New Ok
New Ok
BAB 1
DASAR-DASAR
METHODE CROSS
1. PENDAHULUAN
M AL M BL
B = - B1 + B2 = 0
6 EI 3EI
1
diperoleh MB = + MA
2
M AL M B L
A = + A1 A2 =
3EI 6 EI
4 EI
diperoleh MA = A
L
4 EI
Ekspresi A disebut faktor kekakuan (untuk jepit-jepit)
L
1
Bilangan disebut faktor pemindahan (CO = carry over factor)
2
A B
MB
A A
MB L MB L
6EI 3EI
EI Konstan
M BL
B =
3EI
3EI
diperoleh MB = B
L
3EI
Ekspresi B disebut faktor kekakuan (untuk jepit-sendi)
L
tersebut.
Diberi tanda .
PERJANJIAN TANDA
1.
MA (+) MB (-)
A B
1
MoA = qL2 .......... (positif)
12
1
MoB = qL2 ......... (negatif)
12
1 2 3
2. MA (+) MB (-)
A B
a 1
b 1
pab 2
MoA = .........
a 2
b 2 L2
(positif) a 3
b 3
pba 2
MoB = ......... (negatif)
L2
3.
M A (+) MB (-)
M
A B
a b
Mb
MoA = ( 2a b) ... (negatif)
L2
Ma
MoB = ( 2b a ) ... (negatif)
L2
PERHITUNGAN MOMEN PRIMER
Berikut ini tabel momen primer yang umum dipergunakan untuk berbagai beban
dan jenis perletakan, adapun momen-momen primer ini (Hadi, 2000: 46-48), adalah
A B
x 1
x 3
x 2
x 4
x
q 1 2 1 4 2
M1 = 2 Lx x ............... (positif)
L 3 4 x1
x
q 1 2 1 4 4
M2 = Lx x .............. (negatif)
L2 3 4 x3
2.
P1 P2 P3
MB (-)
A B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
Pa( L2 a 2 )
M= 2 L2 ........... (negatif)
3. P
M B (-)
Pa ( L2 a 2 )
M =
A B 2 L2
(negatif)
a b
4.
MA (+) MB (-)
q (t/m)
A B
L
1
M1 = M2 = qL2
12
5. M B (-)
dx
A B
x1
x2
x
q 1 2 2 1 4 2
M = 2 L x x ..... (negatif)
2L 2 4 x1
6.
q (t/m)
MB (-)
A B
L
1
M= qL2 .....................(negatif)
8
7.
MA (+) q (t/m) M B (-)
A B
5
MA = qL2 ......................
192
L/2 L/2
(positif)
11
MB = qL2 ...
192
(negatif)
8.
MA (+) q (t/m)
A B
L
9
M= qL2 .................(positif)
128
9.
MA (+) q (t/m)
A B
L
7
M= qL2 ...........(positif)
128
10.
MA (+) P
MB(-)
A B
a b
L
Pab 2
MA = ............(positif)
L2
MB =
M (+)
A
P P P
1 2 3
M (-)Pba 2
B
............(negatif)
L2
A B
11.
a1 b1
a2 b2
a3 b3
Pab 2
MA = ...........(positif
L2
Pba 2
MB = ...........(negatif)
L2
12.
MA (-) M b
M MB (+) MA = 2a b ...........(negatif)
L2
A B
a b
8 Ir. Rony Ardiansyah, MT
Analisis Struktur IV
M a
MA = 2a b ...........
