TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini merupakan organisme
patogen maupun saprofit.
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang paling sering terjadi di
paru-paru dan bisa juga pada tulang, otak, payudara, jantung dan mata. Suatu penyakit infeksi
yang disebabkan kuman berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama mycobacterium
tuberculosis.
2.1.2 Etiologi
a. Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan telah
mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TB
paru. Proses terjadinya infeksi oleh M. Tuberculosis biasanya secara inhalasi, sehingga TB
paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering dibandingkan organ lainnya.
b. Melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei. Khususnya yang didapat dari pasien
TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA).
c. Pada TB kulit dan jaringan lunak penularan bisa melalui inokulasi langsung. Infeksi yang
disebabkan oleh susu yang kurang disterilkan dengan baik atau terkontaminasi. Sudah
dibuktikan bahwa lingkungan sosial ekonomi yang baik, pengobatan teratur dan pengawasan
minum obat ketat berhasil mengurangi angka morbiditas dan mortalitas di Amerika selama
tahun 1950-1960.
2.1.4 Klasifikasi
Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang diambil
berdasarkan aspek kesehatan masyarakat.
a. Kategori 0 : tidak pernah terpajan, tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif dan
tes tuberkulin negatif.
b. Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini riwayat
kontak positif dan tes tuberkulin negatif.
c. Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit, tes tuberkulin positif,
radiologis dan sputum negatif.
d. Kategori III : terinfeksi tuberkulosis dan sakit
2.1.5 Gejala-gejala
a. Demam
b. Batuk/batuk darah
Batuk terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk mengeluarkan
produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya pada bronkus pada setiap penyakut tidak
sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru
yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula.
Sifat batuk bermulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa
batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah
pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan belum dirasakam sesak nafas. Ssak nafas akan ditemuan
pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-
paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Pleuritis adalah terjadinya gesekan kedua
pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat
badan menurun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara teratur.
2.1.6 Komplikasi
Penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut.
a. Komplikasi dini : pleuritis, efisu pleura, emfisema, laringitis dan poncets arhtropaty.
b. Komplikasi lanjut : obstruksi jalan nafas, SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis),
kerusakan parenkim berat, amiloidosis, karsinoma paru, sindom gagal nafas dewasa
(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Sputum
2. Tes Tuberkulin
3. Darah
4.Pemeriksaan Radioogi
Pada saat ini pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang praktis untuk
menemukan lesi tuberkulosis. Pemeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih
dibandingkan pemeriksaan sputum, tetapi dalam beberapa hal dapat memberikan
keuntungan seperti pada tuberkulosis anak-anak dan tuberkulosis milier. Pada kedua
hal diatas diagnosis dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologis dada, sedangkan
pemeriksaan sputum hampir selalu negatif.
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra
pengelihatan (mata).