Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

NAMA : MADE GHANA WIDYATMIKA

NIM : 1.15.1.0576

JURUSAN : MANAJEMEN

KELAS : A (SORE)
Anti Marketing : Joger jelek

Kebetulan kemarin saat KTT Asean di Nusa Dua, Bali, saya juga berada di
sana. Untunglah pengamanannya tidak terlalu ketat seperti yg diberitakan di

berbagai media sehingga aman-aman saja melewati bandara.

Nah, kalau ke Bali rasanya kurang pas kalau belum berkunjung ke toko Joger,
sebuah ikon kebanggaan masyarakat Bali. Akhirnya pada Kamis sore saya sempatkan
untuk pergi ke sana membeli oleh-oleh.

Joger memang sangat unik, di seluruh dindingnya dipenuhi dengan pajangan


kata yg tulisannya pasti membuat tersenyum pengunjung yg membaca. Yap, inilah yg
membuktikan bahwa bukan kaos atau souvenir yg dijual oleh Joger, namun
kreatifitas melalui rangkaian kata yg menggelitik logika.

Selain itu, Joger juga sukses menerapkan strategi marketing yg dinamakan


dengan Anti-Marketing, jurus yg sempat dipopulerkan oleh Kafi Kurnia beberapa
tahun lalu. Anti-marketing adalah salah satu teknik psikologi marketing dimana
penjual memanfaatkan strategi kreatif agar masyarakat terpancing untuk membeli
dengan sendirinya > Impulse Buying.

Contoh klasiknya adalah trik Londons Cake Creative Consultancy di


Newcastle. Mereka membuang kemasan kosong produk minumannya, yaitu
Kratingdaeng di berbagai tong sampah dekat bar dan pub di sekitar kota untuk
menimbulkan kesan seolah produknya amat digandrungi.

Joger pun ternyata melakukan hal yg serupa. Di sana banyak sekali pajangan
di dinding toko maupun desain kaos/souvernir yg terkesan menjelek-jelekkan Joger
sendiri dengan salah satu tagline mereka yg terkenal : Joger Jelek, Bali Baik.

Menariknya lagi, Joger juga sukses memancing salah satu sifat dasar
manusia, yaitu Rakus. Hal ini terbukti dengan adanya salah satu pajangan kata yg
tertulis :

Dilarang berbelanja terlalu banyak! Maximal 12 potong kaos untuk setiap


konsumen

Joger sengaja menyebutkan angka 12 secara eksplisit sebagai batas


maksimum agar sifat kerakusan pengunjung toko terpancing. Hal ini akan memaksa
alam bawah sadar mereka untuk berbelanja sampai dengan batas maksimum.
Andaikan tidak diberikan batas seperti itu, pastilah pengunjung hanya membeli
sesuai kebutuhan saja dan tidak terperangkap dalam jebakan maksimal 12 kaos.

Cerdik bukan?!

Mengapa hal ini terjadi?

Karena sifat manusia yg cenderung reaktif dan penentang. Jadi kalau


pengunjung toko ditantang dengan slogan Jangan Membeli, justru mereka akan
semakin penasaran dan membeli lebih banyak. Berbeda efeknya jika diberikan slogan
Ayo beli, ayo beli, bagus loh barangnya!, maka sebagian besar pasti cenderung
menjauh dan berpikir Ah masa sih, kayanya di toko sana lebih bagus tuh!.

Jadi strateginya jika sedang memasarkan produk melalui offline atau online
media seperti Twitter atau FB,beriklanlah dengan kata-kata yg provokatif,
jangan yg biasa-biasa saja. Jangan lupa dikombinasikan dengan teknik psikologi
pancingan kerakusan manusia di atas.

Contohnya seperti ini :


Peringatan keras! Jangan pernah beli es krim Magnum, pasti ketagihan!
Promo yoghurt Sour Sally : Ajak 10 temanmu dan dapatkan gratis 1 tiket bioskop
21!
Itu dia contohnya, sekarang giliran kamu untuk menantang otak kanan masing-

masing dalam menciptakan slogan promo yg gokil, kreatif, dan provokatif.

http://garden-feel.blogspot.co.id/2012/05/anti-marketing-joger-jelek.html

Anda mungkin juga menyukai