2


= 0,204 Pa m6 mol-2
-6 3 1
b = Vc 95 x 10 m mol 31,6 x 10-6 m3 mol-1
3 3

Contoh soal 10
a. Hitung tekanan yang dihasilkan oleh 1 mol O2 dalam suatu
vesel 15 dm3 pada suhu 20 oC dengan menggunakan persamaan
Van der Waals.
b. Berapakah tekanan yang diberikan oleh 4 mol O2 pada kondisi
yang sama.

Penyelesaian :

Dari tabel 1.1 diketahui konstanta


a = 0.138 Pa m6mol-2
0,0821 L atm K 1mol 1
(0.138 Pa m6mol-2 ) x 8,314 Pa m 3 K 1 mol 1 x (103 L/m3 )

= 1,363 L2 atm mol-2 ;

b = 31,8 x 10-6 m2mol-1(= 31,8 x 10-3 dm3 mol-1)


nRT an 2
P= 2
V nb V

a. untuk 1 mol CO2 :

1 1
P1 = 1 mol (0,0821 L atm K mol
3
)(293 K)
1
15 (1 mol)(31,8 x 10 L mol )

Gas dan sifat-sifatnya


24
1,363 L2 atm mol 1 (1 mol) 2

(15 L) 2
P1 = 1.601 atm

b. untuk 4 mol CO2 :


1 1
P2 = 4 mol (0,08206 L atm K mol )(293 K)
1
15 (4 mol)(31,8 x10
3
L mol )
1
1,3631 L atm mol (4 mol) 2
2

(15 L) 2
P2 = 6,373 atm

1.4.4 Asas keadaan yang bersesuaian

Teknik yang penting untuk membandingkan sifat-sifat


beberapa obyek adalah dengan memilih sifat dasar yang dimiliki
oleh objek-objek itu, kemudian menyusun skala relatif berdasarkan
sifat tersebut. Sudah diketahui bahwa konstanta kritis adalah sifat
khusus gas, sehingga dimungkinkan untuk membuat skala dengan
menggunakan sifat itu sebagai ukuran. Oleh karena itu,
diperkenalkan variabel tereduksi dengan membagi variabel
sebenarnya dengan konstanta kritis yang sesuai:

P
Tekanan Tereduksi : Pr =
Pc
V
Volume Tereduksi : Vr =
Vc
T
Temperatur Tereduksi : Tr =
Tc
Van der Waals, yang pertama mencoba ini, menduga bahwa
gas yang dibatasi dengan volume tereduksi yang sarna pada
temperatur tereduksi yang sarna, akan melakukan tekanan tereduksi
yang sarna. Dugaan ini sebagian besar terpenuhi. Garnbar 1.11
memperlihatkan ketergantungan faktor pemarnpatan Z terhadap
tekanan tereduksi untuk berbagai jenis gas pada berbagai
Gas dan sifat-sifatnya
25
temperatur tereduksi. Bandingkan grafik tersebut dengan Garnbar
1.8 yang melukiskan data serupa tanpa menggunakan variabel-
variabel tereduksi. Pengamatan yang mewujudkan gas-gas nyata
pada volume dan temperatur sarna, me1akukan tekanan tereduksi
yang sarna disebut asas keadaan yang bersesuaian. Ini hanya
sebuah pendekatan, dan berlaku paling dekat untuk gas yang
tersusun dari molekul-molekul berbentuk bola.

Gambar 1.11 Faktor pemampatan empat gas digambar-


kan dengan variabel tereduksi

Gas dan sifat-sifatnya


26
Soal Latihan

1. Suatu gas ideal menempati volume 6,0 mL pada tekanan 700


mmHg. Jika gas tersebut diekspansi secara isotermal tekanan
menjadi 300 mmHg. Berapakah volume yang dihasilkan ?.

Kunci jawaban = 14 ml

2. Beberapa gas di kumpulkan dengan merkuri dan didapatkan


volume campuran gas tersebut 36,0 mL pada tekanan
barometrik 752,2 mmHg dan temperatur 24,3 oC. Berapa
volume gas yang menempati pada keadaan STP ?.

Kunci jawaban = 0,0327 L

3. Berapa mol gas ideal yang terdapat pada tabung 15 dm3 dengan
temperatur 300 oC dan tekanan 5,5 x 104 Pa ?.

Kunci jawaban =0,266 mol

4. Berapakah berat jenis dari CO2 (dalam gram/liter) pada 100 oC


dan 0,50 atm, jika gas berprilaku ideal ?.

Kunci jawaban =0,719 g/L

5. Dua buah botol 2 L masing-masing berisi 6,0 g gas SO2 dan 6,0
g gas CO2 pada 20 oC. Jika kedua gas tersebut dimasukkan ke
dalam botol 4 L, temperatur tetap dipertahankan konstan
berapakah tekanan yang akan dihasilkan ?.

Kunci jawaban =1,38 atm

6. Gas manakah yang lebih cepat berdifusi antara CO2 dan NO2.

Kunci jawaban =CO2

Gas dan sifat-sifatnya


27
7. Berat jenis gas niterogen pada 0 oC adalah 1,251 g L-1. Hitung
berat jenis suatu gas yang kecepatan disffusinya 0,84 kali dari
kecepatan nitrogen pada kondisi yang sama.

