C. TEKNOLOGI
Secara etimologis, menurut Runes, akar kata teknologi adalah techne yang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek
atau kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode, seni.
Adapun logos menurut The Liang Gie, sebagai akar kata logi, tidak mengacu pada status
ilmiah dari teknologi, sebagaimana ditemukan dalam istilah antropologi, biologi, sosiologi,
namun lebih mengacu pada makna tata pikir atau pun keteraturan, sebagaimana ditemukan
dalam istilah kronologi dan ideologi.
Dari tinjauan secara etimologis, terlihat adanya potensi kekaburan makna dari istilah tekno-
logi. Pertama terkait dengan dimensi pengetahuan dari teknologi, yang memunculkan
permasalahan apakah teknologi termasuk dalam pengetahuan ilmiah (ilmu) ataukah
pengetahuan biasa. Kedua terkait dengan dimensi praktis dari teknologi, yang menimbulkan
persoalan apakah persamaan atau pun perbedaan antara teknologi dan teknik, juga antara
teknologi dan seni (art)? Klarifikasi terhadap dua potensi masalah tersebut merupakan
klarifikasi tentang hubungan antara teknologi dengan ilmu, dan hubungan antara teknologi
dengan kebudayaan.
Dari berbagai definisi di atas jelas terlihat bahwa terdapat beberapa pendapat, yakni:
Pertama, teknologi bukan ilmu, melainkan penerapan ilmu. Berkaitan dengan hal tersebut,
tidak bisa disangkal bahwa pengetahuan limiah memainkan peranan yang sangat besar
dalam perkembangan teknologi modem, namun sepanjang sejarah teknologi banyak
ditemukan bahwa rancangan-rancangan dan penemuan teknologi bisa terwujud atas dasar
suatu upaya yang secara teori (pada masanya) justru salah. Proses penemuan dalam
teknologi, seperti halnya dalam ilmu, sering diilhami oleh hal-hal di luar teori yang telah ada.
Dengan demikian pernyataan bahwa- teknologi merupakan penerapan ilmu harus diterima
bukan dalam arti yang absoulut. Demikan juga dengan pernyataan bahwa teknologi berbeda
dengan ilmu. Memang teknologi berbeda dengan ilmu, namun pada kenyataannya ilmu
menyumbangkan beberapa komponennya dalam bangunan teknologi. Dalam pendekatan
system, teknologi merupakan sebagian output dari ilmu.
Kedua, teknologi merupakan ilmu, yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek ekstemal
(yaitu industri), dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek material ilmu (fisik, biologis,
social, pikir, dan kepentingan industrial), maupun objek formal (penerapan teori ilmiah).
Pernyataan tersebut menimbulkan permasalahan serius, apabila dinyatakan bahwa
teknologi merupakan ilmu, hal ini tentu akan menghilangkan aspek-aspek teknologi yang
lain, misalnya: asumsi filosofis di balik teknologi, aspek ideologis dari teknologi, aspek
sosiologis dari teknologi, maupun aspek budaya dari teknologi. Sebab teknologi secara
mendasar lebih dari sekedar dan berbeda dengan ilmu terapan.
Dan ketiga, teknologi merupakan keahlian ilmiah yang terkait dengan realitas kehidupan
sehari-hari. Untuk bahasan ini, sebaiknya perhatikan pendapat-pendapat yang merumuskan
teknologi dengan penekanan bukan pada pengetahuan, melainkan pada dimensi praktis
maupun aktivitas dari teknologi.
Dari penelusuran terhadap konsep ilmu dan teknologi dengan berbagai aspek dan
nuansanya, kiranya mulai jelas keterkaitan antara ilmu dan teknologi.
Sir Bertrand Russel, merumuskan hubungan ilmu dan teknologi dengan rumusan yang amat
sederhana. Menurut dia dengan akalbudinya manusia mempunyai dua kemampuan.
Pertama, akalbudi memberinya kemungkinan mengetahui berbagai hal. Kedua, akalbudi
yang sama memberinya kemungkinan menciptakan berbagai hal. Ilmu adalah pengetahuan.
Sedangkan teknologi adalah penciptaan
Filsafat merupakan buah dari pemikiran manusia, yang didasarkan pada perenungan
terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya. Filsafat merenungkan fenomena netral
(masalah) maupun fenomena tidak netral (persoalan). Dalam perkembangannya, filsafat
menghasilkan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk mencapai
tujuan tertentu menghasilkan teknologi. Pada perkembangan awal, seorang filusuf kerap
juga menjadi seorang ilmuwan karena kedekatan antara filsafat dan iptek. Tetapi pada masa
modern, di mana ilmu pengetahuan telah jauh lebih berkembang dari filsafat dalam
pengunaan praktis, sudah jarang terlihat seorang filusuf yang juga sekaligus seorang
ilmuwan. Cara menuntut ilmu juga berubah dari pembelajaran otodidak dan diskusi menjadi
model pembelajaran pada institusi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dunia
modern didorong oleh publikasi hasil penelitian dan penemuan para akademisi, yang dibuat
dalam bentuk Tesis atau disertasi.
Beberapa titik singgung antara ilmu dan teknologi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bahwa baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.
2. Baik ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak
maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis.
3. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu
menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teori-teori;
pada sisi lain penemuan-penemuan teknologis sangat membantu perluasan cakrawala
penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkat-perangkat penelitian
berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu mengandalkan
dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan dukungan i1mu.
4. Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat dikaitkan dengan konteks teknologis,
sedangkan istilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam konteks teknis.