Infeksi dengue dan penyakitnya disebabkan oleh 4 serotipe DENV yang berbeda yang bereaksi silang

secara imunologikal. (maksudnya meskipun keempat serotipe itu berbeda, tapi imun tetap bereaksi
pada serotipe yng lain karena mreka memiliki bagian penentu antigen yang sama)

Infeksi dengan serotipe ttt dapat membentuk imunitas yang bertahan lama terhadap serotipe itu
sendiri, sedangkan proteksi silang dengan serotipe lainnya hingga 2 tahun.

Orang dengan seingle primary infection ditemukan beresiko tinggi dengue berat berupa DHF da DSS
pada infeksi kedua, yang dihubungkan dengan antibody enhancement. Infan yang diturunkan dengan
maternal dengue antibodies ditemukan berisko tinggi terkena DHF dan DSS dibanding infan yang tidak.

Satu-satunya yang dapat dilakukan dlm dengue control adalah control vektor. Namun, control vektor
hanya mengurangi angka penyakit dengue sebagian.

Berkaitan dalam melawan dengue pandemic dan tidak adanya cara yang efektif dalam megurangi
penyebarannya, vaksin teravalen virus dengue sangat penting untuk membantu mengontrol angka
infeksi virus dengue.

Vaksin dengue, dapat memberikan manfaat secara individual dalam mengurangi resiko terinfeksinya
seseoran oleh nyamuk yang terinfeksi contoh: efisiasi vaksin (EV) terhadap kemungkinan infeksi,
mengurangi kemungkinan munculnya gejala klinis apabila terinfeksi, dan kemungkinan beratnya
penyakit jika tetap timbul gejala klinis; (EV) terhadap progress penyakit, atau mengurangi kemungkinan
orang yangpernah terinfeksi dan divaksinansi untuk mentransmisikan virus ke nyamuk vektor yang
menggigitnya ; (EV) terhadap transmisi langsung

Hanya satu vaksin yang berhasil melewati percobaan fase III double-blinded dan placebo-control, yaitu
vaksin tetravalent chimeric yellow-fever dengue (CYD) Sanofi Pasteur

1. CYD (Sanofi Pasteur)

Merupakan vaksintetravalen chimeric hidup yang dilemahkan. Protein preMembrane dan
envelope dari setiap 4 serotipe virus denguedisubtitusikan ke dalam yellow fever (YF) 17D
vaccine backbone.
Ada 3 fase percobaan klinis:
1. Percobaanklinis fase I:
Pada anak-anak usia 2-17 tahun di daerah,
kota Mexico (non-endemis dengue) : Menerima 3 dosis pada bulan ke 0, 3.5,
dan 12.
Hasil: tingkat seropositif pada dosis pertama yang terendah adalah DEN-1
dan DEN-2.
Philipina (endemis dengue): menerima 2 dosis CYD pada bulan ke 3.5 dan
12.
Hasil: 85% partisipan seropositif terhadap semua serotipe virus dengue
2. Percobaan klinis fase II:
Pada anak-anak dan dewasa
Singapore: 600 partisipan populasi dengue-nave menerima 3 dosis pada
bulan ke 0, 6, 12.
Hasil : 66.5% seropositive terhadap semua serotipe
Peru: 300 partisipan anak-anak usia 2-11 tahun dengan 82% seropositive
yellow fever
Hasil: 94.1% seropositive terhadap 4 serotipe pada dosis ketiga CYD

Antibodi Geometric Mean Titer (GMT) scara keseluruhan tinggi pada

partisipan dengan riwayat dengue seropositive dibanding dengue
seronegatif
Hasil yang sama juga terlihat di Negara Brazil, Malaysia, dan Amerika Latin

Fase III:
Dilakukan di 2 skala besar, yaitu
1. Amerika Latin (Brazil, Colombia, Honduras, Mexico, Puerto Rico)
2. Asia (Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam)

Partisipan secara random 2:1 menerima vaksin atau placebo sebanyak 3

dosis (0,6,12)

Hasil:
Asia : 10,278 anak usia 2-14 tahun estimasi Vaksin efisiasi 56,5%. Efisiasi
vaksin setelah 3 dosis untuk DHF 88.5%, dengue berat 80.8%, dan
hospitalisasi 67.2%

Kota 1 2 3 hasil
Dosis
Mexico
Philipina

hanya menilai vaccine strain virus dengue serotipe 2.

Hasil: ditemukan bahwa dosis tinggi vaksin mencetuskan antibodi
neutralisasi yang kuat yangberespon pada DENV-2.