Kunci jawaban =1,773 g L-1

8. (a) Hitung tekanan yang dihasilkan oleh 1,00 mol CO2 dalam
vesel 15 dm3 pada 20 oC. Gunakan persamaan gas Van der
Waal.
(b) Berapakah tekanan yang dihasilkan oleh 4,00 mol CO2
pada kondisi yang sama.
Kunci jawaban a.1,64 atm ; b.7,012 atm

9. Sama dengan contoh soal no 8. diasumsikan gas berperilaku


ideal.

Kunci jawaban a. 1,6 atm; b. 6,4 atm

10. Turunkan ungkapan faktor kompresibilitas pada titik kritis


untuk gas Deiterici

11. Suatu sampel udara menempati tabung 1,0 L pada 25C dan 1
atm. Berapa tekanan yang diperlukan untuk memampatkannya
menjadi 100 cm3 pada temperatur ini?
Kunci jawaban = 10 atm

12. Dapatkah 131 g Xe dalam tabung bervolume 1,0 L melakukan


tekanan 20 atm pada 25C, jika berperilaku sebagai gas
sempurna? Jika tidak, berapa tekanan yang dilakukannya ?

Kunci jawaban = Tidak, 24,44 atm;

13. Gas sempurna mengalami pemampatan isoterm, yang


mengurangi volumenya sebesar 2,20 L. Tekanan dan volume
akhir gas adalah 3,78 x 103 Torr dan 4,65 L. Hitung tekanan
awal gas dalam (a) Torr (b) atm.

Kunci jawaban a. 25,66 x 102 torr; b. 19,25 atm

Gas dan sifat-sifatnya


28
14. Sampai temperatur berapa 1,0 L sampel gas sempurna harus
didinginkan dari temperatur kamar, agar volumenya berkurang
menjadi 100 cm3 ?

Kunci jawaban = -4,8oC

15. Sebuah ban mobil dipompa sampai tekanan 24 Ib in-2 (1 atm =


14,7 Ib in-2 pada suatu hari dimusim dingin ketika temperatur -
5C. Berapa tekanan yang dihasilkannya, jika tidak ada
kebocoran dan volumenya tetap, pada musim panas berikutnya
ketika temperatur 35C? Dalam praktik, kesulitan apa yang
harus diperhitungkan?

Kunci jawaban =27,58 Lb in-2 (1,88 atm)

16. Gas sempuma 340 K dipanaskan pada tekanan tetap sampai


volumenya bertambah 14 persen. Berapa temperatur akhir gas?

Kunci jawaban =387,6 K

17. Pada ketinggian permukaan air laut, yaitu tekanan sama dengan
755 Torr, gas di dalam balon sebanyak 2,0 m3 Sampai volume
berapa balon akan mengembang jika balon itu naik sampai
ketinggian yang tekanannya (a) 100 Torr, (b) 10 Torr?
Anggaplah bahwa material balon dapat meluas tak terhingga.

Kunci jawaban a.15,1 m3; b. 151 m3

18. Sampel 255 mg neon menempati wadah 3,00 L pada 122 K.


Gunakan hukum gas sempurna untuk menghitung tekanan gas.

Kunci jawaban = 0,422 atm

19. Campuran gas terdiri atas 320 mg metana, 175 mg argon, dan
225 mg neon. Tekanan parsial Ne pada 300 K adalah 66,5 Torr.
Hitunglah (a) volume dan (b) tekanan total campuran.

Kunci jawaban a. 0,988 L ;b.118,12 torr

Gas dan sifat-sifatnya


29
20. Dalam suatu eksperimen untuk menghitung massa molar suatu
gas, 250 cm3 gas ditempatkan dalam tabung gas. Tekanannya
adalah 152 Torr pada 298 K, dan setelah koreksi untuk efek
daya apung, massa gas adalah 33,5 mg. Berapa massa molar
gas?

Kunci jawaban =28,76 g/mol

21. Suatu gas pada 250 K dan 15 atm mempunyai volume molar 12
persen lebih kecil daripada volume molar yang dihitung dari
hukum gas sempuma. Hitunglah (a) faktor pemampatan di
bawah kondisi tersebut, dan (b) volume molar gas. Dalam
sampe1 itu mana yang menang, gaya tarik-menarik atau gaya
tolak-menolak?

22. Pada 300 K dan 20 atm, faktor pemampatan suatu gas adalah
0,86. Hitunglah (a) volume yang ditempati oleh 8,2 mmol gas
tersebut di bawah kondisi tersebut, dan (b) nilai lampiran
koefisien virial kedua B pada 300 K.

Kunci jawaban a. 0,00868 L; b.

23. Sebuah tabung dengan volume 22,4 L berisi 2,0 mol H2 dan 1,0
mol N2 pada 273,15 K. Hitunglah (a) fraksi mol setiap
komponen, (b) tekanan parsialnya, dan (c) tekanan totalnya.

Kunci jawaban a. X(H2)=2/3; X(H2)=1/3. b. 1 atm; 2 atm c. 3 atm

Gas dan sifat-sifatnya


30

Anda mungkin juga menyukai