L2
(negatif)
5. PENGERTIAN /DEFINISI
Rumus : M = - . Mo
c. Momen Cross
Rumus : M = M + (- . Mo)
B. CONTOH PERHITUNGAN
20k
18k 6k
3k-ft 2k-ft
A
3I 10I 2I 2I
B C D
12' 12' 12' 4' 8' 3'
AB . 3I 1 3
x12
12 4
BC . 10 I 51 5
x12
24 12
CD . 2I 1 2
x12
12 6
(3)(12) 2
MFAB = +36 kip-ft
12
(18)(4)(8) 2
MFCD = +32 kip-ft
12 2
(18)(8)(4) 2
MFDC = -16 kip-ft
12 2
BAB 2
CARA OPERASIONAL
A.PENDAHULUAN
Langkah-langkah penyelesaian hitungan pada contoh soal yang telah
disajikan pada Gambar 1.1, dengan bantuan Microsoft Excel :
1. masukkan nama titik kumpul (joint) ke baris yang telah disiapkan dalam tabel
(titik A, B, C, dan D),
2. masukkan nama batang (member) ke baris yang telah disiapkan dalam tabel
(batang AB, BA, BC, CD, DC, dan D),
3. masukkan nilai kekakuan relatif (K) yang telah dicari kedalam baris yang
telah disiapkan dalam tabel (kekakuan kantilever DD = Nol),
4. masukkan faktor distribusi (DF) yang telah dicari kedalam baris yang telah
disiapkan dalam tabel (perletakan jepit titik A = 0 dan sendi titik D = 1),
5. masukkan momen primer (FEM) yang telah dicari kedalam baris yang telah
disiapkan dalam tabel,
6. hitung besarnya momen pengimbang (BAL) pada baris yang telah disiapkan
dalam tabel (ingat BAL = - x M0),
7. hitung besarnya momen induksi (CO) )pada baris yang telah disiapkan dalam
tabel (ingat induksi terjadi (CO adalah sebesar dari besarnya moment
pada batang yang sama), dan
8. selanjutnya dikerjakan dengan cara yang untuk masing-masing siklus (cycle),
dengan cara meng-copy rusmus perhitungan sebelumnya.
4. besarnya BAL pada cycle 1 adalah sebesar (-45) terletak pada kolom D10,
merupakan hasil kali ($-8$) dengan (D9+E9),
5. tanda $, berarti bahwa pada kolom D8 di ikat (setelah di copy paste tidak
berubah), dan
6. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di Tabel 2.2).
3 besarnya momen induksi (-22,5) pada kolom C11 adalah sama dengan
besarnya momen pengimbang (BAL) BA sebesar (-45) di kolom D10 dibagi
dua,
4 jadi besarnya faktor induksi BA adalah D10/2, dan
5 untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di Tabel 2.3).
5. dengan cara yang sama bisa diletak (paste) sampai berapa cycle yang kita
kehendaki (lihat Gambar 2.6),
6. momen total diperoleh dengan cara menyumlahkan baik momen primer/FEM,
momen pengimbang/BAL, maupun momen induksi/CO pada batang yang
sama,
7. agar lebih jelas lihat gambar 2.6 atau =Sum(C9:C32).
F. PERHITUNGAN CHEECK
Perhitungan cheeck adalah perhitungan kontrol yang meliputi,
perhitungan; change, -1/2 chang, sum, dan putaran sudut relatif ( rel) dihitung
dengan bantuan Microsoft Excel seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.7,....
adalah sebagai berikut.
1. perhitungan change batang AB pada C35 didapat dari momen total dikurangi
momen primer (BAL) AB atau (C33-C9),
2. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di lihat Gambar 2.7,
3. perhitungan -1/2 change batang AB pada C36 didapat dari momen change
pada batang yang sama dibagi -2 (D35/12) atau -0,5*D35,
4. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di lihat Gambar 2.8,
5. perhitungan Sum batang AB pada C37 didapat dari jumlah momen change
dengan momen -1/2 change atau Sum (C35:C36)
6. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di lihat Gambar 2.8,
7. perhitungan putaran sudut relatif rel batang AB pada C38 didapat dari hasil
bagi Sum/-K (atau (+C37/-C7)
8. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan di lihat Gambar 2.9,
9. pada cara Kmodifikasi tetap Sum/-K (bukan K modifikasi), untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 2.11 atau (+C38/-C7) bukan (+C38/-C8).